Anda di halaman 1dari 28

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Ilmuan didunia ini sudah banyak yang menciptakan penemuan
penemuan, baik penemuan alat, teori dan sebagainya. Salah satu dari penemuan
itu yakni penemuan alat alat canggih yang mempermudah kita, baik dalam
bekerja, membuktikan sesuatu, ataupun dalam kehidupan sehari hari. Salah
satunya adalah spektometer massa. Yakni alat yang digunakan untuk menghitung
massa dari suatu atom. Alat ini dapat membantu kita mengetahui seberapa besar
massa suatu atom.

Pestisida penting dalam praktik pertanian moderen, namun karena


aktivitas biosida dan risiko potensial yang dimiliki terhadap konsumen,
pengendalian keberadaan residu pestisida dalam makanan semakin mendapatkan
perhatian masyarakat umum. Pemerintah dan organisasi-organisasi internasional
sedang berupaya untuk meregulasi penggunaan pestisida dengan menetapkan
kadar residu maksimum (MRL) dalam makanan. Program-program pemantauan
pestisida dibentuk oleh pemerintah untuk menilai dan mengontrol kualitas
sayuran, sehingga turut mengevaluasi dan memperkuat penggunaan pestisida yang
baik dalam praktik pertanian.

Untuk mendeteksi berbagai pestisida yang diaplikasikan ke tanaman


pangan biasanya perlu digunakan teknik-teknik pemisahan analitis seperti
kromatografi gas (GC) atau kromatografi cair berkinerja tinggi (HPLC). Kedua
teknik ini telah banyak digunakan bersama dengan metode-metode pendeteksian
selektif golongan, khususnya untuk GC dengan ECD (pendeteksian tangkapan
elektron), FPD (fotometri nyala), dan NPD (nitrogen-fosfor). Tak satupun dari
detektor-detektor ini yang memberikan hasil yang tegas dan semua mengalami
interferensi (gangguan sinyal). Karena alasan inilah spektrometri massa (MS)
telah menjadi populer di lab-lab residu pestisida. Metode MS bisa menghitung dan

1
menegaskan hasil melalui scan lengkap atau spektra pemantauan ion terpilih
(SIM). Sayangnya, scan lengkap sering tidak memberikan sensitifitas yang cukup
pada sampel sebenarnya tetapi SIM, yang meningkatkan sensitifitas, mengurangi
informasi kualitatif secara signifikan, sehingga meningkatkan risiko hasil false
positive (diidentifikasi ada residu pestisida padahal sebenarnya tidak ada).
Kombinasi GC dengan spektrometri massa tandem (MS-MS) telah terbukti dapat
dialikasikan dalam analisis kontaminan-kontaminan seperti pestisida atau
metabolisme dalam sampel-sampel kompleks seperti cairan-cairan biologis, air
atau buah dan sayuran.

Selektifitas yang meningkat dari teknik ini mengurangi pengaruh matriks,


dan merendahkan batas deteksi. Tingkat kepercayaan hasil juga membaik karena
kualitas informasi yang didapatkan tidak berkurang seperti pada SIM. Detektor
jebakan ion benchtop menjadikan teknologi MS-MS ini memiliki harga yang
terjangkau dan pelatihan personil yang terbatas.

Strategi-strategi ekstraksi dalam analisis residu pestisida multi-golongan


cukup bervariasi tetapi penggunaan ekstraksi-ekstraksi pelarut organik lebih
dipilih dalam analisis laboratorium rutin karena sederhana, cepat, dan recovery
yang tinggi untuk senyawa-senyawa dalam rentang polaritas yang luas. Tahap-
tahap pembersihan biasanya menyertai proses ini, yang mengurangi jumlah
interferensi dan pengaruh-pengaruh negatifnya terhadap selektifitas sinyal analitik
dan penjagaan instrumen. Akan tetapi, proses pembersihan ini cukup mahal dan
memakan banyak waktu serta meningkatkan ketidakakuratan metode ini.

1.2 Rumusan masalah


Apa spektometer massa itu ?

Apa fungsi dan kegunaan spektometer massa ?

Bagaimana cara kerja spektometer massa ?

Apa pengaplikasian dari spektometer massa dalam kehidupan sehari-hari ?

2
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui apa itu spektometer massa

Untuk mengetahui fungsi dan kegunaan spektometer massa

Untuk mengetahui bagaimana cara kerja dari spektometer massa

Untuk mengetahui pengaplikasian dari spektometer massa dalam


kehidupan sehari-hari

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kerangka Teori

Spektrometer Massa

Sejarah Spektrometer Massa

Pada tahun 1886, Eugen Glodskin mengamati sinar dalam gas tidak
bermuatan pada tekanan rendah yang berpindah dari anoda dan melalui chanels
dalam lubang katoda, berlawanan dengan arah muatan negative sinar katoda (yang
berpindah dari katoda ke anoda). Goldstrein menyebutnya dengan muatan positif
sinar anoda. kanalstraklen, dalam bahasa inggris disebut canal rays. Wilhelm
Wien menemukan bahwa medan listrik dan medan magnet yang kuat
membelokkan sinar canal, pada tahun 1899, di buatlah peralatan madan magnet
dan medan listrik parallel yang dapat memisahkan sinar positif berdasarkan
perbandingan muatan per massa (Q/M). Wiem menemukan bahwa rasio muatan
permassa bergantung pada sifat gas dalam tabung tidak bermuatan, panamuan
Wien dengan mengurangi tekanan untuk menghasilkan massa spectrograph.

