Anda di halaman 1dari 6

PENYINARAN RADIASI EKSTERNA KASUS KONDROSARKOMA MANDIBULA

REPLANNING DI INSTALASI RADIOTERAPI RS KENSARAS

TREATMENT OF EKSTERNAL RADIATION CHONDROSARCOMA MANDIBULA


REPLANNING CASE IN RADIOTHERAPY INSTALLATION OF KEN SARAS

Brian Ilham Pranandya1, Gatot Murti Wibowo2, Suwardi3


1,2)
Poltekkes Kemenkes Semarang, 3)RSUP DR. Kariadi Semarang
e-mail: brianilhamp27@gmail.com

INTISARI

Latar Belakang : Teknik penyinaran kanker kondrosarkoma mandibula di Instalasi Radioterapi Ken Saras menggunakan teknik seperti 3
Dimension Conformal Radiotherapy (3-DCRT) dan Intensity Modulated Radiotherapy (IMRT). Pada kasus kondrosarkoma mandibula kiri
yang ditemui oleh penulis, menggunakan teknik penyinaran Intensity Modulated Radiotherapy (IMRT) tetapi setelah tiga kali dilakukan
fraksinasi, area organ mandibula kiri terlihat tampak lebih besar sehingga dilakukan planning ulang atau replanning menjadi teknik 3
Dimension Conformal Radiotherapy (3-DCRT) dengan harapan radiasi yang diterima pada area mandibula kiri lebih homogen, dan setelah
dua belas kali fraksinasi menggunakan teknik 3 Dimension Conformal Radiotherapy (3-DCRT) yang terlihat pada area organ mandibula
sudah mulai mengecil.
Jenis Penelitian : Jenis penelitian ini adalah adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus, yaitu penelitian yang bertujuan untuk
memberikan gambaran secara detail pada keadaan sebenarnya dilapangan yang bertujuan untuk mengetahui tata laksana penyinaran kanker
kasus kondrosarkoma mandibula replanning di Instalasi Radioterapi Rumah Sakit Ken Saras.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukkan tata laksana radioterapi, dasar dilakukan replanning dan alasan pertimbangan penggunaan
teknik penyinaran pada kanker mandibula replanning di instalasi radioterapi RS Ken Saras.
Kesimpulan : Tatalaksana penyinaran kanker kasus kondrosarkoma mandibula replanning di Instalasi Radioterapi RS Ken Saras dimulai
dengan pasien datang ke poli radioterapi untuk konsultasi dengan membawa surat rujukan dari dokter pengirim beserta dokumen dan hasil
pemeriksaan sebelumnya setelah itu dilanjutkan dengan proses pengambilan gambar CT Simulator dengan pemilihan posisi dan fiksasi yang
tepat digunakan pada pasien setelah itu dilanjutkan dengan proses contouring atau deliniasi dan planning fisika medis atau proses treatment
planning system (TPS) dengan memperhitungkan sudut penyinaran dan perhitungan dosis, dilanjutkan dengan proses verifikasi lapangan
penyinaran sebanyak satu kali sebelum dilakukan treatment setelah hasil verifikasi sudah sesuai dengan perencanaan dari treatment planning
system (TPS) treatment penyinaran dapat mulai, dasar dilakukanya replanning dikarenakan perubahan ukuran massa tumor, Dasar pemilihan
teknik pada kasus kondrosarkoma mandibula di Instalasi Radioterapi RS Ken Saras adalah bentuk dan letak dari target volume dengan letak
dekat dengan organ at risk serta tujuan penyinaran yaitu paliatif.

