Anda di halaman 1dari 7

Wirasuta dkk

Jurnal Farmasi Udayana Vol 5, No 2, 1-6

OPTIMASI PEMBACAAN SPEKTRUM RAMAN PORTABEL UNTUK PEMBACAAN


SPEKTRUM RAMAN PREPARATHISTOLOGI JARINGANBPH
(BENIGN PROSTATE HYPERPLASIA)

Wirasuta, I.M.A.G.1, Arimbawa, I.B.S.1, Yudiastra, I.K.1, Rashid, M.A.P.P.1, Purnama,


I.G.P.P.1,Winarti, N.W.2, Laksmiani, N.P.L.1
1
Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana
2
Bagian Patologi dan Anatomi RSUP Sanglah Denpasar

Korespondensi: Ida Bagus Sutama Arimbawa


Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana
Jalan Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp./Fax. 703837
Email: guztams@gmail.com

Abstrak
Optimasi pembacaan spektrum Raman preparat jaringan menggunakan Raman
portablediperlukan menghindari hasil spektrum yang bias dan mendapatkan spektrum serapan raman
sampel biologis yang terbebas dari noise pembacaan, yang berakibat pada kesalahan interpretasi
pembacaan data serapan/vibrasional gugus-gugus fungi senyawa kimia penyusun sampel biologi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan metode optimasi pembacaan spektrum raman
preparat jaringan yang valid dengan menggunakan Raman portable.
Tahapan penelitian meliputi optimasi pengaruh background,pengaruh stabilitas penempatan
preparat jaringan pada Raman portabel,pengaruh variasititik pengukuran, pengaruh variasi exposure
time, pengaruh variasi laser power, dan pengaruh laser focal probe tip. Masing –masing spektrum
Raman hasil optimasi metode dianalisis dengan metode HCA (Hierarchical Cluster Analysis).
Hasil penelitian menunjukan metode pembacaan spektrum preparat jaringan dengan
menggunakan Raman portabel yang optimal adalah dengan koreksi background, pembacaan preparat
jaringan sampel dalam kondisi statis, pembacaan dilakukan pada satu titik pengukuran, penggunaan
exposure time tertinggi yang sama pada setiap pembacaan, penggunaan laser power dengan nilai
tertinggi yang sama setiap pembacaan, dan penggunaan nilai laser focal probe tip yang sama pada
setiap pembacaan serta sampel harus berada menempel didepan probe tip.

Kata Kunci: Spektrum, Vibrasional, Jaringan, Bias, Valid, Optimasi

1. PENDAHULUAN pungukuran sampel in-situ. Raman


Spektroskopi Raman dapat dimanfaatkan portabledengan sinar laser 1064 nm
untuk membaca spektrum vibrasional memberikan spektrum serapan Raman yang
komponen kimia penyusun jaringan biologis. terbebas dari gangnguan emisi floueresensi dari
Spektrum yang dihasilkan dapat gugus fungsi molekular yang terdapat dalam
memperlihatkan konstituen molekuler pada jaringan biologis(Smith dan Dent, 2005).
jaringan (Moreira et al., 2008). Spektroskopi Pemanfaatan Raman portable untuk membaca
Raman telah banyak dimanfaatkan untuk spektrum molekular senyawa biologis secara
analisis jaringan seperti jaringan kulit (Silveira in-situ sangat penting untuk keperluan
et al., 2012), BPH (Benign Prostate identifikasi sampel forensik, serta identifikasi
Hyperplasia) (Devputra et al., 2010), dan sampel biologi untuk keperluan diagnostik dll.
kolon (Wood et al., 2014). Sedangkan Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
penggunakan Portabel Raman Analyzer(Raman hasil spektrum Raman menjadi menjadi bias
portable) biasanya digunakan untuk adalahpengaruhbackground,pengaruh stabilitas
menganalisis komponenmakromolekul, namun penempatan preparat jaringan pada Raman
mempunyai potensi dalam analisis jaringan portabel, pengaruh variasi titik pengukuran,
biologi untuk keperluan diagnostik. pengaruh exposure time, pengaruh laser power
Raman portable (Raman jinjing) dapat dan pengaruh laser focal probe tip. Optimasi
dibawa ke lapangan untuk melakukan pembacaan Raman diperlukan untuk

