PENDAHULUAN
I.
1 LATAR BELAKANG
Pembangunan kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan yang optimal. Pemerintah melakukan upaya-upaya pelayanan
terhadap masyarakat sebagai wujud dari penyelenggaraan kepentingan umum. Hal
itu merupakan tugas pemerintah yang tercermin dalam alinea 4 pembukaan
Undang-undang Dasar 1945.
Pengertian kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan Republik
Indonesia No. 36 tahun 2009 adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. Kebutuhan kesehatan merupakan unsur yang harus
terpenuhi karena merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang
mempengaruhi kualitas sumber daya manusia dalam suatu kehidupan berbangsa
dan bernegara.Pemerintah melakukan banyak perubahan di bidang pelayanan
kesehatan menjadi lebih komprehensif sehingga masyarakat yang membutuhkan
pelayanan kesehatan secara optimal dapat lebih mudah untuk menjangkaunya.
Farmasi Klinis merupakan praktek kefarmasian yang berorientasi kepada
pasien lebih dari orientasi kepada produk. Istilah farmasi klinik mulai muncul
pada tahun 1960-an di Amerika, yaitu suatu disiplin ilmu farmasi yang
menekankan
fungsi
farmasis
untuk
memberikan
asuhan
kefarmasian
pelayanan kefarmasian di apotek saat ini masih belum optimal dikarenakan pada
setiap jam buka apotek lebih sering tidak dijumpainya apoteker, melainkan tenaga
teknis kefarmasian dan pemilik modal apotek (Febrianti, 2008). Segala aktivitas
apotek lebih dikendalikan oleh pemilik modal apotek, akibatnya profil dan
performa apotek tidak lebih dari tempat transaksi jual beli obat yang dikendalikan
sepenuhnya pemilik modal apotek yang sering tidak memiliki latar belakang
kefarmasian (Rubiyanto,2010). Apotek telah berubah menjadi semacam Toko
yang berisi semua golongan obat baik obat bebas, obat keras, psikotropika dan
narkotika dengan pelayanan yang tidak mengacu pada kaidah-kaidah profesi,
karena tidak dilakukan oleh Apoteker tapi oleh siapa saja yang ada di apotek
(Ahaditomo, 2002).
Terbitnya Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian membawa beberapa ketentuan baru yang menimbulkan empat
konsekuensi bagi apotek, meliputi pengembalian fungsi apotek sesuai peraturan,
peningkatan peran apoteker, penambahan beban biaya dan penambahan beban
II.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 KONSEP PHARMACEUTICAL CARE
Pharmaceutical care adalah konsep dasar dalam pekerjaan kefarmasian
yang timbul pertengahan tahun 1970-an. Dia mengisyaratkan bahwa semua
praktisi kesehatan harus memberikan tanggung jawab atas dampak pemberian
/jasa,
keterlibatan
dan
perlindungan
dari
seorang
Memuntahkan sedikit darah dengan warna yang telah berubah adalah gambaran
nonspesifik dari muntah berulang dan tidak selalu menandakan perdarahan saluran
pencernaan atas yang signifikan.Melena adalah keluarnya tinja yang lengket dan
hitam seperti aspal, dengan bau yang khas, yang lengket dan menunjukkan
perdarahan saluran pencernaan atas serta dicernanya darah pada usus halus
(Davey, 2005).
Hematemesis adalah dimuntahkannya darah dari mulut; darah dapat
berasal dari saluran cerna bagian atas atau darah dari luar yang tertelan (epistaksis,
hemoptisis, ekstraksi gigi, tonsilektomi).Tergantung pada lamanya kontak dengan
asam lambung, darah dapat berwarna merah, coklat atau hitam.Biasanya
tercampur sisa makanan dan bereaksi asam. Melena adalah feses berwarna
hitamseperti ter karena bercampur darah; umumnya terjadi akibat perdarahan
saluran cerna bagian atas yang lebih dari 50-100 ml dan biasanya disertai
hematemesis ( Purwadianto& Sampurna, 2000).
Hematemesis dan melena merupakan suatu keadaan yang gawat dan
memerlukan perawatan segera di rumah sakit.
