Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

TAMBANG TERBUKA

Disusun Oleh:
MUHAMMAD REYHAND
17137098

Dosen Pengajar:
Jana Hafiza S.T., M.T

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK PERTAMBANGAN


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
METALLURGICAL TESTING

1. INSTRUMEN DAN JENIS PENGUJIAN


a. Inductively Coupled Plasma-Mass Spectrometry (ICP-MS)
Inductively Coupled Plasma-Mass Spectrometer adalah seperangkat alat untuk
menentukan unsur dan isotop secara simultan yang terkandung dalam berbagai
jenis cuplikan. Alat ini adalah gabungan plasma (ICP = Inductively Coupled
Plasma) sebagai sumber ionisasi dengan spektrometer massa (MS = Mass
Spectrometer) sebagai pemilah dan pencacah ion. Metode analisis ini dikenal dan
lazim disebut metode ICP-MS.

Gambar The Agilent Technologies 7700x ICP-MS

b. X- ray Fluorescence (XRF)


X-ray fluorescence (XRF) spektrometer adalah suatu alat x-ray digunakan
untuk rutin, yang relatif non-destruktif analisis kimia batuan, mineral, sedimen
dan cairan. Prinsip Dasar analisis alat X-Ray Fluorescent ini adalah pencacahan
sinar x yang dipancarkan oleh suatu unsur akibat pengisian kembali kekosongan
elektron pada orbital yang lebih dekat dengan inti (karena terjadinya eksitasi
elektron) oleh elektron yang terletak pada orbital yang lebih luar.
Gambar 3. X-Ray Flourenceses

c. Optical Emission Spectrocopy


Suatu teknik yang digunakan dalam analisis kimia, berdasarkan prinsip bahwa
elektron, pada keadaan tereksitasi (yaitu dipanaskan sampai suhu tinggi),
melepaskan cahaya pada panjang gelombang tertentu. Suatu unsur dianalisis
dengan memeriksa garis spektral yang sesuai dengan panjang gelombang
karakteristik mereka pada rentang cahaya visible (optis). Dalam spektroskopi
emisi optik, radiasi EM berada di daerah visibel/optik dari EMS yang kita lihat
sebagai warna yang berbeda tergantung pada panjang gelombang/energi foton
yang dipancarkan.

Gambar Optical Emission Spectrocopy


d. Atomic Absorption Spectroscopy
Spektrofotometri Serapan atom (AAS) adalah suatu metode analisis untuk
penentuan unsur-unsur logam dan metaloid yang berdasarkan pada penyerapan
(absorpsi) radiasi oleh atom-atom bebas unsur tersebut.
Prinsip pengukuran dengan metode AAS adalah adanya absorpsi sinar UV atau
Vis oleh atom-atom logam dalam keadaan dasar yang terdapat dalam “bagian
pembentuk atom”. Sinar UV atau Vis yang diabsorpsi berasal dari emeisi cahaya
logam yang terdapat pada sumber energi “HOLLOW CATHODE”.
Sinar yang berasal dari “HOLLOW CATHODE” diserap oleh atom-atom
logam yang terdapat dalam nyala api, sehingga konfigurasi atom tersebut
menjadi keadaan tereksitasi. Apabila electron kembali ke keadaan dasar
“GROUND STATE” maka akan mengemisikan cahayanya. Besarnya intensitas
cahaya yang diemisikan sebanding dengan konsentrasi sampel (berupa atom)
yang terdapat pada nyala api.

