Dosen Pengampu:
Indrayani, S.Pi., M. Biotech. Stu., Ph.D.
Oleh
FAKULTAS TEKNIK
2023
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena
berkat kebaikan-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan
tepat waktu. Tidak lupa, tim penyusun atau kelompok lima ingin mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Indrayani, S.Pi., M. Biotech. Stu., Ph.D. selaku dosen
pengampu mata kuliah Analisa Pangan dan hasil Pertanian, serta teman teman yang
telah membantu menyelesaikan makalah ini.Makalah yang berjudul ‘Emisi Absorpsi
Spektroskopi’ disusun oleh kami selaku kelompok tliam untuk memenuhi tugas mata
kuliah Analisa Mutu Pangan Dan Bahan Hasil Pertanian Kami pun mengetahui jika
makalah yang sudah digarap masih jauh dari kata sempurna.
Masih banyak kekurangan sehingga kami sangat berharap saran dan kritiknya
kepada kami agar di kemudian hari kami bisa membuat satu makalah yang lebih
berkualitas.
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
1. Cara Kerja
2. Penggunaan Hubungan dengan Analisa Mutu Pangan
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
Spektroskopi emisi adalah metode analisis kimia yang menggunakan intensitas
cahaya yang dipancarkan dari api, plasma , atau percikan pada panjang gelombang tertentu
untuk menentukan jumlah suatu unsur dalam sampel. Panjang gelombang dari garis
spektral atom memberikan identitas elemen sedangkan intensitas cahaya yang dipancarkan
sebanding dengan jumlah atom unsur.
Spektrofotometri serapan atom merupakan metode yang sangat tepat untuk analisis
zat pada konsentrasi rendah (Khopkar, 1990). Teknik ini adalah teknik yang paling umum
dipakai untuk analisis unsur. Teknik-teknik ini didasarkan pada emisi dan absorbansi dari
uap atom. Komponen kunci padaGambar
metode spektrofotometri
1. Spektroskopi Emisi Serapan Atom adalah sistem
(alat) yang dipakai untuk menghasilkan uap atom dalam sampel. (Anonim, 2003)
5
BAB II
ISI
A. Cara Kerja
1). Spektroskopi Emisi Atom (AES)
AES menyerap cahaya menggunakan atom bebas. AES adalah instrumen yang
menggunakan prinsip ini, bertujuan untuk menganalisis konsentrasi logam dalam
larutan. Zat dalam suatu larutan mengalami penguapan, dan dipecah menjadi atom
terfragmentasi menjadi nyala atau plasma. Dalam emisi atom, sampel terkena energi
tinggi, lingkungan termal untuk menghasilkan atom keadaan tereksitasi, yang mampu
memancarkan cahaya. Sumber energi bisa menjadi busur listrik, api, atau lebih baru-
baru ini, sebuah plasma. Spektrum emisi dari elemen terkena seperti sumber energi
terdiri dari kumpulan panjang gelombang emisi yang diijinkan, biasanya disebut garis
emisi, karena sifat diskrit dari panjang gelombang dipancarkan. Spektrum emisi ini
dapat digunakan sebagai karakteristik yang unik untuk identifikasi kualitatif elemen.
Atom emisi dengan menggunakan busur listrik telah banyak digunakan dalam teknik
analisis.
Emission kualitatif juga dapat digunakan untuk menentukan berapa banyak
elemen hadir dalam sampel. Untuk analisis kuantitatif, intensitas cahaya yang
dipancarkan pada panjang gelombang elemen yang akan ditentukan diukur. Intensitas
emisi pada panjang gelombang ini akan lebih besar sebagai nomor atom dari unsur
analit meningkat. Teknik fotometri nyala api adalah sebuah aplikasi dari emisi atom
untuk analisis kuantitatif. Elektroda yang biasa digunakan untuk berbagai bentuk AES
adalah grafit. Grafit merupakan pilihan yang baik untuk bahan elektroda karena
konduktif. Logam yang digunakan sebagai elektroda akan dpakai selama pemakaian
dan logam yang dipakai tentunya tidak boleh mengganggu proses. Analisis kualitatif
dilakukan dengan membandingkan panjang gelombang garis intens dari sampel
elemen telah diketahui. Pada umumnya setidaknya ada tiga baris intens sampel yang
6
harus cocok dengan elemen sudah diketahui untuk menyimpulkan bahwa sampel
mengandung elemenelemen tersebut.