Hematemesis melena adalah suatu kondisi di mana pasien mengalami
muntah darah yang disertai dengan buang air besar (BAB) berdarah dan berwarna
hitam.Hematemesis melena merupakan suatu perdarahan yang terjadi pada saluran
cerna bagian atas (SCBA) dan merupakan keadaan gawat darurat yang sering
dijumpai di tiap rumah sakit di seluruh dunia termasuk Indonesia.Pendarahan
dapat terjadi karena pecahnya varises esofagus, gastritis erosif atau ulkus
peptikum. Delapan puluh enam persen dari angka kematian akibat pendarahan
SCBA di Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
(FKUI)/ Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) berasal dari pecahnya
varises esofagus akibat penyakit sirosis hati dan hepatoma Di Indonesia sebagian
besar (70-85%) hemetemesis disebabkan oleh pecahnya varises esofagus yang
terjadi pada pasien sirosis hati sehingga prognosisnya tergantung dari penyakit
setelah
menyuntikan
sulfobromoftalein
intravena.
Perdarahan
gastrointestinal, sekalipun hanya terdeteksi dengan tes yang positif untuk darah
samar, menunjukkan darah yang potensial serius dan harus diselidiki lebih lanjut.
3. Gejala
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
B. Kanker Payudara
1. Definisi
Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel
yang tumbuh secara terus-menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan
jaringan sekitarnya dan tidak berfungsi fisiologis.Kanker terjadi karena timbul dan
berkembangbiaknya
jaringan
sekitarnya
(infiltratif)
sambil
merusaknya
(dekstrutif), dapat menyebar kebagian lain tubuh, dan umumnya fatal jika
dibiarkan. Pertumbuhan sel-sel kanker akan menyebabkan jaringan menjadi besar
dan disebut sebagai tumor. Tumor merupakan istilah yang dipakai untuk semua
bentuk pembengkakan atau benjolan dalam tubuh.Sel-sel kanker yang tumbuh
cepat dan menyebar melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening.
Penjalarannya kejaringan lain disebut sebagai metastasis. Kanker mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda.Ada yang tumbuh secara cepat, ada yang tumbuh
tidak terlalu cepat, seperti kanker payudara (Schwartz, S I. 2005).
Kanker payudara adalah tumor ganas yang meyerang jaringan payudara,
jaringan payudara terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu) saluran
kelenjar (saluran air susu) dan jaringan penunjang payudara. Kanker payudara
merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada wanita,kanker
payudara terjadi karena adanya kerusakan pada gen yang mengatur pertumbuhan
dan diferensiasi sehingga sel itu tumbuh dan berkembang biak tanpa dapat
dikendalikan. Sel-sel kanker payudara ini dapat menyebar melalui aliran darah ke
seluruh tubuh.
Untuk menentukan lokasi tumor, payudara dibagi menjadi 4 kwadran,
yaitukwadran lateral (pinggir) atas, lateral bawah, medial (tengah) atas, dan
medial bawah.Bagian terbesar kanker payudara terletak pada kwadran lateral atas
dengan perjalanannyake arah ketiak.
Gambar Kwadran letak kanker payudara dan anatomi payudara:
Keterangan :
Patofisiologi
Beberapa jenis kanker payudara sering menunjukkan disregulasi hormon
Pada tahap inisiasi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang
memancing sel menjadi ganas.Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan
oleh suatu agen yang disebut karsinogen.
c) Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah
menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh
oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan.
d) Fase metastasis
Metastasis menuju ke tulang merupakan hal yang kerap terjadi pada
kanker payudara.Beberapa diantaranya disertai dengan komplikasi lain (Anonim,
2012).
4. Gejala
Tanda awal dari kanker payudara adalah ditemukannya benjolan yang
terasa berbeda pada payudara.Jika ditekan, benjolan ini tidak terasa nyeri.
Awalnya benjolan ini berukuran kecil, tapi lama kelamaan membesar dan
akhirnya melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara
atau puting susu. Berikut merupakan gejala kanker payudara, yaitu:
a) Benjolan pada payudara yang berubah bentuk atau ukuran.
b) Kulit payudara berubah warna (dari merah muda menjadi coklat
hingga seperti kulit jeruk).
c) Puting susu masuk ke dalam (retraksi). Bila tumor sudah besar, salah
d)
e)
f)
g)
Steinthal I
b.
Steinthal II
c.
Steinthal III
d.
Steinthal IV
6. Pencegahan
a. Pencegahan Primordial
b. Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara dilakukan pada orang yang
memilikiresiko untuk terkena kanker payudara melalui upaya menghindarkan diri
dariketerpaparan pada berbagai faktor resiko.