Gambar Alat AAS


e. Scanning Electron Microscopy – EDX
Scanning Electron Microscope (SEM) EVO® MA 10 adalah sebuah
mikroskop elektron yang digunakan untuk menyelidiki permukaan dari objek
solid secara langsung.  SEM EVO® MA 10 memiliki perbesaran 10 –
3000000x, depth of field 4 – 0.4 mm dan resolusi sebesar 1 – 10 nm.
Dilengkapinya SEM EVO® MA 10 dengan detektor Energy Dispersive X-ray
(EDX) memungkinkan dilakukannya mikroanalisis secara kualitatif dan semi
kuantitatif untuk unsur-unsur mulai dari litium (Li) sampai Uranium (U).Prinsip
kerja dari SEM adalah dengan menggambarkan permukaan benda atau material
dengan berkas elektron yang dipantulkan dengan energi tinggi. Kombinasi dari
perbesaran yang tinggi, depth of field yang besar, resolusi yang baik, kemampuan untuk
mengetahui komposisi dan informasi kristalografi membuat SEM banyak digunakan
untuk keperluan penelitian dan industri. Adapun fungsi utama dari SEM antara lain
dapat digunakan untuk mengetahui informasi-informasi mengenai:
1. Topografi, yaitu ciri-ciri permukaan dan teksturnya.
2. Morfologi, yaitu bentuk dan ukuran dari partikel penyusun objek.
3. Komposisi, yaitu data semi kuantitatif unsur dan senyawa yang terkandung
di dalam objek.
4. Informasi kristalografi, yaitu informasi mengenai bagaimana susunan dari
butir-butir di dalam objek yang diamati.
Gambar Scanning Electron Microscopy (SEM)

f. Pengujian Kekerasan
Uji keras dapat digunakan sebagai metode untuk mengetahui pengaruh
perlakuan panas dan perlakuan dingin terhadap material. Material yang telah
mengalami Cold Working, Hot Working, dan Heat Treatment, dapat diketahui
perubahan kekuatan, dengan mengukur kekerasan permukaan suatu material.
Sehingga dengan uji keras, kita dapat dengan mudah melakukan quality control
terhadap suatu material.
 Brinell Hardness
Pengujian kekerasan Brinell menggunakan bola baja dengan
diameter 10 mm dan beban 3000 Kg. sesuai dengan ASTM E 10. Beban
diberikan kepada spesimen selama 30 detik kemudian diameter jejak yang
ditinggalkan diukur dan dihitung dengan persamaan BHN (Brinell
Hardness Number). Prinsip perhitungan adalah dengan menghitung beban
dibagi dengan luas daerah yang ditinggalkan.
 Rockwell Hardness
Metode pengujian kekerasan yang palng banyak dipakai adalah
metode Rockwell. Terdapat dua macam pembebanan yaitu mayor dan
minor. Beban minor diberikan sebesar 10 Kg dan beban mayor besarnya
bervariasi antara 60, 100 dan 150 Kg. Beban Minor berfungsi untuk
meminimalisasi pengaruh bentuk permukaan dan sebagai setting awal
untuk posisi beban mayor. Indentor yang digunakan juga bervariasi.
Pengujian ini distandarkan pada ASTM E 18.
 Vickers Hardness
Pengujian kekerasan ini menggunakan Indentor berupa Pyramid
Intan yang membentuk sudut 1360 (ASTM E 92). Masa indentor bervariasi
antara 1 – 120 Kg. uji keras Vicker diterima secara luas untuk keperluan
riset karena mempunyai rentang yang luas. Sehingga dapat digunakan pada
material yang keras dan lunak sekaligus. Perhitungan menggunakan
persamaan VHN dengan prinsip pengukuran sama dengan Brinell hanya
saja luas yang dihitung berbeda persamaannya.

