Anda di halaman 1dari 11

Modul 2: Analisis Sifat Mekanis Logam

Lauwis, Andrian Nathaniel (12518058)


Program Studi Sarjana Teknik Metalurgi
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan
Institut Teknologi Bandung, Indonesia

E-mail: Anathanaill2@gmail.com

Abstrak. Sifat mekanik logam adalah sifat suatu logam yang berhubungan dengan perilaku logam
di bawah pengaruh gaya-gaya tertentu seperti tegangan dan regangan. Oleh karena itu, untuk
menganalisis sifat mekanis logam dilakukan dua pengujian dalam percobaan ini, yaitu uji tarik dan
uji impak. Tujuan dari uji Tarik adalah untuk menentukan nilai persen elongasi, yield strength,
ultimate tensile strength, dan modulus elastisitas. Uji impak sendiri bertujuan untuk menentukan
energi yang diserap oleh logam dan jenis patahan yang terbentuk pada spesimen. Pengujian tarik
dilakukan dengan menggunakan universal testing machine yang menarik spesimen secara
perlahan-lahan sampai patah. Komputer akan menghasilkan grafik gaya-elongasi. Untuk pengujian
impak sendiri diuji dengan universal impact tester yang bekerja dengan prinsip memberikan
spesimen beban secara tiba-tiba. Spesimen ditempatkan ditempat yang sudah disediakan , lalu palu
akan dilepas dan memukul sampel tersebut. Kedua pengujian tersebut dilakukan untuk menentukan
sifat mekanis spesimen yang diuji. Hasil dari percobaan ini adalah %elongasi = 36%, yield strength
= 704,825 MPa, UTS = 815,614 MPa, Modulus Elastisitas = 71,991. Untuk uji impak, energi yang
diserap = 21,643 Joule dan patahan adalah patah getas.

Kata Kunci : Uji Tarik, Uji Impak, Tegangan, Yield Strength, Elongasi, Regangan,
Moudulus Elastis

1. Pendahuluan
Sifat mekanis logam merupakan hubungan antara respon atau deformasi logam terhadap
gaya atau beban yang diberikan. Sifat mekanis logam antara lain kekakuan (stiffness), kekuatan
1
(strength), kekerasan (hardness), elastis (ductility), dan ketangguhan (toughness[ ].. Logam
diberikan gaya dari luar untuk mendapatkan berbagai karakteristik dari logam tersebut, seperti
modulus elastisitas, yield strength, deformasi elastis dan plastis, kekerasan, fatigue, dan ketahanan
terhadap retakan. Untuk mendapatkan semua nilai itu, maka dilakukan berbagai pengujian,
diantaranya uji Tarik dan uji impak. Uji tarik adalah salah satu tes yang dilakukan untuk
menentukan hubungan tegangan dengan regangan. Tes dilakukan dengan perlahan-lahan menarik
sampel logam dengan beban tertentu sampai patah. Spesimen uji untuk pengujian tarik umumnya
berbentuk dog bone dengan alasan mempermudah perngukuran karena perpatahan diharapkan
4
terjadi pada gauge leng)[ ]. h. Perhitungan tegangan dan regangan diasumsikan luas penampang
tetap dan perubahan panjang yang diukur dalam area uji konstan. Tegangan dan regangan ini
dikenal sebagai engineering stress dan engineering strain. Tegangan dan regangan aktual pada
bahan adalah ketika mempertimbangkan aspek ketika terjadi peningkatan tegangan, volume
7
bagian dari materi yang diuji menurun[ ].. Ketika logam diberikan uji tarik hingga putus berarti
2
logam tersebut menyerap energi yang ada dalam bentuk deformasi plastis[ ].. Hasil prosedur uji
tarik dapat digambarkan melalui kurva true stress-strain yang diplot dengan faktor koreksi akibat
terjadinya necking spesimen. Pada daerah necking dapat terjadi triaxial tensile state dari stress
3
yang dikenal dengan faktor koreksi Bridgman[ ].. Deformasi plastis merupakan jenis deformasi
yang terjadi dimana hukum Hooke tidak berlaku. Deformasi elastis merupakan jenis deformasi
yang terjadi dengan syarat tegangan dan regangan yang diberikan proporsional atau berubah
1
konstan dan berlaku hukum Hooke[ ]..
Uji impak merupakan salah satu jenis analisis sifat mekanis logam untuk menentukan
5
kemampuan logam untuk menyerap energi saat patah pada kecepatan tinggi[ ]. Uji impak dapat
5
dibedakan menjadi dua yaitu teknik Charpy dan teknik Izod[ ].. Charpy impact test merupakan tes
impak dinamis menggunakan spesimen dengan notch v atau u ditengah dan pada pada bagian
ujung diberi penahan, lalu dipukul dengan pendulum yang berayun secara bebas. Izod impact test
adalah tes impak dinamis menggunakan spesimen dengan notch v dan spesimen digenggam
menggunakan alat secara vertikal, lalu dipukul sekali dengan menggunakan pendulum yang
6
berayun bebas[ ]. Charpy impact test menunjukkan hasil lebih bagus dibandingkan izod impact
6
test karena pada izod alat yang menggenggam spesimen ikut menyerap energi[ ].. Uji mekanis
7
pada logam penting dilakukan dalam pengembangan metalurgi fisik dan rekayasa sifat logam[ ].

