Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Elusidasi strutuk adalah meruapakan suatu proses yang dilakukan untuk menentukan
rumus struktur dari suatu senyawa murni. Elusidasi struktur dapat dilakukan dengan
metode klasik atau konvensional maupun modern.elusidasi struktur menggunakan motede
klasik atau konvensional maupum modern. Elusidasi struktur menggunakan metode
klasik contohnya, destruksi senyawa murni, hidrolisis dan reaksi gugus fungsional. Dala
mengelusidasi struktur menggunakan motode modern, kita memerlukan semua data
spektrum dari suatu sampel, baik berupa spektrum UV-Vis, IR, MS, NMR, ASS, dan
Spektrofluorometri.
Elusidasi struktur adalah proses analisis senyawa kimia.yang berfungsi sebagai
identifikasi genus/ species (kemtaksonomi) dan ientifikasi struktur kimia metabolit. Pada
metode kuno analisis kualitatif dan kuantitatif unsur penyusun (C, N, S, P), analisis berat
molekul relative (Mr) dan analisis gugus fungsi (Eter, Ester,As. Karbosilat, Alkohol, dsb.)
semua pada metode kuno perlu instruen tambahan dengan motode modern Spektroskopi
UV-Vis, Infrared (IR), Massa (MS) dan Nuclear Megnetic responace (NMR).
ESSO Zone adalah media pembelajaran bagi peminat Matakuliah Elusidasi Struktur
Senyawa Organik (ESSO), matakuliah yang mempelajari penggunaan data spektra dari
instrumentasi spektroskopi untuk mengidentifikasi gugus-gugus fungsional kimia dan
menentukan struktur kimia suatu senyawa organik.
Aspek-aspek spektroskopi yang mempengaruhi tampilan dan informasi spektra seperti
sumber radiasi elektromagnetik, jenis materi, dan jenis interaksi antara radiasi
elektromagnetik dengan materi juga disampaikan untuk memberikan dasar filosofi
hubungan informasi spektra dengan respon senyawa organik terhadap sumber radiasi
elektromagnetik yang berbeda.
Interaksi radiasi elektromagnetik dan materi memunculkan berbagai macam prinsip
spektroskopi diantaranya Spektroskopi Ultraviolet-Visible (UV-Vis), Infrared (IR),
Nuclear Magnetic Resonance (NMR), dan Spektroskopi Massa (MS).
Pengetahuan dan keterampilan Elusidasi Struktur Senyawa Organik bermanfaat untuk
mengidentifikasi suatu senyawa organik dalam bahan alam, membantu mengidentifikasi
struktur senyawa hasil sintesis organik, analisis kualitatif dan kuantitatif obat-obatan,
cemaran lingkungan dan lain-lain.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud preparasi senyawa organik ?
2. Bagaimana elusidasi menggunakan FTIR dan NMR ?
3. Bagaimana elusidasi menggunakan TEM dan SEM ?
4. Bagaimana elusidasi menggunakan GC-MS ?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui preparasi senyawa organik ?
2. Mengetahui elusidasi menggunakan FTIR dan NMR ?
3. Mengetahui elusidasi menggunakan TEM dan SEM ?
4. Mengetahui elusidasi menggunakan GC-MS ?

