KELOMPOK 5 :
I. Latar Belakang
Difraksi sinar-X pertama kali ditemukan oleh Max Von Laue tahun 1913 dan
pengembangannya oleh Bragg, merupakan salah satu metode baku yang penting
untuk mengkarakterisasi material. Sejak saat itu sampai sekarang metode difraksi
material organik, orientasi kristal, jenis kristal, ukuran butir, dan lain-lain. Radiasi sinar
X dihasilkan karena adanya perlambatan elektron, baik secara perlahan maupun secara
tiba-tiba. Radiasi garis disebabkan oleh adanya perlambatan elektron dari katoda
secara tiba-tiba sehingga energi yang dikeluarkan sangat besar. Radiasi kontinyu
disebabkan oleh adanya perlambatan elektron dari katoda secara perlahan dan
dengan energi/tegangan yang besar sehingga elektron katoda lepas dan dengan
kecepatan tinggi bergerak menuju anoda (logam target) sehingga terjadi tumbukan
dan pelepasan elektron dari kulit yang lebih luar sambil mengemisikan energi yang
pada pengukuran radiasi sinar-X yang terdifraksi oleh bidang kristal ketika terjadi
interaksi antara suatu materi dengan radiasi elektromagnetik sinar X. Suatu kristal
memiliki kisi kristal tertentu dengan jarak antar bidang kristal (d) spesifik juga
sehingga bidang kristal tersebut akan memantulkan radiasi sinar X dengan sudut-sudut
tertentu.
X-ray Fluoresence (XRF) spektrometer adalah suatu alat x-ray yang digunakan
rutin, relatif non-destruktif analisis kimia batuan, mineral, sedimen dan cairan. Alat ini
microprobe elektron. Namun, XRF umumnya tidak dapat membuat analisis di spot
ukuran kecil khas pekerjaan EPMA (2-5 mikron), sehingga biasanya digunakan untuk
analisis sebagian besar fraksi lebih besar dari bahan geologi. Biaya kemudahan dan
rendah relatif persiapan sampel, dan stabilitas dan kemudahan penggunaan x-ray
spektrometer membuat salah satu metode yang paling banyak digunakan untuk
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui standarisasi sampel powder
Hasanuddin, dan waktu pelaksanaannya adalah pada hari Kamis, 14 April 2016 jam
13.00-15.00 WITA.
Angstroms atau 10-8 cm. Medan elektromagnet yang dihasilkan oleh radiasi tersebut
difraksi sinar X. Fenomena difraksi yang terjadi merupakan akibat dari adanya struktur
periodik dari material. Dengan kata lain fenomena hamburan (scattering) sinar X, saat
sinar X berinteraksi dengan kristal yang membentuk suatu material yang pada arah
dan sudut tertentu, berinterferensi positif sehingga terjadi intensitas yang tinggi.
diketahui ataupun untuk mendapatkan komposisi, struktur, dan fasa dari suatu
material yang telah diketahui. Peralatan XRD terdiri dari : Sumber radiasi (katoda),
pada filamen. Elektron diarahkan oleh focusing cup pada katoda dan dipercepat
geraknya dengan memberikan DV. Elektron akan menumbuk material target atau
anoda dan menghasilkan X-Ray (contoh material target: Cu), elektron menembak Cu,
kemudian elektron pada Cu akan terhambur keluar/ eksitasi. Keadaan tersebut tidak
stabil maka elektron pada kulit sebelahnya akan menempati posisi elektron yang
material. Besarnya absorpsi sangat bergantung dari jenis serta ketebalan dari material.
Pada alat XRD diperlukan pula adanya filter. Perlunya filter yaitu untuk mendapatkan
continuous spectrum dan K(b). Karena radiasi K(a) intensitasnya kuat sehingga kurva
yang dihasilkan menghasilkan peak dengan intensitas yang tinggi pula. Faktor utama
1. Sumber elektron, sumber elektron sangat penting karena elektron lah yang akan
inginkan.
