Anda di halaman 1dari 17

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS INSTRUMENTAL

MODUL VI
ANALISIS TABLET OXPRENOLOL DENGAN METODE
SPEKTROMETRI MASSA

Tanggal Praktikum:
07 April 2021

Kelompok 4
Nama/NIM Anggota Kelompok:
Aldila Fajar Oktriyanto 119260009
Anastya Devi Septiani 119260075
Fransiska Abella Berliana 119260033
Rahadika Kurnia Shandy 119260152
Vinna Agustiya 119260049

PROGRAM STUDI FARMASI JURUSAN SAINS


INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2020/2021
I. Tujuan Percobaan
Diadakannya Praktikum ini, memiliki tujuan sebagai berikut;
a. Mahasiswa mampu menjelaskan uji analisis sampel secara
spektrometri massa
b. Mahasiswa mampu menerangkan sampel secara spektrometri
massa
c. Mahasiswa mampu mendemonstrasikan uji analisis sampel secara
spektrometri massa
d. Mahasiswa mampu menguji sampel secara spektrometri massa

II. Prinsip Percobaan


Spektrometri massa adalah adalah alat atau instrumen yang
digunakan untuk menentukan struktur kimia dari molekul organik
berdasarkan perhitungan massa dari molekul tersebut serta pola
fragmentasinya. Spektrometer massa adalah suatu instrumen yang
dapat menyeleksi molekul molekul gas bermuatan berdasarkan
masa atau beratnya. Umunya spektrum masa diperoleh dengan
mengubah senyawa suatu sampel menjadi ion ion yang bergerak
cepat yang dipisahkan berdasarkan perbandingan massa terhadap
muatan. Cara ini bisa untuk analisis kualitatif dan kuantitatif (Khopkar,
1990)
Spektrometri massa merupakan metode paling akurat bagi
kimiawan untuk menentukan massa atom dan molekul relatif.
Dalam spektrometer massa satu atau beberapa elektron diambildari
setiap atom atau molekul. Spesies bermuatan positif yang
dihasilkan, dinamakan ion, dipercepat oleh medan listrik kemudian
dilewatkan ke medan magnet.Output dari spektrometri massa
diproduksi dalam bentuk puncak pada grafik, yang dikenal sebagai
spektrum massa. Grafik output dari spektrometri massa
disederhanakan dalam bentuk diagram. Hal ini menggambarkan
arus relatif yang dihasilkan oleh partikel bermuatan dari
berbagai massa (Khopkar, 1990).
Prinsip kerja alat ini adalah pembelokan partikel bermuatan dalam
medan magnet. Kera alat ini memiliki 4 tahapan yang dimana Tahap
pertama adalah Ionisasi Atom di-ionisasi dengan ‘mengambil’ satu
atau lebih elektron dari atom tersebut supaya terbentuk ion positif. Ini
juga berlaku untuk unsur-unsur yang biasanya membentuk ion-ion
negatif. Tahap kedua yaitu Percepatan Ion-ion tersebut dipercepat
supaya semuanya mempunyai energi kinetik yang sama. Ion –ion
positif yang ditolak dari ruang ionisasi yang sangat positif itu akan
melewati 3 celah, dimana celah terakhir itu 0V. Semua ion ion
tersebut dipercepat sampai menjadi sinar yang sangat terfokus.
Kemudian Tahap ketiga yaitu Pembelokan Ion yang dimana ion
tersebut dibelokkan dengan menggunakan medan magnet,
pembelokan yang terjadi tergantung pada massa ion tersebut.
Semakin ringan massanya, akan semakin dibelokan. Besarnya
pembelokannya juga tergantung pada besar muatan positif ion
tersebut. Dengan kata lain, semakin banyak elektron yang
‘diambil’ pada tahap 1, semakin besar muatan ion tersebut,
pembelokan yang terjadi akan semakin besar. Tahap terakhir yaitu
tahap keempat merupakan tahap Pendeteksian Sinar dimana sinar ion
yang melintas dalam mesin tersebut dideteksi secara elektrik (Sri,
2018).