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Preparasi Senyawa organik
Preparasi sampel adalah proses menyiapkan sampel dalam bentuk layak dan siap
untuk dilakukan pengujian ataupun analisis melalui instrumen laboratorium. Tujuan
preparasi sampel yaitu untuk meminimalkan danya pengotor yang akan menganggu proses
analisis dengan mengeliminasi komponen- komponen selain analit.
Beberapa contoh senyawa organik lain yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-
hari adalah hidrokarbon alifatik (bensin, parafin, gas metana, gas asetilena dan
sebagainya), senyawa aromatik (benzena, piridin, fenol, anilin, dan tiofen dan
sebagainya), alkohol, aldehid, keton, asam karboksilat, dan ester.
Secara normal bahan organik tersusun oleh unsur-unsur C, H, O, dan dalam
beberapa hal mengandung N,S,P dan Fe. Karbon, yang merupakan penyusun utama
bahan organik dan merupakan elemen atau unsur yang melimpah pada semua makhluk
hidup. Senyawa karbon adalah sumber energi bagi semua organisme.
Adapun ciri – ciri senyawa organik
 Memiliki ciri senyawa berikatan kovalen.
 Mudah terurai.
 Senyawa memiliki rantai atom karbon.
 Senyawa umumnya mempunyai titik didih rendah.
 Senyawa tidak dapat bereaksi dengan senyawa polar namun dapat bereaksi
dengan senyawa nonpolar
2.2. Preparasi Senyawa kimia bentuk material
Kimia material adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari bahan-
bahan organik, anorganik, dan struktur zat suatu bahan kimia. Terdapat perbedaan yang
mendasar antara materi yang telah dikenal dalam kimia dan istilah material yang terdapat
dalam kimia material. Ilmu kimia mempelajari sifat materi, baik itu intensif maupun sifat
ekstensifnya. Akan tetapi dalam kimia material dikaji sifat-sifat materi sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai fungsi tertentu. Misalnya sifat-sifat tertentu dari bahan
unsur metaloid (silikon, germanium, dan arsen) yang dapat dimanfaatkan sebagai
material semikonduktor. Klasifikasi material berdasarkan jenisnya, yaitu:
 Logam dan alloy

3
 Polimer dan komposit
 Keramik (material semen dan kaca)
 Material alamiah (kayu dan karet)
 Material elektronik dan semikonduktor

Klasifikasi material berdasarkan fungsi yaitu:

1. Estetis, semata-mata aksesoris saja dan tidak memerlukan teknologi


2. Struktur, mulai digunakan teknologi yang harus mempertimbangkan sifat-sifat
mekanik yaitu plastisitas, kekerasan, densitas, dan sebagainya
3. Fungsional, materi yang berfungsi dalam melakukan tugas tertentu, misalnya
mengubah energi listrik menjadi energi cahaya (pada lampu neon), menahan panas
dan fungsi yang lebih tinggi lagi, yang dikenal dengan material cerdas, yaitu yang
mempunyai fungsi tertentu yang digunakan sebagai contoh sensor dan actuator

2.3. Elusidasi menggunakan FTIR dan NMR


2.3.1 Elusidasi FTIR
FTIR merupakam alat yang digunakan untuk analisis gugus fungsi secara kuantitatif
dalam suatu senyawa kimia yang terdapat di dalam lemak babi, plastic, karet, makanan,
obat minyak, kitosan, batu bara, dan kosmetik. FTIR ini juga dapat digunakan untuk
analisa kuntitatif dengan menggunakan data intensitas pada panjang gelombang tertentu
untuk perhitungan. FTIR yang dimiliki Laboratorium terpadu adalah Nicolet Avatar 360
IR. Alat ini juga sangat akurat digunakan untuk menguji berbagai jenis polimer. Sampel
yang dapat diuji menggunakan alat ini adalah sampel padat dan cair yang didalamnya
tidak mengandung air secara berlebihan.
Fungsi FTIR mirip dengan alat spektrofotometer, hanya saja pada FTIR ini
didominasi oleh sinar inframerah dalam mengidentifikasi gugus-gugus fungsional yang
terdapat dalam suatu senyawa. Selain gugus fungsi, FTIR juga dapat digunakan untuk
mengidentifikasi senyawa dan menganalisis campuran dari sampel yang dianalisis tanpa
merusak sampel. FTIR juga memiliki daerah inframerah pada spektrum gelombang
elektromagnetik dimulai dari panjang gelombang 14000 cm-1 hingga 10-1.

Dalam penggunaannya, FTIR menggunakan metode bebas reagen, tanpa penggunaan


radioaktif dan dapat mengukur kadar hormon secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis
gugus fungsi suatu sampel dilakukan dengan membandingkan pita absorbsi yang

4
terbentuk pada spektrum infra merah menggunakan spektrum senyawa pembanding yang
tentunya sudah diketahui sebelumnya.

Prinsip kerja FTIR, alat yang satu ini memiliki interaksi antara energi dan materi.
Infrared yang melewati celah ke sampel, dimana celah tersebut berfungsi mengontrol
jumlah energi ysng disampaikan kepada sampel. Kemudian beberapa infrared diserap
oleh sampel dan yang lainnya di transmisikan melalui permukaan sampel sehingga sinar
infrared lolos ke detektor dan sinyal yang terukur kemudian dikirim ke komputer dan
direkam dalam bentuk puncak-puncak.

