Disusun Oleh :
Kaniar Widina
M. Raup
Naufal Pratama
Sahrul Hidayat
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Atomic Absorption Spectroscopy (AAS ) / Spektrofotometri Serapan Atom(SSA) ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan dari sampah, dan juga
bagaimana membuat sampah menjadi barang yang berguna. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................... iv
BAB I : PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1.` Latar Belakang................................................................................................... 2
1.2. Tujuan Penulisan................................................................................................ 2
1.3. Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
1.4. Metoda Penulisan.............................................................................................. 2
BAB II : PEMBAHASAN............................................................................................. 3
2.1. Pengertian Spektrofotometer Serapan Atom ..................................................... 3
2.2. Prinsip Kerja Alat............................................................................................. 11
2.3. Instrumen dan alat............................................................................................. 11
2.4. Bagian-bagian Pada SSA.................................................................................. 22
2.5. Cara Kerja Spektofotometer Serapan Atom..................................................... 26
2.6. Metode Analisis................................................................................................ 28
2.7. Keuntungan dan Kelemahan Alat..................................................................... 29
2.8. Gangguan dan Cara Penanganan Alat.............................................................. 30
2.9. Analisis Kuantitatif........................................................................................... 31
BAB III : PENUTUP ................................................................................................. .35
3.1. Kesimpulan. .................................................................................................... 35
3.2. Saran ................................................................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berdampak pada
makin meningkatnya pengetahuan serta kemampuan dari manusia. Betapa tidak setiap
manusia lebih dituntut dan diarahkan kearah ilmu pengetahuan dan teknologi di segala
bidang. Tidak ketinggalan pula ilmu kimia yang identik dengan ilmu mikropun tidak
luput dari sosrotan perkebangan IPTEK ini. Belakangan ini telah lahir IPTEK-IPTEK
yang berpeluang mempermudah dalam keperluan analisis kimia. Salah satu bentuk
kemajuan IPTEK ini yang biasa dikenal sekarang diantaranya alat serapan atom yang
kemudian sangat mendukung dalam analisis kimia dengan metode Spektrometri
Serapan Atom (SSA).
Para ahli kimia sudah lama menggunakan warna sebagai suatu pembantu dalam
mengidentifikasi zat kimia. Dimana, serapan atom telah dikenal bertahun-tahun yang
lalu. Dewasa ini penggunaan istilah spektrofotometri menyiratkan pengukuran
jauhnya penyerapan energi cahaya oleh suatu sistim kimia itu sebagai fungsi dari
panjang gelombang radiasi, demikian pula pengukuran penyerapan yang menyendiri
pada suatu gelombang tertentu. Perpanjangan spektrofotometri serapan atom ke unsur-
unsur lain semula merupakan akibat perkembangan spektroskopi pancaran nyala. Bila
disinari dengan benar, kadang-kadang dapat terlihat tetes-tetes sampel yang belum
menguap keluar dari puncak nyala, dan gas-gas nyala itu terencerkan oleh udara yang
menyerobot masuk sebagai akibat tekanan rendah yang diciptakan oleh kecepatan
tinggi itu, lagi pula sistim optis itu tidak memerikasa seluruh nayala melainkan hanya
mengurusi suatu daerah dengan jarak tertentu diatas titik puncak pembakar. Selain
dengan metode serapan atom unsur-unsur dengan energi eksitasi rendah dapat juga
dianalisis dengan fotometri nyala, tetapi untuk unsur-unsur dengan energi eksitasi
tinggi hanya dapat dilakukan dengan fotometri nyala.
Untuk analisisi dengan garis spektrum resonansi antara 400-800 nm, fotometri
nyala sangat berguna, sedangkan antara 200-300 nm, metode AAS lebih baik dari
fotometri nyala. Untuk analisis kualitatif, metode fotometri nyala lebih disukai dari
AAS, karena AAS memerlukan lampu katoda spesifik (hallow cathode).