Gambar Sistem Speltrometri Massa

Spektrometri massa (MS) memiliki kegunaan sebagai berikut dapat


mendeteksi senyawa tidak diketahui, dapat menentukan komposisi
isotop elemen hadir dalam senyawa, dapat menentukan struktur
senyawa dengan mempelajari fragmentasinya, dapat mengevaluasi
jumlah senyawa hadir dalam sampel, juga dapat menentukan sifat
kimia, biologi dan sifat-sifat fisik lain dari suatu senyawa (Sugeng,
2005).
Spektrometri Massa (MS) adalah teknik analisis yang
mengukur perbandingan massadengan muatan. MS digunakan
untuk menentukan massa partikel, komposisi unsur dari suatu
sampel atau molekul serta untukmenuangkan struktur kimia dari
molekul, seperti peptida dan senyawa lainnya. Prinsip MS
adalah pengionisasian senyawa kimia menghasilkan molekul atau
fragmen molekul dan mengukur rasio massa / muatan (Oxtoby, 2001).
Cara kerja nya ialah Atom dibelokkan dalam sebuah medan
magnet (dengan anggapan atom tersebut diubah menjadi ion
terlebih dahulu). Karena partikel-partikel bermuatan listrik
dibelokkan dalam medan magnet dan partikel-partikel yang tidak
bermuatan (netral) tidak dibelokkan. Sampel dalam bentuk gas
mula-mula ditembaki dengan berkas elektron berenergi tinggi.
Perlakuan ini menyebabkan atom atau molekul sampel berionisasi
(melepas elektron sehingga menjadi ion positif). Ion-ion positif ini
kemudian dipercepat oleh suatu beda potensial dan diarahkan ke
dalam suatu medan magnet melalui suatu celah sempit (Anna, 2003).

Pembelokan ion dalam medan magnet bergantung kepada beberapa


factor, meliputi; 1. Kuat medan listrik yang mempercepat aliran ion
yang dimana semakin besar potensial listrik yang digunakan, makin
besar kecepatan ion dan makain kecil pembelokan. 2. Kuat medan
magnet dimana semakin kuat magnet, makin besar pembelokan. 3.
Massa partikel (ion) dimana semakin besar massa partikel, makin kecil
pembelokan. 4. Muatan partikel dimana semakin besar muatan, makin
besar pembelokan (Sri, 2018).
Kelebihan utama yang dimiliki Spektroskopi Massa adalah
penggunaan tandem Spektroskopi Massa. Detektor dapat diprogram
untuk memilih ion tertentu pada fragmen. Proses ini pada dasarnya
adalah teknik seleksi, namun sebenarnya lebih kompleks. Kuantitas
yang diukur adalah jumlah molekul fragmen dipilih oleh operator.
Selama tidak ada gangguan atau penindasan ion, pemisahan LC
bisa sangat cepat. Dengan menggunakan Spektroskopi Massa
waktu analisis bisa hanya 1 menit atau kurang, dibandingkan
dengan lebih dari 10 menit dengan deteksi UV. Kelebihan lainnya
ialah dapat diaplikasikan untuk hampir semua senyawa volatilb, dapat
menghasilkan spektrum massa, fragmentasi menyediakan informasi
struktur, perpustakaan spektrum massa dapat dicari "sidik jari" massa
EI spektrale, hasil didapatkan secara cepat dan lebih mudah (Oxtoby,
2001).
Kekurangan yang dimiliki Spektrometri massa kini tidak
digunakan dalam pengendalian mutu rutin, harganya mahal dan
membutuhkan dukungan personel yang sangat terlatih dan
pemeliharaan yang teratur. Kekurangan lainnya ialah sampel harus
secara termal mudah menguap dan stabil. molekul Ion mungkin lemah
atau tidak ada untuk banyak senyawa, hanya dapat menganalisis
senyawa dengan berat molekul rendah (<1000 Amu), Informasi
strukturalnya terbatas, dan untuk peptida massa fingerprint: protein
harus murni, dan bermasalah dengan adanya kontaminasi (Oxtoby,
2001).
Oxprenolol memiliki struktur kimia C 15H 23NO 3adalah
penghambat beta non-selektif dengan beberapa aktivitas
simpatomimetik intrinsik. Oxprenolol adalah molekul lipofilik dan
karenanya, ia mampu melewati sawar darah-otak. Dengan demikian,
ini dikaitkan dengan insiden efek samping terkait SSP yang lebih
tinggi daripada ligan hidrofilik seperti atenolol, sotalol dan nadolol.
Oxprenolol adalah beta-blocker yang manjur dan tidak boleh diberikan
kepada penderita asma karena dapat menyebabkan kegagalan saluran
napas dan pembengkakan yang tidak dapat diperbaiki.