Alat ini digunakan ketika hendak melakukan penelitian dalam mencari atau
memastikan suatu senyawa kimia yang terkandung dalam obat atau senyawa alam.
Biasanya, proses FTIR ini merupakan proses akhir dari penemuan atau identifikasi
senyawa dalam bahan alam, walau tak sedikit pula yang berlanjut pada proses pencarian
karakterisasi senyawa menggunakan alat GC-MS.

Metode dalam FTIR ini tidak memerlukan preparasi sampel yang rumit dimana baik
sampel padatan maupun cairan bisa langsung dianalisa untuk menghasilkan spektrum
serta dapat mengukur intensitas pada berbagai panjang gelombang secara serempak,
sehingga akan lebih cepat dan efisien.

5
Gambar 2.1 Spektrofotometer FTIR

2.3.2 Elusidasi NMR


Spektroskopi NMR (Nuclear Magnetic Resonance) adalah suatu teknik yang
digunakan untuk menentukan keunikan struktur dari suatu senyawa Spectrometer
resonansi magneti inti (Nuclear Magnetic Resomanoe), yang seterusnya disingkat sebagai
NMR sangat penting untuk memperoleh informasi senyawa kimia. Gambaran hasil
spektroskopi NMR sangat penting dalam pemantauan senyawa kimia, baik struktur dari
bahan alam yang belum diketahui , konfirmasi hormon peptisida, maupun polimer
dinamis internal NMR juga dapat menyelesaikan dan memecahkan masalah atau
informasi yang sebelumnya sulit untuk diperoleh.

NMR mempunyai peranan penting dalam ilmu kimia. Hal ini setidaknya disebabkan
oleh dua faktor. Pertama, penerapan NMR yang terbaru merupakan hasil peningkatan
selama beberapa tahun terakhir. Kedua, spektrometer NMR merupakan instrumen yang
tersedia di pasaran dan berkembang terus, tentunya juga memenuhi standar sensitivitas,
fleksibilitas, efisiensi, kecanggihan komputasi, dan harga yang sesuai. Selain itu,
peningkatan teknik NMR juga dapat dilihat dalam hal spektrum NMR zat padat, NMR
multi-dimensi zat cair, dan kemampuan untuk memperoleh spektrum zat dengan
konsentrasi kecil. Aplikasi lain spektroskopi NMR, yaitu imaging NMR di bidang klinis.
Teknik ini menggunakan spektra tiga dimensi pada bagian-bagian tubuh manusia yang
dapat membantu diagnostik klinis. Imaging resonansi magnetik telah berkembang cepat
dalam bidang klinis. Sementara itu, perkembangan NMR berkekuatan tinggi sangat
penting dalam penelitian ilmu kimia organik, biokimia, dan ilmu bahan.

6
Kelebihan Spektrometer NMR (Nuclear Magnetic Resonance) dapat digunakan
untuk mempelajari struktur molekul, interaksi molekul, kinetika atau dinamika molekul,
dan komposisi campuran biologi, larutan hasil sintesis, atau komposit. Kelebihan
Spektrometer NMR adalah kemampuan untuk analisis yang bersifat tidak merusak
sampel (non-destructive) dan dapat melakukan analisis kuantitatif molekul dalam larutan.
Sampel yang dapat dianalisa berupa padatan dan cairan.

Prinsip Kerja Spektroskopi NMR didasarkan pada penyerapan gelombang radio


oleh inti-inti tertentu dalam molekul organik, apabila molekul tersebut berada dalam
medan magnet yang kuat. Inti atom dianggap sebagai kumpulan partikel dasar (proton
dan neutron) yang terikat bersama melalui gaya.

Spektroskopi NMR memberikan informasi mengenai jumlah, sifat dan lingkungan


atom hidrogen dalam suatu molekul. Konsep dasar spektroskopi NMR ditimbulkan
adanya fenomena dari inti atom yang memiliki medan magnet. Dalam medan magnet
yang kuat inti-inti atom tersebut dapat berorientasi dengan tenaga potensial yang sesuai

Gambar 2.2 Gambar NMR

Instrumen NMR yang tersedia


1. NMR Kontrol Kualitas

7
Instrumen ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan industri, biasanya
digunakan untuk analisis yang tepat dan cepat. Potensi kemampuan instrumen sekitar 0,2–
1 tesla dan frekuensi 10–40 MHz. Dalam perkembangan lebih lanjut, instrumen juga
digunakan untuk tujuan analitis, seperti pengembangan LC-MS menjadi LC-NMR.
Instrumen tersebut merupakan gabungan kromatografi cair dengan NMR berkekuatan
magnet yang lebih besar.