Gambar 1.1 Kurva Stress-Strain

2. Metode Percobaan
2.1 Alat dan Bahan
Tabel 1. Tabel alat dan bahan

Alat Bahan

Universal Testing Machine Low Carbon Steel untuk Uji Tarik

Universal Impact Tester Low Carbon Steel untuk Uji Impak

2.2 Prosedur Percobaan


2.2.1 Uji Tarik
Spesimen disiapkan

Spesimen diletakkan di grip yang ada di universal testing machine

Alat dijalankan sampai spesimen patah


(setiap perubahan kekuatan dan elongasi dicatat dengan computer)

Lepaskan spesimen dari universal testing machine

Amati hasil grafik antara tegangan dan regangan


yang didapatkan di komputer

2.2.2 Uji Impak


Spesimen disiapkan

Spesimen diletakkan di tempat yang telah disiapkan


dalam universal impact tester

Bandul diangkat dengan menggunakan konsol


(Pastikan busur derajat daribandul berimpit satu sama lain)

Alat dijalankan hingga menghantam spesimen


(Gunakan belt untuk menghentikan bandul)

Amati sudut yang dibentuk pada busur derajat

Ditentukan besar energi yang diserap dari tabel konversi sudut-energi

Diamati dan ditentukan patahan yang dialami spesimen


3. Hasil Percobaan dan Pembahasan
3.1 Hasil Praktikum
3.1.1 Uji Tarik
Tabel 3.1 Ukuran spesimen (uji tarik)

Awal Akhir
Gauge Length (cm) 5 6,8
Lebar (cm) 1,13 1,13
Tebal (cm) 0,13 0,13

• % Elongasi
𝐿𝑓 − 𝐿𝑜
% 𝐸𝑙𝑜𝑛𝑔𝑎𝑠𝑖 = 𝑥 100 %
𝐿𝑜
6,8 − 5
% 𝐸𝑙𝑜𝑛𝑔𝑎𝑠𝑖 = 𝑥 100 % = 36 %
5

Kurva Uji Tarik


900
UTS
800
Elastic Area
700

600

500
Plastic Area
400

300
Fracture Point
200

100

0
0 10 20 30 40 50 60 70

Berdasarkan kurva uji Tarik diatas, kekuatan luluh (yield strength) ditentukan dengan cara
mencari titik potong antara garis linear daerah elastis dengan garis linear daerah elastis yang
mengalami pergeseran (regangan) 0,2 %. Nilai yield strength (titik perpotongan pada kurva)
spesimen adalah sebesar 704,825 Mpa.

Ultimate Tensile Strength (UTS) adalah kapasitas maksimal atau tegangan maksimum dari
sebuah struktur untuk menahan stress yang diberikan . Nilai dari UTS dapat ditentukan dengan
mencari nilai tertinggi dari stress. Pada percobaan ini didapatkan nilai UTS sebesar 815,614
MPa.
Kurva Modulus Elastisitas
800
y = 71.991x + 4.4415
700
R² = 0.9941
600

500

400

300

200

100

0
0 2 4 6 8 10 12

Kurva modulus elastisitas didapat dengan mengambil data-data daerah elastis saja dari kurva
uji tarik. Berdasarkan kurva diatas, nilai modulus elastisitas yaitu 71,991.