Oxprenolol memiliki bobot Rata-rata: 265.348, dan bobot


Monoisotopic: 265.167793607. Ia memiliki struktur C15H23NO3.

Struktur Oxprenolol

III. Monografi

1. Oxprenolol

 Oksprenolol Hidroksida mengandung tidak kurang dari 98,5% dan tidak


lebih dari 101,0% C15H23NO3.HCI, dihitung terhadap zat yang telah
dikeringkan.
 Pemerian Serbuk hablur, putih.
 Kelarutan Mudah larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam air;
agak sukar larut dalam aseton; dan praktis tidak larut dalam eter.
 Baku pembanding Oksprenolol Hidroklorida BPFI; tidak boleh
dikeringkan, simpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya.
 Identifikasi
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah dikeringkan dan didispersikan
dalam kalium bromida P menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Oksprenolol Hidroklorida BPFI.
B. Larutan menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti tertera pada
Uji Identifikasi Umum <291>.
 pH <1071> Antara 4,0 dan 6,0; lakukan penetapan menggunakan larutan
(1 dalam 10).
 Kejernihan larutan <881> Larutan jernih; lakukan penetapan
menggunakan larutan 1 g zat dalam 10 mL air.
 Susut pengeringan <1121> Tidak lebih dari 0,5%; lakukan pengeringan
dalam hampa udara pada suhu 60º selama 6 jam menggunakan lebih
kurang 3 g zat.
 Cemaran organik Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi lapis
tipis seperti tertera pada Kromatografi <931>.
 Cemaran senyawa organik mudah menguap <471> Metode I
Memenuhi syarat; lakukan penetapan menggunakan Larutan uji dengan
kadar 20 mg per mL dan Larutan baku dengan kadar dua kali Larutan uji.
 Penetapan kadar Timbang saksama lebih kurang 450 mg zat, larutkan
dalam 100 mL asam asetat glasial P. Tambahkan 10 mL raksa(II) asetat
LP dan titrasi dengan asam perklorat 0,1 N LV, tetapkan titik akhir secara
potensiometrik, menggunakan sistem elektrode kalomel-kaca dengan
jembatan garam larutan jenuh litium klorida P dalam asam asetat glasial
P. Lakukan penetapan blangko.
 Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup baik.

2. Aquadest
Air suling dibuat dengan menyuling air yang dapat diminum.
 Pemerian cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai
rasa
 Keasaman-kebasaan pada 10ml tambahkan 2 tetes larutan merah metil p;
tidak terjadi warna merah. Pada 10 ml tambahkan 5 tetes larutan biru
bromitol p; tidak terjadi warna biru.
 Besi, tembaga dan timbal pada 100 ml tambahkan 1 tetes larutan natrium
sulfida P, cairan tetap jernih dan tidak berwarna.
 Kalsium pada 100 ml tambahkan 2 ml larutan amonium oksalat P; tidak
terjadi kekeruhan.
 Klorida pada 10 ml ditambahkan 1 ml larutan perak nitrat p, biarkan
selama 5 menit, cairan jernih tidak berwarna tuangkan hati-hati 5 ml di
atas 5 ml larutan di fenilamina p; tidak terjadi warna biru pada bidang
batas.
 Sulfat pada 10 ml ditambahkan 1 ml larutan barium klorida P biarkan
selama 5 menit; cairan jernih tidak berwarna  Karbondioksida pada 25
ML tambahkan 25 ml larutan kalsium hidroksida
 P, biarkan selama 5 menit; larutan jernih
 Zat teroksidasi didihkan 100 ml dengan 10 ml asam sulfat encer dan 0,5
ML kalium permanganat 0,01 N, warna tidak hilang
 Sisa penguapan tidak lebih dari 0,00 1% b/v; penguapan dilakukan di atas
tanah air hingga kering
 Penyimpanan dalam wadah tertutup baik

3. Methanol
 Nama resmi : METANOL
 Nama lain : Metanol, CH3-OH
 Rumus molekul/BM : CH3OH/34,00 g/mol.
 Pemerian : Cairan tidak bewarna,jernih, bau khas
 Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, membentukcairan jernih dan
tidak berwarna
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
 Kegunaan : eluen