Instrumen ini dapat diaplikasikan pada bidang-bidang berikut.


1) Industri kimia
a) Determinasi kandungan hidrogen dalam senyawa hidro-karbon.
b) Pengukuran kandungan air/hidrogen dalam bahan alam, contoh: minyak bumi.
c) Analisis kandungan minyak pada produk jadi dan bahan baku, contoh: lilin dan
minyak.
d) Penentuan elastomer, plastisizer, contoh: polimer.
2) Obat-obatan
a) Waktu relaksasi uji in vitro, sebagai bahan perbandingan dengan hasil in vivo.
b) Analisis mikrodinamis, contoh: perubahan viskositas darah akibat penyakit di
dalam tubuh.
c) Pengukuran kecepatan difusi.
d) Penentuan lemak
3)Industri makanan
a) Penentuan kandungan lemak padat di dalam campuran.
b) Determinasi secara cepat lemak/air dalam bahan baku dan produk jadi.
c) Penentuan sisa air dalam produk freeze dried.
d) Kecepatan difusi air makanan.
e) Mempelajari ikatan air dalam bahan makanan.
4) Ilmu material
a) Mempelajari kemampuan koagulasi.
b) Mempelajari waktu relaksasi polimer.
c) Mempelajari porositas dan permeabilitas batuan dan material bangunan.
d) Mempelajari stabilitas emulsi.
2. NMR Resolusi Tinggi

8
Instrumen ini dikembangkan untuk mengatasi kebutuhan dalam analisis struktur
molekul dalam kimia organik, yang merupakan awal dari meluasnya penggunaan
spektrometer NMR. Masa-masa sekarang ini masih merupakan masa aplikasi utama dari
penggunaan NMR. Salah satu aplikasi yang cukup menarik yaitu analisis tiga dimensi
untuk struktur kimia protein, oligosakarida, dan asam nukleat.

Sebagai gambaran, instrumen ini dilengkapi dengan magnet superkonduksi, bersifat


sangat stabil, memiliki sistem elektronik yang canggih, dan menggunakan software yang
memudahkan pengontrolan sistem data secara otomatis dan fleksibel untuk
pengembangan lebih lanjut. Instrumen ini memiliki software untuk satu dimensi, dua
dimensi, dan tiga dimensi dengan range sistem data.6 Range potensi instrumen ini
berkisar dari 2,35–23,50 tesla. Frekuensi 1H antara 100–1000 MHz.

Instrumen ini banyak diaplikasikan terutama dalam bidang penelitian biomolekul.


Perkembangan dan kemajuan ilmu kimia molekul dan kaitannya dengan biologi
molekuler tidak terlepas dari peran instrumen ini.

3. NMR Kekuatan Tinggi

Jenis instrumen ini dikembangkan untuk mengatasi kebutuhan aplikasi NMR dalam
bidang penelitian dan pengembangan ilmu material. Kemajuan yang signifikan dapat
dilihat terutama pada penggunaan teknik NMR di bidang keramik, polimer, dan material
yang tidak larut. Namun, kebutuhan hardware untuk teknik ini lebih tinggi dari tipe
Spektrometer NMR resolusi tinggi, seperti kebutuhan akan sistem penerima pita lebar,
transmiter tinggi, dan investigasi yang lebih spesifik. Instrumen jenis ini biasanya
dilengkapi dengan sistem penerima pita lebar, modulator kecepatan tinggi, digitizer cepat,
dan transmiter kilowat RF. Kekuatan magnet sekitar 2,11–23,50 tesla, dengan frekuensi 1
H dari 90–1000 MHz.