Aplikasi pertama dari spektrometri massa adalah untuk menganalis asam


amino dan peptide yang di laporkan tahun 1958. Carl-Ove Andersson
mengobservasikan ion-ion fragmen utama dalam metil ester.

Beberapa teknik modern dari massa-spectrometry di fikirkan oleh Arthur


Jeffrey Dempster dan F.W. Aston pada tahun 1918 dan 1919. Tahun 1989 Hains
Dehmelt dan Wilfgang Paul memperoleh nobel dalam bidang fisika untuk teknik

4
perangkat pengembangan. Hadiah nobel dalam bidang kimia di peroleh John
Bennett Fenn untuk pengembangan electrospray ionization (ESI) dan Koichi
Tanaka untuk pengembangan Sof Laser Desorphion (SLD) dan aplikasinya pada
ionisasi makromolekul biologi seperti protein.

Kata spectrograph telah di gunakan sejak tahun 1884 sebagai


International Scientific Vocabulary. Akar katanya adalah gabungan dari
spektrum dan phot-ograph-ic. Peralatan spektroskop di gunakan untuk mengukur
rasio massa atau muatan disebut massa spektroskopi terdiri dari instrument yang
dapat merekam nilai spectrum masa pada sebuah plat photographic. Spectroscopy
massa sama dengan spetograph massa kecuali ion sinar yang langsung terhubung
dengan layar phosphor. Konfigurasi spektoskopi massa digunakan dalam
instrument ketika diinginkan bahwa efek penyesuaian dapat diobservasi dengan
cepat.

Baru-baru ini kedua instrument ini digabungkan. Specthroscopy massa


yang meggunakan layar phosphor diganti dengan oscilloscope agar dapat
memberikan penerangan secara langsung. Pengguanaan istilah spektroscopy
massa tidak di beranikan sekarang karena kumungkinan membigungkan dengan
alat spectroscopy pada umumnya, oleh karena itu sekarang di gunakan istilah
Massa spektrometri yang di singkat mass-spsec (MS). Thomson juga menulis
bahwa spectroscope sama dengan massa spectrograf, dengan sumber ion di
hubungakan secara lansung dengan layar phosphor. Akhiran-scope disini
bermakna pengamatan daerah (range) massa.

Mekanisme Umum Spektometer Massa

Prinsip dasar

Apabila ada sebuah benda sedang bergerak lurus dan diberikan gaya luar
ke arah samping maka benda itu tidak akan bergerak lurus, melainkan ia akan
bergerak membelok ke arah samping karena adanya gaya luar tersebut.

5
Misalkan anda sedang menghadapi sebuah bola meriam yang sedang
melewati anda dan anda mau membelokkannya pada saat tepat lewat di depan
anda. Dan alat yang anda punya hanyalah sebuah selang penyemprot air yang
dihubungkan dengan sebuah pompa jet. Sejujurnya, apa yang anda lakukan .itu
tidak akan berpengaruh banyak. Karena bola meriam itu sangat berat dan ia tidak
akan membelok dari jalur lurusnya.

Tapi coba kita pikir lagi, anda mencoba membelokan sebuah bola tenis
yang sedang bergerak dengan kecepatan yang sama dengan bola meriam tersebut
dengan menggunakan selang penyemprot air yang sama. Karena bola tenis ini
sangat ringan, maka ia akan membelok dengan amat sangat.

Berapa besar penyimpangan yang akan terjadi karena gaya luar itu,
tergantung pada massa benda tersebut (dalam hal ini bola). Apabila kecepatan
bola dan besarnya gaya luar itu diketahuiAanda bisa menghitung massa bola
tersebut jika sudah diketahui bagaimana pola pembelokan yang terjadi pada bola
tersebut. Semakin kecil pembelokan yang terjadi, berarti semakin berat massa
bola tersebut.(Perhitungan yang sebenarnya tidaklah terlalu sulit) Prinsip diatas
tersebut dapat juga diterapkan pada benda atau partikel seukuran atom.

Spektometer massa adalah teknik analisis yang mengukur perbandingan


massa dengan muatan. Spektometer massa digunakan untuk menentukan massa
partikel, komposisi unsur dari suatu sampel atau molekul serta untuk
menuangkan struktur kimia dari molekul, seperti peptida dan senyawa lainnya.
Prinsip pektometer massa adalah pengionisasian senyawa kimia menghasilkan
molekul atau fragmen molekul dan mengukur rasio massa atau muatan.

6
Gambar 1: komponen dan proses kerja Spektometer massa

Instrument Spektometer Massa

1. Sumber ion-ion mengubah molekul sample dari fasa gas menjadi ion-ion
(memindahkan ion-ion dalam larutan menjadi fasa gas),

2. Massa analyzer memilih ion-ion berdasarkan massanya dengan


menggunakan medan elektromagnetik,

3. Detektor yakni mengukur nilai kuantitas dan menyediakan data untuk


menghitung kelimpuhan masing-masing ion.