Kata Kunci : Teknik penyinaran kanker kondrosarkoma mandibula, Tata Laksana ,Replanning, RS Ken Saras

PENDAHULUAN Modulated Radiotherapy (IMRT). Pada kasus kondrosarkoma


mandibula kiri yang ditemui oleh penulis, menggunakan
Radioterapi eksterna atau disebut juga teletherapy teknik penyinaran Intensity Modulated Radiotherapy (IMRT)
merupakan metode pemberian radiasi dengan sumber radiasi tetapi setelah tiga kali dilakukan fraksinasi, area organ
terletak pada satu jarak tertentu dari tubuh pasien. Dengan mandibula kiri terlihat tampak lebih besar sehingga dilakukan
cara ini maka radiasi mempunyai jangkauan yang luas, planning ulang atau replanning menjadi teknik 3 Dimension
sehingga bukan hanya tumor primer yang memperoleh radiasi Conformal Radiotherapy (3-DCRT) dengan harapan radiasi
tetapi juga kelenjar getah bening di sekitarnya yang yang diterima pada area mandibula kiri lebih homogen, dan
mempunyai potensi penyebaran tumor. Salah satu alat setelah dua belas kali fraksinasi menggunakan teknik 3
radioterapi radiasi ekterna adalah Linear Accelarator (LINAC) Dimension Conformal Radiotherapy (3-DCRT) yang terlihat
(Soesworo, 2007). pada area organ mandibula sudah mulai mengecil.
Kondrosarkoma adalah tumor ganas primer terbanyak
kedua setelah osteosarkoma dengan ciri khas pembentukan
jaringan tulang rawan oleh sel-sel tumor, tumor ini memiliki METODE
banyak ciri dan bentuk perkembangan. Dari pertumbuhan
yang lambat hingga pertumbuhan metastasis yang agresif, di Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi
Amerika Serikat kondrosarkoma merupakan tumor terbanyak ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus,
kedua dari 400 jenis tulang ganas primer dengan jumlah kasus yaitu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran
25% dari seluruh keganasan tulang primer dan sekitar 11% secara detail pada keadaan sebenarnya dilapangan yang
dari seluruh keganasan tulang. Setiap tahun, terdapat 90 kasus bertujuan untuk mengetahui tata laksana penyinaran kanker
baru kondrosarkoma (Soesworo, 2017) kasus kondrosarkoma mandibula replanning di Instalasi
Teknik penyinaran kanker kondrosarkoma mandibula di Radioterapi Rumah Sakit Ken Saras.
Instalasi Radioterapi Ken Saras menggunakan teknik seperti 3 Metode pengambilan data adalah observasi secara
Dimension Conformal Radiotherapy (3-DCRT) dan Intensity langsung, wawancara mendalam kepada dokter onkologi

Brian Ilham Pranandya : Penyinaran Radiasi Eksterna Kasus...


radiasi, fisikawan medis, radiografer radioterapi, dan
dokumentasi.
Analisa data diperoleh dari hasil wawancara secara
mendalam dengan dokter onkologi radiasi, fisikawan medis
dan radiografer radioterapi, berkenaan dengan rumusan
masalah yang penulis ambil. Kemudian data yang didapatkan
dari hasil observasi dan wawancara mendalam dikumpulkan
dalam bentuk transkrip kemudian dilakukan reduksi data.
Proses reduksi data ini berupa tabel kategori untuk
menentukan kategori-kategori data berdasar tujuan penelitian.
Setelah proses reduksi data maka dilakukan koding terbuka.
Koding terbuka dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan
validitas dari data yang telah terkumpul. Pembuatan koding
terbuka ini akan menentukan dalam pembuatan kuotasi.
Selanjutnya data yang telah diolah dianalisa dengan Gambar 18 hasil radiograf CT-
membandingkan data tersebut dengan teori yang ada sehingga Simulator
hasil penelitian ini dapat diambil suatu kesimpulan dan saran.
c. Prosedur Treatment Planning System (TPS)
HASIL
Data yang di dapatkan dari proses simulator
Berdasarkan hasil obeservasi dan wawancara, penelitian dikirimkan ke ruang TPS untuk dilakukan perhitungan
ini dilakukan kepada : oleh fisikawan medis. Fisikawan medis menentukan arah
gantry yang diperlukan, mengisi parameter dosis, pada
Identitas Pasien kasus ini digunakan 2,25 Gy perfraksi pada saat
Nama Ny.WU menggunkan teknik IMRT dan digunakan dosis sebesar 2
Umur 68 tahun Gy perfraksi saat menggunakan teknik 3D-CRT kemudian
Jenis kelamin perempuan dilakukan komputerisasi planning.
Diagnosa Myxoid chondrosarcoma
Teknik Penyinaran IMRT dan 3D-CRT
Terapi Paliatif