4. NMR Mikroskopi
Instrumen tipe ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pengukuran dengan
resolusi skala mikro. NMR ini dilengkapi dengan NMR mikroskopi dengan magnet luas
dan sempit dengan range magnet dari 4,7–23,50 tesla (200–1000 MHz). Instrumen ini
biasa digunakan oleh peneliti di bidang biologi, obat-obatan serta ilmu material, dan dapat
juga digunakan untuk resolusi dengan jumlah kecil (10 mm).
5. NMR in vivo

9
NMR in vivo adalah sistem NMR yang digunakan untuk penelitian biomedis dan
klinis. Resonansi magnetik telah banyak digunakan di bidang kesehatan/obat-obatan. Alat
ini juga cocok untuk peningkatan resonansi magnetik tomografi. Dengan kata lain,
walaupun perkembangannya relatif tidak terlalu cepat, teknik ini tetap bertahan sebagai
alat diagnostik yang penting. Spektroskopi in vivo telah dikenal sebagai cara baru untuk
menganalisis resonansi magnetik organisme hidup. Teknik yang menggunakan
hewan/manusia yang diperlukan untuk pengukuran pada organ tertentu atau bagian tubuh
tertentu ini bisa dilakukan dengan menggunakan coil permukaan yang memproduksi rf
yang homogen untuk volume organ tertentu. Hal ini merupakan sifat selektif yang dimiliki
alat ini. Jenis instrumen ini mempunyai diameter sekitar 210–900 mm, range potensi 2,35–
23,50 tesla, dan frekuensi 1 H 100–1000 MHz.

Spektrometer NMR (Nuclear Magnetic Resonance) dapat digunakan untuk


mempelajari struktur molekul, interaksi molekul, kinetika atau dinamika molekul, dan
komposisi campuran biologi, larutan hasil sintesis, atau komposit. Kelebihan Spektrometer
NMR adalah kemampuan untuk analisis yang bersifat tidak merusak sampel (non-
destructive) dan dapat melakukan analisis kuantitatif molekul dalam larutan. Sampel yang
dapat dianalisa berupa padatan dan cairan

2.4. Elusidasi Menggunakan TEM dan SEM


2.4.1 Elusidasi TEM
Mikroskop transmisi elektron (Transmission Electron Microscope, TEM) adalah
sebuah mikroskop elektron yang cara kerjanya mirip dengan cara kerja proyektor slide, di
mana elektron ditembuskan ke dalam obyek pengamatan dan pengamat mengamati hasil
tembusannya pada layar.
Dalam bidang geologi, TEM dimanfaatkan untuk mengetahui komposisi dari
batuan tertentu. Dalam bidang mikrobiologi, kita dapat mengamati morfologi dari
beragam bakteria dan virus. Dislokasi pada material diamati dengan TEM.
Mikroskop TEM ini biasanya digunakan untuk melihat benda yang berukuran tipis.
Karena TEM ini bekerja dengan cara meneruskan bayangan benda dan langsung diamati,"
papar Dr Darminto MSc

10
Gambar 2.3 Alat TEM

2.4.2 Elusidasi SEM

SEM (Scanning Electron Microscopy) adalah peralatan untuk menguji/melihat


struktur morfologi  permukaan  dan crossection sampel dengan perbesaran sampai dengan
1.000.000 x . Dengan menggunakan SE ( secondery electron) detektor peralatan ini 

11
memiliki 2 modus operasional, Low Vacum (untuk sampel non-konduktif) dan High
Vacum (untuk sampel konduktif). Alat ini dilengkapi EDAX yaitu alat yang dapat
digunakan untuk menguji kandungan unsur pada bahan yang dilihat struktur
permukaannya. Kandungan unsur yang dapat diidentifikasi mulai dari Berilium s/d
Uranium. Sebaran unsur didalam bahan juga dapat dideteksi berupa Surface area, line dan
mapping.

SEM biasa digunakan untuk mengetahui struktur mikro atau morfologi sebuah bahan
hingga skala mikro/nano dan untuk mengukur komposisi elemental bahan secara
kuantitatif (standardless). Bahan yang dapat dianalisa menggunakan SEM dapat berupa
yang konduktif dan non-konduktif, berupa bulk, serbuk atau serat.

Prinsip kerja SEM adalah sebagai berikut:

1) Sebuah pistol elektron memproduksi sinar elektron dan dipercepat dengan anoda.

2) Lensa magnetik memfokuskan elektron menuju ke sampel.