Teknik yang di gunakan adalah kualitatif dan kuantitatif, meliputi


identifikasi suatu senyawanya, menentukan komposisi isotop unsur dalam
molekul dan menentukan struktur senyawa dengan mengamati fragmen-fragmen
nya. Penggunaan lain, menghitung jumlah senyawa dalam sampel dan
mempelajari kimia ion fasa gas (kimia ion dan neutron dalam vakum).
Spektometer massa sekarang sangat umum digunakan dalam laboratorium analitik

7
yang mempelajari sifat fisika atau sifat biologi dari senyawa-senyawa yang luar
biasa bervariasi.

Secara umum prosedur Spektometer massa

1. Sampel di masukkan dalam instrument spektometer massa dan mengalami


penguapan.

2. Komponen dari sample diionisasikan dapat digunakan berbagai metod,


salah satunya mengenai nya dangan sinar berelectron, sehingga
menghasilkan partikel bermuatan (ion).

3. Ion di pisahkan berdasarkan rasio massa atau muatan dalam analizer oleh
medan elektromagnetik.

4. Ion-ion dideteksi, metode yang di gunakan biasanya kuantitatif.

5. Sinyal ion diproses menjadi spectra massa.

8
Gambar 2: Proses kerja pemisahan ion berdasarkan massanya pada spektometer
massa

Proses yang terjadi didalam spektometer massa

9
Gambar 3: proses yang terjadi didalam spektometer massa

Tahap pertama : Ionisasi (ionization)

Gambar 4 : tahap pertama

Sumber ion adalah bagian spektometer massa yang berfungsi untuk


mengionkan material analit. Ion kemudian di transfer oleh medan listrik dan
medan magnet ke massa analizer. Karena ion sangat reaktif dan massa hidupnya
singkat, pembentukan dan pemanipulasian harus dilakukan diruang vacum,

10
tekanan atmosfer sekitar 760 toor. Tekanan ion dapat digunakan sekitar 10 sampai
10 torr. Pada umumnya, ionisasi dipengaruhi oleh energi sinar yang tinggi dari
elektron, dan pemisahan elektron dicapai dengan meningkatkan dan memfokuskan
sinar ion, yang kemudian dibengkokkan oleh medan magnet eksternal. Ion ion
kamudian dideteksi sehingga menghasilkan informasi dan dianalisis dalam
computer.

Jantung spectometer adalah sumber ion, disini molekul sampel (titik


hitam) di hancurkan oleh electron (garis biru) dikeluarkan dari filaman panas. Ini
disebut sumbar EI (elektron-impact). Gas dan sampel volatil padatan dan cairan
non volatil dapat di hubungkan secara lansung. Kation dibentuk oleh pembom
elektron (titik merah) yang di dorong oleh plat repeller lain, mempunyai celah
yang berbanding terbalik dengan massa tiap-tiap ion. Ion berat di belokkan lebih
sulit dangan memvariasikan medan magnet, ion yang mempunyai massa berbeda
dapat difokuskan untuk di lanjutkan ke defector.

Gambar 5: Proses pengionan sampel

Katika elektron berenergi tinggi bertumbukan dengan molekul analit akan


terjadi ionisasi dengan mengetuk salah satu elektron molekul (elektron ikatan dan
non ikatan). Ini meninggalkan ion molekul (berwarna merah). Energi yang tersisa
dari tumbukan dapat menyebapkan ion molekul terbagi menjadi bagian neutron
(warna hijau) dan bagian ion yang lebih kecil (warna merah muda dan jingga). Ion
molekul adalah kation bebas, tetapi fragmen ion dapat berupa kation bebas (merah
muda) atau karbokation (jingga) bergantung pada sifat neutron.

11
Gambar 6: Fragmen fragmen analit saat diionisasikan

Teknik ionisasi adalah kunci menentukan apakah tipe sampel yang dapat
dianalisis oleh spektometer massa. Ionisasi elektron dan ionisasi kimia digunakan
untuk gas dan uap. Dalam sumber ionisasi kimia, analit di ionisasikan oleh reaksi
ion-molekul selama tumbuhan dan dua teknik yang ini sering digunakan pada
sampel cairan atau padatan biologis meliputi ionisasi elektrospray (dikembangkan
oleh John Fenn) dan matrix-assisted laser desorption atau ionization (MAIDI di
kembangkan oleh K. Tanaka).

Inductively Couple Plasma (ICP), sumber yang digunakan untuk


menganalisis kation. Plasma keseluruhannya adalah listrik netral, tetapi punya
fraksi atom yang terionisasi oleh temperature tinggi, digunakan untuk mengatokan
molekul sampel selanjutnya memotong elektron terluar dari atom ini. Plasma
biasanya dihasilkan dari gas argon, energi ionisasi pertama gas argon lebih tinggi
dari ite, O, F, dan Nc, tetapi lebih rendah dari energi ionisasi kedua untuk semua
unsur kecuali arus logam frekuensi yag melewati coil sekeliling plasma.

Tahap kedua : Percepatan (acceleration)

Gambar 7 : tahap kedua

12
Ion-ion tersebut dipercepat supaya semuanya mempunyai energi kinetik
yang sama. Ion-ion positif yang ditolak dari ruang ionisasi yang sangat positif itu
akan melewati tiga celah, dimana celah terakhir itu bermuatan 0 V. Celah yang
berada di tengah mempunyai voltase menengah. Semua ion-ion tersebut
dipercepat sampai menjadi sinar yang sangat terfokus.