1. Tata Lakasana Penyinaran

a. Persiapan Alat dan Bahan


1) Pesawat Simulator
2) Pesawat Linac Electa
3) Masker thermoplastic
4) Base plate dan bantal kepala
5) Spidol dan plester
6) Kawat besi dan tenol

b. CT- Simulator kondrosarkoma mandibula Gambar 19 hasil Treatment Planning


System
1) Menetapkan lokasi objek yang akan diradiasi dan
d. Prosedur Verifikasi
melakukan Positioning pasien dengan posisi supine.
2) Pemasangan alat fiksasi atau alat bantu lainnya
Prosedur verifikasi dimulai dengan Radioterapis
3) Pemberian tanda 3 titik referensi
menyiapkan alat dan immbolisasi yang diperlukan,
4) Pemberian kontras pada intravena
Radioterapis melakukan positioning dan melakukan
5) Scanning dan dokumentasi
pengaturan sesuai hasil dari TPS, Pengecekan hasil
verifikasi dengan melihat hasil gambar 2D dari (electronic
digital imaging) EPID, Jika sudah tepat dapat dilakukan
penyinaran

Brian Ilham Pranandya : Penyinaran Radiasi Eksterna Kasus...


2. Dasar Dilakukan Replanning

Penyinaran radiasi eksterna pada kasus


kondrosarkoma mandibula di Instalasi Radioterapi RS Ken
Saras dilakukan replanning setelah 3 kali fraksinasi yang
awalnya menggunakan teknik IMRT kemudian berganti
dengan teknik 3D-CRT yang dilakukan sebanyak 18
fraksi, dan akhirnya pada 4 kali fraksi terakhir teknik
penyinaran dikembalikan ke teknik IMRT, terjadinya
replanning pada kasus ini disebabkan karena massa tumor
yang bertambah besar dan disertai infeksi, hal inilah yang
menyebabkan dokter melakukan perubahan teknik
penyinaran, yang awalnya IMRT kemudian diganti dengan
Gambar 19. Hasil Radiograf Verifikasi teknik 3D-CRT.
Tingkat Replanning atau planning ulang merupakan
e. Tata Laksana Treatment kejadian yang tidak seharusnya diantisipasi, karena
replanning adalah metode untuk menyesuaikan kembali
Teknik radioterapi pada kasus kondrosarkoma planning atau perencanaan yang berubah di karenakan
mandibula harus sesuai parameter yang telah diperoleh perubahan dari massa tumor itu sendiri.
dari proses simulator. sebelumnya pasien harus dipastikan
untuk memakai baju pasien dan berikut tahapan tata 3. Pertimbangan Pemilihan Teknik
laksana kasus kondrosarkoma :
1) Radioterapis memanggil nama pasien, mencocokkan Radioterapi kanker kondrosarkoma di Instalasi
identitas, kemudian pasien dipersilahkan masuk ke Radioterapi RS Ken Saras pada kasus ini awalnya
ruang penyinaran Memanggil pasien untuk masuk ke menggunkan teknik IMRT kemudian berganti Teknik 3D-
ruang penyinaran. CRT dan dikembalikan lagi ke teknik IMRT, tentunya
2) Pasien diatur tidur telentang pada meja pemeriksaan, permilihan teknik tersebut didasari oleh banyak hal yang
Ke dua tangan diatur lurus di samping tubuh, berikan merupakan dari kelebihan dan kekurangan dari masing –
pengganjal pada kaki, untuk kenyamanan pasien dan masing teknik, yang mana pada awal digunakan teknik
agar tidak kedinginan pasien diselimuti. Kepala IMRT di karenakan pertimbangan area tumor atau massa
diganjal menggunakan bantal fiksasi, kemudian ada pada bagian wajah atau sekitar mandibula di mana
Masker thermoplast dipasang pada bagian kepala pada bagian itu banyak organ at risk di sekitarnya yang
sampai benar-benar terfiksasi dan senyaman harus dilindungi.
mungkin. Meja penyinaran diatur sesuai dengan garis Perubahan teknik dari IMRT ke 3D-CRT yang
bantu pada masker thermoplast kepala yang sudah disebabkan oleh pembesaran massa tumor tentunya hal ini
digambar sesuai hasil verifikasi.. terkait dengan keunggulan pada teknik 3D-CRT di mana
3) Sebelum meninggalkan ruang penyinaran, pada teknik ini dapat lebih leluasa memberikan dosis yang
Radioterapis memberitahu pasien agar tetap tenang homogen pada area yang lebih luas.
dan tidak bergerak. Teknik 3D-CRT dilakukan sebanyak 18 fraksi dan
4) Tutup pintu, kemudian lakukan penyinaran seiring perjalanannya tumor mulai mengecil, dan
5) Setelah penyinaran selesai, selimut dan alat fiksasi dilakukan evaluasi kembali untuk menjaga dari efektifitas
dilepas, pasien dipersilahkan meninggalkan ruang tiap teknik, maka diputuskan untuk mengembalikannya
penyinaran lagi ke teknik IMRT mengingat banyaknya organ at risk di
sekitar tumor, tanpa melakukan CT-simulator dan
moulding ulang, teknik IMRT ini dilakukan sebanyak 4
kali fraksinasi hingga treatment selesai.
Dari bebagai teknik yang diberikan tentunya akan
mendapat efek biologis pada tumor, di mana massa yang
tadinya besar akhirnya dapat mengecil.
Treatment ini merupakan radioterapi yang bersifat
paliatif di mana harapan untuk kesembuhan di bawah 1%,
tetapi dalam konteks radioterapi treatment ini dinyatakan
berhasil, karena massa tumor yang awalnya besar mulai
mengecil, infeksi pada rongga mulut juga membaik, pasien
mendapat respon yang baik dan merasa senang akan hasil
Gambar 20 Posisi pasien saat treatmen.
treatment