3) Sinar elektron yang terfokus memindai keseluruhan sampel dengan diarahkan oleh
koil pemindai.

Analisis SEM mempunyai tujuh tahapan, yaitu:

1) pengembangan model teoritis

2) pengembangan diagram jalur

3) konversi diagram jalur ke persamaan struktural

4) memilih matriks input dan jenis estimasi

5) mengidentifikasi model

6) menilai kriteria goodness of fit

7) menginterpretasikan hasil.

SEM digunakan untuk memeriksa dan memperbaiki suatu model. Syarat utama


menggunakan SEM adalah membangun suatu model hipotesis yang terdiri dari model
struktural dan model pengukuran dalam bentuk diagram jalur.

12
Perbedaan SEM memberikan gambar 3D pada permukaan sampel sedangkan gambar
TEM adalah proyeksi 2D dari sampel, yang dalam beberapa kasus membuat interpretasi
hasilnya lebih sulit bagi operator

Gambar 2.4 Alat SEM

2.5 Elusidasi Menggunakan GC-MS

Gas chromathography (GC) adalah metode pemisahan yang digunakan untuk


menganalisis senyawa yang mudah menguap atau senyawa yang mudah diuapkan.
Senyawa yang mudah terdegradasi oleh panas tidak dapat dianalisis dengan metode ini.
Mass Spectrometer (MS) adalah suatu metode analisis instrumental yang dipakai untuk

13
identifikasi dan penentuan struktur dari komponen sampel dengan cara menunjukkan
massa relatif dari molekul komponen dan massa relatif hasil pecahannya.

Gas Chromathography-Mass Spectrometer merupakan gabungan metode analisis


antara GC dan MS. Dalam hal ini GC hanya berfungsi sebagai sarana pemisah tanpa
dilengkapi dengan detektor sebagaimana GC pada umumnya, tetapi yang berfungsi
sebagai detektornya adalah MS. Kemampuan dan aturan pemisahannya akan mengikuti
aturan pada GC, demikian pula aturan fragmentasi dan pola spektrum massa akan
mengikuti aturan MS. Dengan adanya gabungan kedua metode tersebut akan
memberikan keuntungan yang lebih baik karena senyawa yang telah terpisahkan oleh
GC dapat langsung dideteksi oleh MS. Detektor MS untuk kromatografi gas
mempunyai beberapa keuntungan, antara lain yaitu penggunaan senyawa yang telah
diketahui isotopnya sebagai standar meningkatkan ketelitian analisis serta pada resolusi
tinggi dapat menentukan komposisi dasar dari senyawa yang dianalisis. Dengan adanya
penggabungan kedua alat tersebut, maka GC-MS mampu memisahkan komponen-
komponen dalam suatu analit sekaligus menentukan jenis komponen tersebut melalui
spektrum massanya.

Prinsip kerja GC-MS adalah sampel yang berupa cairan diinjeksikan ke dalam
injektor kemudian diuapkan. Sampel yang berbentuk uap dibawa oleh gas pembawa
menuju kolom untuk proses pemisahan. Setelah terpisah, masingmasing komponen
akan melalui ruang pengion dan dibombardir oleh elektron sehingga terjadi ionisasi.
Fragmen-fragmen ion yang dihasilkan akan ditangkap oleh detektor dan dihasilkan
spektrum massa.

Pada prinsipnya kromatografi gas-spektrometri massa terdiri dari 4 komponen


utama yaitu:

1.Gas Chromathograph

Prinsip mekanisme kromatografi gas adalah cuplikan diinjeksikan ke dalam injektor


kemudian diuapkan hingga cuplikan berubah menjadi uap atau gas. Cuplikan yang
berbentuk gas dibawa oleh gas pembawa dengan laju alir yang konstan masuk dalam
kolom pemisah. Komponen-komponen sampel akan terpisah pada saat melewati kolom
karena adanya perbedaan daya adsorpsi fasa diam terhadap komponen-komponen
sampel. Komponen yang sudah terpisah akan didorong oleh fasa gerak untuk bergerak
di sepanjang kolom berupa pita-pita.