Tahap ketiga : Pembelokan (deflection)

Gambar 8 : tahap ketiga

Ion-ion tersebut dibelokkan dengan menggunakan medan magnet,


pembelokan yang terjadi tergantung pada massa ion tersebut. Semakin ringan
massanya, akan semakin dibelokan. Besarnya pembelokannya juga tergantung
pada besar muatan positif ion tersebut. Dengan kata lain, semakin banyak elektron
yang diambilf pada tahap pertama, semakin besar muatan ion tersebut,
pembelokan yang terjadi akan semakin besar.

Ion yang dibelokan tergantung pada Teknologi Penganalisis Massa


(Mass Analyzer)

Mass Analzer memisahkan ion berdasarkan perbandingan massa dengan


muatan. Dua hukum dinamika muatan partikel dalam medan magnet dan medan
listrik dalam vakum

13
F = Q ( E+V+B ) (Hukum Lorentz)

F = ma (Hukum Kedua Newton pada kasus non relative vistik, kecepatan ion lebih
rendah dari kecepatan cahaya)

F = gaya yang dipilih untuk ion; m = massa ion; a = percepatan ion; Q = muatan
ion; E = medan listrik; V X B vektor kecepatan ion dan medan magnet

Persamaan disederhanakan

(M/Q) a = E + V x B

Banyak massa analyzer yang dapat digunakan di antaranya :

1. Sector

Sector field mass analyzer manggunakan medan magnet dan medan listrik
untuk meningkatkan kecepatan partikel bermuatan dan mengukur berdasarkan
rasio massa atau muatan.

2. Time-of-flight

Menggunakan medan listrik untuk meningkatkan kecepatan ion-ion


melalui pokusial sama, dan mengukur waktu yang diperlukan untuk mensapai
defaktor. Jika partikel mempunyai muatan sama, energi kinetik sama dan
kecepatan akan bergantung pada massanya. Ion ringan akan mencapai defaktor
terlebih dahulu.

3. Quadrupole mass filter

14
Menggunakan madan listrik yang bergerak-gerak untuk menstabilkan ion
yang melewati medan rasio frekuensi (rf) quadrupole dibuat empat tangkai
paralel. Hanya ion dalam batas mass atau muatan tertentu, tetapi nilai potensial
terhadap muatan di biarkan tersapu dengan cepat. Quadrupole pertama bertindak
sebagai massa filter dan quadrupole ke dua bertindak sebagai sel penumbuk
dimana ion di pecah menjadi fragmen-fragmen. Fragmen yang di filter oleh
quadrupole ke tiga yang selanjutnya dibiarkan melewati defector menghasilkan
rumus fragmen ms/ms.

4. Three-dimensional qudrupole

Ion dapat juga di keluarkan dengan metode eksitasi resonansi, dimana


tegangan eksitasi penggerak tambahan dipilih sebagai elektroda dan
memerangkap tegangan amplitude atau frekuensi tegangan eksitasi di keluarkan
untuk membawa ion-ion dalam kondisi resonansi dan di susun menurut
perbandingan massa atau muatan.

5. Linear qudrupole ion trap

Sama dengan quadrupole ion trap, tapi pemerangkap ion 2 (2D) dimensi
diganti dengan medan tiga dimensi (3D)

Tahap keempat : Pendeteksian (detection)

15
Gambar 9 : tahap keempat

Unsur tarakhir dari spektometer massa adalah detector. Detector


menghitung muatan yang terinduksi atau arus yang dihasilkan ketika ion
dilewatkan atau mengenai suatu permukaan. Dalam scanning instrument, sinyal
dihasilkan dalam detector selama scanning, dimana scanning massa dan
menghitung ion sebagai m/z. menurut tipenya, beberapa tipe elektron multipileir
digunakan, meliputi faradaycups dan detektor ion ke photon karena jumlah ion
yang yang meninggalkan massa analizer cukup kecil, maka sering di gunakan
Microchanels plate defector, defector ini terdiri dari sepasang logam pada
permukaan dengan massa analizer atau daerah pemerangkap ion.

Mendeteksi ion-ion lainnya. Ingat bahwa sinar A dibelokkan paling besar,


berarti ia mempunyai nilai m/z yang paling kecil (ion yang paling ringan bila
bermuatan +1) Untuk membuat sinar ini sampai ke detektor ion, anda perlu
membelokkan sinar tersebut dengan menggunakan medan magnet yang lebih kecil
(gaya luar yang lebih kecil).

Untuk membuat ion-ion yang mempunyai nilai m/z yang besar (ion yang
berat bila bermuatan +1) sampai ke detektor ion, maka anda perlu
membelokkannya dengan menggunakan medan magnet yang lebih besar.

Dengan merubah besarnya medan magnet yang digunakan, maka anda bisa
membawa semua sinar yang ada secara bergantian ke detektor ion, dimana disana
ion-ion tersebut akan menimbulkan arus listrik dimana besarnya berbanding lurus
dengan jumlah ion yang datang. Massa dari semua ion yang dideteksi itu
tergantung pada besarnya medan magnet yang digunakan untuk membawa sinar
tersebut ke detektor ion. Mesin ini dapat disesuaikan untuk mencatat arus listrik
(yang merupakan jumlah ion-ion) dengan m/z secara langsung. Massa tersebut
diukur dengan menggunakan skala 12C.