1
Wirasuta dkk

Jurnal Farmasi Udayana Vol 5, No 2, 1-6

mendapatkan spektrum serapan Raman sampel statis dan dapat dipengaruhi oleh getaranyaitu
biologis yang terbebas dari noise pembacaan, dipegang dengan tangan.
yang berakibat pada kesalahan interpretasi
pembacaan data serapan/vibrasional gugus- c) Pengaruh variasititik pengukuran.
gugus fungi senyawa kimia penyusun sampel Pembacaan spektrum Raman preparat
biologi.Pada penelitian ini dilaporkan optimasi jaringan dilakukan pada tiga titik pengukuran.
pembacaan spektrum raman preparat jaringan Titik dipilih secara acak dan berada pada
menggunakan Raman portable untuk daerah penandaan oleh dokter patologi, setiap
mendapatkan spektrum yang valid. pembacaan dilakukan koreksi darkbackgound
dan baseline.
2. BAHAN DAN METODE d) Pengaruh Exposure Time
2.1 Bahan Pembacaan spektrum Raman dilakukan
Preparat histopatologi jaringan BPH pada satu titik pengukuran dengan variasi
(Benign Prostate Hyperplasia) yang diperoleh exposure time 1000 ms, 1500 ms, 2000 ms,
dari bagian Patologi Anatomi RSUP Sanglah 2500 ms, dan 3000 ms, setiap pembacaan
Denpasar dilakukan koreksi darkbackgound dan baseline.
2.2 Alat Penelitian e) Pengaruh Laser Power
Alat-Alat pada penelitian ini adalah Pembacaan spektrum Raman dilakukan
seperangkat alat spektroskopi Raman Rigaku pada satu titik pengukuran dengan variasi laser
FirstGuardTMPortabel Raman Analyzer dengan power 200 mW, 250 mW, 300 mW, 350 mW
spesifikasi yaitu sinar dengan panjang dan 400 mW, setiap pembacaan dilakukan
gelombang sinar 1064 nm, laser power 300 koreksi darkbackgound dan baseline.
mW, detektor InGaAs, rentang spektra 200- f) Pengaruh Laser Focal Probe Tip
2000 cm-1, dan seperangkat komputer dengan Pembacaan spektrum Raman dilakukan
programSpekWin32 dan Minitab. pada satu titik pengukuran dengan variasi laser
2.3 Prosedur Penelitian probe tip -1, 0, 1, 2, 3,4,5 dan 6, setiap
Pembacaan spektrum Raman preparat pembacaan dilakukan koreksi darkbackgound
histologi jaringan BPH (Benign Prostate dan baseline
Hyperplasia) dilakukan pada daerah yang telah g) Analisis Multivariat
ditandai oleh dokter patologi sebagai jaringan Masing-masing spektrum Raman preparat
BPH. Pembacaan spektrum Raman preparat jaringan yang diperoleh dari hasil optimasi
jaringan dilakukan dengan enam kali dianalisis dengan metode HCA (Hierarchical
pengulangan dan dilakukan diluar kuvet. Cluster Analysis) dengan menggunakan
a) Pengaruh background programMinitab Analisis cluster menggunakan
Pembacaan spektrum raman dilakukan: i) metode ward. Varibel dependen adalah
serapan latar gelap (dark background)diambil bilangan gelombang dan variabel independen
dari serapan udara pada ruang gelap tanpa adalah intensitas dari masing – masing bilangan
melakukan baseline correction, ii) pembacaan gelombang yang dihasilkan pada setiap hasil
spektrum raman gelas kaca objek tanpa koreksi optimasi pembacaan.
dari dark backgounddan korreksi baseline, dan
iii) pembacaan spektrum raman dimana gelas
kaca objek dengan preparat jaringan dianggap
sebagai user backgroundtanpa melakukan
koreksi baik baseline maupun dark
background.
b) Pengaruh Stabilitas Penempatan Sampel
Preparat Selama Pengukuran.
Pembacaan spektrum Raman dilakukan
pada sampel preparat jaringan dengan kondisi
statis dan tanpa kondisi statis, setiap
pembacaan dilakukan koreksi darkbackgound
dan baseline. Kondisi statis yaitu sampel
dikondisikan statis tanpa getaran, sedangkan
kondisi non statis sampel diperlakukan tidak

