Anda di halaman 1dari 6

REVIEW JURNAL PENELITIAN

“ ANALISIS VARIASI REKONSTRUKSI INCREMENT OVERLAPPING TEREHADAP


INFORMASI CITRA ANATOMI PADA PEMERIKSAAN MSCT NASOFARING
DENGAN KLINIS KARSINOMA”
(Jeffri Ardiyanto, Darmini, Widiya purnama Sari)

Disusun Sebagai Tugas Individu Materi Matrikulasi Metodologi Pernelitian

Dosen Pengampu : Irwan Katili, S.Pd., M.Kes

Disusun Oleh :

Trias Hari Nursianto


No. Absen : 52

PROGRAM STUDI DIV TEKNIK RADIOLOGI

JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2018
PROGRAM STUDI D IV TEKNIK RADIOLOGI
JURUSAN RADIODIAGNOSIK DAN RADIOTERAPI
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2018/2109
REVIEW JURNAL PENELITIAN

A. Judul Jurnal

“ANALISIS VARIASI REKONSTRUKSI INCREMENT OVERLAPPING


TERHADAP INFORMASI CITRA ANATOMI PADA PEMERIKSAAN MSCT
NASOFARING DENGAN KLINIS KARSINOMA”

B. Peneliti / Penulis
1. Jeffri Ardiyanto, Poltekkes Kemenkes Semarang;
2. Darmini, Poltekkes Kemenkes Semarang;
3. Widiya Purnama Sari, Poltekkes Kemenkes Semarang.

C. Latar Belakang Masalah


Karsinoma nasofaring merupakan tumor ganas di daerah kepala dan leher yang
terbanyak ditemukan di Indonesia. Tumor ini bermula dari dinding lateral nasofaring
yang terdapat fossa Rossenmulleri yang merupakan lokasi tersering karsinoma
nasofaring.
Letak nasofaring yang tersembunyi dan tidak mudah untuk diperiksa menyebabkan
sulitnya mendiagnosa penderita secara dini. Salah satu modalitas diagnostik yang
mamapu memperlihatkan karsinoma naasofaring adalah Multi Slice Computed
Tomography (MSCT).
Indikasi pemeriksaan MSCT Nasofaring adalah menentukan stadium tumor,
mengevaluasi keterlibatan dan destruksi tulang akibat tumor, melihat luas invasi
tumor, menentukan volume tumor, mendeteksi adanya metastaseis, serta memantau
respon tumor tyerhadap terapi radiasi dan kemoterapi(Hartanto et al.2011).
Menurut Silverman cit Baiq (2002) MSCT di nasofaring dibuat dengan irisan axial
dan coronal untuk memperlihatkan kelainan didaerah nasofaring. Multiplanar
Reconstruction (MPR) adalah metode rekonstruksi dengan menggunakan program
komputer untuk membentuk gambaran sagital, koronal dan para axial dari susunan
gambar axial yang saling berdekatan (Seeram, 2001). Citra pada MPR akan tetap
optimal dalam memberikan informasi diagnostik dengan mengatur nilai rekonstruksi
increment. Rekonstruksi increment atau yang disebut sebagai interval rekonstruksi

TRIAS HARI NURSIANTO/52 | TUGAS MATA KULIAH METEDOLOGI PENELITIAN 1


PROGRAM STUDI D IV TEKNIK RADIOLOGI
JURUSAN RADIODIAGNOSIK DAN RADIOTERAPI
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2018/2109
atau spasial rekonstruksi merupakan salah satu parameter yang terdapat pada
spiral/helical CT. Menurut Brink et. Al (1994) rekonstruksi increment mempunyai
keuntungan dalam menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik karena image noise
yang lebih rendah serta lebih akurat untuk mendiagnosa struktur yang kecil.
Rekonstruksi increment ada tiga cara yaitu increment overlapping, increment
contiguous dan increment gap. Penggunaan increment yang tepat akan bisa membuat
gambar overlapping sampai 90%, namun untuk tujuan klinis gambar biasanya diatur
untuk m,endapatkan overlapping 30-50% dari slice thickness (Siemens Medical,
2003).