Gambar Pengujian kekerasan


g. Pengujian Tarik
Uji tarik adalah uji yang dilakukan pada suatu material dengan cara
menerapkan beban tarik pada material tersebut. Dengan pemberian beban tarik
tersebut kita dapat mengevaluasi kelakuan material, sehingga akan diperoleh
sifat-sifat mekanik dari material tersebut. Alat yang digunakan untuk melakukan
uji tarik adalah Tensile Testing Machine.
Prinsip pengujian tarik adalah spesimen ditarik dengan laju pembebanan yang
lambat, hingga spesimen itu putus. Mesin uji tarik akan mencatat besarnya beban
tarik yang diberikan terhadap spesimen setiap saat beserta besarnya
perpanjangan (elongation) yang terjadi pada spesimen setelah dilakukan uji tarik.
Alat pencatat beban beban tarik adalah load cell. Sedangkan alat pencatat
perpanjangan yang terjadi pada spesimen adalah ekstensometer. Grafik yang
dihasilkan dari mesin uji tarik adalah grafik antara gaya atau beban tarik terhadap
perpanjangan yang terjadi.

Gambar Alat Tensile Testing Machine

h. Pengujian Fatigue
Fatigue secara terminologi adalah kelelahan, sedangkan dalam istilah
mempunyai arti yaitu kerusakan material yang diakibatkan oleh adanya tegangan
yang berfluktuasi (siklik) yang besarnya lebih kecil dari tegangan tarik (tensile)
maupun tegangan luluh (yield) material yang diberikan beban konstan.
Mekanisme perpatahan fatigue pada umumnya diawali dari permukaan bahan
material yang lemah, yang kemudian akan merambat ke bagian tengah dan
akhirnya bahan tersebut akan mengalami perpatahan. Perpatahan tersebut dapat
secara tiba-tiba (catastrophic) dengan tanpa atau sedikit sekali adanya deformasi
plastis.
Gambar Alat dari fatigue

i. Pengujian Aus
Keausan adalah hilangnya material dari permukaan secara progresif akibat
adanya pergerakan relatif dari material terhadap berbagai macam hal. Keausan
tidak selalu berdampak negative, beberapa aplikasi seperti pembentukan material
dan rekayasa permukaan menggunakan keausan secara terkontrol untuk tujuan
tertentu. Berbeda dengan kekerasan, kekuatan tarik, kekuatan impak, keausan
bukanlah property inheren material. Keausan adalah respon material terhadap
system.
Keausan dapat terjadi ketika ada kontak antara suatu material dengan material
lain yang lebih keras. Keausan yang terjadi akan menyebabkan deformasi plastis
dan hilangan material pada permukaan dalam satu siklus. Mekanisme ini disebut
single cycle deformation mechanisme. Mekanisme ini sering terjadi pada
peristiwa plowing, wedge formation dan pembentukan mikrocrack.
Gambar Uji Keausan

j. Pengujian Kekuatan Coating


1) Bending strength (kekuatan bengkokan) Ini merupakan satu dari metode
paling mudah untuk menguji lapisan, namun memberikan banyak informasi
mengenai kualitas pengecatan.
2) Impact strength (kekuatan dampak) The impact strength diuji dengan
menjatuhkan sebuah impactor dengan berat tertentu dari posisi awal tertinggi
dimana lapisan dapat bertahan tanpa rusak oleh impactor. Setelah masing-
masing kondisi pelapisan dinilai secara visual, dan jika tidak ada kerusakan
mekanik yang terlihat, penurunan diulang dari posisi yang lebih tinggi,
sampai terjadi kerusakan.
3) Tensile strength (kekuatan tarikan) Metode yang berdasarkan pengukuran
kedalaman ekstrusi plat logam yang dilapisi pada titik retak lapisan dimana
merupakan indentasi dari pukulan bola menuju plat.