2
Wirasuta dkk

Jurnal Farmasi Udayana Vol 5, No 2, 1-6

3. HASIL 3.4. Pengaruh Exposure Time


3.1. Pengaruh Background

Gambar 4. Hasil spektra Raman preparat


jaringan BPH (benign prostate
Gambar 1. Spektrum Sampel Jaringan BPH hyperplasia ) pada variasi exposure
(Benign Prostate Hyperplasia), time.
Spektrum Dark Background,
Spektrum User Background (kaca 3.5. Pengaruh Laser Power
objek), Subtraksi Spektrum Sampel
BPH dengan Dark Background dan
Subtraksi Spektrum Sampel
Terkoreksi Dark Background
dengan User Background

3.2. Pengaruh Stabilitas Penempatan


Preparat Histologi Jaringan pada
Raman Portabel. Gambar 5.hasil spektra Raman jaringan BPH
(Benign Prostate Hyperplasia) pada
variasi laser power.

3.6. Pengaruh Laser Focal Probe Tip

Gambar 2.Hasil Spektra Raman Jaringan BPH


(Benign Prostate Hyperplasia)
dengan Penempatan Kondisi Statis
dan Non Statis.
Gambar 6. Hasil spektra Raman preparat
3.3. Pengaruh Variasi Titik Pengukuran
jaringan BPH (Benign Prostate
Hyperplasia) pada variasi laser focal
probe tip
Keterangan : (Lpt) = Laser focal Probe Tip

Gambar 3.Hasil spektra Raman jaringan BPH


(Benign Prostate Hyperplasia) pada
variasi titik pengukuran.