Beberapa cara yang dilakukan adalah :
1) Perbanyak makan buah dan sayuran berwarna kuning atau hijau karena
banyak mengandung vitamin, seperti beta karoten, vitamin c, mineral,
klorofil, dan fitonutrien lainnya yang dapat melindungi tubuh dari kanker.
2) Kurangi makanan yang mengandung lemak tinggi. Telah banyak bukti
yang menunjukan adanya hubungan makanan tinggi lemak dengan
beberapa jenis kanker, dan yang terbanyak terjadi pada kanker payudara.
3) Konsumsilah makanan yang banyak mengandung serat. Serat akan
menyerap zat-zat yang bersifat karsinogen dan lemak, yang kemudian
membawanya keluar dengan feses.
4) Makanlah produk kedelai seperti tahu dan tempe. Kedelai selain
mengandung flonoidyang berguna untuk mencegah kanker, juga
mengandung
genestein
yang
berfungsisebagai
estrogen
nabati
kelainan
warna
(peau
deorange),
dimpling
d) Pemeriksaan Mammografi
Mammografi merupakan pemeriksaan dengan metode radiologis sinar x
padapayudara dan tingkat adisinya dibuat sekecil mungkin sehingga tidak
menimbulkan efeksamping pada pasien, karena radiasi sinar x yang berebihan
malah akan memicu Pertumbuhan sel kanker. Kehebatan mammografi ialah
kemampuannya mendeteksitumor yang belum teraba sekalipun (radius 0,5 cm)
masih dalam stadium dini.Waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan
mammografi pada wanitaproduktif adalah hari 1-14 dari siklus haid (menstruasi)
atau dua minggu sebelum haidyang akan datang. Pada perempuan usia
nonproduktif dianjurkan untuk dilakukan kapan saja.
e) Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi merupakan alat bantu pemeriksaan yang menggunakan
gelombangsuara dan tidak menggunakan sinar rontgen. Pemeriksaan ini tidak
menimbulkan rasasakit pada pasien.
Ultrasonografi payudara ditujukan sebagai berikut :
1) Untuk memeriksa perempuan berusia dibawah 35 tahun, perempuan hamil,
danperempuan yang menyusui.
2) Untuk membedakan kista dengan tumor yang berisi jaringan padat.
3) Untukmembantu hasil mammografi agar memperoleh nilai akurasi yang
lebih tinggi.
f) Xerografi :
1) Suatu fotoelectric imaging system berdasarkan pengetahuan xerografic.
2) Ketepatan diagnostik cukup tinggi 95,3% dimana dapat terjadi false
positive 5%.
g) Scintimammografi
Adalah teknik pemeriksaan radionuklir dengan menggunakan radioisotop Tc
99msestamibi.Pemerisaan ini mempunyai sensifitas tinggi untuk menilai aktifitas
sel kankerpada payudara selain itu dapat pua mendeteksi lesi multipel dan
keterlibatan KGBregional.
d. Pencegahan Tertier
Pencegahan tersier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif
menderitakanker payudara . Penanganan yang tepat penderita kanker payudara
pengobatan
tumor.Keberhasilan
kanker
pengobatan
payudara
kanker
tergantung
payudara
pada
bergantung
stadium
pada
yang besar tumornya kurang dari 2cm dan letaknya dipinggir payudara.
Mastektomi
Mastektomi merupakan operasi yang dilakukan untuk mengangkat
seluruhPayudara beserta kankernya, kadang-kadang beserta otot dinding
dada.
Operasi Pengangkatan Kelenjar Getah Bening
Operasi ini biasanya dilakukan jika sudah ada penyebaran kanker
yangterserang
kanker,
dengan
tujuan
untuk
merusak
sel-sel
obat.Kemoterapi
biasanya
diberikan1-2
minggu
sesudah
melihat
perkembangan
penyakit,
dan
menentukan
postbronchodilator
FEV1/FVC<0.70
mengindikasikan
adanya
memperhatikan
pengumuman
publik
tentang
tingkat
polusi
udara.Semua pasien PPOK mendapat keuntungan yang baik dari aktivitas fisik
dan disarankan untuk selalu aktif.
