MAKSILOFASIAL Oleh :
Fricilia Y. Kaitang
20014101101
01 Pendahuluan
02 Tinjauan Pustaka
03 Laporan Kasus
Pendahuluan
Trauma maksilofasial merupakan trauma fisik yang dapat
mengenai jaringan keras dan lunak wajah. Penyebab trauma
maksilofasial bervariasi, mencakup kecelakaan lalu lintas,
kekerasan fisik, terjatuh, olahraga dan trauma akibat senjata
api. Trauma pada wajah sering mengakibatkan terjadinya
gangguan saluran pernafasan, perdarahan, luka jaringan
lunak, dan rusaknya fragmen tulang dan rasa sakit.
1
Angka
kejadian
maksilofas trauma
Berdasarkan penelitian yang tahunnya.
ial cukup
besar setia
Di indon p
dilakukan di RSUP prof kandou kejadian esia angk
a
Fraktur m
pada tahun 2012 sebanyak 156 menyentuh aksilofasia
angka 10 l
ribu setiap ribu – 10
kasus (5,60%) dari 2786 trauma tahunnya. 0
yang dirawat.
3
Tinjauan
Pustaka
4
DEFINISI
6
Klasifikasi
01 ► Trauma Jaringan Keras
Trauma jaringan keras pada wajah dapat menyebabkan fraktur
maksilofasial, yaitu kerusakan atau putusnya kontinuitas tulang wajah.
7
01 Klasifikasi Upper third Middle third Lower third
Sinus frontalis Tulang nasal dan prosesus simfisis
Supraorbital septum alveolar
ridge Daerah naso- Body
Tulang frontal orbital Angle
Zygoma Ascending
Zygomatic ramus
arch Condyle
Orbital floor Temporomandi
Maxilla bularjoint
- Le fort I
(tranverse)
- Le Fort II
(Pyramidal)
- Le fort III
(craniofacial
disjunction)
*Australian dental journal, volume 63, issue : S1, pages : S35-S47, First published:
25 march 2018 DOI : (10.1111/adj.12589)
8
Penatalaksanaan awal
Primary Survey
A : Airway maintenance with cervical spine control
B :Breathing and ventilation
C : Circulation with hemorrhage control
D : Disability assessment of neurological status
E : exposure and complete examination of the
patient
9
AIRWAY
• Membersihkan bekuan darah dari mulut dan hidung, serta memposisikan
kepala
• Menghilangkan benda asing yang dapat terjadi karena segmen patahan atau
gigi yang lepas
• Memposisikan lidah terutama pada fraktur bilateral segmen anterior mandibula
• Mempertahanlan jalan nafas dengan alat bantu
BREATHING
Cedera thorax : Pneumothorax, haemopneumothorax, fail segments, cardiac temponade
10
CIRCULATION
• Perhatikan apakah ada perdarahan aktif
• Epistaksis -> obstruksi jalan nafas
• Intubasi endotracheal tube
• Pemasangan tampon nasal (anterior dan posterior)
DISSABILITY
EXPOSURE
11
SECONDARY SURVEY
A– M– P– L- E
A : Allergic
M : Medication
P : Past illness
L : Last meal
E : event/environment
12
PEMERIKSAAN
FISIK
13
Inspeksi
Luka terbuka ( abrasi, laserasi) -> area, ukuran, kedalam
dan jaringan lunak yang terpapar
14
inspeksi
Ganguan area nasa-orbita-ethmoid
● Hematoma/edem periorbita
● Telecanthus
● Enophthalmos/exopthalmus
● Nasal dpress
● Deviasi septum nasal
● Fungsi mata (visus, gerakan bola mata, diplopia)
15
Inspkesi
Ganguan area sigoma dan maksila
16
Inspeksi
Pemeriksaan fungsi mata
17
Inspkesi (fungsi mata)
18
Palpasi
Secara sistematis (atas kebawah, kanan ke kiri)
untuk memeriksa alignment dari tulang ->
step off
19
Palpasi
Disfungsi dari TMJ (Temporomandibular joint)
20
Pemeriksaan Intraoral
(inspeksi)
• Perdarahan
• Laserasi (ukuran, kedalaman, dasar, struktur
yang terpapar) laserasi palatum
• Pemeriksaan gigi
• Oklusi
• trismus
21
Pemeriksaan Penunjang
Pem. Radiologi
Pem. Laboratorium
22
Komplikasi
● Aspirasi
● gangguan jalan nafas
● sikatrik/bekas luka;
● deformitas fasial permanen sekunder
● kerusakan saraf
● sinusitis kronis
● Infeksi
● Malnutrisi
● fraktur mengalami nonunion atau malunion;
● maloklusi; dan pendarahan.
