Anda di halaman 1dari 8

Nama : G. A.

Desya Pradnyaswari
NIM : 1908551077
Kelas : B

TUGAS ANALISIS SEDIAAN FARMASI


PEMANFAATAN METODE NMR DALAM ANALISIS SEDIAAN FARMASI
A. Definisi
Nuclear magnetic resonance (NMR) merupakan alat analisis informatif untuk
melakukan identifikasi dan kuantifikasi senyawa kimia yang berbeda dalam sebuah
campuran kompleks. Kemampuannya untuk menganalisis sampel dalam keadaan fisik
yang berbeda, dengan pra-perlakuan minimum, memungkinkan analisis yang aman yang
mempertahankan karakteristik asli yang sama. Dalam kasus khusus molekul organik,
sensitivitasnya meningkat dengan mendeteksi isotop 1H, yang merupakan salah satu dari
kelimpahan unsur hidrogen alam yang besar dan ditemukan dalam kelompok kimia
molekul.
Kemampuan NMR dalam hal mengevaluasi kontrol kualitas dari industri senjata
tidak mematikan menjadi jelas, di mana NMR sendiri dapat bertindak di karakterisasi dan
pilihan bahan baku, dalam proses pengendalian dan keamanan produk akhir. Juga diamati
bahwa informasi memungkinkan mengidentifikasi masalah seperti pemalsuan, dengan
mempertimbangkan bahwa hasilnya dapat mendeteksi senyawa kepentingan bersamaan
dengan hadiah non-target lainnya (Forseth and Schroeder, 2011).
Spektrometer resonansi magnetik inti dapat juga dikatakan sebagai instrumen yang
sangat penting untuk memperoleh informasi senyawa kimia. Gambaran hasil spektroskopi
NMR sangat penting dalam pemantauan senyawa kimia, baik struktur senyawa dari bahan
alam yang belum diketahui, konformasi hormon peptida, maupun polimer dinamis
internal. NMR juga dapat menyelesaikan dan memecahkan masalah atau informasi yang
sebelumnya sulit untuk diperoleh (Jelinski, 1984; Kardono, 1992).
NMR mempunyai peranan penting dalam ilmu kimia. Hal ini setidaknya disebabkan
oleh dua faktor. Pertama, penerapan NMR yang terbaru merupakan hasil peningkatan
selama beberapa tahun terakhir. Kedua, spektrometer NMR merupakan instrumen yang
tersedia di pasaran dan berkembang terus, tentunya juga memenuhi standar sensitivitas,
fleksibilitas, efisiensi, kecanggihan komputasi, dan harga yang sesuai. Selain itu,
peningkatan teknik NMR juga dapat dilihat dalam hal spektrum NMR zat padat, NMR
multi-dimensi zat cair, dan kemampuan untuk memperoleh spektrum zat dengan
konsentrasi kecil. Aplikasi lain spektroskopi NMR, yaitu imaging NMR di bidang klinis.
Teknik ini menggunakan spektra tiga dimensi pada bagianbagian tubuh manusia yang
dapat membantu diagnostik klinis. Imaging resonansi magnetik telah berkembang cepat
dalam bidang klinis. Sementara itu, perkembangan NMR berkekuatan tinggi sangat
penting dalam penelitian ilmu kimia organik, biokimia, dan ilmu bahan (Kessler, 1988).
B. Aplikasi dalam Analisis Farmasi
• Teknik yang kuat untuk karakterisasi struktur yang tepat dari bahan baku dan
produk jadi.
• Dapat menentukan pengotor, termasuk pengotor enansiomer, tanpa pemisahan
hingga ke tingkat 10%.
• Berpotensi dapat digunakan untuk campuran sidik jari.
• Memiliki potensi yang baik untuk analisis kuantitatif obat dalam formulasi tanpa
pemisahan sebelumnya.
(Watson, 1999)
C. Instrumentasi NMR
1. NMR Kontrol Kualitas
Instrumen ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan industri, biasanya
digunakan untuk analisis yang tepat dan cepat. Potensi kemampuan instrumen sekitar
0,2–1 tesla dan frekuensi 10–40 MHz. Dalam perkembangan lebih lanjut, instrumen
juga digunakan untuk tujuan analitis, seperti pengembangan LC-MS menjadi LC-
NMR. Instrumen tersebut merupakan gabungan kromatografi cair dengan NMR
berkekuatan magnet yang lebih besar. Instrumen ini dapat diaplikasikan pada bidang-
bidang berikut:
a. Industri Kimia