Karakteristik penganalisis

16
1. Mass Rosolving power

Adalah ukuran kemampuan membeda-badakan dua puncak yang


perbedaannya kecil (m/z).

2. Mass Accuracy

Rasio kesalahan pengukuran m/z di banding dengan kebenaran m/z


biasanya di ukur dalam ppm atau mili massa unit.

3. Mass Range

Adalah batas m/z yang dapat di terima, yang di berikan oleh analizer.

4. Linear Dinamic Range

Batas yang menunjukkan bahwa sinyal ion linear dengan konsentrasi


analit

5. Speed

Menunjukkan waktu awal dan akhir, percobaan di gunakan untuk


menentuksn jumlah spectra per unit waktu yang dapat di hasilkan.

Spectrum massa biasanya di tampilkan sebagai grafik vertikal


menunjukkan rasio massa atau muatan dan horizontal menunujukkan kelimpahan
relatif unsur.

Bentuk- bentuk spectra spektometer massa

1. Spekta spektometer massa n-dekana

17
2. Spectra spektometer massa benzyl alkohol

3. Spectra spektometer massa unsur yang mempunyai isotop (2


kloropropana)

2.2 Pengaplikasian Spektometer Massa

18
Pengaplikasian Metode Kromatografi GasSpektrometri
Massa Tandem (GC-MS-MS) untuk Analisis Pestisida Dalam
Buah dan Sayuran

2.2.1 Metodologi
Bahan-bahan kimia

Diklorometana, sikloheksana, heksana, aseton, dan metanol (untuk analisis


residu-residu pestisida) dari Scharlau (Barcelona, Spanyol) digunakan langsung
saat diterima. Standar-standar analitik pestisida dan kafein, yang digunakan
sebagai standar internal (I.S.), dibeli dengan kemurnian yang bersertifikasi dari
Dr. Ehrenstorfer (Ausburg, Jerman). Larutan baku dari masing-masing pestisida
dipersiapkan dalam aseton pada konsentrasi yang berkisar antara 75 sampai 550
mg/L dan disimpan dalam sebuah freezer pada suhu -30oC (1 tahun waktu
penyimpanan maksimum). Larutan-larutan didapatkan dengan pengenceran yang
sesuai dengan sikloheksana dan disimpan dalam refrigerator (4oC) (2 bulan waktu
penyimpanan maksimum). Tidak ada degradasi yang diamati untuk senyawa-
senyawa selama waktu penyimpanan yang disebutkan diatas. Sodium sulfat
anhidrat untuk analisis residu didapatkan dari Pareac (Barcelona, Spanyol).

Peralatan

Seperangkat alat GC-MS-MS Saturn 2000 (Varian, Walnut, Creek, CA,


USA) digunakan untuk semua analisis. Seperangkat autosampler Varian 8200
digunakan untuk melakukan injeksi 10- dengan menggunakan suntikan ukuran
100-L. Kromatografi gas (model CP-3800) digandengkan dengan injektor suhu
terprogram split/splitless 1079 yang beroperasi dalam mode injeksi volume besar
dan sebuah sistem pengontrol aliran elektronik (EFC). Liner gelas mengandung
sumbatan Carbofrit (Restek, Bellefonte, PA, USA). Sebuah kolom kapiler silika
2mx0,2mm I.D dari Supelco (Bellefonte, PA, USA) yang digandengkan dengan
sebuah kolom analitik DB-5MS 30 mx0,25 I.D., dengan ketebalan 0,25 m dari

19
J&W Scientific, digunakan. Elektroda jebakan ion adalah SilChrom yang dilapisi
untuk mereduksi interaksi kimia dengan permukaan-permukaan. Spektrometer
massa dioperasikan dalam mode ionisasi tubrukan elektron (EI) dan mode ionisasi
kimiawi (CI) dan opsi MS-MS digunakan. Pustaka MS-MS dibuat utuk analit-
analit target pada pusta MS komersial dan kondisi-kondisi eksperimental kami
tersedia untuk informasi tambahan. Helium (kemurnian 99,999%) digunakan
sebagai gas pengangkut.

Pengambilan dan penyimpanan sampel

Sayuran segar diambil dan diangkut sesuai dengan panduan 79/700/CEE.


Sampel-sampel dianalisis dalam 24 jam dan disimpan pada 4oC sampai saat
ekstraksi.

Prosedur analitik
Prosedur ekstraksi

Sampel-sampel syuran dengan berat 2-kg diiris-iris dengan pengiris yang


sesuai (Hamilton Beach, Washington, USA). Alikuot 50,0 g ditimbang kedalam
sebuah wadah galas dan dihomogenisasi dengan 105 mL diklorometana pada alat
Polytron PT1200 (Kinematica, Littan/Luzern, Switzerland) selama 2 menit.
Sodium sulfat anhidrat (80 g) kemudian ditambahkan. Campuran dibiarkan diam
selama 2 menit, kemudian disaring melalui corong Buchner 12-cm dan disaring
kembali dengan kertas saring bersama sodium sulfat anhidrat ke dalam sebuah
labu kimia bulat. Penguapan pelarut sampai kering dilakukan dalam evaporator
rotasi (35-40oC). Residu-residu kering dilarutkan kembali dengan 5 mL
sikloheksana dan 1 mL larutan ini ditambahkan ke labu kimia volumetri 2-mL
bersama dengan 50 L larutan I.S. Volume akhir 2-mL dicapai dengan
sikloheksana dan 10 L ekstrak akhir ini diinjeksi dalam analyzer dengan
menggunakan teknik injeksi sandwich.