3
Wirasuta dkk

Jurnal Farmasi Udayana Vol 5, No 2, 1-6

puncak serapannya tidak terlihat jelas sehingga


3.7. Hasil Nilai Similarity Spektrum diperlukan correct baseline untuk memperjelas
Preparat Jaringan setiap Optimasi puncak –puncak spektrum dari jaringan. Nilai
Tabel 1. Nilai Similarty Spektrum similarity spektrum jaringan tidak terkoreksi
Nilai background dan spektrum sampel dengan
Similarity koreksi background adalah 77,35%
Parameter Optimasi
Spektrum menandakan spektrum sampel dengan
(%) pembacaan koreksi background dan tanpa
Pengaruh Background koreksi background menghasilkan spektrum
• Sampel BPH vs Sampel 77,35 yang berbeda akibat tidak dilakukan koreksi
BPH Terkoreksi dark background. Dari data yang diperoleh
Pengaruh Stabilitas 97,3 maka pembacaan spektrum harus dilakukan
Penempatan Sampel dengan koreksi dark background yang selalu
Pengaruh Variasi Titik 97,43 berubah-ubah sesuai dengan kodisi lingkungan
Pengukuran untuk memperoleh spektrum yang konstan dan
Pengaruh Variasi Exposure 98,34 dilakukan correct baseline pada setiap
Time pengukuran untuk memperjelas puncak
Pengaruh Variasi Laser 95,12 spektrum jaringan yang diperoleh.
Power
Pengaruh Variasi Laser 98,30 4.2. Pengaruh Stabilitas Penempatan Sampel
Focal Probe Tip Jaringan pada Raman Portabel.
Spektrum Raman jaringan dengan
4 PEMBAHASAN pengambilan statis dan non statis memiliki
4.1. Pengaruh Background bentuk spektrum Raman yang sama dengan
Spektrum background atau dark nilai similarity 97,3% namun memiliki
background (gambar 1 pita merah) merupakan intensitas yang berbeda (gambar 2). Pembacaan
spektrum spektrum udara dan kelembaban yang dengan kondisi statis sinar dapat difokuskan
selalu berubah setiap hari dan sesuai dengan pada satu titik pengukuran sehingga diperoleh
kondisi lingkungan sehingga diperlukan koreksi spektrum dengan intensitas yang konstan,
dark background.ketika dilakukan pembacaan sedangkan pembacaan pada kondisi non statis
pada hari yang berbeda. Subtraksi Spektrum dapat dipengaruhi getaran sehingga sinar tidak
kaca atau user background (gambar 2 pita dapat difokuskan pada satu titik pengukuran.
hijau) dengan spektrum jaringan BPH Getaran dapat menyebabkan perpindahan titik
terkoreksi dark background (gambar 1 pita pengukuran pada sampel jaringan tanpa
biru) diperlukan untuk mengetahui serapan disadari sehingga hasil pembacaan spektrum
kaca mampu memberikan serapan. Hasil yang diperoleh adalah spektrum dari titik
subtraction spektrum kaca (user background) pengukuran acak. Pembacaan pada kondisi non
terhadap spektrum jaringan BPH terkoreksi statis tidak dapat dilakukan pada preparat
darkbackground menghasilkan spektrum dengan konsentrasi molekul jaringan yang
(gambar1 pita biru muda) dengan intensitas berbeda dan berakibat terjadinya perubahan
yang rendah (minus) yang menujukkan kaca intensitas spektrum. Metode pembacaan
preparat tidak memberikan serapan Raman. tersebut menyebabkan data spektrum menjadi
Pada Raman portabel menggunakan sinar NIR bias akibat spektrum yang diperoleh memiliki
dengan panjang gelombang 1064 nm yang tidak intensitas berbeda pada tiap pengukuran akibat
menimbulkan serapan pada kaca preparat titik pengukuran acak. Dapat disimpulkan
sehingga yang terbaca pada spektrum kaca pembacaan preparat jaringan dengan Raman
preparat tersebut merupakan spektrum noise portabel yang optimal adalah pada kondisi
(Dukoer et al., 2006; Wang et al., 2010). statis karena berfokus pada satu titik
Subtraksi spektrum BPH terkoreksi dark pengukuran.
background (gambar 1 pita biru) menghasilkan
spektrum yang identik dengan 4.3. Pengaruh Titik Pengukuran.
backgroundkarena komponen-komponen Spektrum Raman jaringan pada tiga titik
jaringan yang mampu menyerap sinar Raman pengukuran menghasilkan spektrum yang sama
seperti protein, lipid, dan asam nukleat dll. dengan nilai similarity 97,43% dan intensitas
menghasilkan vibrasional yang rendah sehingga yang bervariasi pada titik pengukuran yang

