Referat
Oleh:
Johanes F. N. Kesek
20014101102
Masa KKM 26 April – Mei 2021
Supervisor Pembimbing:
Dr. Ariel Elisa Mongan, Sp.Rad
Oleh:
Johanes F. N. Kesek
20014101102
Masa KKM:
26 April – 23 Mei 2021
Supervisor Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadriat Tuhan Yesus Kristus, karena berkat dan tuntunannya
sehinga penulis dapat menyelesaikan referat dengan judul: MAGNETIC
RESONANCE IMAGING. Adapun maksud dari penulisan referat ini untuk
memenuhui tugas Kepaniteraan Klinik Madya di bagian Ilmu Radiologi, Fakultas
Kedokteran Uiversitas Sam Ratulangi Manado / RSUP Prof. dr. R. D. Kandou
Manado. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Ariel E. Mongan, Sp.Rad
atas bimbingan dan arahan yang diberikan selama penulisan referat ini.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam referat ini.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
penulis. Semoga referat ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Perangkat MRI
MRI terdiri dari beberapa perangkat yang mempunyai tugas masing masing,
yaitu terdiri dari:
A. Sistem Magnet yang berfungsi untuk menciptakan medan magnet
2
B. Gradient Coil yang terdiri dari 3 buah kumparan koil, yaitu:
1) Gradien X (Potongan sagittal)
2) Gradien Y (Potongan koronal)
3) Gradien Z (potongan aksial)
C. Radiofrequency Coil yang berfungsi memberikan frequensi radio, dan
mendeteksi sinyal.
D. Sistem komputer.
E. Sistem pencetakan.
3. INDIKASI PEMERIKSAAN MRI
Pemeriksaan MRI bertujuan mengetahui karakteristik, lokasi, ukuran,
bentuk, perluasan dan lain lain dari keadaan patologis. Tujuan tersebut dapat
diperoleh dengan menilai salah satu gambar sagittal, koronal, aksial, dan oblik atau
kombinasinya tergantung pada letak organ dan kemungkinan patologinya. Jenis
pemeriksaan MRI sesuai dengan organ yang akan dilihat, misalnya:
• Pemeriksaan kepala untuk melihat kelainan pada kelenjar pituitary,
lobang telinga dalam, rongga mata, sinus
• Pemeriksaan otak untuk mendeteksi stroke/infark, gambaran fungsi
otak, pendarahan, infeksi; tumor, kelainan bawaan, kelainan pembuluh
darah, proses degenerasi, atrofi
• Pemeriksaan tulang belakang untuk melihat proses degenerasi, tumor,
infeksi, trauma, kelainan bawaan.
• Pemeriksaan Musculo-skeletal untuk organ untuk mendeteksi robekan
tulang rawan, tendon, ligamen, tumor, infeksi/abses dan lain lain
• Pemeriksaan Abdomen untuk melihat hati, ginjal, kantong dan saluran
empedu, pakreas, limpa, organ ginekologis, prostat, buli-buli
• Pemeriksaan Thorax untuk melihat paru –paru, jantung.3
4. TEKNIK PEMERIKSAAN MRI
Teknik pemeriksaan MRI dilakukan dengan beberapa persiapan seperti:
Persiapan console yaitu memprogram identitas, mengatur posisi tidur pasien sesuai
dengan obyek yang akan diperiksa; Memilih jenis koil yang akan digunakan untuk
pemeriksaan, misalnya untuk pemeriksaan kepala digunakan Head coil, untuk
3
pemeriksaan tangan, kaki dan tulang belakang digunakan Surface coil; Memilih
parameter yang tepat, misalnya untuk citra anatomi dipilih parameter yang
Repetition Time dan Echo Time pendek, sehingga pencitraan jaringan dengan
konsentrasi hidrogen tinggi akan berwarna hitam. Untuk citra patologis dipilih
parameter yang Repetition Time dan Echo Time panjang, sehingga misalnya untuk
gambaran cairan serebrospinalis dengan konsentrasi hidrogen tinggi akan tampak
berwarna putih. Untuk kontras citra antara, dipilih parameter yang Repetition Time
panjang dan Echo Time pendek sehingga gambaran jaringan dengan konsentrasi
hidrogen tinggi akan tampak berwarna abu-abu.