D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui pengaruh variasi increment overlapping terhadap informasi
citra anatomi pada pemeriksaaan MSCT Nasofaring dengan klinis karsinoma;
2. Untuk mengetahui nilai rekonstruksi increment overlapping terbaik yang dapat
memberikan informasi citra anatomi optimal pada pemeriksaan MSCT Nasofaring
dengan klinis karsinoma.

E. Rumusan Masalah
1. Apa pengaruh variasi rekonstruksi increment overlapping terhadap informasi citra
anatomi pada pemeriksaan MSCT Nasofaring dengan klinis Karsinoma ?
2. Berapa nilai rekonstruksi increment overlapping terbaik untuk menghasilkan
informasi citra anatomi optimal pada pemeriksaan MSCT Nasofaring dengan
klinis karsinoma ?

F. Metode
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan
penelitian pre eksperimen dan menggunakan metode one shoot case study.

2. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas pada penelitian ini adalah variasi nilai rekonstruksi increment
overlapping;

TRIAS HARI NURSIANTO/52 | TUGAS MATA KULIAH METEDOLOGI PENELITIAN 2


PROGRAM STUDI D IV TEKNIK RADIOLOGI
JURUSAN RADIODIAGNOSIK DAN RADIOTERAPI
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2018/2109
b. Variabel terikat pada penelitian ini adalah informasi citra anatomi MSCT
Nasofaring pada klinis karsinoma dengan variasi nilai rekonstruksi increment
overlapping;
c. Variabel terkontrol pada penelitian ini adalah Konsentrasi media kontras,
Flow rate, Faktor eksposi, Field of view, Slice Thickness, Kernel, Window
Widht dan Window Level.

3. Alat Dan bahan


a. Peralatan MSCT merek Siemens Somatom Emotion 16 slice yang berada di
Instalasi Radiodiagnostik RSUD Dr. Sotomo Surabaya;
b. Injektor Pump

4. Populasi Dan Sampel


a. Populasi penelitian adalah semua pasien pemeriksaan MSCT Nasofaring
dengan klinis karsinoma di Instalasi radiodiagnostik RSUD Dr. Sotomo
Surabaya selama bulan Oktober – November 2016;
b. Sampel penelitian sejumolah sepuluh (10) orang berdasarkan kriteria inklusi
yaitu dengan klinis karsinoma nasofaring, laki/perempuan usia 30-50 tahun,
tidak ada tindakan operasi / kemoterapi / radioterapi;
c. Responden adalah dua (2) orang Dokter Spesialis Radiologi berpengalaman di
bidang radiologi khususnya CT-Scan minimal 4 tahun dan masih aktif.

5. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Satuan Skala


1 Rekonstruksi Jarak antara citra Dengan menggunakan variasi
Increment yang telah nilai rokonstruksi increment
Overlapping direkonstruksi pada overlapping :
data volume 1. Rekonstruksi increment
dengan mengatur overlapping 30 % dari slice
lebih kecil dari thickness 3 mm (0,9 mm); Rasio
slice thicknessnya. 2. Rekonstruksi Increment
overlapping 40% (1,2mm);
3. Rekonstruksi increment
overlapping 50% (1,5mm).