4
Wirasuta dkk

Jurnal Farmasi Udayana Vol 5, No 2, 1-6

berbeda (gambar3). Bentuk spektrum yang batas tertentu dianjurkan untuk memperoleh
sama pada tiga titik pengukuran menunjukan sinyal intensitas yang optimal. (Rigaku, 2012).
preparat jaringan memiliki komponen molekul Sama halnya dengan exposure time,
penyusun jaringan yang sama namun memiliki peningkatan kekuatan laser power pada titik
konsentrasi yang berbeda.yang berakibat tertentu menyebabkan detektor mengalami
variasi intensitas pada titik pengukuran yang kejenuhan (saturated) akibat menerima biasan
berbeda. Varisi titik pengukuran memberikan foton melebihi kapasitas dari detektor sehingga
bentuk spektrum yang sama namun pembacaan spektrum pada penggunaan laser
memberikan variasi intensitas pada variasi titik power 350 mw dan 400 mw tidak dapat
pengukuran sehingga pengambilan spektrum dilakukan. Pembacaan spektrum Raman
harus dilakukan pada satu titik pengukuran jaringan biologi dilakukan pada satu nilai laser
untuk memperoleh spektrum dengan intensitas power untuk setiap pengulangannya. Variasi
yang konstan. nilai laser power pada pengukuran sampel
dapat menyebabkan spektrum yang bias dengan
4.4. Pengaruh Exposure Time. intensitas yang berubah-ubah setiap kali
Variasi exposure time memberikan bentuk pengukuran. Hasil optimal diperoleh dengan
spektrum yang sama dengan nilai similarity menggunakan laser power dengan nilai
98.34% dan semakin tinggi exposure time tertinggi untuk memperoleh sinyal intensitas
semakin tinggi intensitas spektrum yang spektrum yang optimal.
diperoleh (gambar4). Peningkatan exposure
time mengakibatkan terjadinya peningkatan 4.6. Pengaruh Laser Focal Probe Tip
intensitas spektrum karena semakin lama Variasi Laser focal probe Ttip tidak
sampel jaringan dipaparkan sinar maka mempengaruhi bentuk spektrum dengan nilai
interaksi antara sinar dengan sampel jaringan similarity 98,30% dan tidak mengakibatkan
semakin optimal. Semakin tinggi exposure perubahan pada intensitas spektrum (gambar 6).
timejuga mengakibatkan semakin optimal rasio Laser focal probe tip menyatakan jarak fokus
SNR (Signal to Noise) dan mengurangi noise laser pada sampel. Misalnya dengan laser focal
pada spektrum (Lázaro et al., 2009). Pada titik probe tip -1 menandakan laser difokuskan tepat
tertentu seiring peningkatan exposure time di depan sampel, laser focal probe tip0 laser
dapat menyebabkan terjadinya kejenuhan pada difokuskan tepat pada sampel dan
detektor (saturated) sehingga pembacaan seterusnya.Pengukuran tanpa kuvet atau
spektrum tidak dapat dilakukan dan hal tersebut menggunakan probe tip dilakukan secara
terjadi pada pembacaan exposure time 2500 ms, langsung ( in-situ) pada sampel sehingga
3000 ms dan 3500 ms pada penelitian ini. dipengaruhi faktor letak sampel (jarak sampel
Pembacaan spektrum Raman preparat jaringan terhadap probe tip) yang dapat mempengaruhi
dilakukan dengan satu nilai exposure time saja intensitas spektrum Raman yang dihasilkan.
dan dipilih nilai exposure time terbesar untuk Pengukuran dengan menggunakan probe tipe
memperoleh spektrum dengan intensitas yang sampel/medium harus menempel pada probe
sama serta mengurangi noise pada spektrum. tip. Ketika nilai laser laser focal probe tip
Penggunaan dua jenis exposure time atau lebih divariasikan pada pengukuran menyebabkan
pada waktu pengukuran yang sama tidak terjadinya perubahan jarak probe tip terhadap
dianjurkan karena dapat menyebabkan data sampel preparat jaringan yang menyebabkan
spektrum menjadi bias yaitu terjadinya terjadinya perubahan intensitas pada spektrum
perubahan intensitas pada spektrum. sehingga data spektrum menjadi bias.Variasi
perubahan laser focal probe tip tidak
4.5. Pengaruh Laser Power mempengaruhi bentuk dan intensitas spektrum
Variasi laser power menghasilkan bentuk Raman yang diperoleh namun menyebabkan
spektrum yang sama dengan nilai similarity terjadinya perubahan jarak probe tip terhadap
95,12% dan intensitas spektrum meningkat sampel sehingga ketika laser focal probe tip
seiring dengan meningkatnya laser power diubah sampel harus tetap menempel pada
(gambar 5). Semakin tinggi laser power maka probe tip untuk mendapatkan spektrum dengan
semakin tinggi intensitas yang diperoleh karena intesitas yang konstan pada setiap pengukuran.
semakin banyak energi foton yang dibiaskan
oleh sampel dan dideteksi oleh sampel.
Penggunaan laser power yang tinggi hingga