2. Beda potensial, merupakan faktor utama dihasilkan sinar X karena elektron akan
bergerak jika ada beda potensial yang tepat sehingga elektron dapat terpantul
oleh material target. Beda potensial ini harus besar karena akan ada fenomena
accelerating oleh elektron ketika menumbuk material target. Beda potensial yang
menyerap 99% dari beda potensial yang dibawa elektron saat ditembakkan
sehingga material target akan sangat panas dan untuk menghindari material
Cara terjadinya sinar X terbentuk karena adanya elektron yang dihasilkan oleh
X-Ray Fluoresence (XRF) adalah teknik analisis unsur yang membentuk suatu
mineral dengan dasar interaksi sinar-X dengan material analit. Teknik ini banyak
digunakan dalam analisa batuan karena membutuhkan jumlah sampel yang relatif kecil
(sekitar 1 gram). Teknik ini dapat digunakan untuk mengukur unsur-unsur yang
terutama banyak terdapat dalam batuan atau mineral. Apabila elektron dari suatu kulit
atom bagian dalam dilepaskan, maka elektron yang terdapat pada bagian kulit luar
akan berpindah pada kulit yang ditinggalkan tadi menghasilkan sinar X dengan panjang
Pada teknik difraksi sinar X suatu berkas elektron digunakan, sinar-X dihasilkan
dari tembakan berkas elektron terhadap suatu unsur di anoda untuk menghasilkan
sinar X dengan panjang gelombang yang diketahui. Peristiwa ini terjadi pada tabung
sinar X. Pada teknik XRF, kita menggunakan sinar X dari tabung pembangkit sinar X
untuk mengeluarkan elektron dari kulit bagian dalam untuk mengahasilkan sinar X
baru dari sampel yang di analisis. Seperti pada tabung pembangkit sinar X, elektron
dari kulit bagian dalam suatu atom pada sampel analit menghasilkan sinar X dengan
setiap atom di dalam sampel, intensitas dari sinar X karakteristik tersebut sebanding
dengan jumlah (konsentrasi) atom didalam sampel. Dengan demikian, jika kita dapat
mengukur intensitas sinar X karakteristik dari setiap unsur, kita dapat membandingkan
konsentrasi unsur dalam sampel bisa ditentukan. Pemilihan filter didasarkan terhadap
logam yang akan kita analisa dalam sampel. Filter berfungsi sebagai penyaring
a. Alat
b. Bahan
Sampel yang akan di analisis ditumbuk hingga halus. Lalu diayak agar ukuran
sampel homogen kurang lebih 100 mesh. Sampel tersebut kemudian ditimbang
2. Preparasi Alat
Nyalakan XRF dan UPS kemudian tekan power. Tunggu hingga beberapa saat
3. Analisis sampel
Kemudian klik save -> ok. Dimulai pengukuran sampel. Setelah pengukuran
setiap kelompok hingga batuan tersebut menjadi bubuk powder sampai ukuran butir
VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, kami membahas mengenai standarisasi sampel powder
untuk analisis XRD dan XRF. Pada penggunaan alat XRD dan XRF, ada 2 jenis sampel
yang dapat digunakan, yang pertama adalah powder dan yang kedua adalah dalam
bentuk kristalin. Kelebihan dari pengunaan sampel powder pada XRD agar bisa
menganalisis JENIS mineral secara lebih akurat, namun kekurangannya adalah sampel
dalam bentuk powder tidak bisa menganalisis bentuk Kristal dari mineral tersebut.
Sebaliknya, penggunaan sampel kristalin bisa menganalisis bentuk Kristal dari sebuah
mineral, namun kurang bisa menganalisis jenis mineral tersebut. Percobaan ini dimulai
dengan preparasi sampel dengan mengambil satu jenis mineral untuk kemudian di
ukuran yang 25-50 mikron. Setelah mineral tersebut menjadi bubuk powder,
selanjutnya bubuk tersebut diukur sebanyak 5 gram dan dimasukkan kedalam kantong
sampel. Setelah bubuk mineral yang berjumlah sebanyak 5 gram telah dimasukkan
dengan bantuan sinar X oleh analsis X-Ray Difraction dan X-Ray Fluoresence. Sampel
galian, kami selaku praktikan tidak menggunakan metode analisis XRD dan XRF. Hal
tersebut terjadi karena adanya beberapa faktor, salah satunya yaitu belum adanya alat
yang bisa digunakan untuk membantu metode analisis tersebut atau mungkin
dikarenakan alat yang belum difungsikan, dan faktor lainnya. Sehingga, kami hanya
diberi hasil data base dari penggunaan analisis XRD. Pada umumnya, aplikasi XRD
analisis zeolite, aplikasi kristalografi dan ilmu bahan. Selanjutnya akuisisi data
didapatkan dari sampel dalam bentuk bubuk yang sudah di scan pada sudut 2 teta
antara 2-650 . Data yang diperoleh adalah intensitas pada sudut tertentu dan nilai
puncak-puncak diafraktogram adalah ciri khas dari suatu mineral tertentu. Selanjutnya
adapun prosedur identifikasi mineral yaitu penentuan mineral pada suatu sampel yang
terdiri dari 1 fasa relatif lebih mudah, namun semakin banyak fasa/mineral yang
VIII. Lampiran