Brian Ilham Pranandya : Penyinaran Radiasi Eksterna Kasus...


PEMBAHASAN mandibula adalah penyangga kepala (base plate) dan masker
thermoplast kepala wajah.
Tatalaksana meliputi pemeriksaan pasien, CT- Dari hasil scanning CT-simulator Dokter Spesialis
simulator terdiri dari pengaturan posisi pasien, imobilisasi dan Onkologi Radiasi melakukan deliniasi pada setiap irisan
pengambilan gambar/citra tiga dimensi, Treatment Planning dimulai dari awal adanya massa sampai tidak terlihat massa.
System (TPS) terdiri dari planning fisika, verifikasi dan Hasil dari contouring berupa Gross Tumor Volume (GTV),
treatment penyinaran. Clinical Target Volume (CTV), Planning Target Volume
Tahapan yang dilakukan sampai pemberian terapi (PTV) dan Organ At Risk (OAR), baru kemudian dilakukan
radiasi kanker kondrosarkoma mandibula menurut Perez Treatment Planning System (TPS) Fisika.
(2013) secara berurutan meliputi imobilisasi (biasanya dengan Menurut The International Commission on Radiation
masker thermoplast), simulasi dengan CT Scan, deliniasi Units and Measurements (ICRU) 83, organ hal yang perlu
untuk penentuan target radiasi dan jaringan sehat yang diperhatikan dalam perencanaan radioterapi adalah Gross
penting, perencanaan 3-D dan perhitungan dosis di sistem Tumor Volume (GTV) merupakan bagian tumor yang teraba,
perencanaan radiasi oleh fisika medis, persetujuan tampak dengan mata telanjang, dengan bantuan alat seperti
perencanaan radiasi oleh dokter dan fisika medis, verifikasi endoskopi ataupun imejing. Clinical Target Volume (CTV)
posisi pada pesawat radiasi dan proses terapi radiasi. merupakan GTV ditambah dengan daerah yang potensial
Persiapan pasien, pasien datang ke poli radioterapi dijangkiti oleh tumor yang subklinis atau mikroskopik,
untuk konsultasi dengan membawa surat rujukan dari dokter Planning Target Volume (PTV) merupakan konsep geometrik
pengirim beserta dokumen dan hasil pemeriksaan sebelumnya, yang ditetapkan berdasarkan klinis dan fisika, Organ at Risk
setelah melakukan konsultasi, dokter memilih positioning (OAR) organ yang berada dalam lapangan treatment dan dapat
yang paling tepat untuk pasien, menentukan fiksasi yang akan menyebabkan perubahan perencanaan pengobatan
digunakan, membersihkan area gigi dan memastikan tidak ada Setelah Dokter Onkologi Radiasi selesai melakukan
gangguan asupan makanan. contouring, Fisikawan Medis kemudian melakukan planning
Tahapan berikutnya adalah CT-simulator, fisika. Hasil dari planning fisika diperoleh jumlah lapangan,
prosedurnya yaitu menetapkan lokasi objek yang akan waktu penyinaran, Dose Volume Histogram (DVH) , serta
diradiasi dan melakukan Positioning pasien, dengan posisi pergeseran letak tumor dengan titik referensi.
supine atau terlentang, kepala ekstensi, dengan pasien Menurut Gunderson (2012) Treatment Planning
diposisikan senyaman mungkin atau reproducible positioning System (TPS) adalah suatu alat untuk membuat rencana
dengan kepala posisi netral yaitu kening dan dagu terletak penyinaran yang tepat pada target volume, baik dalam radiasi