5
Wirasuta dkk

Jurnal Farmasi Udayana Vol 5, No 2, 1-6

5 KESIMPULAN Vitro Based On the Raman Spectra of


Hasil penelitian menunjukkan metode Selected Biochemicals. Journal of
pembacaan spektrum preparat jaringan dengan Biomedical Optics, Vo. 17(7), Pp 1-12.
menggunakan Raman portabel yang optimal Smith.W.E and G. Dent. 2005. Modern Raman
adalah tanpa koreksi background, pembacaan Spectroscopy – A Practical Approach.
preparat jaringan sampel dalam kondisi statis, USA : John Wiley & Sons, Ltd.
pembacaan dilakukan pada satu spot sampling, Wang, W., Zhao, Z., Short, M., and Z. Haishan.
penggunaan exposure time yang sama pada 2014. Real-Time in Vivo Cancer
setiap pembacaan, penggunaan laser power Diagnosis Using Raman Spectroscopy. J.
dengan nilai tertinggi, dan penggunaan laser Biophotonics. Vol. 8(7), Pp 1-19.
focal probe tipe konstan dimana probe Wood, J. J. et al. 2014. Evaluation of a
tipmenempel pada sampel tiap pengukuran. Confocal Raman Probe for Pathological
Diagnosis During Colonoscopy. The
6 UCAPAN TERIMAKASIH Association of Coloproctology of Great
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Britain and Ireland. Vol. 16. Pp. 732-738.
bagian Patologi danAnatomi RSUP Sanglah
Denpasar dan seluruh Tim Analisis Farmasi
Universitas Udayana atas bantuan teknis
meliputi alat, bahan dan sarana prasarana
selama penelitian ini berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA
Dukoer, K.R. 2006. Vibrational Spectroscopy
in the Detection of Cancer. USA: John
Wiley & Sons.
Devpura, S., Sarkar, F., Thakur, J., Naik, R.,
Sthi, S., Naik V.M, Sakr, W. 2010.
Detection of Benign Epithelia, Prostatic
Intraepithelial Neoplaia, and Cancer
Regions in Radical Prostatectomy Tissues
Using Raman Spectroscopy. Vibrational
Spectroscopy. Vol. 53, Pp 227-232.
Lázaro, J.L., M.T.T. Pacheco, K.C. Rodrigues,
C.J. Lima, L.M. Moreira, A.B. Villaverde,
and L. Silveira. 2009. Optimizing the
Raman Signal for Characterizing Organic
Samples: The effect of Slit Aperture and
Exposure Time. Spectroscopy, Vol. 23,
Pp. 71–80.
Moreira, L.M., L. Silveira, F.V. Santos, J.P.
Lyon, R.Rocha, R.A. Zângaro, A.B.
Villaverde, and M.T.T. Pacheco. 2008.
Raman Spectroscopy: a Powerful
Technique for biochemical analysis and
diagnosis. Spectroscopy, Volume 22, No.
1, Pp. 1–19.
Rigaku Raman Technologies. 2012. XantusTM&
FirstGuardTM Handheld Raman
Analyzer. Available from:
https://www.rigakuraman.com. p. 1-8.
Silveira, L., F.L. Silveira, B.Bodanese,
R.A.Zângaro, and M.T.T. Pachecoa. 2012.
Discriminating Model for Diagnosis of
Basal Cell Carcinoma and Melanoma In

6
Wirasuta dkk

Jurnal Farmasi Udayana Vol 5, No 2, 1-6

Anda mungkin juga menyukai