8. Terapi
Terapi Farmakologis untuk PPOK yang stabil
inhalasi
diasosiasikan
dengan
peningkatan
memiliki
beberapa
BAB III
STUDI KASUS
III. 1 KASUS
I HEMATEMESIS MELENA
Seorang pasien bernama pak Muh Rizal Nur berumur 48 tahun. Psien
mengeluhkan muntah darah dialami sejak 1 hari muntahnya kurang lebih 3x
sehari berwarna hitam, riwayat penyakit pasien yang sama (+), dema (-), batuk (-),
sesak (-), nyeri perut (-), BAB berwarna hitam. Pasien memiliki rekanan darah
130/90. Untuk data yang diperoleh selanjutnya yaitu pasien muntah darah
berwarna hitam SMRS sebanyak kurang lebih 500 CC, menurut informasi bahwa
pasien pernah mengonnsumsi jamu dan ramuan SMRS, memiliki riwayat penyakit
maag dan tidak brerobat secara teratur
Subyek :
Nama
No Rem
: 189173
Tgl masuk
: 23/12/14-05/01/2015
Umur
: 48 tahun
Normal
L : 0,6-20 mg/dl
P : 0,5-1.2 mg/dl
P: 31 U/L
L: 37 U/L
L : 42 U/L
P : 32 U/L
3,8-4,0 mg/dl
Hasil
Normal
100-140 mg/dl
Hasil
136
1,3
66
68
-
Tgl 24/12/2014
Random
Creatinin
SGOT 37C
SGOT 37C
SGPT 37C
Ureum
ALBUMIN
P: 31 U/L
L: 37 U/L
L : 42 U/L
3,8-4,0 mg/dl
73
40
22
1,5
Tgl 26/12/2014
Normal
100-140 mg/dl
Random
Creatini
SGOT 37C
Hasil
109
1,4
33
2,9
P: 31 U/L
L: 37 U/L
L : 42 U/L
SGPT 37C
Ureum
ALBUMIN
3,8-4,0 mg/dl
Assesment :
Berdasarkan keluhan, pasien mengidap penyakit Hematemesis Melena
Data
Data objektif
subjektif
Asesm
Planning
en
Implemetasi
Evaluasi
tindakan
masala
Osi
Ositampa
k lemah
TTV
TD
140/90
N 90X
S 36,5
mengata
kan
muntah
darah
SMRS
h:
Munta
Observas
i TTV
Anjurkan
untuk
banyak
minum
-
air hangat
Kalabora
si THI
Mengobserv
S:
osi
mengata
asi TTV
Menganjurka
kan tidak
n
banyak
muntah
minum air
O: objek
hangat
masih
THI
tampak
diberikan
lemah
A:
masalah
belum
teratasi
P:
lanjutkan
intervans
i
Planning :
: Ny Tina
Umur
: 53 tahun
Hasil
24
1,0
27
31
Nilai normal
10-50 mg/dl
L 0.6-2.0 mg/dl P 0,5-1,2 mg/dl
L 37 P 31
L 42 P 32
Hasil
160
24
1.2
Nilai normal
100-140 mg/dl
10-50 mg/dl
L 0.6-2.0 mg/dl P 0,5-1,2 mg/dl
L 37 P 31 U/L
L 42 P 32 U/L
24/12/2014
Jenis pemeriksaan
Glukosa random
Ureum
creatinin
SGOT
SGPT
Profil pengobatan
No
1
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
19
20
21
22
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
Nama obat
Rl
Infuse set
Abocet 20
Ranitidine
Spoit 3 cc
Santagesik
Neurofyl
Rl
Spoit 3 cc
Santagesik
Neurofyl
Rl
Cefipim
Aquadets
Abocet 18
Dispo 10 cc
Dispo 5 cc
Transfuse set
Electrode
Abocet 18
Transfuse set
Dispo 10 cc
Dispo 5 cc
Dispo 3 cc
Handscoon
Ranitidine
Rl
Nacl
Ondansetron
Dexa
Ketorolac
Ranitidine
Midazolam
Lidocain
Dropofol
jumlah
2
2
1
Tgl/bulan/ tahun
Oktober 2014
13
14
15
16
Des
Januari 2015
14
24
05
06
07
08
09
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
Alprazolam
Ranitidine
Rl
MP 21
Nacl
Cefipim
Tranexid
Ketorolac
Futrolit
Rl
Dispo 10 cc
Dispo 5 cc
Dispo 3 cc
Rl
Cefipim
Tranexid
Rl
Cefipim
Tranexid
Ketorolac
Aquadets
Cefixim 200 mg
As. Mefenamat
Becom . c
Santotaxel
Sandorob
Rl
Nacl
Dexa 5%
Ondansetron
Ranitidine
Dexa
Abocet 22
Infus set
Spoit 10 cc
Spoit 5 cc
Spoit 3 cc
Rl
Rl
Novalgin
Rl
Novalgin
Tramadol
neurobion
2x2
3x1
1x1
1
3
1
2
2
2
3
2
3
2
1
1
2
2
2
1
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