pada posisi horizontal, MSP tubuh pasien berada pada eksterna maupun interna Tujuanya adalah untuk membuat
pertengahan meja pemeriksaan, dengan ke dua bahu pada distribusi dosis yang optimal dan homogen pada target
bidang horizontal yang sama, ke dua lengan berada di volume, menghitung dosis yang diterima oleh jarigan sehat
samping tubuh, kemudian tubuh pasien diberi fiksasi tubuh sekitarnya, menentukan arah atau sudut penyinaran yang
untuk mencegah terjadinya pergerakan pasien selama tepat, menentukan energi radiasi yang tepat, menentukan
pemeriksaan berlangsung, Pemasangan alat fiksasi berupa waktu penyinaran.
masker termoplastik 4 poin untuk imobilisasi kepala, leher, Tahapan selanjutnya adalah verifikasi dan treatment
dan bahu, kemudian digunakan pengganjal lutut dengan posisi penyinaran, prosedurnya yaitu Radioterapis menyiapkan alat
lutut fleksi, dan untuk kenyamanan diberikan selimut agar dan immbolisasi yang diperlukan, radioterapis melakukan
pasien tidak kedinginan, selanjutnya pemberian tanda 3 titik positioning dan melakukan pengaturan sesuai hasil dari TPS,
referensi pada masker termoplastik, dengan bantuan laser lakukan eksposi dengan arah sinar AP dan lateral, cek hasil
aligment untuk setup posisi pasien ketika penyinaran, verifikasi berupa gambar 2D, jika sudah tepat dapat dilakukan
penentuan 3 titik referensi marker radioopaq pada persilangan penyinaran.
dari laser midline, lateral kanan dan lateral kiri diletakkan Menurut Beyzadeoglu (2010) verifikasi radioterapi
pada termoplastik yang akan dijadikan titik referensi untuk iso adalah proses untuk memastikan bahwa volume tumor yang
center, penggunaan marker harus dihindari pada area diradiasi adalah sama seperti yang direncanakan. Tujuan
permukaan berlandai, telinga hidung, bibir dan dagu, lalu verifikasi adalah untuk memastikan bahwa akurasi geometris
dilakukan pemberian kontras pada intravena untuk membantu dari radiasi yang diberikan masih di dalam batas-batas yang
dalam mendeliniasi GTV, terutama pada kelenjar getah diperbolehkan dalam rencana penyinaran. Verifikasi
bening, kemudian dilakukan transfer data volumetrik CT- dilakukan dengan menggunakan Electronic Portal Image
simulator ke TPS untuk dilakukan konturing, dan dibuat Device (EPID), jika hasil verifikasi sudah benar, maka
dokumentasi, hasil scanning kemudian diprint dan soft file dilakukan penyinaran.
dikirim ke ruang Treatment Planning System (TPS). Tata laksana penyinaran kondrosarkoma mandibula
Menurut Perez (2013) posisi pasien pada CT- di Instalasi Radioterapi RS Ken Saras sudah sesuai tatalaksana
simulator adalah supine dengan kepala netral adalah posisi penyinaran kanker Kondrosarkoma mandibula menurut teori
yang paling stabil dan posisi yang paling sering dipakai untuk dari Perez (2013), Gunderson (2012), Hoskin (2007), White
terapi penyinaran kondrosarkoma mandibula. Alat imobilisasi (2009) maupun dari Perez (2013).
yang digunakan pada penyinaran kanker kondrosarkoma