TRIAS HARI NURSIANTO/52 | TUGAS MATA KULIAH METEDOLOGI PENELITIAN 3


PROGRAM STUDI D IV TEKNIK RADIOLOGI
JURUSAN RADIODIAGNOSIK DAN RADIOTERAPI
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2018/2109
2 Flow rate Kecepatan Flow rate diatur pada 1,5 – 2 Mililiter per
masuknya kontras ml/s second
media melalui (ml/s)
Rasio
injektor pump ke
pembuluh darah
vena
3 Field of View Menggunakan FOV 20 cm Centimeter
Rasio
( cm )
4 Slice Tebal irisan obyek Menggunakan slice thickness 3 Milimeter
mm Rasio
thickness scanning (mm)
5 Kernel Menggunakan kernel H20S Rasio
6 Informasi Hasil interpretasi Pengamatan terhadap 10 citra Nilai Skor
Citra terhadap kualitas MSCT nasofaring yang telah 1 - 3
direkonstruksi dengan 3 variasi
citra pada
nilai rekonstruksi increment
penelitian yang overlapping dengan
dilakukan oleh menggunakan sofware Radiant
dengan memberikan skor pada
Dokter Spesialis
kuisioner yang diberikan untuk
Radiologi penilaian citra anatomi
nasofaring space, resessus
pharyngeus lateralis (fossa
rossenmuller, torus tubarius,
parapharyngeal space,sinus
paranasal, internal carotid
artery, dan KGB leher. Ordinal
1. Skor 3 berarti jelas jika
informasi citra anatomi
tampak jelas, berbatas tegas
dan mudah diidentifikasi.
2. Skor 2 berarti cukup jika
informasi citra anatomi
cukup jelas namun tidak
berbatas tegas.
3. Skor 1 berarti kurang jelas
jika informasi citra anatomi
kurang jelas dan sulit
diidentifikasi.

TRIAS HARI NURSIANTO/52 | TUGAS MATA KULIAH METEDOLOGI PENELITIAN 4


PROGRAM STUDI D IV TEKNIK RADIOLOGI
JURUSAN RADIODIAGNOSIK DAN RADIOTERAPI
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG TAHUN AKADEMIK 2018/2109
7 Window Window Widht 80 HU Hounsfiled Rasio
Widht dan Window Level 40 HU Unit (HU)
Window
Level
6 Gantry tilt Sudut kemiringan Gantry tilt 0° Derajat (°) Rasio
gantry

6. Analisa Hasil
Dari hasil uji statistik regresi linier sederhana pengaruh variasi rekonstruksi
increment overlapping terhadap informasi citra anatomi pada pemeriksaan MSCT
Nasofaring dengan klinis karsinoma dihasilkan nilai signifikansi р value = 0,000
atau p value < 0,05 berarti menunjukan bahwa ada pengaruh signifikan pada
pemberian variasi rekonstruksi increment overlapping terhadap informasi citra
anaotomi pada pemeriksaan MSCT nasofaring dengan klinis karsinoma.
Dari Uji regresi linear juga didapat nilai Adjusted R Square pada citra potongan
axial bermakna 53 % informasi citra anatomi pada pemeriksaan MSCT
Nasofaring dengan klinis karsinoma dipengaruhi oleh rekontruksi increment
overlapping,sedang nilai Adjusted R Square pada citra potongan coronal
bermakna 51 % informasi citra anatomi pada pemeriksaan MSCT Nasofaring
dengan klinis karsinoma dipengareuhi oleh rekontruksi increment overlapping.
Dari hasil uji friedman mean rank dihasilkan variasi rekonstruksi increment
overlapping 50 % dari slice thickness 3 mm (1,5 mm) pada citra potongan axial
dan coronal memperoleh nilai tertinggi yaitu 2,61.

7. Kesimpulan
Ada pengaruh variasi rekonstruksi increment overlapping terhadap informasi citra
anatomi pada pemeriksaan MSCT nasofaring dengan klinis karsinoma. Nilai
rekonstruksi increment overlapping terbaik untuk memberikan informasi citra
anaotomi secara optima pada pemeriksaan MSCT Nasofaring dengan klinis
karsinoma yaitu rekonstruksi increment overlapping 50% (1,5 mm) dari slice
thickness 3 mm.

TRIAS HARI NURSIANTO/52 | TUGAS MATA KULIAH METEDOLOGI PENELITIAN 5

Anda mungkin juga menyukai