7
ilmu. Di bidang pertanian, spektroskopi telah digunakan untuk analisis dan kontrol
kualitas makanan.
8
AES didasarkan pada prinsip bahwa ketika energi diterapkan pada molekul dalam
bentuk cahaya atau panas, molekul tereksitasi dan berpindah dari keadaan tingkat
energi yang lebih rendah keadaan tingkat energi yang lebih tinggi. Pada keadaan
tingkat energi yang lebih tinggi, molekul tidak stabil dan melompat kembali ke
keadaan tingkat energi yang lebih rendah saat memancarkan radiasi dalam bentuk
foton. Panjang gelombang foton yang dipancarkan dicatat dalam spektrometer emisi.
Tingkat emisi untuk molekul adalah perbedaan energi antara energi tereksitasi dan
energi stabil rendah. Setiap elemen memiliki tingkat emisinya sendiri frekuensi, yang
membantu untuk mendeteksi unsur-unsur. Frekuensi emisiion adalah direkam dalam
spektrometer emisi. Dalam Spektroskopi Emisi Atom Metodologi dan instrumentasi
terdiri dari (1) persiapan sampel dan pengantar tion, (2) sumber eksitasi, (3)
spektrometer, (4) detektor, dan (5) pemrosesan sinyal dan kontrol instrumentasi.
9
valensi pada energi orbital atom yang lebih tinggi kembali ke energi orbital atom yang
lebih rendah. Sebuah spektrum emisi atom terdiri dari serangkaian garis diskrit pada
panjang gelombang yang sesuai dengan perbedaan energi antara dua orbital atom.
Intensitas (I) pada garis emisi sebanding dengan jumlah atom pada keadaan tereksitasi
(N*). I = KN* k adalah konstanta yang berkaitan dengan efisiensi transisi. Untuk
sebuah sistem pada kesetimbangan termal, jumlah atom keadaan tereksitasi
berhubungan dengan jumlah total atom (N) dengan distribusi Boltzmann.
Ini hanya digunakan untuk logam alkali dan alkali tanah karena
diperlukan suhu yang sangat tinggi untuk eksitasi logam.
Ini adalah teknik yang sangat mahal.
Prosedur operasi lebih rumit daripada penyerapan atom.
10
2. Spektoskopi Absorbsi Atom
Penerapan spektroskopi absorbs atom pada analisa mutu pangan dapat dilihat
pada analisa kandungan Sn, Zn, dan Pb dalam susu kental manis kemasan kaleng
secara spektrofotometri serapan atom. Spektroskopi Serapan Atom memiliki
beberapa kelebihan diantaranya spesifik (analisis tertentu dengan panjang gelombang
atau garis resonansi yang sesuai), selektif, dan sensitif untuk menganalisis logam. Ini
disebabkan karena kecepatan analisisnya, ketelitian sampai tingkat runut, tidak
memerlukan pemisahan pendahuluan, serta relatif murah dengan pengerjaan yang
sederhana. Oleh karenanya, Spektrofotometri Serapan Atom ini cocok dipergunakan
untuk menentukan konsentrasi logam Timah (Sn), Seng (Zn), dan Timbal (Pb) dalam
Susu Kental Manis (SKM) kemasan kaleng. Kandungan logam Sn, Zn, dan Pb dalam
susu kental manis kemasan kaleng dapat ditentukan dengan menggunakan metode
nyala Spektroskopi Serapan Atom dengan menggunakan campuran bahan bakar
udara asetilen. Alat Spektroskopi Serapan atom terlebih dahulu harus dioptimasi
untuk memperoleh hasil analisis yang baik dan sempurna. Kondisi optimasi analisis
logam Sn, Zn dan Pb dengan metode nyala Spektroskopi Serapan Atom dilakukan
agar di peroleh populasi atom pada tingkat dasar yang paling banyak dalam nyala api
yang dilewati oleh radiasi. Atom-atom akan menyerap tenaga radiasi yang khas untuk
atom-atom tersebut dan kemudian berubah ke keadaan eksitasi. Semakin banyak
atom pada keadaan dasar, maka radiasi-radiasi yang diserap akan makin banyak, pada
kondisi optimum akan diperoleh serapan maksimal.