Kemonokromatisan dalam AAS merupakan syarat utama. Suatu perubahan temperatur
nyala akan mengganggu proses eksitasi sehingga analisis dalam fotometri nyala dapat
berfarisasi hasilnya. Dari segi biaya operasi, AAS lebih mahal dari fotometri nyala
berfilter. Dapat dikatakan bahwa metode fotometri nyala dan AAS merupakan
komplementer satu sama lainnya.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Spektrofotometer Serapan Atom
Sejarah singkat tentang serapan atom pertama kali diamati oleh Frounhofer,
yang pada saat itu menelaah garis-garis hitam pada spetrum matahari. Sedangkan yang
mememfaatkan prinsip serapan atom pada bidang analisis adalah seorang Australia
bernama Alan Walsh di tahun 1995. Sebelum ahli kimia banyak tergantung pada cara-
cara spektrofotometrik atau metode analis spektrografik. Beberapa cara ini yang sulit
dan memakan waktu, kemudian segera di gantikan dengan Spektrometri Serapan
Atom atau Atomic Absorption Spectrofotometry (ASS). Spektrometri Serapan Atom
(SSA) adalah suatu alat yang digunakan pada metode analisis untuk penentuan unsur-
unsur logam dan metaloid yang pengukurannya berdasarkan penyerapan cahaya
dengan panjang gelombang tertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas (Skoog et.
al., 2000).
Metode ini sangat tepat untuk analisis zat pada konsentrasi rendah. Teknik ini
mempunyai beberapa kelebihan di bandingkan metode spektroskopi emisi
konvensional. Memang selain dengan metode serapan atom,unsur-unsur dengan
energi eksitasi dapat juga dianalisis dengan fotometri nyala, tetapi untuk unsur-unsur
dengan energi eksitasi tinggi hanya dapat dilakukan dengan fotometri nyala. Untuk
analisis dengan garis spectrum resonansi antara 400-800 nm, fotometri nyala sangat
berguna sedangkan antara 200-300 nm metode ASS lebih baik daripada fotometri
nyala. Untuk analisis kualitatif,metode fotometri nyala lebih disukai dari ASS, karena
ASS memerlukan lampu katoda spesifik (hallow cathode). Kemonokromatisan dalam
ASS merupakan sarat utama. Dari segi biaya AAS lebih mahal dari fotometri nyala
berfilter. Dapat dikatakan bahwa metode fotometri nyala dan AAS merupakan
komplomenter satu sama lainnya. Komponen-komponen lainnya dari sebuah
spektrofotometer serapan atom adalah konvensional sifatnya. Monokromatornya dapat
tak semahal monokromator spektrofotometer biasa yang sepadan kualitasnya, karena
kurang dituntut. Satu-satunya tuntutan adalah bahwa monokromator itu melewatkan
garis resonan yang dipilih, tanpa dibarengi garis-garis lain dalam spektrum sumber
cahaya yang timbul dari katode logam atau gas lambannya.
Metode AAS berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap
cahaya tersebut pada panjang gelaombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya.
Misalkan Natrium menyerap pada 589 nm, uranium pada 358,5 nm sedangkan kalium
pada 766,5 nm. Cahaya pada gelombang ini mempunyai cukup energi untuk
mengubah tingkat elektronik suatu atom. Dengan absorpsi energi, berarti memperoleh
lebih banyak energi, suatu atom pada keadaan dasar dinaikkan tingkat energinya ke
tingkat eksitasi. Tingkat-tingkat eksitasinya pun bermacammacam. Misalnya unsur Na
dengan nomor atom 11 mempunyai konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p6 3s1 , tingkat
dasar untuk elektron valensi 3S, artinya tidak memiliki kelebihan energi. Elektron ini
dapat tereksitasi ketingkat 3p dengan energi 2,2 eV ataupun ketingkat 4p dengan
energi 3,6 eV, masing-masing sesuai dengan panjang gelombang sebesar 589nm dan
330 nm. Kita dapat memilih diantara panjang gelombang ini yang menghasilkan garis
spektrum yang tajam dan dengan intensitas maksimum, yang dikenal dengan garis
resonansi
Garis-garis lain yang bukan garis resonansi dapat berupa spektrum yang
berasosiasi dengan tingkat energi molekul, biasanya berupa pita-pita lebar ataupun
garis tidak berasal dari eksitasi tingkat dasar yang disebabkan proses atomisasinya.