14
2.Interface
Interface adalah bagian yang menghubungkan antara kromatografi gas dengan
spektrometer massa pada kondisi hampa udara yang tinggi. Tujuan utama dari interface
adalah menghilangakan gas pembawa tanpa menghilangkan analit. Interface yang ideal
dapat memindahkan analit secara kuantitatif, mengurangi tekanan dan laju alir ke suatu
tingkat yang dapat ditangani oleh spektrum massa.
3. Mass Spectrometer

Prinsip kerja dari spektrometri massa adalah sampel diuapkan dalam keadaan vakum
kemudian dialirkan menuju ruang pengion. Di ruang pengion sampel ditembak dengan
arus partikel berenergi tinggi menghasilkan ion dengan kelebihan energi (radikal ion)
yang bisa memecah dan tidak bisa memecah. Ion yang bisa memecah disebut ion induk
(parent ion), ion induk akan memecah menjadi ion positif, negatif dan pecahan yang
netral. Ion negatif akan tertarik ke anoda untuk dinetralkan dan dihisap oleh pompa
vakum bersama-sama dengan fragmen netral. Sedangkan partikel bermuatan positif
menuju ke tabung analisator, partikel-partikel ini dibelokkan oleh medan magnet sehingga
lintasannya melengkung.

4. Sistem Pengolah Data

Teknologi komputer sangat diperlukan untuk harmonisasi bekerjanya instrumen


terpadu seperti GC-MS, dalam pengolahan atau penyuguhan data analisis. Selain itu,
komputer juga berperan sebagai perangkat lunak yang menyimpan data analisis standar
SRM (Standard Reference Material) sebagai pembanding terhadap data analisis analit
hasil penentuan. Koleksi data analisis SRM yang ada pada perangkat lunak dikenal
sebagai Standard Library Spectra. Identifikasi analit terhadap Standard Library Spectra
dinyatakan dengan persen kemiripan dan keduanya dinyatakan identik jika komputer
menilai persen keduanya diatas 90%.

15
Gambar 2.5 Alat GC-MC

16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Preparasi adalah proses menyiapkan sampel dalam bentuk layak dan siap untuk
dilakukan pengujian.
 FTIR merupakam alat yang digunakan untuk analisis gugus fungsi secara
kuantitatif dalam suatu senyawa kimia, FTIR digunakan untuk mengidentifikasi
senyawa dan menganalisis campuran dari sampel yang dianalisis tanpa merusak
sampel. Spektroskopi NMR (Nuclear Magnetic Resonance) adalah suatu teknik
yang digunakan untuk menentukan keunikan struktur dari suatu senyawa
Spectrometer resonansi magneti inti (Nuclear Magnetic Resomanoe), yang
disingkat sebagai NMR untuk memperoleh informasi senyawa kimia
 SEM adalah peralatan untuk menguji/melihat struktur morfologi  permukaan 
dan crossection sampel dengan perbesaran sampai dengan 1.000.000 x.
Perbedaan SEM memberikan gambar 3D pada permukaan sampel sedangkan
gambar TEM adalah proyeksi 2D dari sampel
 Gas chromathography (GC) adalah metode pemisahan yang digunakan untuk
menganalisis senyawa yang mudah menguap atau senyawa yang mudah
diuapkan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Jenie.A.U., dkk. 2014. Teknik Modern Spektroskopi NMR Teori dan Aplikasi dalam
Elusidasi Struktur molekul Organik. Jakarta. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI).

Nawangsari.Yunita.,A. 2011. Structural Equation Modeling Pada Perhitungan Indeks


Kepuasan Pelanggan Dengan Menggunakan Software Amos. Yogjakarta. Skripsi.
Universitas Negeri Yogyakarta.

Robi.M., Kusnandar.D., dan Sulistianingsih.E. 2020. Penerapan Structural Equation


Modeling (Sem) Untuk Analisis Kompetensi Alumni. Tanjung Pura Pontianak. Buletin
Ilmiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster)

Schumacker, R. E. & Lomax, R. G,. 2010. Structural Equation Modelling (3thEd),


New York London : Routledge Taylor & Francis Grop

http://central-laboratory.um.ac.id/scanning-electron-mycroscopy-sem-merk-fei-type-
inspect-s50.html

https://labterpadu.undip.ac.id/scanning-electron-microscope-energy-dispersive-x-ray-
sem-edx/

https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/105514
https://labterpadu.uii.ac.id

18

Anda mungkin juga menyukai