Kondisi optimum parameter pada alat Spektroskopi Serapan Atom yang perlu
mendapatkan perhatian adalah : panjang gelombang, laju alir pembakar, laju alir
oksidan, kuat arus lampu katoda cekung (Hallow Catode Lamp), Lebar celah dan
tinggi pembakar Burner. Pada kondisi optimum perubahan serapan akibat perubahan
11
konsentrasi akan lebih sensitif kondisi optimum peralatan Spektroskopi Serapan Atom
disajikan pada Tabel 1.
Pada penentuan kandungan Logam Timah, Seng dan Timbal dalam Susu Kental
Manis kemasan kaleng dilakukan pada panjang gelombang 224,6 nm; 213,9 nm;
283,3 nm. Panjang gelombang ini merupakan panjang gelombang paling kuat
menyerap garis untuk transisi elektronik dari tingkat dasar ke tingkat eksitasi. Bila
atom pada tingkat energi dasar (ground state) diberi energi yang sesuai, maka energi
tersebut akan diserap dan atom-atom tersebut akan terseksitasi ke tingkat energi yang
lebih tinggi (exited state), atom tidak stabil sehingga sehingga akan kembali ke
tingkat energi dasar dengan melepas sejumlah energi dalam bentuk sinar panjang
gelombang optimum untuk Timah (Sn), Seng (Sn), dan Timbal (Pb) berturut-turut
adalah : 224,6 nm; 213,9 nm; 283,3 nm.
12
cuplikan. Pada penelitian ini digunakan asetilen sebagai bahan bakar dan udara
sebagai oksidan laju alir bahan bakar dan oksidan yang dibutuhkan tergantung pada
ukuran pembakar dan komponenkomponen sampel, untuk nyala udara-asetilen, laju
asetilen berkisar 2-5 L/menit dan laju udara 5-15 L/menit (Pecsok, 1976).
Pada penelitian ini, absorbansi maksimal yang diperoleh pada laju alir asetilen
adalah 4,0 L/menit untuk logam Timah (Sn); 2,0 L/menit untuk logam Seng (Zn); dan
2,0 L/menit untuk logam Timbal (Pb). Sedangkan laju alir udara untuk logam Seng
dam Timbal adalah sebesar 10,0 L/menit dan logam Timah adalah 6,0 L/menit. Atom-
atom dalam nyala tidak merata distribusinya karena di dalam nyala terdapat beberapa
daerah panas. Larutan cuplikan masuk ke dalam daerah A dalam bentuk butir-butir
halus tercampur dengan udara-asetilen. Di daerah B air akan menguap disebabkan
oleh konduksi dan radiasi panas dari daerah C. Dalam daerah C ini terjadi penguapan
dan peruraian menjadi atom. Di daerah ini pula dimulai proses serapan dan emisi.
Atom yang berubah menjadi oksida dalam daerah C, akan keluar melalui daerah D.
Selanjutnya dibuang ke kuncup luar, optimasi tinggi pembakar dimaksudkan untuk
mencari daerah C, agar pengukuran cukup sensitif (Aziz.A, 1994). Gambar
selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.
Pada penelitian ini, tinggi pembakar burner optimum yang dapat digunakan untuk
memberikan jalannya nyala untuk meningkatkan kepekaan untuk logam :
13
Lebar celah dapat mengontrol gangguan spektra tertentu misalnya garisgaris yang
terabsorbsi dari gas pengisi lampu katoda cekung. Gangguan-gangguan ini dapat
dikontrol dengan mengurangi lebar celah. Semakin kecil lebar celah yang digunakan,
maka semakin kecil gangguan gangguan spektra. Pada penelitian ini, kondisi optimum
lebar celah untuk logam Sn adalah 0,2 nm; logam Zn dan Pb adalah 0,7 nm.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Ada beberapa jenis pada spektroskopi yang sudah dijelaskan, namun sangat
disarankan untuk memilih spektroskopi yang akan digunakan sesuai kebutuhan. Dengan
syarat pemilihan yaitu cara kerja alat yang mudah dengan biaya yang murah, serta
menghubungkannya dengan objek yang akan kita analisis. Karena dengan pemilihan
spektroskopi yang sesuai akan mempermudah dalam proses analisa
14
DAFTAR PUSTAKA
Chen, H., Liang, P., Hu, B., Zhao, L., Sun, DH, & Wang, XR (2002). Penerapan spektrometri
emisi atom plasma / spektrometri massa yang digabungkan secara induktif dalam
elemen jejak dan analisis spesiasi Pengobatan Tiongkok tradisional.
15