Anda di halaman 1dari 9

Dismayana Anggita Rosti

2250411008
Resume Perkuliahan
Kamis, 30 Maret 2023
Dosen: Prof. DR. apt. Slamet Ibrahim S.DEA
Pokok Bahasan: Pengantar Analisis Instrumental

1.1 Pendahuluan
Analisis instrumental merupakan nama lain dari analisis fisikokimia.
 Analisis kimia bahan-bahan termasuk obat berkembang dengan pesat di era metode analisis
klasik berbasis reaksi kimia dan pengamatan visual menuju metode analisis modern yang
berbasis penggunaan instrument analitik. Misalnya pada saat melakukan identifikasi,jika
dilihat farmakope 1 Indonesia Farmacope Netherland umumnya menggunakan reaksi kimia.
Contoh:
a. Identifikasi alkaloid menggunakan reaksi-reaksi kimia. Reaksi umum alkaloid
menggunakan pereaksi yang terkenal misalnya dragendroff (secara kimiawi merupakan
pereaksi kalium tetraiodomerkurat (II)), menunjukkan adanya senyawa nitrogen
heterosiklik sehingga menghasilkan endapan berwarna merah atau jingga. Jika positif
dengan penambahan pereaksi dragendorff menunjukkan adanya alkaloid. Kemudian
golongan-golongan alkaloidnya juga diperiksa berdasarkan reaksi-reaksi kimia.
b. Reaksi murexide untuk alkaloida yang berbasis xantin (turunan xantin), seperti
theobromin, theofilin dan caffein.
c. Untuk penetapan kadar berbasis reaksi kimia dengan menggunakan buret, sehingga kita
tinggal mengukur berapa kebutuhan volume pentiter yang digunakan untuk mencapai
titik akhir suatu titrasi dengan menggunakan fisika atau kimia.
 Tidak semua reaksi bisa digunakan, ada persyaratan baik untuk identifikasi. Misalnya reaksi
yang baik untuk identifikasi yaitu reaksi harus memberikan hasil reaksi yang observable,
yang dapat diobservasi oleh indra visual melalui pengamatan mata kita misalnya
terbentuknya endapan, terbentuknya warna atau penghilangan warna. Contoh untuk
mendeteksi adanya Pb digunakan larutan natrium sulfida menjadi endapan hitam. Indra
penciuman melalui pembentukan bau yang khas untuk beberapa reaksi.
 Penetapan kadarnya reaksi berdasarkan perpindahan atau transfer proton (H3O+ menurut
teori Bronsted Lowry) atau (H+ menurut teori Arrhenius). Berdasarkan teori Bronsted
Lowry, asam melepaskan proton sedangkan basa menerima proton, terjadi reaksi antara
asam dengan basa disebut reaksi netralisasi. Ada berbagai macam reaksi diantaranya reaksi
redoks, reaksi potensiometri, reaksi pengendapan, reaksi penguraian ester, amida dan
sebagainya.
 Dulu banyak dilakukan dengan cara titrasi. Misalnya alkaloid ditentukan kadarnya dengan
titrasa bebas air yang pada umumnya alkaloid merupakan basa lemah. Untuk basa lemah
tidak mungkin dititrasi dengan air, karena air ikut bersaing dengan analit untuk menerima
ataupun melepaskan proton. Jadi pelarutnya harus diganti menggunakan pelarut yang tidak
tersaing secara kompetitif dengan analit. Maka digunakan asam asetat glasial yang mampu
melarutkan sekaligus meningkatkan kebasaan dari asam lemah tersebut. Pentiternya
menggunakan asam perklorat yang sangat kuat sehingga bisa melepaskan protonnya yang
nantinya akan diterima oleh basa. Indikatornya digunakan kristal violet. Sampai hari ini
reaksi bebas air masih digunakan.
 Metode analisis instrument dikenal juga dengan analisis fisiko-kimia karena pada penetapan
kualitatif maupun kuantitatif digunakan instrument ukur berbasis pada pengukuran sifat-sifat
fisiko-kimia baik atom maupun molekul bahan yang terdapat dalam sampel. Kemungkinan
bahan tersebut berupa senyawa anorganik atau senyawa organic, seperti obat bisa berupa
senyawa anorganik seperti NaCl didalam larutan infus atau senyawa organic (yang paling
banyak).
 Metode analisis instrument umumnya membutukan bahan baku pembanding dalam
operasional pengukurannya. Karena hanya mengukur sifat-sifat fisiko-kimia kemudian
dibandingkan dengan bahan baku pembanding kemudian dihitung hubungan relasi antara
respon dengan konsentrasi. Atau ada parameter-parameter standar yang diberikan oleh suatu
bahan seperti waktu retensi, absorban dan sebagainya.
 Analisis instrument mengalami perkembangan yang sangat pesat dan cepat mengikuti
perkembangan dan kemajuan Teknik elektronika, Teknik komputer dan informatika.
 Perkembangan instrument analitik dipacu dan dituntut oleh kebutuhan masyarakat pengguna
yang menginginkan hasil dengan performa tinggi, terutama dari sampel-sampel yang rumit
dan kompleks karena mengandung matriks pengganggu. Contohnya dalam suatu proses
pencampuran atau mixing, hasil pencampuran tersebut homogen atau tidak, tidak bisa dilihat
hanya dengan warna. Maka dibuktikan salah satunya dengan penetapan kadar, penetapan
kadar dilakukan beberapa kali yang membuktikan tidak adanya perbedaan yang signifikan
terhadap beberapa kali pengukuran. Standar deviasinya sangat kecil sekali sehingga
konsentrasinya menunjukkan kehomogenan.
 Validitas dan reliabilitas hasil analisis instrument didikung oleh data tentang akurasi, presisi,
linearitas, selektifitas, sensitifitas dan keajegan hasil analisis yang menggunakan instrument
ukur tersebut. Hasil analisis divalidasi apakah metode atau prosedur analisis instrument
sesuai dengan tujuannya. Reliabilitas ditunjukan dengan keajegan hasil analisis dari hari
kehari tidak berubah.

1.2 Klasifikasi Metode Analsis


1. Metode kimia, yang melibatkan reaksi kimia dalam penetapan dan pengukurannya.
2. Metode instrument, yang menggunakan peralatan/intrumen dalam pengukuran
karakteristik fisiko-kimia.
3. Metode mikrobiologi, yang melibatkan mikroba dalam penetapan dan penentuan.
4. Metode termal, yang melibatkan panas/energi dalam pengukurannya.
5. Metode fisika, yang melibatkan pengukuran sifat dan tetapan fisika bahan.
6. Metode imunokimia, yang melibatkan fenomena imun dalam pengukurannya.
7. Metode sensoris, yang menggunakan indera manusia (rasa, warna, kehalusan, kekeruhan)
8. Metode enzimologi, yang melibatkan enzim dalam penetapan dan penentuan.

1.3 Sifat Fisiko-Kimia Molekul


 Molekul senyawa kimia terdiri atas atom-atom atau molekul yang mempunyai kerangka
molecular dan gugus fungsional atau atom-atom yang terikat pada kerangka molecular
tersebut. Misal struktur molekul fenol ada kerangka aromatic, ada ikatan rangkap,
elektronnya bisa dihitung. Kemudian distruktur fenil tersebut terikat OH/hidroksi yang
merupakan gugus fingsional yang berpengaruh terhadap sifat fisiko-kimia. OH memiliki
elektron sehingga gugus OH dapat mendorong electron ke molekul sehingga terjadi reaksi.
Jadi dikenal ada gugus fungsi yang sifatnya menarik electron dan mendorong electron
sehingga struktur molekulnya menjadi ada yang bermuatan positif ataupun negative.
 Kerangka molekul mempunyai karakter dan sifat fisiko-kimia yang spesifik dan
memberikan sifat-sifat golongan umum. Sedangkan gugus fungsional yang terikat pada
kerangka molekul memberikan sifat yang spesifik.
 Karakteristik molekul tersebut berpengaruh pada polaritas, kelarutan, reaktifitas kimiawi,
rotasi optic, interaksi dengan cahaya (radiasi elektromagnetik) dan daya hantar listrik
ataupun panas dari senyawa kimia yang dimaksud. Dalam struktur molekul dapat dilihat
adanya senyawa hidrofil dan hidrofob dari polaritas yang akan mempengaruhi kelarutan.
Senyawa yang sejenis, polaritasnya akan melarut baik dalam pelarut yang sejenis, yang
polar akan larut pada pelarut polar dan nonpolar akan larut pada pelarut nonpolar. Senyawa
yang larut air disebut hidrofil, sedangkan yang tidak larut dalam air dikatakan hidrofob.
Reaktifitas akan meningkat jika ada gugus yang mendorong electron yang sangat kuat,
missal karbonil sangat reaktif sekali dan mudah teroksidasi.
 Untuk menentukan sifat fisiko-kimia yang spesifik diperlukan suati instrument ukur yang
sesuai dengan sifat yang dimaksud. Misalnya kemampuan daya hantar listrik diukur oleh
konduktometri. Jika ada arus yang terbentuk karena reaksi, maka arusnya diukur oleh
amperometri. Jika menimbulkan perubahan tegangan, tegangannya diukur oleh voltametri.
Suatu senyawa bisa menyerap/ mengabsorpsi radiasi elektromagnetik pada panjang
gelombang misalnya 254 nm, alatnya disebut spektrofotometri, ada yang UV, visible dan
inframerah.
 Molekul senyawa organic lebih kompleks dibandingkan dengan senyawa anorganik yang
terdiri dari atom-atom atau ion-ion saja.
 Disamping itu molekul senyawa kimia organic banyak bentul dan macamnya seperti
golongan alifatik, aromatic dan heterosiklik.
 Banyaknya jenis sifat fisiko-kimia yang diberikan oleh struktur molekul senyawa yang
dianalisis menyebabkan kerumitan pada analisis instrument. Oleh karena itu pada analisis
instrument berbasis fisiko-kimia perlu diperhatikan lingkup kegunaan dan keterbatasan
pengukurannya.
1.4 Klasifikasi Teknik Analisis Instrumen
Parameter sifat fisiko-kimia yang bermakna untuk dianalsis adalah:
1. Absorpsi (dijerap) dan emisi (dikeluarkan) radiasi elektromagnetik oleh atom dan molekul.
2. Potensial listrik yang terbentuk pada reaksi kesetimbangan redoks tanpa pengaliran arus
atau arus listrik yang terbangkitkan pada reaksi oksidasi-reduksi.
3. Foton yang diemisikan pada peluruhan radioaktif.
4. Difraksi sinar X oleh bidang lapisan dalam kristal.
5. Spektrum m/z dari fragmen molekul yang pecah akibat penembakan partikel.

1.5 Parameter Fisiko-Kimia dan Teknik Analisis


Parameter Fisiko-Kimia Jenis Radiasi Teknik Analisis Instrumen
Atom/Molekul Elektromagnetik
Absorpsi molekul Ultra violet-visibel Spektrofotometri UV-Vis
Absorpsi atomic Visibel Spektrofotometri serapan
atom
Absorpsi Sinar X Spektroskopi sinar X
Emisi dan Eksitasi UV dan Visibel Spektrofotometri fluoresensi
Emisi Sinar X Spektroskopi emisi sinar X
Perubahan vibrasi gugus Infra merah Spektrofotometri infra merah
atom
Absorpsi molekul Visibel Kolorimetri

1.6 Perbandingan Harga Teknik Analisis


Murah sekali Murah Menengah Mahal
Volumetri/Titrasi Potensiometri Spektrofotometri Kromatografi gas
UV-Vis
Gravimetri Coulometri Spektrofotometri KCKT
infra merah
Polarimetri Spektroskopi Serapan X-ray Difraction
Atom
Refraktometri Spektrofluorometri Spektrometri massa
Voltammetri Aktivasi neitron

1.7 Metode Analisis Instrumen yang Memerlukan Sampel dalam Bentuk Larutan
 Spektrofotometri UV-Vis; harus dilarutkan didalam air, dalam asam, dalam NaOH, HCl
atau pelarut organic.
 Spektrofluorometri; yang terkenal adalah penetapan B1 dibentuk menjadi tiokrom yang
berflouresensi hijau. Tiokrom tersebut diekstrasi dengan pelarut organic/pelarut nonpolar
yang tidak bercampur dengan air, kemudian diukur dengan spektrofluorometri.
 AAS/FES
 Emisi plasma
 Potensiometri
 Polarografi
 Coulometri
 Voltammetri
 Amperometri
 Kromatografi ion
 Kromatografi Cair Klasik
 Kromatografi Lapis Tipis
 Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
 Elektroforesis

1.8 Metode Analisis Instrumen yang Memerlukan Sampel dalam Bentuk Padat atau
Larutan
Sampel berupa padat atau larutan Sampel berupa padat
Analisis fluoresensi sinar X Spektrofotometri infra merah
Analisis aktivasi neutron DC Arc Emission Spectroscopy
Spektrofotometri infra merah AC Arc Emmision Spectroscopy
PXRD (Powder X-Ray Diffraction)
Combustion techniques
Thermal analysis (TGA, DSC)

1.9 Tahapan Prosedur Analisis Instrumen

Sampel uji
Larutan uji Preparasi
sampel

Pengukuran Perhitungan Data atau Interpretasi


Larutan baku
pembanding informasi

1.10 Kesalahan pada Analisis Instrumen


Sumber kesalahan analisis instrument terletak pada:
1. Manusia (man)
2. Metode/prosedur analisis (method)
3. Materi/bahan kimia dan bahan pembanding (material)
4. Mesin instrument yang digunakan (mechine)
5. Lingkungan

1.11 Jenis Kesalahan Analisis


1. Kesalahan sistematis (systematic or determinated errors)
Ditunjukkan oleh hasil analisis yang menyimpang secara tetap dari hasil yang benar.
Kesalahan ini disebabkan oleh instrument yang tidak dikalibrasi, manusia yang tidak
terlatih, metode atau prosedur yang tidak divalidasi, bahan kimia yang tidak bermutu dan
terstandarkan, lingkungan yang tidak mendukung. Kesalahan ini dapat dikurangi,
dikoreksi dan dihilangkan.
2. Kesalahan acak (random or undeterminated errors)
Kesalahan acak selalu ada pada setiap analisis disebabkan karena ketidaksempurnaan dan
adanya noise (Derau). Kesalahan ini tidak dapat dihilangkan sama sekali dan dihitung
secara statistika. Derau instrument adalah respon instrument yang bersifat fluktuatif dan
acak yang bukan disebabkan oleh factor manusia dan materi yang dianalisis. Sumber
derau adalah aliran listrik yang tidak stabil, kenaikan suhu, transducer, processor atau
readout.
1.12 Peran Komputer dalam Analisis Instrumen
 Awalnya instrument analitik hanya dilengkapi dengan perekam signal yang dikonveri
menjadi angka nominal secara analog yang bisa dicatat oleh analis. Kemudian computer
digunakan terpisah dari instrument untuk mempermudah cara perhitungan yang otomatis
dan canggih. Pengembangan berikutnya, komputer menjadi bagian dari instrumen yang
mencatat dan menghitung sekaligus memvisualisasikan hasil pengukuran serta menjadi
bagian dari metode analisis. Selanjutnya computer menjadi penghinung online antara
instrument dengan manuasia yang melakukan analisis.
 Pada kromatografi dikenal adanya program komputer ChemStation yang dikembangkan
oleh Hewlett Packatrd pembuat dan vendor instrument analitik dari USA. ChemStation
dapat melakukan koleksi data, reduksi data, perhitungan, pengembangan metode
kromatografi dan pelaporan data hasil analisis.
 Sistem komunikasi instrument analisis yang terdiri ddari berbagai hal dalam laboratorium
dikenal sebagai Local Area Laboratory Network (LAN) yang menghungkan computer
terminal, printer dan instrument analisis. Laboratory Information Manageement System
(LIM) yang mengelola dan mengendalikan aktivitas laboratorium berbasis computer.

1.13 Diskusi
1. Penggunaan instrumen analisis misalnya seperti spektro dll, kebanyakan di sains kami
hanya sebagai pengguna saja. Misal ketika ada perpindaha lokasi lab, alat2 tersebut
selama proses perpindahan 3 bulan tidak bisa digunakan menunggu vendor untuk
mengatur posisi dan mengkalibrasi ulang. Kira-kira apakah kita bisa tidak hanya jadi
pengguna saja, tapi dapat mengkalibrasi sendiri?
Jawaban:
Secara teknis dan teoritis yang dilakukan oleh vendor bisa kita lakukan. Tapi karena
keterbatasan alat kita tidak bisa, sedangkan vendor bisa menyediakan alat sesuai dengan
spesifikasi yang ingin kita tetapkan. Sebelum alat dipakai harus dikualifikasi, harus
sesuai dengan spesifikasi alat supaya alat tidak terganggu. Yang diakui pada saat
akreditasi laboratorium harus orang yang berwenang yang diakui kompetensinya dan
bersertifikat. Tapi kita tetap harus tau sebagai pengetahuan.
2. Mengenai kualifikasi instrument untuk yang PQ, apakah bisa dijadikan satu dengan
metode Analisa tidak sebagai PQ nya dari instrument tersebut?
Jawaban:
Performance Qualification hakekatnya hamper sama bahwa instrument tersebut sesuai
dengan pruntukkan sama dengan validasi, tapi kualifikasi hanya pada saat itu
membuktikan bahwa alat tersebut ready for used untuk digunakan pada saat itu,
sedangkan validasi merupakan metode analisis yang menggunakan alat tersebut.
Tahapan valiadi:
1. Komputer sistem harus benar
2. Kualifikasi memenuhi syarat
Baru validasi dapat dilakukan.
3. Mengenai elektrokimia, apakah bisa dilakukan pengukuran secara kualitatif maupun
kuantitatif?
Jawab: Misalnya mengukur logam berat Pb, Cd. Hg alat instrument yang cocok untuk
mengukur logam berat tersebut bisa menggunakan AAS, FES bisa juga dengan
elektrokimia. Misalnya menggunakan polarografi bisa ditentukan dengan cara tersebut.
Tergantung spesi kimia yang akan ditetapkannya apa. Untuk yang kualitatif, apakah ada
spesi kimia ada dilimbah itu, jika tidak ada maka tidak bisa lanjut karena kualitatifnya
tidak ada/negative maka tidak bisa ditetapkan kadarnya. Oleh karena itu dari awal,
sebelum kita memilih alat instrument kita harus melakukan seleksi metoda, salah satunya
apa yang akan kita ukur, sifat fisiko-kimianya seperti apa, baru setelah itu akurasi
presisinya yang diharapkan berapa baru pilih elektrokimia apa yang akan digunakan.
Elektrokima kadang-kadang presisinya buruk, tapi akurasinya baik.

Anda mungkin juga menyukai