Gambar Alat Pengujian Kekuatan Coating


k. Potensistat – Galvanostat
Pengujian laju korosi menggunakan alat potensiostat/galvanostat type m 273
dengan rentang legangan -20mv sid 20 mv dan scan rate 0,1 mv/s. Pengujian
dilakukan dilaboratorium uji korosi, badan tenaga atom nasional serpong.
Elektroda kerja (working electrode) atau anoda adalah sebagai elektroda yang
akan diteliti. Sedangkan elektroda pembantu digunakan sebagai elektroda kedua
yang khusus untuk mengangkut arus, dan elektroda acuan merupakan elektroda
yangdigunakan sebagai titik dasar untuk mengacu pengukuran – pengukuran
potensial elektroda kerja.
Pengujian laju korosi dilakukan dengan pengamatan intensitas arus korosi
(icorr) benda uji didalam lingkungannya.

l. Mikroskop Optik
Mikroskop adalah alat untuk membantu mengamati objek yang sangat kecil
karena kemampuannya yang kuat untuk memperbesar objek. Mikroskop dapat
digunakan dalam bidang sains dan pendidikan, misalnya untuk evaluasi sifat
objek, kegiatan medis, kontrol kualitas, penelitian lapisan tipis, dan analisis
biomedik. Kebanyakan mikroskop yang digunakan di Indonesia adalah
mikroskop non digital. Operasi dari mikroskop analog mengharuskan pengguna
untuk secara tepat menentukan kombinasi lensa untuk mendapatkan pengaturan
fokus dan perbesaran yang sesuai agar pengamatan objeknya menjadi jelas dan
tajam (Hartati dkk., 2011).
Gambar 12. Alat Mikroskop

m. Superkonduktivitas
Superkonduktivitas merupakan bahan material yang memiliki hambatan listrik
bernilai nol pada suhu yang sangat rendah. Artinya superkonduktivitas dapat
menghantarkan arus walaupun tanpa adanya sumber tegangan. Karakteristik dari
bahan Superkonduktivitas adalah medan magnet dalam superkonduktivitas
bernilai nol dan mengalami efek meissner. Resistivitas suatu bahan bernilai nol
jika dibawah suhu kritisnya. Fenomena superkonduktivitas ditandai dengan
hilangnya hambatan listrik ( R = 0), dan pengeluaran medan magnetik dalam
material ( B = 0)
Suhu transisi antara keadaannormal dengan keadaan SUPERKONDUKSI. T >
Tc, material dalam keadaan normal ( konduktor atau isolator), T < Tc, material
dalam keadaan superkonduksi. Dalam kedaan superkonduksi, hambatan listrik
(resistansi) material hilang/lenyap , R = 0 Superkonduktivitas dapat terjadi pada
beberapa logam, paduan antar senyawa logam dan semikonduktor,
Superkonduktivitas beberapa logam ada yang terjadi hanya pada temperatur
Tinggi. Contoh : Cesium ------ 110 kbar, Tc = 1,5 K , Silikon ------- 165 kbar, Tc
= 8,3 K.

Gambar Superkonduktivitas
DAFTAR PUSTAKA

http://info-pertambangan.blogspot.com/2012/10/struktur-geologi.html

https://www.alatuji.com/index.php?/article/detail/739/tensile-testing-machine

https://translate.google.com/translate?

u=https://en.wikipedia.org/wiki/Rock_mass_plasticity&hl=id&sl=en&tl=id&client

http://tambangunp.blogspot.com/2013/07/struktur-dan-tekstur-batuan.html

http://arti-definisi-pengertian.info/pengertian-superkonduktivitas/

https://novotest.co.id/category/artikel/coating-testing/

https://ftkceria.wordpress.com/2012/04/28/uji-keausan-wear/

http://ekakurniawanput.blogspot.com/p/uji-tarik.html

http://www.alatuji.com/m/article/detail/656/metode-pengujian-kekerasan

http://www.airproducts.co.id/Industries/Analytical-Laboratories/analytical-lab-

applications/product-list/inductively-coupled-plasma-icp-analytical-

laboratories.aspx?itemId=8E471387439C4B518218FC44F3748E3D

http://rohmatchemistry.staff.ipb.ac.id/2017/01/07/instrumen-analisis-mineral-dengan-

kecepetan-akurasi-data-tinggi-x-ray-fluorescence-spectrometer-xrf/

Anda mungkin juga menyukai