Brian Ilham Pranandya : Penyinaran Radiasi Eksterna Kasus...


Penyinaran radiasi eksterna pada kasus penyinaran 3D-CRT dan teknik penyinaran IMRT tidak ada
kondrosarkoma mandibula di Instalasi Radioterapi RS Ken perbedaan. Namun, jika dilihat rata-rata ke duanya terdapat
Saras pada perjalanannya mengalami replanning dan perbedaan dan dengan teknik IMRT dosis yang diterima organ
dilakukan perubahan teknik dari IMRT ke 3D-CRT dan beresiko lebih minimal.
dikembalikan ke teknik IMRT, yang menjadi dasar dilakukan Pada teknik penyinaran radioterapi IMRT lebih
replanning pada kasus ini adalah terjadinya perubahan pada diprioritaskan untuk kanker nasofaring atau pada kasus
massa tumor area mandibula kiri, di mana salah satu dasar kondrosarkoma mandibula dari pada teknik penyinaran
dilakukan replanning adalah di karenakan perubahan massa radioterapi 3D-CRT, karena dengan menggunakan teknik
yang cukup signifikan sehingga tidak dimungkinkan penyinaran radioterapi IMRT, prinsip radioterapi dapat
dilakukan perlakuan yang sama pada proses treatment, tercapai, tetapi di karenakan pada kasus kondrosarkoma
Dilakukannya replanning pada kasus ini sudah sesuai mandibula ini mengalami pembesaran pada massa tumor,
dengan tujuan utama dari treatment planning system atau TPS, sehingga teknik terpaksa dirubah menjadi teknik yang lebih
menurut Gunderson (2012) tujuan dari treatmen planning generalise yaitu 3D-CRT.
system (TPS) adalah untuk membuat rencana penyinaran yang
tepat pada target volume, baik dalam radiasi eksterna maupun KESIMPULAN
brakiterapi. Tujuanya adalah untuk membuat distribusi dosis
yang optimal dan homogeny pada target volume, menghitung 1. Tatalaksana penyinaran kanker kasus kondrosarkoma
dosis yang diterima oleh jarigan sehat sekitarnya, menentukan mandibula replanning di Instalasi Radioterapi RS Ken
arah atau sudut penyinaran yang tepat, menentukan energi Saras dimulai dengan pasien datang ke poli radioterapi
radiasi yang tepat, menentukan waktu penyinaran. untuk konsultasi dengan membawa surat rujukan dari
Radioterapi kanker kondrosarkoma mandibula di dokter pengirim beserta dokumen dan hasil pemeriksaan
Instalasi Radioterapi RS Ken Saras pada awalnya dilakukan sebelumnya setelah itu dilanjutkan dengan proses
dengan teknik IMRT kemudian berganti dengan teknik 3D- pengambilan gambar CT Simulator dengan pemilihan
CRT dan dikembalikan ke IMRT lagi, pada awal penyinaran posisi dan fiksasi yang tepat digunakan pada pasien
dilakukan teknik IMRT di karenakan pertimbangan area setelah itu dilanjutkan dengan proses contouring atau
tumor terletak pada bagian wajah atau sekitar mandibula, di deliniasi dan planning fisika medis atau proses treatment
mana pada bagian itu banyak organ at risk di sekitarnya yang planning system (TPS) dengan memperhitungkan sudut
harus dilindungi, tetapi seiring perjalanan treatment tepatnya penyinaran dan perhitungan dosis, dilanjutkan dengan