1) Determinasi kandungan hidrogen dalam senyawa hidrokarbon.
2) Pengukuran kandungan air/hidrogen dalam bahan alam, seperti minyak bumi.
3) Analisis kandungan minyak pada produk jadi dan bahan baku, seperti lilin dan
minyak.
4) Penentuan elastomer, plastisizer, seperti polimer.
b. Obat-obatan
1) Waktu relaksasi uji in vitro, sebagai bahan perbandingan dengan hasil in vivo.
2) Analisis mikrodinamis, seperti perubahan viskositas darah akibat penyakit di
dalam tubuh
3) Pengukuran kecepatan difusi.
4) Penentuan lemak.
c. Industri Makanan
1) Penentuan kandungan lemak padat di dalam campuran.
2) Determinasi secara cepat lemak/air dalam bahan baku dan produk jadi.
3) Penentuan sisa air dalam produk freeze dried.
4) Kecepatan difusi air makanan.
5) Mempelajari ikatan air dalam bahan makanan.
d. Ilmu Material
1) Mempelajari kemampuan koagulasi.
2) Mempelajari waktu relaksasi polimer.
3) Mempelajari porositas dan permeabilitas batuan dan material bangunan.
4) Mempelajari stabilitas emulsi.
2. NMR Resolusi Tinggi
Instrumen ini dikembangkan untuk mengatasi kebutuhan dalam analisis struktur
molekul dalam kimia organik, yang merupakan awal dari meluasnya penggunaan
spektrometer NMR. Masa-masa sekarang ini masih merupakan masa aplikasi utama
dari penggunaan NMR. Salah satu aplikasi yang cukup menarik yaitu analisis tiga
dimensi untuk struktur kimia protein, oligosakarida, dan asam nukleat.
Sebagai gambaran, instrumen ini dilengkapi dengan magnet superkonduksi,
bersifat sangat stabil, memiliki sistem elektronik yang canggih, dan menggunakan
software yang memudahkan pengontrolan sistem data secara otomatis dan fleksibel
untuk pengembangan lebih lanjut. Instrumen ini memiliki software untuk satu dimensi,
dua dimensi, dan tiga dimensi dengan range sistem data.6 Range potensi instrumen ini
berkisar dari 2,35–23,50 tesla. Frekuensi 1 H antara 100– 1000 MHz.
Instrumen ini banyak diaplikasikan terutama dalam bidang penelitian
biomolekul. Perkembangan dan kemajuan ilmu kimia molekul dan kaitannya dengan
biologi molekuler tidak terlepas dari peran instrumen ini.
3. NMR Kekuatan Tinggi
Jenis instrumen ini dikembangkan untuk mengatasi kebutuhan aplikasi NMR
dalam bidang penelitian dan pengembangan ilmu material. Kemajuan yang signifikan
dapat dilihat terutama pada penggunaan teknik NMR di bidang keramik, polimer, dan
material yang tidak larut. Namun, kebutuhan hardware untuk teknik ini lebih tinggi
dari tipe Spektrometer NMR resolusi tinggi, seperti kebutuhan akan sistem penerima
pita lebar, transmiter tinggi, dan investigasi yang lebih spesifik. Instrumen jenis ini
biasanya dilengkapi dengan sistem penerima pita lebar, modulator kecepatan tinggi,
digitizer cepat, dan transmiter kilowat RF. Kekuatan magnet sekitar 2,11–23,50 tesla,
dengan frekuensi 1H dari 90–1000 MHz.
4. NMR Mikroskopi
Instrumen tipe ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pengukuran
dengan resolusi skala mikro. NMR ini dilengkapi dengan NMR mikroskopi dengan
magnet luas dan sempit dengan range magnet dari 4,7–23,50 tesla (200–1000 MHz).
Instrumen ini biasa digunakan oleh peneliti di bidang biologi, obat-obatan serta ilmu
material, dan dapat juga digunakan untuk resolusi dengan jumlah kecil (10 mm).
5. NMR in vivo
NMR in vivo adalah sistem NMR yang digunakan untuk penelitian biomedis
dan klinis. Resonansi magnetik telah banyak digunakan di bidang kesehatan/obat-
obatan. Alat ini juga cocok untuk peningkatan resonansi magnetik tomografi. Dengan
kata lain, walaupun perkembangannya relatif tidak terlalu cepat, teknik ini tetap
bertahan sebagai alat diagnostik yang penting. Spektroskopi in vivo telah dikenal