4
Dalam Pemeriksaan MRI, agen kontras yang sering digunakan adalah
yang berbasis gadolinium. Berikut adalah dua contoh agen kontras yang
berbasis gadolinium:7-8
1. Gadodiamide
Indikasi: MRI Kranial, Spinal, dan Seluruh tubuh
Kontraindikasi: Riwayat Hipersensitif, Riwayat asma atau
penyakit pernapasan lain yang disebabkan oleh alergi, gangguan
fungsi ginjal berat akut dan kronik atau penurunan fungsi ginjal
akut terkait sindrom hepato-renal atau pada pra operasi
transplantasi hati dan kehamilan
Efek Samping: Ketidaknyamanan karena rasa hangat, dingin,
sensasi tekanan atau nyeri pada bagian yang diinjeksi. Pusing,
mual, sakit kepala dan sensasi aneh pada indera perasa dan
penciuman. Muntah, mengantuk, paraesthesia, gangguan
penglihatan, diare, cemas, dispnea, nyeri dada, takikardi, gemetar,
artralgia atau gejala yang mirip alergi seperti urtikaria, gatal atau
iritasi pada tenggorokan. Reaksi anafilaksis. Kejang.
Dosis:
Sistem saraf pusat: Dewasa dan anak: 0,1 mmol/kgbb untuk berat
badan sampai 100 kg. Berat badan diatas 100 kg diberikan 10
mmol. Hanya pada pasien dewasa: jika dicurigai mengalami
metastasis otak, 0,3 mmol/kgbb untuk berat badan sampai 100 kg.
Berat badan di atas 100 kg diberikan 30 mmol.
Seluruh tubuh: Dewasa: 0,1 mmol/kgbb atau 0,3 mmol/kgbb
untuk berat badan sampai 100 kg. Berat badan diatas 100 kg
diberikan 10 mmol atau 30 mmol; Anak mulai usia 6 bulan: 0,1
mmol/kgbb.
5
2. Gadoxetic Axid
Indikasi: MRI Hepatobiliary
Kontraindikasi: Hipersensitif terhadap zat aktif atau bahan
eksipian/pengisi, dapat memungkinkan terjadinya reaksi
anafilaktik
Efek Samping: Tidak sering (≥1/1000, <1/100): sakit kepala,
pusing, parestesia, gangguan pengecapan, parosmia, vasodilatasi,
hipertensi, dispnea, muntah, mual, ruam, pruritus, nyeri di lokasi
penyuntikan; jarang (<1/1000): vertigo, palpitasi pada bundle
branch block, mulut kering, peningkatan saliva, menggigil, nyeri
punggung, nyeri, nyeri dada, malaise, astenia, reaksi pada lokasi
penyuntikan, bengkak pada lokasi penyuntikan
Dosis:
Dewasa: injeksi bolus intravena 0,1 ml/kg bb (ekuivalen dengan
25 µmol/kg bb). Kecepatan pemberian 2 ml/detik, melalui large-
bore needle atau indwelling catheter (ukuran 18-20 gauge).
Tidak direkomendasikan pada anak usia dibawah 18 tahun. Pasien
sebaiknya puasa dan makanan dikeluarkan dari tubuhnya, 2 jam
sebelum pelaksanaan MRI. Tidak boleh diberikan secara
intramuskular.
6
• Pastikan tidak terdapat alat mengandung logam seperti pacemaker, gigi
palsu, dan alat lainnya yang berada didalam tubuh pasien
• Semua perlengkapan penunjang yang masuk keluar ruangan MRI harus
bisa dipastikan aman untuk dipakai di ruangan MRI
• Jika pasien menggunakan kateter, harus dipastikan kateter yang
digunakan aman untuk dipakai di ruangan MRI
• Jika menggunakan EKG, pastikan posisi leads EKG berada di tengah
bore magnet MRI, dan tidak menyentuh dinding bore magnet5
7
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
8
DAFTAR PUSTAKA
1. Bushberg JT, Seibert JA, Leidholdt Jr EM, Boone JM, The Essential
Physic of Medical Imaging, 2nd ed. Philadelphia: Lippincott Williams &
Wilkins; 2002.
2. Lakrimi M. Magnetic Resonance Imaging And Its Global Impact.
Siemens. 2018.
3. Notosiswoyo M, Suswati S. Pemanfaatan Magnetic Resonace Imaging
(MRI) Sebagai Sarana Diagnosa Pasien. Media Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. 2004; 14(3).
4. Suhardi, Budi WS, Anam C. Upaya peningkatan kualitas citra MRI
dengan pemberian media kontras. Berkala Fisika. 2013; 16(1).
5. Patralekh MK, Kalra M. Basics of Magnetic Resonance Imaging. 2002.
6. Das CJ, Debnath J, Mahalingam S, Dhawan S. MRI Contrast Media: What
Clinicians Need to Know. The National Medical Journal of India. 2010[10
Mei 2021]; 23(5).
7. Geraldes CF, Laurent S. Classification and basic properties of contrast
agents for magnetic resonance imaging. Contrast Media & Molecular
Imaging. 2009;4(1).
8. BPOM. BAB 17 Media Kontras: PIO Nas [Internet]. Badan Pengawas
Obat dan Makanan. [Diakses pada 10 Mei 2021]. Available from:
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-17-media-kontras