100
101
102
103
104
Tgl
Rl
Rl
Rl
Ondansentron
Santagesik
Neurobion
Rl
Ondansentron
Santagesik
Neurobion
Abocet 22
Infuse set
Ranitidine
Dexa m
Antasida
Rl
Ranitidine
Ondansetron
Dexa m
Levodestrim
As.mefenamat
Ondansetron
Neurobion
Neurodex
Subjektive
1
2
1
2
2
1
1
2
2
1
1
1
2
2
3x1
1
1
1
1
9 2x1
9 3x1
9 3x1
9 3x1
9 2x1
Objektive
Assesment
23/1
Pola
tidak efektif
sebelah kiri
TD 110/80
Planning
napas - Memberi
Implementasi
tindakan
posisi Osi menyatakan
yang nyaman
sakit dada sebelah
- Menganjurkan osi
kiri
napas dalam
Osi tampak tidak
memakai O2
Masalah teratasi
Pertahankan
intervensi
destruksi
jaringan
atau
gangguan
fungsi
organ
yang
Pada dasarnya kanker merupakan penyakit sel yang ditandai oleh pergeseran
mekanisme kontrol yang menentukan proliferasi dan diferensiasi sel. Sel yang
mengalami transformasi neoplastik biasanya menunjukkan antigen permukaan sel
dari jenis fetal normal. Transformasi sel itu terjadi karena mutasi gen yang
mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel, yaitu proto-onkogen dan atau
supresor gen (anti onkogen)(Thackery, Ellen. 2001. The Gale Encyclopedia of
Cancer, Volume 1: 145)..
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara.Kanker payudara
terjadi saat sel-sel payudara mulai tumbuh tanpa kontrol dan dapat menyerang
jaringan sekitarnya atau menyebar ke tubuh. Jaringan payudara pada manusia
terdiri dari connective tissue dan lemak. Pada payudara juga terdapat sistem
pembuluh yang digunakan selama proses menyusui. Jaringan payudara
mempunyai sumber darah yang melimpah dan jaringan limfatik yang
luas.Penyaluran limfatik dari jaringan mammary mengalir ke dalam axillary,
interpectoral, dan internal mammary limph nodes. Hal ini penting karena kanker
payudara pada umumnya menyebar melalui sistem limfatik dan penyebaran
penyakit biasanya seringkali ditemukan pada daerah nodus limfa pada saat
pelaksanaan diagnosis(Lindley,Celeste and Laura Boehnke Michau. Breast Cancer
in Pharmacotherapy, A Patophysiology Approach, 6th edition: 2340-2342).
Pertumbuhan kanker payudara terjadi ketika sel payudara kehilangan kontrol
diferensisi dan proliferasi normal.Proliferasi dari sel yang abnormal ini atau sel
tumor dipengaruhi oleh berbagai jenis hormone, oncogenes, dan faktor-faktor
pertumbuhan.Terdapat bukti kuat untuk menyatakan bahwa estrogen secara
langsung dan tidak langsung menstimulasi pertumbuhan sel tumor.Selanjutnya,
banyak sekali faktor-faktor pertumbuhan yang juga memegang peranan penting
pada pertumbuhan tumor yang disekresi oleh sel kanker payudara itu sendiri.
Kanker payudara merupakan penyakit dari ephitelium glandular(Lindley,Celeste
and Laura Boehnke Michau. Breast Cancer in Pharmacotherapy, A Patophysiology
Approach, 6th edition: 2340-2342).
Berdasarkan kasus pada pasien diatas, setelah Ny.T melakukan operasi
ternayata ada sel-sel ganas yang telah menyebar luas.Oleh karena itu Langkah
selanjutnya adalah kemoterapi, itu sangat penting untuk membunuh sel kanker
tersebut.Kemoterapi adalah pengobatan dengan obat anti-kanker yang dapat
diberikan secara intravena (disuntikkan ke pembuluh darah) atau melalui mulut.
