TAMBANG TERBUKA
Disusun Oleh:
MUHAMMAD REYHAND
17137098
Dosen Pengajar:
Jana Hafiza S.T., M.T
f. Pengujian Kekerasan
Uji keras dapat digunakan sebagai metode untuk mengetahui pengaruh
perlakuan panas dan perlakuan dingin terhadap material. Material yang telah
mengalami Cold Working, Hot Working, dan Heat Treatment, dapat diketahui
perubahan kekuatan, dengan mengukur kekerasan permukaan suatu material.
Sehingga dengan uji keras, kita dapat dengan mudah melakukan quality control
terhadap suatu material.
Brinell Hardness
Pengujian kekerasan Brinell menggunakan bola baja dengan
diameter 10 mm dan beban 3000 Kg. sesuai dengan ASTM E 10. Beban
diberikan kepada spesimen selama 30 detik kemudian diameter jejak yang
ditinggalkan diukur dan dihitung dengan persamaan BHN (Brinell
Hardness Number). Prinsip perhitungan adalah dengan menghitung beban
dibagi dengan luas daerah yang ditinggalkan.
Rockwell Hardness
Metode pengujian kekerasan yang palng banyak dipakai adalah
metode Rockwell. Terdapat dua macam pembebanan yaitu mayor dan
minor. Beban minor diberikan sebesar 10 Kg dan beban mayor besarnya
bervariasi antara 60, 100 dan 150 Kg. Beban Minor berfungsi untuk
meminimalisasi pengaruh bentuk permukaan dan sebagai setting awal
untuk posisi beban mayor. Indentor yang digunakan juga bervariasi.
Pengujian ini distandarkan pada ASTM E 18.
Vickers Hardness
Pengujian kekerasan ini menggunakan Indentor berupa Pyramid
Intan yang membentuk sudut 1360 (ASTM E 92). Masa indentor bervariasi
antara 1 – 120 Kg. uji keras Vicker diterima secara luas untuk keperluan
riset karena mempunyai rentang yang luas. Sehingga dapat digunakan pada
material yang keras dan lunak sekaligus. Perhitungan menggunakan
persamaan VHN dengan prinsip pengukuran sama dengan Brinell hanya
saja luas yang dihitung berbeda persamaannya.
h. Pengujian Fatigue
Fatigue secara terminologi adalah kelelahan, sedangkan dalam istilah
mempunyai arti yaitu kerusakan material yang diakibatkan oleh adanya tegangan
yang berfluktuasi (siklik) yang besarnya lebih kecil dari tegangan tarik (tensile)
maupun tegangan luluh (yield) material yang diberikan beban konstan.
Mekanisme perpatahan fatigue pada umumnya diawali dari permukaan bahan
material yang lemah, yang kemudian akan merambat ke bagian tengah dan
akhirnya bahan tersebut akan mengalami perpatahan. Perpatahan tersebut dapat
secara tiba-tiba (catastrophic) dengan tanpa atau sedikit sekali adanya deformasi
plastis.
Gambar Alat dari fatigue
i. Pengujian Aus
Keausan adalah hilangnya material dari permukaan secara progresif akibat
adanya pergerakan relatif dari material terhadap berbagai macam hal. Keausan
tidak selalu berdampak negative, beberapa aplikasi seperti pembentukan material
dan rekayasa permukaan menggunakan keausan secara terkontrol untuk tujuan
tertentu. Berbeda dengan kekerasan, kekuatan tarik, kekuatan impak, keausan
bukanlah property inheren material. Keausan adalah respon material terhadap
system.
Keausan dapat terjadi ketika ada kontak antara suatu material dengan material
lain yang lebih keras. Keausan yang terjadi akan menyebabkan deformasi plastis
dan hilangan material pada permukaan dalam satu siklus. Mekanisme ini disebut
single cycle deformation mechanisme. Mekanisme ini sering terjadi pada
peristiwa plowing, wedge formation dan pembentukan mikrocrack.
Gambar Uji Keausan
l. Mikroskop Optik
Mikroskop adalah alat untuk membantu mengamati objek yang sangat kecil
karena kemampuannya yang kuat untuk memperbesar objek. Mikroskop dapat
digunakan dalam bidang sains dan pendidikan, misalnya untuk evaluasi sifat
objek, kegiatan medis, kontrol kualitas, penelitian lapisan tipis, dan analisis
biomedik. Kebanyakan mikroskop yang digunakan di Indonesia adalah
mikroskop non digital. Operasi dari mikroskop analog mengharuskan pengguna
untuk secara tepat menentukan kombinasi lensa untuk mendapatkan pengaturan
fokus dan perbesaran yang sesuai agar pengamatan objeknya menjadi jelas dan
tajam (Hartati dkk., 2011).
Gambar 12. Alat Mikroskop
m. Superkonduktivitas
Superkonduktivitas merupakan bahan material yang memiliki hambatan listrik
bernilai nol pada suhu yang sangat rendah. Artinya superkonduktivitas dapat
menghantarkan arus walaupun tanpa adanya sumber tegangan. Karakteristik dari
bahan Superkonduktivitas adalah medan magnet dalam superkonduktivitas
bernilai nol dan mengalami efek meissner. Resistivitas suatu bahan bernilai nol
jika dibawah suhu kritisnya. Fenomena superkonduktivitas ditandai dengan
hilangnya hambatan listrik ( R = 0), dan pengeluaran medan magnetik dalam
material ( B = 0)
Suhu transisi antara keadaannormal dengan keadaan SUPERKONDUKSI. T >
Tc, material dalam keadaan normal ( konduktor atau isolator), T < Tc, material
dalam keadaan superkonduksi. Dalam kedaan superkonduksi, hambatan listrik
(resistansi) material hilang/lenyap , R = 0 Superkonduktivitas dapat terjadi pada
beberapa logam, paduan antar senyawa logam dan semikonduktor,
Superkonduktivitas beberapa logam ada yang terjadi hanya pada temperatur
Tinggi. Contoh : Cesium ------ 110 kbar, Tc = 1,5 K , Silikon ------- 165 kbar, Tc
= 8,3 K.
Gambar Superkonduktivitas
DAFTAR PUSTAKA
http://info-pertambangan.blogspot.com/2012/10/struktur-geologi.html
https://www.alatuji.com/index.php?/article/detail/739/tensile-testing-machine
https://translate.google.com/translate?
u=https://en.wikipedia.org/wiki/Rock_mass_plasticity&hl=id&sl=en&tl=id&client
http://tambangunp.blogspot.com/2013/07/struktur-dan-tekstur-batuan.html
http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-superkonduktivitas/
https://novotest.co.id/category/artikel/coating-testing/
https://ftkceria.wordpress.com/2012/04/28/uji-keausan-wear/
http://ekakurniawanput.blogspot.com/p/uji-tarik.html
http://www.alatuji.com/m/article/detail/656/metode-pengujian-kekerasan
http://www.airproducts.co.id/Industries/Analytical-Laboratories/analytical-lab-
applications/product-list/inductively-coupled-plasma-icp-analytical-
laboratories.aspx?itemId=8E471387439C4B518218FC44F3748E3D
http://rohmatchemistry.staff.ipb.ac.id/2017/01/07/instrumen-analisis-mineral-dengan-
kecepetan-akurasi-data-tinggi-x-ray-fluorescence-spectrometer-xrf/