23
Prognosis
Fraktur yang berkekuatan rendah jarang menimbulakan kematian
jika ditangani dengan tepat. Cedera jaringan lunak yang luas atau
avulsi dan fraktur comminuted jauh lebih sulit penanganannya
dan mungkin memiliki hasil yng buruk. Pendarahan hebat dari
cedera masif pada midface dapat berakibat kematian. Obstruksi
jalan nafas, jika tidak terdeteksi dan ditangani dengan benar,
dapat dihubungkan dengan angka kematian yang tinggi.
24
Penatalaksanaan
1. Reposisi : Mengembalikan ke
posisiyang benar secara anatomis
2. Fiksasi : memberi tahanan pada
fragmen yang telah direposisi
3. Imobilisasi
4. Rehabilitasi : latihan mobilisasi
sedini mungkin
Laporan Kasus
Identitas
Nama : Tn. SM
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 72 tahun
Tanggal lahir : 23 Mei 1949
Alamat : Minahasa Utara
Pekerjaan : Petani
MRS : 2 Maret 2022
RM : 75.70.09
25
Anamnesis
Keluhan Utama
Penurunan kesadaran akibat terjatuh dari ketinggian
26
Riwayat pengobatan : tidak ada
27
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
28
Kepala
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil bulat
3mm/3mm, refleks cahaya +/+, raccoon eyes (+), regio
Frontalis : Luka terjahit ukuran 7 cm.
Leher
Trakea tampak tengah, tidak ada deviasi, Pembesaran Kelenjar Getah Bening
(-)
29
Thorax
Paru
Inspeksi : Pergerakan dada kiri dan kanan simetris
Palpasi : Stem fremitus kiri = kanan
Perkusi : Sonor kiri = kanan
Auskultasi: Suara pernapasan vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung kanan ICS IV linea parasternal kanan, kiri ICS
V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi: BJ I-II regular, bising (-)
30
Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), NT RUQ (+), hepar dan lien tidak
teraba
Perkusi : Timpani, shifting dullness (-), undulasi (-)
Ektremitas
Regio antebrachii sinistra : Regio antebrachii dextra :
Look : deformitas (+) Look : Luka terbuka ukuran 2cm, tepi tidak rata, bone
Feel : Nyeri Tekan (+) 1/3 distal exposed (+), perdarahan (-), deformitas (+).
Movement : ROM terbatas karena nyeri Feel : Nyeri Tekan (+) 1/3 distal
Status distalis : SpO2 digiti I 97%, digiti Movement : ROM terbatas karena nyeri
II 97%, digiti III (&%, digiti IV 97%, Status distalis : SpO2 digiti I 97%, digiti II 95%,
digiti V 99%, motorik sde, sensorik digiti III 96%, digiti IV 96%, digiti V 91%,
normal motorik sde, sensorik normal
31
Pemeriksaan Penunjang
Lab Lengkap
2/3/2022 5/3/2022
Eritrosit 3,49 Eritrosit 3,03
Hemoglobin 11 Hemoglobin 9,08
Hematocrit 34 Hematocrit 27,7
Trombosit 140 Neutrofit segmen 74%
Eusinofil 11% Limfosit 10%
Limfosit 11% Monosit 12%
GDS 69 GDS 154
SGPT 48 Albumin 2,84
Ureum serum 60 Ureum serum 48
Natrium 131
33
Radiologi
CT scan kepala + recon 3D
- Contusion Hemorage
pada frontal kanan
- Kesan Subarachnoid
hemorage (SAH) pada daerah
oksipital kanan
- Hematosinus maksilaris,
spenhoidalis, dan frontalis
kanan kiri DD sinusitis
- Fraktur pada daerah frontal
kanan
34
35
Diagnosa
Post Debridement + foreslab e.c open fraktur dislokasi radius
