Oleh :
NIM : 13713054
Kelompok :3
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam merekayasa material, yang perlu diperhatikan ialah bagaimana
mengubah sifat material tersebut agar dihasilkan material baru ataupun material
yang sama namun memiliki sifat yang lebih unggul. Untuk mengubah sifat
material tersebut salah satunya yaitu dengan merekayasa strukturnya. Untuk
merekayasa struktur material harus tahu terlebih dahulu komposisi kimia material
tersebut.
Komposisi kimia material dapat diidentifikasi dengan berbagai cara. Salah
satu cara yang cukup akurat untuk mengidentifikasinya yaitu dengan
menggunakan XRD maupun SEM-EDS.
1. Mengidentifikasi komposisi kimia material dari hasil pengujian XRD dengan
metode manual
2. Mengidentifikasi komposisi kimia material dari hasil pengujian XRD dengan
menggunakan software XPowder
BAB II
DASAR TEORI
Prinsip kerja difraksi sinar X ini adalah mengukur hamburan sinar X dari kristal
berfasa kristalin denga n struktur kristal spesifik. Sinar X dihasilkan dari tabung
katoda dimana didalam tabung tersebut electron dihasilkan dengan pemanasan katoda
filament tungsten yang memiliki potensial negative tinggi. Elektron tersebut
kemudian terakselerasi ke anoda dan menumbuknya sehingga energy electron diubah
menjadi sinar x dan panas.
Hukum Bragg :
Cara kerja SEM yaitu electron gun yang dilengkapi dengan filament tungsten
berfungsi untuk menembakkan electron dihas ilkan dari adanya beda potensial.
Elektron kemudian menumbuk benda kerja dan ketika menumbuk terjadi interaksi
antara primary electron dengan specimen sehingga menghasilkan sinar x dan electron.
Hasil interaksi yang keluar dari dalam material ditangkap oleh tiga detector :
BAB III
DATA PERCOBAAN
BAB IV
ANALISIS DATA
Pada praktikum modul ini, pengolahan data hasil pengujian XRD dilakukan
dengan dua cara, yaitu secara manual dan dengan bantuan software XPowder.
Pengolahan data secara manual dilakukan dengan mencari harga dhkl dari data
intensitas da n 2θ dengan menggunakan hukum Bragg, n λ=2dsinθ. Kemudian harga d
dengan intensitas tertentu disusun dan diurutkan dari intensitas yang terbesar
sampai 5 intensitas berikutnya yang lebih kecil. Setelah itu dapat dicocokkan data
dari Hannawalt Index dengan data yang diperoleh dari hasil perhitungan tadi untuk
bantuan software XPowder dilakukan dengan bantuan tools “One Click Searching”.
Dari tools tersebut, muncul jendela baru berupa beberapa jenis senyawa yang
memiliki peak mirip dengan peak sampel. Kemudian dari tools tersebut dapat dipilih
satu jenis senyawa yang memiliki peak paling mirip dengan peak sampel.
Prinsip penentuan jenis senyawa pada karakterisasi dengan metode XRD i alah
mencocokkan harga dhkl dan intensitas sampel dengan harga dhkl dan intensitas
referensi. Hal ini dilatarbelakangi oleh sifat tiap jenis senyawa dengan struktur kristal
tertentu yang akan memantulkan intensitas sinar X yang berbeda-beda walaupun pada
d yang sama ketika disinari dengan sinar X.
Dari tujuh data yang diberikan, empat data diolah dengan metode manual
Pada pencocokan data dhkl dan intensitas sampel terhadap referensi, ada
beberapa data yang tidak sama persis namun masih mendekati. Hal ini dapat
menyebabkan ketidakakuratan data yang dihasilkan meskipun jenis senyawa yang
diperoleh sama. Ketidakakuratan data ini disebabkan oleh kesalahan pengambilan
nilai intensitas maupun 2θ dengan cara manual.
Selain itu, pengaruh kandungan pada sampel yang mungkin berbeda dengan
referensi juga bisa berkontribusi terhadap ketidakakuratan ini. Meskipun praktikan
tidak diberitahu mengenai jenis sampel dan karakteristiknya, namun sifat-sifat sampel
yang berbeda dengan standar seperti adanya inklusi, porositas, dan penggumpalan
sampel akan memengaruhi data hasil XRD yang diperoleh.
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Hasil karakterisasi XRD untuk grafik 1,2,3 dan 4 dengan metode manual
teridentifikasi kandungan senyawanya secara berurutan ialah AlPO4, Fe3O4,
NH4 NO 3 dan Ag0.5 Na0.5 Cl.
2. Hasil karakterisasi XRD untuk soal 2,5 dan 6 dengan bantuan software
XPowder teridentifikasi kandungan senyawanya ialah Mn2O 3, ZnS, dan
MgAl2O4 dengan struktur kristalnya kubik.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
2. Error biasa disebabkan oleh ketidaktelitian dalam mene ntukan besarnya 2θ
sehingga dalam perhitungannya bisa mengakibatkan nilai d yang tidak teliti juga.
Hal ini dapat menyulitkan pencarian senyawa pada indeks hanawalt . Lower upper
limit disebabkan oleh adanya ketidakpastian dari persen komposisi.
3. XRD digunakan untuk mengkarakterisasi material dengan cara menangkap
pantulan sinar x hasil interferensi ko nstruktif de ngan sampel. Material yang bisa
dikarakterisasi dengan menggunakan XRD adalah material yang memiliki
struktur kristalin. Dari karakterisasi XRD, dapat diperoleh data intensitas dan 2θ
yang nantinya dijadikan acuan dalam menentukan komposisi sampel tersebut.
Pada λ 1-2 angstrom, XRD termasuk surface analysis karena atom yang
terdifraksi hanya atom yang berada pada permukaan.
4. Noise muncul di grafik hasil x-ray diffraction yang ditandai dengan kurva-kurva
kecil yang tidak ekstrim sehingga sulit untuk dilakukan analisis kuantitatif.
Dengan menggunakan Xpowder, noise bisa dihilangkan dengan menggunakan
filter yaitu dengan mengaktifkan menu background substraction atau fourier
smoothing.
Tugas Setelah Praktikum 2
1. Setelah melakukan praktikum ini, kita dapat mengetahui bahwa ada suatu logam
yang paling baik untuk dijadikan bahan preparasi sampel untuk karakterisasi
SEM dan EDS, sebutkan nama logam tersebut, dan mengapa logam tersebut
paling baik untuk mempreparasi sampel?
2. Jelaskan fungsi dari electromagnetic lens pada alat karakterisasi SEM dan EDS!
Lengkapi dengan gambar skema kerja dari electromagnetic lens!
Jawab :
1. Logam tersebut adalah emas dan karbon. Kedua logam tersebut bersifat konduktif
dan bisa terbentuk lapisan tipis yang bersifat konduktif
2. Lensa elektromagnetik berfungsi untuk memfokuskan electron dengan pola tidak
beraturan yang berasal dari gun. Skema sudah ada di bab sebelumnya.