setelah 3 kali fraksinasi kondisi massa pada tumor terjadi proses verifikasi lapangan penyinaran sebanyak satu kali
pembesaran, sehingga dilakukan perubahan teknik ke 3D- sebelum dilakukan treatment setelah hasil verifikasi
CRT dengan pertimbangan bahwa dengan kondisi massa sudah sesuai dengan perencanaan dari treatment planning
tumor yang membesar akan lebih efektif, jika digunakan system (TPS) treatment penyinaran dapat mulai.
teknik 3D-CRT di karenakan dengan teknik ini dapat 2. Dasar penentuan replanning pada kasus kondrosarkoma
diperoleh margin yang cukup lebar dengan sinar yang mandibula di Instalasi Radioterapi RS Ken Saras adalah
homogen, setelah 18 kali dilakukan fraksinasi dengan teknik perubahan ukuran massa tumor. Replanning dilakukan
3D-CRT massa tumor mulai mengecil, sehingga dilakukan setelah 3 kali fraksinasi dikarenakan ada pembesaran
perubahan teknik kembali menjadi IMRT dengan pada massa tumor area mandibula sinistra sehingga teknik
pertimbangan mengingat banyaknya organ at risk di sekitar awal yang digunakan yaitu intensity modulated
tumor yang harus dilindungi. Tentunya dasar pemilihan teknik radiotherapy (IMRT) sudah tidak efektif lagi mengingat
tersebut berdasarkan tujuan utama dari penyinaran radioterapi ukuran tumor yang membesar, sehingga dilakukan
pada kasus ini yaitu paliatif, di mana pertumbuhan tumor perubahan teknik menjadi three dimension conformal
dapat terhambat dan pasien tidak menderita terlalu lama. radiotherapy (3D-CRT) yang lebih efektif digunakan
Berdasarkan studi empirik terdahulu atau penelitian pada tumor yang besar dan dapat mencakup dari
terkait, menurut (Aprianto dkk, 2017) tentang jurnal pembesaran tumor.
penelitiannya yang berjudul “analisis perbedaan hasil 3. Dasar pemilihan teknik pada kasus kondrosarkoma
treatment planning system antara teknik penyinaran mandibula di Instalasi Radioterapi RS Ken Saras adalah
radioterapi 3-dimensional radiation therapy dan intensity bentuk dan letak dari target volume dengan letak dekat
modulated radiation therapy pada kasus kanker nasofaring” dengan organ at risk serta tujuan penyinaran yaitu
didapatkan analisis hasil TPS berupa DVH dan kurva isodosis paliatif.
terdapat perbedaan pada dosis yang diterima oleh target
volume, dosis yang diterima oleh organ beresiko, dan hasil SARAN
kurva isodosis mencakup nilai CI dan nilai HI. Rata-rata dosis
target volume dengan teknik penyinaran 3D-CRT dan teknik 1. Sebaiknya Sebaiknya verifikasi tidak hanya dilakukan
penyinaran IMRT berbeda, teknik penyinaran IMRT lebih satu kali saja, selain sebelum dimulainya treatment
baik dari pada teknik penyinaran 3D-CRT karena dosis target pertama, mungkin dapat dilakukan verifikasi pada fraksi
volume lebih maksimal diberikan. Dari hasil hitung dengan uji ke 5, 15, 25. untuk memastikan lapangan radiasi yang
statistik untuk organ beresiko dengan menggunakan teknik diberikan sesuai dengan planning.