Obat-obatan dimasukkan melalui aliran darah untuk mencapai sel-sel kanker pada
sebagian besar bagian tubuh(Lindley,Celeste and Laura Boehnke Michau. Breast
Cancer in Pharmacotherapy, A Patophysiology Approach, 6th edition: 2340-2342).
Perawatan dengan menggunakan kemo diberikan secara bertahap dengan
masing-masing tahap perawatan diikuti oleh masa pemulihan. Pengobatan dengan
metode ini biasanya dapat berlangsung selama beberapa bulan(Lindley,Celeste
and Laura Boehnke Michau. Breast Cancer in Pharmacotherapy, A Patophysiology
Approach, 6th edition: 2340-2342).
Efek samping dari kemoterapi adalah mual-mual, ada beberapa pasien yg
mengalami muntah2 , rambut rontok, kurang selera makan.
Efek samping diatas juga dipengaruhi oleh ketahanan tubuh masing2 penderita.
Selama pasca kemo dan sesudahnya dapat di kombinasikan dengan pengobatan
herbal untuk mengurangi resiko efek samping dari kemo itu sendiri.
21. Ketorolac selain digunakan sebagai anti inflamasi juga memiliki efek
anelgesik yang digunakan sebagai pengganti morfin pada keadaan pasca
operasi ringan dan sedang
22. Santagesik digunakan sebagai analgesik
23. Tramadol digunakan sebagai analgesik
24. Futrolit digunakan sebagai perbaikan kebutuhan karbohidrat, cairan &
elektrolit pada tahap pre, intra & pasca operasi, dehidrasi isotonik &
kehilangan cairan extracellular
25. Neurodex digunakan untuk mengatasi Neurotropik (pegal, lelah), serta
mengatasi efek dari obat yang mengganggu penyerapan dan kekurangan vit
B12 B1 B6
26. Alprazolam. Beberapa efek dari Alprazolam adalah anti cemas, hipnotik
(membuat ngantuk), pelemas otot rangka, anti kejang, dan memiliki efek
amnestik (kemampuan membuat orang lupa terhadap sesuatu). Alprazolam
seringkali digunakan untuk mengobati gangguan panik, gangguan cemas
seperti gangguan cemas menyeluruh / generalized anxiety disorder (GAD)
atau gangguan cemas sosial / social anxiety disorder (SAD)
27. Tranexid digunakan sebagai Fibrinolisis pada menoragia, epistaksis, traumatic
hyphaemia, neoplasma tertentu, komplikasi pada persalinan (obstetric
complications) dan berbagai prosedur operasi termasuk operasi kandung
kemih, prostatektomi atau konisasi serviks
28. Neurofyl digunakan untuk neuritis (radang saraf), neuralgia (nyeri saraf),
hiperemesis gravidarum (muntah-muntah selama 3 bulan pertama kehamilan),
kelainan sirkulasi, sindroma bahu-lengan, palsi fasial (hilangnya daya gerak
wajah), herpes zoster, neuritis optis (radang saraf mata), muntah-muntah saat
hamil
29. Propofol merupakan obat sedative-hipnotik yang digunakan dalam induksi dan
pemeliharaan anestesi maupun sedasi. Injeksi secara intravena pada dosis
terapetik memberikan efek hipnotik dengan cepat, biasanya dalam waktu 40
detik dari awal pemberian injeksi
3. KASUS PPOK
Nama
No Rem
Tgl masuk
: Tn. D
: 206883
: 6/2/15-8/2/2015
Umur
: 64 tahun
Creatinin
Normal
L : 0,6-20
Hasil
1,0
mg/dl
Ureum
SGOT
P: 31 U/L
23
37C
SGOT
L: 37 U/L
37
37C
SGPT
L : 42 U/L
46
P : 32 U/L
3,8-4,0 mg/dl
37C
ALBUMIN
TGL 8/2/015
Pemeriksaan
BTA I
BTA II
BTA III
Hasil
Negatif
Negatif
Negatif
Nilai rujukan
Negatif
Negatif
Negatif
08/2/015
Cefotoxime, ranitidine (pukul 06.00 wita)
Data
Data objektif
subjektif
Asesme
Planning
Implemetasi
Evaluasi
tindakan
masalah
:
Pasien
Pasien tampak
mengata
sesak, batuk
kan
produktif dan
sesak
tampak
dan
gelisah.