Apabila cahaya dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan pada suatu sel yang
mengandung atom-atom bebas yang bersangkutan maka sebagian cahaya tersebut
akan diserap dan intensitas penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya atom
bebas logam yang barada pada sel. Hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi
diturunkan dari: Hukum Lambert: bila suatu sumber sinar monokrokatik melewati
medium transparan, maka intensitas sinar yang diteruskan berkurang dengan
bertambahnya ketebalan medium yang mengabsorbsi. Hukum Beer: intensitas sinar
yang diteruskan berkurang secara eksponensial dengan bertambahnya konsentrasi
spesi yang menyerap sinar tersebut. Dari kedua hukum tersebut diperoleh suatu
persamaan: lt= lo.e-(€bc), atau A= -log lt/lo= €bc Dimana: lo= intensitas sumber sinar
lt= intensitas sinar yang diteruskan €= absortivitas molar b= panjang medium c=
konsentrasi atom-atom yang menyerap sinar A= absorbans Dari persamaan di atas,
dapat disimpulkan bahwa absorbansi cahaya berbanding lurus dengan konsentrasi
atom (Day & Underwood, 1989).
Ada tiga teknik yang biasa dipakai dalam analisis secara spektrometri. Ketiga teknik
tersebut adalah:
a. Metode Standar Tunggal
Metode ini sangat praktis karena hanya menggunakan satu larutan standar yang
telah diketahui konsentrasinya (Cstd). Selanjutnya absorbsi larutan standar (Asta) dan
absorbsi larutan sampel (Asmp) diukur dengan spektrometri. Dari hukum Beer
diperoleh:
Sehingga,
Astd/Cstd = Csmp/Asmp -> Csmp = (Asmp/Astd) x Cstd
Dengan mengukur absorbansi larutan sampel dan standar, konsentrasi larutan
sampel dapat dihitung.
b. Metode kurva kalibrasi
Dalam metode ini dibuat suatu seri larutan standar dengan berbagai konsentrasi
dan absorbansi dari larutan tersebut diukur dengan AAS. Langkah selanjutnya adalah
membuat grafik antara konsentrasi(C) dengan absorbansi (A) yang merupakan garis
lurus yang melewati titik nol dengan slobe = atau = a.b. konsentrasi larutan sampel
dapat dicari setelah absorbansi larutan sampel diukur dan diintrapolasi ke dalam kurva
kalibrasi atau dimasukkan ke dalam persamaan garis lurus yang diperoleh dengan
menggunakan program regresi linewar pada kurvakalibrasi.
3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelasan tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
Spektrofotometri Serapan Atom didasarkan pada besarnya energi yang diserap oleh
atom-atom netral dalam keadaan gas. Agar intensitas awal sinar (Po) dan sinar yang
diteruskan (P) dapat diukur, maka energi sinar pengeksitasi harus sesuai dengan
energi eksitasi atom penyerap dan energi penyerap ini diperoleh melalui sinar lampu
katoda berongga. Lampu katoda berongga ada yang bersifat single element dan ada
yang bersifat multi element.
Salah satu alat yang sangat berperan penting dalam AAS adalah Copper yang
berfungsi untuk membuat sinar yang datang dari sumber sinar berselang – seling
sehingga sinar yang dipancarkan juga akan berselang - seling. AAS memiliki
keakuratan yang tinggi pada analisis kualitatif. Beberapa jenis gangguan dengan cara
AAS pada analisis kuantitatif
· Gangguan kimia
· Gangguan matrik
· Gangguan ionisasi dan
· Gangguan background
3.2. Saran
Pada saat praktek menggunakan alat spektrofotometer serapan atom perlu
adanya kerjasama antara praktikan dan pembimbing agar praktikan dapat memahami
dan mampu menggunakan alat dengan baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
http://depisatir.blogspot.co.id/2012/09/makalah-aas_21.html
http://wardahankbjm.blogspot.co.id/2013/04/makalah-ssa.html
https://www.scribd.com/doc/280886282/Makalah-Aas