OLEH :
MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu penyusun menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Sampul
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Teori Dasar dan Prinsip Kerja Spektroskopi Serapan Atom (SSA) ........... 3
A. Kesimpulan ................................................................................................. 13
B. Saran ........................................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tidak setiap manusia lebih dituntut dam diarahkan kearah ilmu pengetahuan di
segala bidang. Tidak ketinggalan pula ilmu kimia yang identik dengan ilmu
mikropun tidak luput dari sorotan perkembangan IPTEK. Belakangan ini telah
kimia. Salah satu dari bentuk kemajuan ini adalah alat yang disebut dengan
pengukurannya adalah pengukuran serapan suatu sinar oleh suatu atom, sinar
yang tidak diserap, diteruskan dan diubah menjadi sinyal listrik yang terukur.
AAS pertama kali diperkenalkan oleh Welsh (Australia) pada tahun 1955. AAS
merupakan suatu metode yang populer untuk analisa logam, karena disamping
menggunakan sinar atau cahaya yang bila disinari dengan benar, kadang-
kadang dapat terlihat tetes-tetes sampel yang belum menguap dari puncak
nyala, dan gas-gas itu terencerkan oleh udara yang menyerobot masuk sebagai
akibat tekanan rendah yang diciptakan oleh kecepatan tinggi, lagi pula sistem
optis itu tidak memeriksa seluruh nyala, melainkan hanya mengurusi suatu
1
daerah dengan jarak tertentu di atas titik puncak pembakar. Oleh karena itu
B. Rumusan masalah
(SSA) ?
C. Tujuan
(SSA).
(SSA).
2
BAB II
PEMBAHASAN
oleh Frounhofer, yang pada saat itu menelaah garis-garis hitam pada spetrum
metode analis spektrografik. Beberapa cara ini yang sulit dan memakan
(SSA) atau Atomic Absorption Spectroscopy (ASS). Metode ini sangat tepat
untuk analisis Zat pada konsentrasi rendah. Teknik ini mempunyai beberapa
selain dengan metode serapan atom, unsur-unsur dengan energi eksitasi dapat
energi eksitasi tinggi hanya dapat dilakukan dengan fotometri nyala Untuk
analisis dengan garis spectrum resonansi antara 400-800 nm, fotometri nyala
lebih disukai dari ASS, karena ASS memerlukan lampu katoda spesifik
Dari segi biaya SSA lebih mahal dari fotometri nyala berfilter. Dapat
3
dikatakan bahwa metode fotometri nyala dan SSA merupakan komplomenter
melewatkan garis resonan yang dipilih, tanpa dibarengi garis-garis lain dalam
spektrum sumber cahaya yang timbul dari katode logam atau gas lambannya.
Absorpsi atom dan spektra emisi memiliki pita yang sangat sempit di
interaksi antara satu elektron dalam atom dan vektor listrik dari radiasi
elektromagnetik.
orbital 2p. Pada kondisi ini, atom-atom di katakan berada dalam keadaan
tereksitasi (pada tingkat energi tinggi) dan dapat kembali pada keadaan dasar
(energi terendah) dengan melepaskan foton pada energy yang sama. Atom
4
dapat mengadsorpsi atau melepas energi sebagai foton hanya jika energy
foton (hν) tepat sama dengan perbedaan energi antara keadaan tereksitasi (E)
dapat terjadi secara bertahap dari G, E1, E2 , tetapi dapat terjadi juga tanpa
melalui tahapan tersebut G dan E2. Panjang gelombang yang diserap oleh
atom dalam keadaan dasar akan sama dengan panjang gelombang yang
diemisikan oleh atom dalam keadaan tereksitasi, apabila energi transisi kedua
keadaan tersebut adalah sama tetapi dalam arah yang yang berlawanan. Lebar
pita spektra yang diabsorpsi atau diemisikan akan sangat sempit jika masing-
Metode SSA berprinsip kerja pada absorbsi cahaya oleh atom, Atom-
pada sifat unsurnya Spektrometri Serapan Atom (SSA) meliputi absorpsi sinar
oleh atom-atom netral unsur logam yang masih berada dalam keadaan
5
dasarnya (Ground state). Sinar yang diserap biasanya ialah sinar ultra violet
dan sinar tampak. Prinsip Spektrometri Serapan Atom (SSA) pada dasarnya
sama seperti absorpsi sinar oleh molekul atau ion senyawa dalam larutan.
2. Sumber radiasi
6
1. Lampu Katoda (Sumber Sinar)
sehingga unsur logam yang akan diuji, akan mudah tereksitasi. Selotip
ditambahkan, agar tidak ada ruang kosong untuk keluar masuknya gas dari
luar dan keluarnya gas dari dalam, karena bila ada gas yang keluar dari dalam
terbagi menjadi dua macam yaitu, Lampu Katoda Monologam yaitu lampu
yang digunakan untuk mengukur 1 unsur logam saja dan Lampu Katoda
2. Tabung Gas
Tabung gas pada SSA yang digunakan merupakan tabung gas yang berisi gas
asetilen. Gas asetilen pada SSA memiliki kisaran suhu ± 20.000K, dan ada
juga tabung gas yang berisi gas N2O yang lebih panas dari gas asetilen,
dengan kisaran suhu ± 30.000K. Regulator pada tabung gas asetilen berfungsi
untuk pengaturan banyaknya gas yang akan dikeluarkan, dan gas yang berada
3. Ducting
Ducting merupakan bagian cerobong asap untuk menyedot asap atau sisa
bagian luar pada atap bangunan, agar asap yang dihasilkan oleh SSA, tidak
7
pada AAS, diolah sedemikian rupa di dalam ducting, agar polusi yang
4. Kompresor
Kompresor merupakan alat yang terpisah dengan main unit, karena alat ini
berfungsi untuk mensuplai kebutuhan udara yang akan digunakan oleh SSA,
tekanan, dimana pada bagian yang kotak hitam merupakan tombol On/Off,
spedo pada bagian tengah merupakan besar kecilnya udara yang akan
udara yang akan disemprotkan ke burner. Alat ini berfungsi untuk menyaring
udara dari luar, agar bersih, posisi ke kanan, merupakan posisi terbuka, dan
5. Burner
Burner merupakan bagian paling terpenting di dalam main unit, karena burner
tercampur merata, dan dapat terbakar pada pemantik api secara baik dan
merata. Lobang yang berada pada burner, merupakan lobang pemantik api,
dimana pada lobang inilah awal dari proses pengatomisasian nyala api.