sebagai cara baru untuk menganalisis resonansi magnetik organisme hidup. Teknik
yang menggunakan hewan/manusia yang diperlukan untuk pengukuran pada organ
tertentu atau bagian tubuh tertentu ini bisa dilakukan dengan menggunakan coil
permukaan yang memproduksi rf yang homogen untuk volume organ tertentu. Hal ini
merupakan sifat selektif yang dimiliki alat ini. Jenis instrumen ini mempunyai diameter
sekitar 210–900 mm, range potensi 2,35–23,50 tesla, dan frekuensi 1 H 100–1000
MHz
(Bruker Analytische Messtechnik GMBH, 1993; Benn, 1983).
D. Cara Membaca Spektrum NMR
1. Spektrum 1H-NMR
Langkah-langkah yang digunakan untuk menentukan, membaca dan
menginterpretasi spektrum NMR:
a Tentukan jumlah sinyal dari spektrum NMR. Jumlah sinyal akan menunjukkan
ada berapa macam perbedaan proton yang terdapat dalam molekul.
b Menentukan kedudukan sinyal, ditunjukkan oleh geseran kimia atau Chemical
shiff (δ) ppm. Geseran kimia akan menunjukkan jenis proton seperti adanya
gugus metil, etilen, metin, metoksi, cincin aromatik atau proton alifatis.
c Intensitas sinyal atau harga integrasi masing-masing sinyal. Perbandingan harga
integrasi menyatakan perbandingan jumlah proton masing-masing setiap
puncaknya.
d Pemecahan (spliting), menerangkan tentang lingkungan dari sebuah proton
dengan proton lainnya yang berdekatan. Puncak ini nanti dapat menggambarkan
atom hidrogen yang ada pada tetangganya jadi yang kita amati adalah
splitingnya, apakah bentuknya single, doublet, triplet dan yang lain-lainnya.
Cara penulisan data NMR:
δ ppm (jumlah H, m, J Hz)
Keterangan:
- δ = pergeseran kimia yang dinyatakan dalam ppm
- jumlah H = jumlah atom hidrogen atau integrasinya
- m = multiplisitas (singlet (s); doublet (d); triplet (t), quartet (q); dan multiplet
(m)
- J Hz = J kopling
2. Spektrum 13C-NMR
Terdapat beberapa perbedaan antara spektrum 13C-NMR dan spektrum 1H-
NMR, yaitu:
- Spektrum 13C-NMR memiliki pergeseran kimia dari 0 hingga 230 ppm,
sedangkan pada spektrum 1H-NMR memiliki pergeseran kimia dari 0 hingga
10 ppm
- Spektrum 13C-NMR menggunakan medan magnet sebesar 125 MHz, sementara
itu spektrum 1H-NMR menggunakan medan magnet sebesar 500 MHz.
- Dalam analisa spektrum 13C-NMR menggunakan karbon (C) dengan nomor
massa 13 atau 13C dengan kelimpahan relatif 1,1% dan memiliki spin 1/2.
Adapun hal yang dapat diketahui dalam analisa spektrum 13-C NMR meliputi:
a. Jumlah karbon
Jumlah karbon suatu senyawa yang diuji dapat diprediksikan dari jumlah
tiap puncak yang muncul pada spektrum karbon NMR, sehingga jumlah puncak
yang muncul pada spektrum sama dengan jumlah karbon dari senyawa yang
diuji. Pembacaan puncak dimulai dari puncak paling ujung kiri dan diberikan
tanda seperti “C1, C2, C3, dan seterusnya” hingga karbon yang paling ujung
kanan.
b. Pergeseran kimia (δ)
Pergeseran kimia pada spektrum 13C-NMR menunjukkan posisi atom
karbon (C). Pergeseran kimia ini memiliki satuan ppm. Untuk menulis
pergeseran kimia dari masing-masing atom karbon cukup mencantumkan 2
angka di belakang koma saja.
c. Sifat lingkungan dari karbon
Dalam menentukan sifat lengkungan suatu karbon, dapat dilihat melalui
pergeseran kimia dari karbon untuk membandingkan jenis karbon yang ada pada
spektrum NMR. Apabila pergeseran kimia mendekati nilai 0 maka puncak
karbon tersebut bersifat sangat terlindungi/upfield/shielded. Sementara itu,
apabila pergeseran menjauhi nilai 0, maka puncak karbon tersebut bersifat tidak
terlindungi/downfield/deshielded. Hal ini dapat dipengaruhi oleh adanya
elektron yang bersifat elektronegatif atau adanya gugus aromatis maupun
karbonil.
Adapun contoh untuk melihat pengaruh lingkungan kimia dari suatu atom
karbon (C) adalah melalui gambar berikut.