ulna 1/3 distal dextra grade III A, closed fraktur radius 1/3 distal
sinistra + CKR + ICH frontal dextra + SAH+
hidrosefalus+Fraktur linear os frontal dextra+ fraktur rima
orbita superior et inferior dextra
Tatalaksana
Konservatif, Analgetik, antibiotik, & terapi lain sesuai TS Orthopedi &
NS :
- Seftriakson 2 x 1 gr
- Ketorolac 3 x 30 mg
- Ranitidin 2 x 50 mg
- Asam Tranexamat 3 x 500 mg
- Vit K 1 x 1 amp
36
Follow Up
A: Fraktur linier os frontal dextra Fraktur rima orbita superior et inferior dextra
CKR ICH frontal dextra SAH Hidrosefalus Open fraktur dislokasi radius
ulna 1/3 distal dextra grade 3A Close fraktur radius 1/3 distal sinistra
38
P: Konservatif
Analgetik,
antibiotik, &
terapi lain sesuai TS Orthopedi & NS :
- Seftriakson 2 x 1 gr
- Ketorolac 3 x 30 mg
- Ranitidin 2 x 50 mg
- Asam Tranexamat 3 x 500 mg
- Vit K 1 x 1 amp
39
Follow Up
40
Regio antebrachii dextra :
Look : luka terbuka uk 2cm, tepi tidak rata, bone exposed (+), perdarahan
(-), deformitas (+)
Feel : Nyeri Tekan (+) 1/3 distal
Movement : ROM terbatas karena nyeri
Status distalis : SpO2 digiti I 97%, digiti II 95%, digiti III 96%, digiti IV
96%, digiti V 91%, motorik sde, sensorik normal
Regio antebrachii sinistra :
Look : deformitas (+)
Feel : NT (+) 1/3 distal
Movement : ROM terbatas karena nyeri
41
A: CKR + ICH frontal dextra + SAH + Hidrosefalus + Fraktur linier os
frontal dextra + Fraktur rima orbita superior et inferior dextra + Open
fraktur dislokasi radius ulna 1/3 distal dextra grade 3A + Close fraktur
radius 1/3 distal sinistra
P: Konservatif
Analgetik,
antibiotik sesuai TS Orthopedi :
- Seftriakson 2 x 1 gr
- Natrium Dikofenak 3 x 50 mg
- Ranitidin 2 x 50 mg
Terapi NS :
- Asam Tranexamat 3 x 500 mg
- Vit K 1 x 1 amp
42
06/03/2022 (Irina A atas)
S : Nyeri lengan kanan dan kiri
O : KU : Nyeri sedang. Kesadaran : Compos Mentis
Kepala : Pupil bulat isokor, 3mm/3mm, racoon eye (+), regio
frontal : luka terjahit uk 7 cm, terawat, pus (-). R.Zygoma dex et sin
: oedem (-), flattening (-), parestesi (-), diplopia (-), parestesi
(-),R.Intraoral : maloklusi (-), floating maxilla (-), abnormal
movement mandibula (-), step off mandibula & maxilla (-).
43
Regio antebrachii dextra :
Look : luka terbuka uk 2cm, tepi tidak rata, bone exposed (+),
perdarahan (-), deformitas (+)
Feel : Nyeri Tekan (+) 1/3 distal
Movement : ROM terbatas karena nyeri
Status distalis : SpO2 digiti I 97%, digiti II 95%, digiti III 96%,
digiti IV 96%, digiti V 91%, motorik sde, sensorik normal
Regio antebrachii sinistra :
Look : deformitas (+)
Feel : NT (+) 1/3 distal
Movement : ROM terbatas karena nyeri
44
A: CKR + ICH frontal dextra + SAH + Hidrosefalus + Fraktur linier os
frontal dextra + Fraktur rima orbita superior et inferior dextra + Open fraktur
dislokasi radius ulna 1/3 distal dextra grade 3A + Close fraktur radius 1/3
distal sinistra
P:
Konservatif
Analgetik, antibiotik sesuai TS Orthopedi :
- Seftriakson 2 x 1 gr
- Natrium Dikofenak 3 x 50 mg
- Ranitidin 2 x 50 mg
Terapi NS :
- Asam Tranexamat 3 x 500 mg
- Vit K 1 x 1 amp
45
Thank You