Anda di halaman 1dari 27

Magnetic

Resonanc
e Imaging
Kelompok 2 Fisioterapi A 2019
ANGGOTA KELOMPOK

● Wulan Indiani - 201910490311014


● Nur Amalia Moh. Jafar N - 201910490311016
● Ristia Dwi Syafitri - 201910490311017
● Elita Hafi Dhiyah - 201910490311021
● Dewi Nur Aprilia - 201910490311022
● Indah Aprilianti - 201910490311024
● Inas Roidah M - 201910490311026
DEFINISI
MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah
suatu teknik pencitraan medis yang
menggunakan medan magnet dan radio
frekuensi untuk memvisualisasikan dan
menganalisa jaringan tubuh, aliran darah, dan
fungsi metabolisme tubuh. Dalam aplikasinya
medan magnet yang digunakan berkekuatan
0.064 Tesla – 1,5 Tesla.
Gambar MRI
Perangkat MRI
Perangkat MRI terdiri dari beberapa bagian
1. Magnet
Ada beberapa jenis magnet yang umum digunakan yaitu
superkonduktor, permanen dan magnet resistif. Magnet
superkonduktor umum digunakan untuk menghasilkan medan
magnet tinggi sekitar 1,5 Tesla.
2. Coil Radio Frekuensi
Perangkat yang digunakan untuk mengirim dan
menerima radiofrekuensi. Ada beberapa jenis
berdasarkan fungsi dan 11 jenis pemeriksaan yang
dilakukan.
3. Gradient Magnet
Digunakan untuk menghasilkan variasi nilai medan
magnet sehingga sinyal yang dihasilkan oleh tubuh
pasien dapat diketahui
4. Sistem Komputerlokasinya.
Berfungsi untuk menjalankan proses digitalisasi
pencitraan MRI dan sebagai sistem kontrol perangkat
5. Pasien
MRI Hendling
selama proses System
pemeriksaan.
Perangkat sebagai tempat pasien yang
terhubung sistem magnet. Digunakan
untuk penempatan pasien secara akurat
selama pemeriksaan.
MRI ditinjau dari tipenya:
1. MRI yang memiliki
kerangka terbuka
(open gantry) dengan
ruang yang luas

2. MRI yang memiliki


kerangka (gantry) biasa
yang berlorong sempit
MRI ditinjau dari magnetnya:

1. MRI tesla tinggi (High Field Tesla) kekuatan


diatas 1 - 1,5 T
2. MRI tesla sedang (Medium Field Tesla) kekuatan
0,5 T
3. MRI tesla rendah (Low Field Tesla) kekuatan
dibawah 0,5 T
KELEBIHAN MRI

● Gambar yang dihasilkan lebih jelas dan dapat dilihat dari berbagai sisi tanpa harus

merubah posisi pasien.

● MRI relative lebih aman untuk organ dalam vital seperti otak dan jantung

● MRI dapat menghasilkan gambar anatomi tubuh lebih detail

● Potongan gambar yang dihasilkan dapat berupa 3 dimensi (aksial, koronal dan

sagital).
KEKURANGAN MRI

● Biayanya mahal

● Menghasilkan suara bising

● Waktu pemeriksaan lebih lambat dibandingkan CT Scan

● Keterbatasan pada pasien dengan prothese, resiko magnet dll.


INDIKASI
mendeteksi robekan tulang rawan, Degenerasi (HNP),
tendon, ligamen, tumor, infeksi/abses tumor, infeksi, trauma,
kelainan bawaan.

Paru-paru , jantung,hati, ginjal,


Kelenjar pituitary, sinus, stroke / infark, gambaran fungsi otak, kantong dan saluran empedu,
Rongga mata , lobang pendarahan, tumor, kelainan bawaan, pakreas, limpa, organ
telinga dalam kelainan pembuluh darah seperti ginekologis, prostat
aneurisma, angioma
KONTRA INDIKASI
Implant gigi Alat bantu dengar