Gambar 1. Spektrum 13C-NMR dari Senyawa Etanol.


Pada gambar di atas, dapat dilihat bahwa struktur etanol terdiri dari 2 atom
C, yang mana atom C1 bedekatan dengan gugus hidroksil (warna hijau) dan
atom C2 yang mengandung atom metana (warna merah). Atom C1 berdekatan
dengan elektronegatif yang mengandung gugus hidroksil sehingga pergeseran
kimianya lebih besar dibandingkan pergeseran kimia pada atom C2. Yang mana
pergeseran kimia atom C1 sebesar 58 ppm sedangkan pergeseran kimia pada
atom C2 sebesar 18 ppm.
E. Penerapan NMR untuk Konfirmasi Struktur dalam Molekul Obat
Spektrum proton NMR Parasetamol

Gambar 2. Spektrum Proton NMR dari Parasetamol


Spektrum NMR parasetamol berjalan di CD3OH pada ditunjukkan pada Gambar
2. Spektrum menunjukkan sinyal untuk kelompok CH3 terisolasi pada δ 207 ppm
karena CH3CONH. Sinyal luas pada δ 4,88 ppm disebabkan oleh proton CD3OH, yang
terbentuk sebagai hasil pertukaran deuterium dengan NH dan OH proton parasetamol,
inilah sebabnya proton yang terikat pada gugus ini tidak terlihat dalam spektrum. sinyal
lainnya adalah spektrum adalah dua doublet dengan pergeseran rata-rata δ 6,72 ppm
dan δ 7,30 ppm, yang dari informasi yang diberikan dalam Tabel 1 dapat dikatakan
masing-masing diberikan ke proton setara 2 dan 3 dan 1 dan 4. proton 1 digabungkan
ke proton 2 dan proton 4 digabungkan ke proton 3, sehingga menyebabkan sinyal
muncul sebagai doublet (Watson, 1999).

Tabel 1. Nilai pergeseran kimia untuk proton yang terikat pada cincin aromatik.
Efek substituen ditambahkan atau dikurangi dari pergeseran kimia untuk benzena
pada δ = 7,27
DAFTAR PUSTAKA
Benn R., dan Gunther, H. 1983. Modern Pulse Methods in High Resolution NMR
Spectroscopy. Angew. Chem. Int. 22: 350–380.
Bruker Analytische Messtechnik GMBH. 1993. Technical data and Specifications Bruker
Analytical Instruments. Jerman.
Forseth, R.R., Schroeder, F.C. 2011. NMR-spectroscopic analysis of mixtures: from structure
to function. Curr Opin Chem Biol. 15(1):38-47.
Jelinski, L.W. 1984. Modern NMR Spectroscopy. Chem & Eng. News. 5: 26–45.
Kardono, L.B.S. 1992. Application of Modern NMR Techniques for Structure Elucidation
Analysis of Some Bioactive Compounds from Indonesian Natural Products.
Prosiding HKI. Bandung, 299–321.
Kessler, H., Gehke, M., dan Griesinger, C. 1998. Two-Dimensional NMR Spectroscopy:
Background and Overview of the Experiments. Argew. Chem. Int. Ed. 27: 490–
536.
Watson, D. G. 1999. Pharmaceutical Analysis. New York: Harcourt Publishers Limited. 145

Anda mungkin juga menyukai