Kondisi-kondisi instrumental

Suhu injektor diprogram mulai dari suhu 70oC (dipertahankan 5 menit)


sampai 300oC pada 100oC/menit (ditahan 10 menit). Lubang split pada awalnya

20
terbuka kemudian ditutup pada 0,5 menit untuk mentransfer analit-analit ke kolom
selama 3 menit lainnya. Tekanan gas pengangkut ditentukan pada 8 psi
(dipertahankan 26 menit). Kemudian dikurangi dari 8 menjadi 6 psi dengan
gradien 2 psi/menit (dipertahankan 15,1 menit) (1 psi = 6894,76 Pa). Suhu oven
dinaikkan dari 70oC (dipertahankan 3,5 menit) saampai 150oC pada 50oC/menit,
kemudian menjadi 180oC pada 5oC/menit (dipertahankan 5 menit), kemudian
205oC pada 4oC/menit (dipertahankan selama 5 menit dan terkahir pada 300oC
pada 4oC/menit (dipertahankan 5 menit). Waktu total untuk analisis GC adalah
56,1 menit.

Spektrometer massa dikalibrasi setiap pekannya setelah uji software.


Udara dan air diperiksa setiap hari serta tekanan reagen CI (metanol). Semua
senyawa dianalisis dengan menggunakan tipe bentuk gelombang non-resonan.
Dengan tergantung pada analit, ada dua mode ionisasi yang digunakan (CI dan
EI). Parameter-parameter umum untuk kedua mode ini adalah tegangan multiplier
sebesar 1700 V, offset multiplier +200, dan jebakan, manifold dan suhu jebakan,
percabangan pipa, dan saluran transfer masing-masing adalah 200, 50 dan 280oC.
Untuk mode CI arus emisi ditentukan pada 30 A, waktu ionisasi pra-scan adalah
100 s dan nilai target AGC adalah 2000 hitungan. Pada mode EI nilai-nilai ini
masing-masing adalah 80A, 1500 s, dan 5000 hitungan.

2.2.2 Hasil dan Pembahasan


Efek variabel-variabel eksperimental
Variabel-variabel instrument

Kondisi-kondisi GC dioptimalkan untuk memisahkan pesitisida-pestisida


yang diteliti. Karena itu, suhu-suhu berbeda dan program aliran gas berbeda diuji
untuk menetapkan analit-analit campuran standar dalam waktu yang singkat. Perlu
disebutkan bahwa detektor bisa menentukan hingga sampai empat pestisida yang

21
keluar bersama dalam mode MS-MS. Volume 10 L diinjeksikan dengan teknik
volume-besar tipikal untuk menurunkan batas deteksi.

Untuk spektometer massa, sensitifitas dimaksimalkan dengan cara


mengoptimalkan jumlah ion-ion target kedalam jebakan dengan AGC. Nilai target
AGC yang lebih tinggi dari yang kami gunakan bisa menyebabkan interaksi
elektrostatik antara ion-ion yang memberikan sinyal-sinyal lebih buruk sehingga
menghasilkan sensitifitas yang lebih rendah. Ion induk dipilih untuk masing-
masing anait dengan mempertimbangkan m/z nya dan kelimpahan relatif untuk
meningkatkan sensitifitas dan selektifitas. Optimisasi parameter-parameter
disosiasi imbas-tubrukan (CID) dilakukan untuk menghasilkan spektra MS-mS
dengan kelimpahan relatif ion induk antara 10 dan 30%. Puncak dasar yang
diperoleh dipilih untuk penghitungan pada kebanyakan kasus, kecuali untuk
beberapa analit yang memiliki berbagai puncak intens (metalaksil) atau ion utama
merupakan kelompok (bromopropilat). Pada kasus-kasus ini, jumlah ion utama
digunakan untuk perhitungan.

Variabel-variabel ekstraksi

Ekstraksi dengan pelarut organik dipilih untuk mengekstraksi pestisida-


pestisida dari sayuran segar karena prosedurnya yang sederhana dan cocok untuk
digunakan sebagai analisis rutin. Diklorometana dipilih karena kapasitasnya
dalam mengekstraksi pestisida dengan sifat kimia danfisik yang berbeda.
Meskipun demikian, selektifitas diklorometana yang rendah mengarah pada
terekstraksinya beberapa interferensi matriks yang biasanya mengharuskan
tahapan-tahapan pembersihan tambahan. Interferensi seperti ini biasanya
mengurangi selektivitas metode pendeteksian dan memperkotor instrumen
sehingga meningkatkan waktu perawatan instrumen. Akan tetapi, kami telah
menggunakan alternatif yang lebih sederhana dan kurangmahal untuk tahapan-
tahapan pembersihan dengan menggunakan kombinasi paket liner gelas Carbofrit
dengan pendeteksian MS-MS seperti yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti
lainnya. Carbofrit mengurangi jumlah zat volatil-rendah dan zat nterferensi dalam
instrumen dan MS-MS meningkatkan selektivitas sinyal analitik. Kombinasi ini

22
sangat mudah dalam pengaplikasian metode padaanalisi rutin terhadap jumlah
sampel yang besar. Bisa diamati bahwa perubahan liner gelas, carbofritdan kolom
pelindung direkomendasikan setelah setiap 180-200 sampel. Akan tetapi,
ketiadaan Carbofrit menghasilkan penambahan frekuensi maintenans instrumen,
khususnya untuk kolom analitik (kolom tersumbat yang memerlukan pemotongan
beberapa sentimeter pada ujungnya).