Alat pacu jantung


Menggunakan insulin pump
(Pace Maker)
Standar Operational
Prosedur
1.Semua pengguna yang memasuki fasilitas MRI harus menyadari bahwa
listrik statis
medan magnet dari magnet superkonduktor selalu ada dan tidak terdeteksi oleh
indera manusia.
2. Akses ke magnet harus dibatasi untuk yang berwenang, staf yang
berpengetahuan. Otorisasi diberikan oleh Supervisor, MRI dan Ultrasound
setelah semua SOP ditandatangani dan Orientasi keamanan Bio Imaging.
3. Mereka yang berwenang untuk bekerja di dalam dan di sekitar medan
magnet tinggi peralatan resonansi harus telah menyelesaikan keselamatan yang
sesuai pelatihan dan harus mematuhi semua SOP yang disetujui.
4. Setiap individu yang memasuki area pemindai MRI harus memiliki:
melengkapi formulir Pemeriksaan Keamanan MRI dan disahkan oleh teknolog
Ahli Teknologi MRI

1. Semua teknolog MRI akan dilatih sebagaimana dibuktikan dengan


ditandatangani dokumentasi dan akan diakreditasi oleh federal/provinsi
asosiasi untuk MR teknolog.
2. Semua pasien yang akan dipindai di MRI harus menyelesaikan MRI
formulir Skrining Keselamatan peserta.
3. Teknisi MRI harus hadir setiap saat dan akan secara lisan memantau
pasien selama prosedur.
4. Teknisi MRI memiliki wewenang untuk menghentikan prosedur ketika
mereka dianggap tidak aman.
5. Teknolog MRI yang memindai pasien harus sudah memiliki pelatihan
CPR saat ini.
PEMBACAAN HASIL

● High signal intensity = putih


Intensitas sinyal ● Intermeddiate signal intensity = abu-abu
● Low signal intensity = hitam

● Hyperintense = lebih terang


Perbandingan
● Isointense = terang
intensitas sinyal
● Hypointense = gelap
Contoh Hasil MRI
Memahami Hasil MRI
Ketika MRI mula-mula dimuat, pda beberapa kasus hasil yang terlihat jelas. Namun, dalam banyak
kasus, citra yang dapat dilihat lihat bisa jadi campuran warna hitam, putih, dan abu-abu yang benar-
benar tidak dimengerti. Ada tiga cara utama MRI ditampilkan, yaitu:

● Sagital: Citra ini adalah seolah-olah telah diiris menjadi dua secara vertikal, dari kepala
hingga pelvis.
● Koronal: Dapat meihat fitur-fitur tubuh secara vertikal dari depan; seolah-olah sedang
berdiri menghadap kamera.
● Sayatan melintang (cross-sectional):; Seolah-olah tubuh telah dipotong-potong menjadi
banyak irisan horizontal tipis dari kepala hingga ujung kaki
Efek Samping
MRI
Biasanya reaksi alergi yang terjadi dalam satu
jam pertama dengan sebagian besar terjadi
dalam 5 menit pertama, reaksi alergi ini
terjadi akibat dari zat kontras.
Reaksi nya juga bervariasi seperti :

● Ringan : sakit kepala, mual, pusing, gatal-


gatal,dan ruam
● Sedang : Gatal gatal yang menyebar luas, sakit
kepala, pembengkakan wajah, muntah, sesak
nafas.
● Berat : Reaksi berat sangat jarang terjadi, reaksi
ini berupa palpitasi jantung yang mengancam
jiwa, tekanan darah sangat rendah, pembengkakan
tenggorokan, kejang dan/atau serangan jantung.
Risiko dan komplikasi
lainnya yang dapat
terjadi :
Injeksi yang disuntikkan dapat bocor ke
luar pembuluh darah, sehingga
memerlukan perawatan. kejadian kasus
ini sangat jarang, operasi lebih lanjut
mungkin diperlukan jika sampai merusak
kulit.
Referensi

● Nizar, Syafiuddin et all.(2019). Pengaruh variasi time repetition (tr) terhadap kualitas citradan
informasi citra pada pemeriksaan MRI lumbalsekuens t2 fse potongan sagital. Jurnal Imejing
Diagnostik.
● Aprianto, Nursama Heru et all.(2015). Analisis perbedaan citra MRI brain pada sekuent1se dan T1flair.
● Dr. Tri Arief Sardjono,ST., MT. (2017). SEGMENTASI CITRA MAGNETIC RESONANCE
IMAGING (MRI) ABDOMEN UNTUK IDENTIFIKASI POLIP PADA SALURAN PENCERNAAN
DENGAN MENGGUNAKAN METODE CHAN-VESE.
Thank
s Do you have any questions?

youremail@freepik.com

+91 620 421 838

yourcompany.com

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai