Anda di halaman 1dari 3

TUGAS IV FARMAKOEKONOMI

Nama : Fadhlur Rohmansyah


NIM : 335119489
Kelas : B

Soal:
Uraikan fungsi Farmakoekonomi bagi :
1. PROVIDER
2. PATIENT
3. SOCIETY
4. PAYER
5. HEALTH PHARMA POLICY
6. PERUSAHAAN DENGAN BANYAK BURUH
7. INDUSTRI FARMASI
8. PBF
9. RUMAH SAKIT
10. APOTEK / KLINIK / PUSKESMAS

Penyelesaian :
Fungsi Farmakoekonomi bagi :
1. Provider
Provider atau pelaku pelayanan Kesehatan/Kefarmasian adalah Dokter, APA/AA/PSA,
Bidan/Perawat, yang melakukan fungsi dispensing dan tindakan medis (asuhan
kesehatan dan kefarmasian), digunakan fungsi farmakoekonomi untuk memilih obat
dari segi aspek kemanjuran dan keterjangkauan. Seharusnya, kemanjuran harus
diutamakan baru kemudian keterjangkauan harga, namun pada praktiknya hal itu malah
salah dipahami.

2. Patient
Pasien kadang tidak rela membayar biaya kesehatan karena mereka rata-rata adalah
orang yang tidak ingin sakit sehingga biaya semurah apapun tetap dianggap mahal oleh
mereka. Penghambat langsung adalah kewajiban membayar tagihan kesehatan (BPJS)
padahal tidak sedang sakit serta minim informasi dan pendidikan dan pengeluaran biaya
merupakan beban yang dialami.berbeda dengan pasien yang punya pemahaman dan
pendidikan yang baik.

3. Society
Masyarakat harus memahami bahwa peran farmakoekonomi efesien dan efektif dalam
hal pemilihan obat manjur dengan biaya terjangkau. Sakit bukan hanya berdampak
klinis namun juga ekonomik (mortalitas dan morbiditas tinggi di usia produktif
menimbulkan penurunan produktivitas kerja yang mempengaruhi PDB) dan humastik
(perasaan tidak nyaman ketika sakit dan labil dalam emosi hingga penurunan kualitas
hidup).

4. Payer
Sekarang biaya pengobatan masyarakat dibayar oleh pemerintah selama masyarakat
membayar tagihan per bulanya atau waktu yang ditentukan secara rutin, misalkan BPJS.
Masalah yang sering dihadapi adalah kendala utama pasien tentang tunggakan
terlambat sehingga harus pembekuan BPJS dan dikenakan denda.

5. Health Pharmacy Policy


Kebijakan negara di bidang farmasi/kesehatan bertujuan mensejahterahkan rakyatnya.
Misalkan program imunisasi dengan tujuan preventif yang menekan tingkat mortalitas
dan morbiditas berdampak pada angka harapan hidup dan produktivitas negara. Di
Indonesia ada program di sektor obat, yakni DOEN, POGB, DOT, dirancang dan
dilaksanakan berdasarkan analisis dampak “outcome analysis”, analisis Ekonomi
Kesehatan dan Farmakoekonomi.

6. Perusahan Dengan Banyak Buruh


Di negara maju, jaminan kesehatan bagi pekerja selalu ada dan tagihanya dibebankan
pada gaji pekerja. Sudut pandang perusahan dalam hal ini adalah fungsi analisis
efisiensi pada minimalisasi pekerja alpa dan pengeluaran untuk biaya kesehatan
pekerja. Di Indonesia ada BPJS Ketenagakerjaan namun seringkali tidak patuh dalam
penyetoran dengan alasan penghematan biaya.

7. Industri Farmasi
Proses penting adalah sejak penemuan obat baru hingga obat tersebut dipasarkan.
Manfaat PE dalam hal ini antara lain:
a. Tahap pertama: sebelum melakukan penemuan obat baru, pastikan wilayah terapi
b. Tahap kedua: analisis PE Uji Klinik Fase I,II,III
c. Tahap ketiga: waktu pengkajian busines Analysis and Marketing Decision” dalam
rangka pemastian pasar yang tepat dengan sediaan yang sesuai
d. Tahap keempat: setelah pemasaran obat, dilakukan kajian lanjutan yakni Uji Klinik
Fase IV.

Dalam hal penemuan obat baru, industri harus mengeluarkan banyak sekali biaya
sehingga industri harus sangat hati-hati terhadap resiko yang bisa saja terjadi, untuk
meminimalisasi resiko tersebut Bootman menyarankan melakukan analisis, yakni
proses penemuan obat (isolasi/sintesa), proses uji klinik, analisis bisnis dan penentuan
pasar serta penelitian lanjutan setelah obat dipasarkan termasuk uji klinik fase IV.
8. PBF
Bisa secara luas digunakan sebagai bagian dari strategi pemasaran mereka untuk
mendukung klaim bahwa produk mereka cost-effective.

9. Rumah Sakit
Semua RS di Indonesia wajib punya FORNAS yang dibuat dan dikelola oleh Panitia
Farmasi dan Terapi, ini bermanfaat bagi semua yang terkait (pasien, dokter, IFRS dan
RS tersebut). Obat dalam FORNAS terseleksi berdasarkan analisis farmakoekonomi
dan terjamin efektifitasnya dalam harga yang rasional.

10. Apotek/Klinik/Puskesmas
Mengacu pada CMA dan CEA.

Anda mungkin juga menyukai