Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

MIKROBIOLOGI TERAPAN

OLEH :

NAMA : PUTRI ARDIANTI

NIM : 16 3145 201 148

KELAS : KELAS D / Ang. 2016

DOSEN : NIELMAH AULIA, S.Si.,M.Si., Apt

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEGA REZKY
MAKASSAR
2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang, segala puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat

menyelesaikan makalah ilmiah ini.

Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan

bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah

ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena

itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca

agar dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan

manfaat terhadap pembaca.

Makassar, 09 Januari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................ i

Daftar Isi ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

C. Tujuan ......................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Disolusi Obat ............................................................................ 4

B. Fator – Faktor Yang Mempengaruhi Disolusi Obat .................................... 4

C. Metode – Metode Yang Digunakan Dalam Penentuan Disolusi Obat ...... 6

D. Prinsip Kerja Alat Disolusi Obat ................................................................ 6

E. Uji Hancur Suatu Tablet Sebagai Contoh Disolusi Obat ............................ 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

Mikrobiologi adalah telaah mengenai organisme hidup yang berukuran

mikroskopik. Dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme :

bakteri protozoa, virus, algae, dan cendawan mikroskopik. Beberapa

mikroorganisme menyebabkan penyakit dan yang lain terlibat dalam kegiatan

manusia sehari – hari, misalnya pembuatan anggur, keju, yoghurt, produksi

penisilin serta proses – proses perlakuan yang berkaitan dengan pembuangan

limbah. Selama 40 tahun terakhir, mikrobiologi muncul sebagai bidang biologi

yang berarti. Kini mikroorganisme oleh peneiti dalam penelaahan hampir semua

gejala biologis yang utama (Koes Irianto, 2000).

Mikroorganisme terdapat di segala macam lingkungan sebagai bagian

dari seluruh ekosistem alam. Sebagian dari mikroorganisme itu adalah produsen,

sebagian konsumen pertama, dan sebagian lagi konsumen ke dua serta ketiga.

Kita dapat menemukan mikroorganisme di darah kutub, di daerah tropik, di dalam

air, di dalam tanah, dalam debu di udara. Ada mikroorganisme yng dapat hidup di

satostfer bila terangkat oleh arus udara. Ada mikroorganisme yang dapat hidup

meskipun tidak ada oksigen, misalnya pada dasar laut dan danau – danau yang

sangat dalam. Bahkan ada yang hidup di sumber air panas dengan temperatur

yang sedemikian tinggi hingga akan mematikan organisme yang lebih besar.

Miroorganisme memegang peranan penting sebagai penghubung jaring – jaring

makanan dalam ekosistem darat, laut, danau, sungai dan kolam. Mereka

merupakan pengurai utama dari berbagai zat dan senyawa (Agnes, 2009).
3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengujian Makanan (ANALISIS HACCP DAN UJI BAKTERI PRODUKSI


BAKSO DAGING SAPI DI SLEMAN, YOGYAKARTA)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui HACCP produksi
bakso daging sapi dan mengetahui sanitasi produksi bakso
produsen A, B, dan C serta mengetahui kualitas bakso dilihat
dari cemaran mikrobiologis, fisik dan kimia. Jenis penelitian
yaitu penelitian deskriptif dengan metode observasi dan uji
laboratorium. Variabel bebas yaitu bahan baku daging, proses,
alat dan lingkungan produksi bakso. Variabel terikat yang
diteliti yaitu kualitas bakso sapi dilihat dari indikator uji
organoleptik, uji kemis, uji mikrobiologis. Analisis data dengan
statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sanitasi produksi bakso dan penerapan HACCP bakso daging sapi
dari yang tertinggi ke terendah berturut-turut yaitu bakso A > C
> B. Kualitas produk bakso A, B, C dari segi fisik memenuhi
standar baku BPOM, hasil uji kemis semua bakso tidak mengandung
boraks dan formalin, dari segi mikrobiologis bakso A, B dan C
tidak memenuhi standar mutu pangan karena jumlah Escherichia coli
melebihi ambang batas yaitu < 3 /gr. Alat yang digunakan yaitu
autoklaf, bunsen, cawan petri, cawan porselen, erlenmeyer, gelas
ukur, inkubator, kaki tiga, kawat kasa, korek api, labu
erlenmeyer, mikropipet, mortar, neraca digital, pipet tetes,
penjepit, stirer, stomacher, tip pipet, tabung reaksi. Alkohol
70%, Aquadest, Asam sulfat pekat, Bakso daging, Egg Yolk Tellurite
Emulsion, Kertas saring, KMnO4, Larutan Lactose Broth (LB),
Larutan Butterfield’s Phosphate Buffered, Media BairdParker Agar
8
(BPA), Media Buffer Pepton Water (BPW), Media EC broth, Media
Nutrient Agar(NA), Metanol, Spiritus.
Variabel bebas penelitian ini yaitu bahan baku daging, proses
pembuatan bakso, alat yang digunakan dan lingkungan produksi bakso
daging sapi. Variabel terikat yang diteliti yaitu kualitas bakso
sapi dilihat dari indikator uji sensoris/organoleptik (warna,
rasa, tekstur, bau), uji kemis (boraks dan formaldehida), uji
mikrobiologis (Angka Lempeng Total, Uji E.coli dan S. aureus).

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas di peroleh kesimpulan bahwa disolusi obat

adalah suatu proses pelarutan senyawa aktif dari bentuk sediaan padat ke

dalam media pelarut. Pelarut suatu zat aktif sangat penting artinya bagi

ketersediaan suatu obat sangat tergantung dari kemampuan zat tersebut

melarut ke dalam media pelarut sebelum diserap ke dalam tubuh. Sediaan

obat yang harus diuji disolusinya adalah bentuk padat atau semi padat,

seperti kapsul, tablet atau salep.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika. Makassar : Universitas


Muslim Indonesia.
Ansel,HC. 1985. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : UI Press.

Dirjen POM. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta : Depkes RI.

Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depkes RI.

Lachman,L dkk. 1986. Teori Praktek dan Farmasi Industri. Jarkata : UI Press.

Martin, A.1990. Farmasi Fisika.Buku II. Jakarta : UI Press.

Moechtar.1990. Farmasi Fisika. Yogyakarta: UGM Press.

Voigt, R.1994. Buku Pelajaran teknologi Farmasi.Edisi V. Cetakan I. Yogyakarta


: UGM Press.

10

Anda mungkin juga menyukai