8
6. Buangan Pada SSA
Buangan pada SSA disimpan di dalam drigen dan diletakkan terpisah pada
sedemikian rupa, agar sisa buangan sebelumnya tidak naik lagi ke atas,
karena bila hal ini terjadi dapat mematikan proses pengatomisasian nyala api
pada saat pengukuran sampel, sehingga kurva yang dihasilkan akan terlihat
buruk. Tempat wadah buangan (drigen) ditempatkan pada papan yang juga
menandakan bahwa alat SSA atau api pada proses pengatomisasian menyala,
papan tersebut juga berfungsi agar tempat atau wadah buangan tidak
tersenggol kaki. Bila buangan sudah penuh, isi di dalam wadah jangan dibuat
7. Monokromator
Berfungsi mengisolasi salah satu garis resonansi atau radiasi dari sekian
banyak spectrum yang dahasilkan oleh lampu piar hollow cathode atau untuk
kaca untuk daerah sinar tampak, kuarsa untuk daerah UV, rock salt (kristal
8. Detector
Dikenal dua macam detector, yaitu detector foton dan detector panas.
9
telah diubah menjadi energy listrik oleh fotomultiplier. Hasil pengukuran
detector dilakukan penguatan dan dicatat oleh alat pencatat yang berupa
printer dan pengamat angka. Ada dua macam deterktor sebagai berikut:
foton akan membebaskan elektron (satu foton satu electron) dari bahan
yang sensitif terhadap cahaya. Bahan foton dapat berupa Si/Ga, Ga/As,
Cs/Na.
Detector infra merah yang lazim adalah termokopel. Efek termolistrik akan
timbul jika dua logam yang memiliki temperatur berbeda disambung jadi
satu.
yaitu spesifik, batas deteksi yang rendah dari larutan yang sama bisa
pada banyak jenis unsur, batas kadar penentuan luas (dari ppm sampai %).
mampu menguraikan zat menjadi atom misalnya pengaruh fosfat terhadap Ca,
pengaruh ionisasi yaitu bila atom tereksitasi (tidak hanya disosiasi) sehingga
10
D. Gangguan-gangguan Terhadap Pengujian Menggunakan Spektroskopi
1. Gangguan Kimia
kimia dengan anion atau kation tertentu dengan senyawa yang refraktori,
gangguan ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu: (1) penggunaan suhu
nyala yang lebih tinggi, (2) penambahan zat kimia lain yang
analit. Zat kimia lai yang ditambahkan disebut zat pembebas (Releasing
2. Gangguan Matriks
asam, atau bila pelarut yang digunakan tidak menggunakan pelarut zat
standar, atau bila suhu nyala untuk larutan sampel dan standar berbeda.
3. Gangguan Ionisasi
Gangguan ionisasi terjadi bila suhu nyala api cukup tinggi sehingga
mampu melepaskan electron dari atom netral dan membentuk ion positif.
11
absorpsi akan berkurang juga. Untuk mengatasi masalah ini dapat
atom yang lebih elektropositif dari atom yang dianalisis, misalnya Cs, Rb,
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
sinar oleh suatu atom, sinar yang tidak diserap, diteruskan dan diubah
(SSA) ini yaitu lampu katoda (sumber cahaya), tabung gas, ducting,
kekurangan. Salah satu kelebihannya adalah hasil pengujian atau output dapat
gangguan pada saat pengujian atau pengukuran terhadap suatu contoh atau
sampel.
(Background).
B. Saran
masing-masing.
13
DAFTAR PUSTAKA
Adam,W. http://PraktikumSAA_Chem-Is-Try.Org_SitusKimiaIndonesia.htm.
Diakses pada tanggal 26 Juni 2018 pukul 14.27 Wita.
Annisa,S.http://ANALISISCdDANCuDENGANMETODESPEKTROFOMETRI
SERAPANATOMCABAnnisanfushieWeblog.htm. Diakses pada tanggal 26 Juni
2018 pukul 14.31 Wita.
Riyanto.http://LabTerpaduUniversitasIslamIndonesiaSPEKTROFOTOMETERSE
RAPANATOM.htm. Diakses pada tanggal 26 Juni 2018 pukul 14.25 Wita.
https://www.google.com/search?q=gambar+instrumen+SSA&client=opera&hs=r7
i&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwj2najLyPDbAhUZVysKHcE
WAr4Q_AUICigB&biw=1326&bih=658. Diakses pada tanggal 26 Juni 2018
pukul 15.17 Wita.
14