Brian Ilham Pranandya : Penyinaran Radiasi Eksterna Kasus...


DAFTAR PUSTAKA.

Anna, Barrett. 2009. Practical Radiotherapy Planning. Hodddereducation :


London
J. Aprianto, NH, et al. 2017. Analisis Perbedaan Hasil Treatment Planning
System Antara Teknik Penyinaran Radioterapi 3-Dimensional Radiation
Therapy Dan Intensity Modulated Radiation Therapy Pada Kasus Kanker
Nasofaring. Jurnal Teknologi dan Seni Kesehatan. Vol. 08(01) : 29-35.
Bratatjandra.1982. Beberapa Masalah Histologik Mengenai Chondrosarcoma.
Cermin Dunia Kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:
Jakarta. No. 27 : 1- 5
Beyzadeoglu, Murat. 2010. Basic Radiation Oncology. Springer : New York
Christanti. 2009.Teknik Radioterapi Tumor Cerebri Menggunakan Metode
3DCRT di Instalasi Radioterapi RSUP Dr Sardjito Jogjakarta.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang : Semarang
Devita, VT., Hellman S- Hosenberg, Rosenberg, SA- 1995.Cancer
Princilples and Practice of Oncology 3rd Ed, JB Lippincont Company,
Philadelphia pp. 325-35.
Darmawati, 2012. Implementasi Linear Accelerator Dalam Penanganan
Kasus Kanker. Program Pasca Sarjana Fisika-UGM. Yogyakarta.
Dharma (Ed).1989. Sobotta Atlas Anatomi Manusia. EGC : JAKARTA
Finn DG, Goepfert H, Batsakis JG. Chondrosarcoma of the head and neck.
Laryngoscope 1984; 94(12 Pt 1):1539–44.
Gunderson L.L, Tepper J.E. 2012. Clinical Radiation Oncology 3 Ed. Elsiver :
Philadelvia
Huvos AG, 1996, Bone Tumors, Diagnosis, Treatment and Prognosis, WB.
Saunders Company, Philadelphia pp. 124-36.
ICRU. 2010. The International Commission on Radiation Units and
Measurements No. 83. Journal of the ICRU Vol 10 : Oxford University
Press
Jaffe HL. Tumors and tumorous conditions of the bones and joint.
Philadelphia : Lea Febiger, 1968.
Liehtenstein L. Bone tumors, 3rd ed. St Louis: Mosby Co, 1965.
Lorentini S, Amelio D, Giri MG,Fellin F,Meliado G, Rizzotti A,et al. 2013.
IMRT or 3DCRT in glioblastoma? A dosimetric criterion for patient
selection. Technol Cancer Res Treat 12
Pearce, Evelyn. 2009. Anatomi dan Fisiologi Untuk Para Medis. Edisi 33.
Gramedia: Jakarta
Perez C.A, Halperin E.C, Wazer D.E, Brady L.W. 2013. Principles And
Practice Of Radiation Oncology 6 Ed . Lippicot William And Wilkin :
Philadelphia
Robbins, Kumar, Cotran. 2007. Buku Ajar Patology. EGC : Jakarta
Spjut HJ, Dorfman . HD, Fechner RE, Ackerman LV. Tumors of bone and
cartilage. In Atlas of tumor pathology, Sect. ll, Fasc.5, Washington DC:
Armed Forces lnstitute of Pathology, 1971.
Soren M. Bentzen. 2010. Quantitative Analyses Of Normal Tissue Effects In
The Clinic(Quantec): An Introduction To The Scientific Issues.
International Journal of Radiation Oncology Biology Physics. Vol 76
(3) : S3 – S9
Susworo, Kodrat H . 2017. Radioterapi. UI Press: Jakarta
White H, White N. 2009. Practical Radiotherapy : Immobilisation Equipment.
Wiley-Blackwell.
WHO, 1993, Histological Typing of Bone Tumours, second Edition, pp 22-
23.

Brian Ilham Pranandya : Penyinaran Radiasi Eksterna Kasus...

Anda mungkin juga menyukai