Validasi metode
Pengidentifikasian analit-analit target

Jendela waktu retensi (RTW) didefinisikan sebagai waktu retensi rata-rata


10 standar deviasi waktu retensi dari 10 sampel blanko yang ditambahkan pada
standar kalibras tingkat-menengah untuk masing-masing senyawa. Analit-analit
target dicari dalam RTW yang sesuai. Atau, keterulangan waktu retensi antar-hari
ditunjukkan pada Tabel 4.

Kuantifikasi analit-analit target

Ekstrak-ekstrak sampel blanko yang dibubuhi dengan pestisida pada tiga


tngkat konsentrasi berbeda diinjeksikan untuk melakukan kalibrasi instrumen.
Linearitas kurva kalibrasi diteliti untuk masing-masing pestisida dengan
mempertimbangkan area puncak yang relatif terhadap I.S. Hasil kuantifikasi yang
lebih baik didapatkan apabila titik asal (0,0) dimasukkan dalam regresi linear.
Linearitas yang baik dari respons ditemukan untuk semua pestisida pada
konsentrasi dalam interval yang diuji, dengan koefisienregresi linear yang lebih
tinggi dri 0,967. Sebuah kajian recoveri untuk setiap pestisida pada dua tingkat
fortifikasi berbeda dilakukan untuk menilai efisiensi ekstraksi metode yang
diusulkan. Untuk itu, 10 sampel ketimun yang tidak terkontaminasi dibubuhi
dengan pestisida dan diolah seperti disebutkan diatas. Data recovery rata-rata dan
standar deviasi relatif (RSD) didapatkan. Recovery senyawa antara 70 sampai
120% telah ditentukan sebagai kriteria untuk validasi metode. Semua pestisida
yang ada memberikan recovery yang berterima dalam interval validasi yang
ditentukan dan RSD lebih rendah dari 18% pada semua kasus. Sinyal-sinyal dari

23
kromatogram 10 sampel ketimun yang diekstraksi dan diinjeksi dievaluasi
sebagaimana direkomendasikan oleh IUPAC untuk memperkirakan batas-batas
pendeteksian (LOD) dan kuantifikasi (LOQ). Data antar-hari untuk recovery dan
keterulangan (n = 10). Data didapatkan untuk ukuran-ukuran pada hari-hari
berbeda dan dengan menggunakan kurva kalibrasi berbeda. Data recovery berada
dalam interval validasi dan RSD lebih rendah dari 19% pada semua kasus.

Prosedur konfirmasi

Konfirmasi sebuah senyawa yang sebelumnya diidentifikasi dengan waktu


retensi saja dilakukan dengan membandingkan spektra MS-MS yang didapatkan
dalam sampel dengan yang sebelumnya disimpan sebagai spektra referensi.
Spektra referensi diperoleh setiap hari dan disimpan dengan menginjeksikan
sebuah sampel ketimun blanko yang dibubuhi pada konsentrasi tingkat kalibrasi
kedua. Hasil perbandingan (kecocokan) diberi skala sampai 1000 utuk kecocokan
yang paling baik (spektra identik). Untuk menentukan ambang batas kecocokan
untuk masing-masing pestisida, kecocokan rata-rata spektra MS-MS dari 10
injeksi standar tingkat-menengah ditentukan dan 250 dikurangi dari rata-rata.
Software instrumen selanjutnya secara otomatis akan menguatkan keberadaan
pestisida jika kecocokan melebihi nilai ambang-batas dan rasio sinyal atau rasio
lebih besar dari 3.

Untuk menjami hasil berkualitas dalam analisis rutin, beberapa kriteria


telah ditentukan. Untuk ini, ekstrak sampel blanko yang dibubuhi pada
konsentrasi tingkat kalibrasi ke-dua, dan sebuah kurva kalibrasi diolah setiap hari
dengan sekumpulan sampel. Ekstrak blanko meminimalisir peluang diperolehnya
hasil false positive karena kemungkinan kontaminasi pada proses ekstraksi atau
karena bahan kimia. Efisiensi prosedur ekstraksi diperiksa dengan bubuhan
matriks yang juga membantu mendeteksi kelainan-kelainan akibat ekstraksi atau
penyebab instrumental. Analisis sampel dalam urutan dilakukan jika recovery
berkisar antara 60 sampai 130% dalam bubuhan matriks. Kurva kalibrasi
digunakan untuk memeriksa linearitas dalam rentang konsentrasi kerja dan untuk

24
menghindari kesalahan kuantifikasi akibat efek matriks atau variasi instrumental.
Pengalikasian metode