Auskultasi
suara nafas
Kanji
Merasa
nafas
terasa
tanda-
susah
tanda vital
Lakukan
batuk
berlendi
r
Auskultasi
S: pasien
mengataka
suara nafas
Kanji tanda-
tanda vital
Lakukan
Nampak
fisioterapi
sesak,
fisioterapi
dada, berikan
dada,
O2 dan
berikan O2
menganjurkan
produktif
A: masalah
dan
pasien untuk
belum
menganjur
batuk efektif
teratasi
P:
kan pasien
intervansi
batuk
1,2,3,4,5
efektif
Penyelesaian
1. Defenisi
PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis) adalah suatu penyakit yang
ditandai oleh perlambatan aliran udara yang bersifat irreversible dan
sebagian.
Keterbatasan
batuk
lanjutkan
untuk
reversible
n sesak
O: pasien
aliran
udara
bersifat
progresif
disebabkan oleh respon inflamasi paru terhadap partikel gas seperti polusi
udara, asap rokok dll dalam kurun waktu yang lama dengan gejala sesak
napas/ dyspnea, batuk dan produksi sputum (Gold, 2007).
Menurut The National Heart, Lung and Blood Institute dan WHO
PPOK yaitu penyakit yang ditandai oleh keterbatasan jalan udara yang
paru
peningkatan oksidator dari asap rokok akan bereaksi dengan
protein dan lipid sehingga dpat menyebabkan kerusakan sel dan
jaringan. Selain itu oksidator juga dapat memudahkan terjadinya
inflamasi
secara
langsung
dan
dapat
memperparah
permeabilitas
mucus,
inhibisi
pelepasan
enzim
DAFTAR PUSTAKA
Albar, Z.A., dkk. 2004. Protokol PERABOI 2003. SMF Ilmu Bedah UNPAD,
Bandung.
Davey, Patrick (2005). At a Glance Medicine.Jakarta: Erlangga.
Mansjoer, Arif (2000). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta: Media.
Aesculapius.
Mubin (2006).Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta: EGC.
Nettina, Sandra M. (2001). Pedoman Praktik Keperawatan Edisi 4.Jakarta : EGC
Schwartz, S I. 2005.Principle of Surgery. The Mac Grow Hill Company, United
States of America.
Sylvia. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Keperawatan.Edisi
6.Jakarta : EGC
Snells R.S., 2006. Anatomi Klinik, Edisi 6, EGC, Jakarta.
Sjamsuhidayat, R. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-de Jong, Edisi 3,
EGC, Jakarta.
Staf Pengajar Bagian Ilmu Bedah FKUI. 2010. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah.
Binarupa Aksara, Jakarta.
November
2011].
Di
unduh
dari
URL:
http://www.goldcopd.com/Guidelineitem .asp?l1=2&l2=1&intId=989
Mangunnegoro H, dkk. PPOK, Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di
Indonesia. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia: 2003. hal 1-56
Mathers CD, Loncar D (November 2006). "Projections of Global Mortality and
Burden
of
Disease
from
2002
to
2030".
PLoS
Med.
(11):
e442:10.1371/journal.pmed.0030442
Elizabeth G. Nabel, M.D 2007 NHLBI Morbidity and Mortality Chart Book"
(PDF).Retrieved 2008-06-06.
Mahler DA (2006). "Mechanisms and measurement of dyspnea in chronic
obstructive pulmonary disease". Proceedings of the American Thoracic Society 3
(3): 2348.doi:10.1513/pats.200509-103SF. PMID 16636091
Buist Sonia, et. All.Global Stategy for the Diagnosis, Management, and
Prevention of COPD.In : NHLBI/WHO Global Initiative for COPD Workshop
Summary : 2006
Medicine.
New
York:
McGraw-Hill;
2003.
http://www.accessmedicine.com/content.aspx?aID=575132
Elizabeth G. Nabel, M.D 2007 NHLBI Morbidity and Mortality Chart Book"
(PDF).Retrieved 2008-06-06.
Tashkin D P, Cooper C B, The Role of Long-Acting Broncodilators in the
Management of COPD: Chest 2004, Pp 249-259.
Singh J M et al, Corticosteroid Therapy for Patients With Acute Exacerbations of
COPD, Review Article, Arch Intern Med/vol 162: Dec 2002, Pp 2527-2536.