3.1.2 Uji Impak


Dari pengujian, didapatkan sudut impaknya adalah 113o, sehingga energi yang diserap adalah
21,643 Joule. Nilai energi tersebut didapatkan dari table konversi sudut impak ke energi. Ketika
mengamati spesimen setelah pengujian, patahan yang dialaminya adalah patah getas.
Patah getas terjadi tanpa adanya deformasi plastis yang cukup besar dan terjadi perambatan
retak secara cepat sehingga arah retakan yang dihasilkan cenderung tegak lurus terhadap tegangan
utama dengan permukaan patahan yang rata. Ciri-ciri lain dari patah getas adalah
permukaannya terlihat berbentuk granular dan memantulkan cahaya Sering disertai suara, tempo
terjadinya patah lebih cepat, tidak ada reduksi luas penampang patahan, akibat adanya tegangan
multiaksial.

Gambar 2.1 Brittle fracture


Patah ulet biasanya terjadi pada sebagian besar logam dimana terjadi deformasi plastis yang
mengawali crack dan crack tersebut bersifat stabil karena tahan terhadap pembebanan yang
diberikan hingga batas pembebanan maksimum. Secara makroskopis, patah ulet ditandai dengan
karakteristik bentuk permukaan yang dinamakan cup-and-cone fracture sedangkan area dalam dari
permukaan memiliki bentuk tidak beraturan dan keliatan berserat yang menunjukkan adanya
deformasi plastis. Sedangkan jika dilihat secara mikroskopis, patah ulet ini ditandai dengan
munculnya dimples yang membulat jika beban dikenai pembebanan tarik dalam satu sumbu .
Setiap dimples memiliki bentuk setengah lingkaran dan akan mengalami pemisahan selama proses
peretakan. Namun, dimples tersebut akan mengalami pemanjangan, berbetuk seperti C yang
menunjukkan adanya kegagalan geser pada logam tersebut.

Gambar 2.3 Dimple melalui pengamatan SEM

4. Kesimpulan dan Pembahasan


4.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil uji tarik:
• % Elongasi = 36%
• Yield Strength = 704,825 MPa
• UTS = 815,614 MPa
• Modulus Elastisitas = 71,991

2. Berdasarkan hasil uji impak:


Energi yang diserap = 21,643 Joule
Jenis Patahan : Patah getas

4.2 Saran
Pada percobaan uji tarik dan uji impak dilakukan lebih banyak pengujian sehingga dapat
dibandingkan.
5. Daftar Pustaka
[1] William D. Callister, Jr. Materials Science and Engineering Ed 8. New York: John Wiley
and Sons; 2011. Hal. 150 s.d. 170.
[2] Informasi dari https://www.alatuji.com/index.php?/article/detail/2/uji-tarik diakses pada
tanggal 15 Maret 2020 pukul 18.00 WIB
[3] Informasi dari https://www.sciencedirect.com/topics/materials-science/plastic-
deformation diakses pada tanggal 15 Maret 2020 pukul 20.00 WIB
[4] Informasi dari https://www.corrosionpedia.com/definition/1126/ultimate-tensile-
strength-uts diakses pada tanggal 16 Maret 2020 pukul 10.00 WIB
[5] Smallman, R.E. and Ngan, A.H.W. 2014. Modern Physical Metallurgy. United Kingdom:
Elsevier Ltd. Hal. 317 s.d 319.
[6] Informasi https://www.wmtr.com/en.impact-testing.html diakses pada 16 Maret 2020
pukul 22.22 WIB
[7] Informasi dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4304325/ diakses pada 16
Maret 2020 pukul 22.40 WIB

6. Lampiran

Gambar 6.1. Alat UIT


Gambar 6.2 Hasil Uji Impak

Gambar 6.3 Spesimen low carbon steel

Gambar 6.4 Alat UTM


Gambar 6.5 Proses uji impak
Gambar 6.6 Tabel konversi sudut impak menjadi energi

Anda mungkin juga menyukai