Dalam periode September 2000 Juli 2001, sekitar 8000 sampel matriks
buah dan sayuran segar (kacang hijau, ketimun, lada, tomat, terung, semangka,
melon, dan marrow) dianalisis dengan metode analitik pada CUAM yang terletak
di El Ejido (Almeria, Spanyol). Dengan menggunakan pencarian otomatis dan
menu identifikasi sistem data instrumen yang diprogram dengan analisis rutin,
kriteria kualitas yang dipilih bisa melakukan identifikasi, kuantifikasi dan
konfirmasi pestisida. Selama 2000 dan 2001, metode ini telah terbukti sangat
bermanfaat dalam pengendalian residu-residu pestisida pada beberapa buah dan
sayuran segar bahkan pada konsentrasi yang lebih rendah dari MRL (kadar residu
maksimum) yang ditentukan oleh Uni Eropa (EU) dan di negara lainnya. Perlu
disebutkan bahwa persentasi positif rendah yang terjadi, yang bisa dikaitkan
dengan area yang diteliti, telah menyadari peggunaan pestisida yang baik. Ini
sebagian disebabkan oleh pendeteksian dan pengendaian penggunaan pestisida
oleh laboratorium-laboratorium independen seperti CUAM. Pestisida yang paling
sering ditemukan dalam matriks lada adalah metataksil (37 kasus), diikuti dengan
cypermethrin dan methamidophos (10 kasus masing-masing) dan endosulfan
(empat kasus). Pada matriks ketimun analit yang ditemukan pada kebanyakan
kasus pada konsentrasi yang melebih batas MRL yang ditentukan Uni Eropa (EU)
adalah metalaksil (37 kasus). Acrinathrin melebihi MRL Spanyol dalam lada pada
tujuh smpel dan sembilan sampel untuk ketimun. Tebukonazol (lima kasus)
merupakan analit lain yang ditemukan pada ketiun.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Spektometer massa adala alat atau metode yang paling akurat untuk
menentukan massa atom dan massa molekul. Suatu sampel gas ditembakan oleh

25
aliran electron berenergi tinggi. Tumbukan antara electron dan atom (atau
molekul) gas menghasilkan ion positif dengan terlepasnya satu electron dari tiap
atom atau molekul. Ion ion positif ini (dengan massa m dan muatan listrik e)
dipercepat oleh dua buah lempeng yang bermmuatan listrik berlawanan saat ion
ion tersebut melewatinya. Setelah melewati kedua lempeng, ion ion ini
kemudian dibelokan oleh sebuah magnet sehingga bergerak melengkung. Jari
jari lintasannya tergantung pada perbandingan antara muatan listrik dan massa
(yaitu e/m). ion yang memiliki perbandingan e/m terkecil mempunyai lintasan
kurva dengan jari jari lebih besar dari ion yang memiliki perbandingan e/m lebih
besar, sehingga ion ion dengan muatan listrik sama tetapi massanya berbeda
akan terpisah satu sama lain. Massa dari setiap ion (dan juga atom atau molekul)
ditentukan oleh sejauh mana ion ion tersebut sampai pada sebuah detector, yang
mencatat arus listrik dari setiap jenis ion. Jumlah arus listrik yang dihasilkan
sebanding dengan jumlah ion, sehingga kita dapat menentukan kelimpahan relatif
san isotope- isotopnya.

Sebuah metode GC-MS-MS baru telah diusulkan untuk menentukan 31


pestisida yang sering ditemukan di Almeria (Spanyol) dalam sampel buah dan
sayuran segar. Penggunaan Carbofrit dalam injektor liner gelas mengurangi
jumlah senyawa volatil dari matriks yang mencapai kolom analitik dan
meningkatkan injeksi volume besar (10 L) ekstrak. Penggunaan MS-MS telah
membuktikan kapabilitasnya untuk meningkatkan selektivitas pendeteksian dan
kuantifikasi termasuk informasi kuantitatif yang bermanfaat untuk konfirmasi
hasil. Dengan cara ini, tahapan pembersihan tidak harus mengurangi biaya, waktu,
dan ketidakpastian. Metode ini sangat cocok untuk analisis rutin. Sekitar 8000
sampel dari berbagai jenis buah dan syuran yang ditumbuhkan di rumah kaca el
Ejido (Almeria, Spanyol) dianalisis dengan metode yang diusulkan ini dan
menemukan bahwa kurang dari 0,5% sampel yang memiliki residu diatas ambang
batas MRL Spanyol atau 1,4% diatas ambang batas MRL Uni Eropa.

3.2 Saran

26
Penulis menyarankan kepada pembaca dan atau penulis selanjutnya untuk
lebih memaha konsep intinya, agar lebih mudah untuk melanjutkan ke materi
yang selanjutnya, dan jangan berpatokan hanya pada satu sumber, agar lebih
memperluas wawasan dan ilmu.

Daftar pustaka
Chang, Raymond. 2003. KIMIA DASAR Konsep Konsep Inti Edisi Ketiga
Jilid1.
Erlangga: Jakarta
http://gusnil45mind.wordpress.com/2011/01/06/spektroskopi-massa-ms/

27
http://www.chemistry.org/materi_kimia/instrumen_analisis/spektrometer_massa1
bagaimana_spektrometer_massa_bekerja/
http://pajjakadoi.blogspot.com/2010/01/pengaplikasian-metode-kromatografi.html

http://eriyatibudhiprajanti.students-blog.undip.ac.id/2009/10/29/spektrometer-
massa-untuk-menentukan-massa-inti-atom/

28

Anda mungkin juga menyukai