4. Etil Asetat
 Aplikasi dalam Formulasi Farmasi atau Teknologi Dalam sediaan
farmasi, etil asetat terutama digunakan sebagai pelarut, meskipun juga
telah digunakan sebagai agen penyedap rasa. Sebagai pelarut, itu termasuk
dalam larutan dan gel topikal, dan dapat dimakan tinta cetak yang
digunakan untuk tablet.
 Deskripsi Ethyl acetate adalah cairan bening, tidak berwarna, mudah
menguap dengan rasa yang menyenangkan fruity, wangi, dan sedikit
berbau tajam, serta memiliki rasa yang enak saat diencerkan. Ethyl acetate
mudah terbakar.
 Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan Etil asetat harus disimpan dalam
wadah kedap udara, terlindung dari cahaya dan pada suhu tidak melebihi
308˚C. Etil asetat perlahan-lahan membusuk oleh uap air dan menjadi
asam; bahan dapat menyerap hingga 3,3% w / w air.
 Inkompatibilitas Etil asetat dapat bereaksi kuat dengan oksidator kuat,
kuat alkali, asam kuat, dan nitrat yang dapat menyebabkan kebakaran atau
ledakan. Juga bereaksi kuat dengan asam klorosulfonat, litium aluminium
hidrida, 2-klorometilfuran, dan kalium tert-butoksida.
 Metode Pembuatan Etil asetat dapat diproduksi dengan distilasi lambat a
campuran etanol dan asam asetat dengan adanya pekat asam belerang. Itu
juga telah dibuat dari etilen menggunakan katalis aluminium alkoksida

5. Dichloromethane
 Diklorometana merupakan pelarut organik dengan rumus molekul CH2Cl2
dan berat molekul (BM) yaitu 84,93. g/mol.
 Pemerian berupa cairan tidak berwarna dan berbau seperti kloroform.
Selain itu,
 kelarutan dalam air pada suhu 30ºC sebesar 15,8 g/L, larut dalam etil
asetat, alkohol, heksana, benzena, dan dietil eter (USP 29 NF 24, 2006)

6. 2-Propanol
 Nama resmi : 2-PROPANOL
 Nama lain : 2-propanol, CH3CH2OH
 Rumus molekul/BM : 60,10 g/mol./ CH3CH2OH
 Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau seperti etanol
 Kelarutan : Dapat bercampur dengan air
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
 Kegunaan : sebagai pereaksi

7. Amonium Hidroksia
 Nama resmi : AMMONIA
 Nama lain : Ammonia Hidroksida
 Rumus molekul/BM : NH4OH/ 35,05 g/mol.
 Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas menusuk kuat
 Kelarutan : Mudah larut dalam air
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
 Kegunaan : pelarut sampel

8. Amonium Format

 Nama resmi : AMMONIA


 Nama lain : Ammonia format
 Rumus molekul/BM : NH4HCO2/ 63,06 g/mol.
 Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau
 Kelarutan : Mudah larut dalam air
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

IV. Alat dan Bahan + MSDS


A. Alat
 Alat spektroskopi massa
 Alat HPLC
 Pembersih layar katrid SPE
 Vacuum
 Water bath
 vial

B. Bahan
 Oxprenolol
 Methanol
 Dikloro metana
 2-propanol
 Etil asetat
 Amonium format
 Amonium hidroksida
 aquadest
MSDS Bahan

Zat Sifat Fisikokimia Bahaya Penanggulangan


Oxprenolol Putih atau hampir Jika disimpan Jauhkan dari sinar matahari.
(C15H24CI putih, serbuk kristal. pada tempat
NO3) Memiliki berat molekul yang terkena
[ CITATION 301,8 g/mol. Titik leleh sinar matahari.
Kom08 \l sebesar 107-110˚C.
1057 ] Sangat larut dalam air,
larut bebas dalam
alkohol. Kadar harus
memuat 98,5- 101,5 %
(wujud kering)
Dikloromet Tidak berwarna, berbau Dapat -Jika terkena kulit, segera cuci
ana manis, berbentuk menyebabkan dengan banyak sabun dan air.
cairan. Memiliki berat iritasi kulit,
-Jika terkena mata, segera bilas
molekul 84,93 g/mol, iritasi mata yang
dengan seksama dengan air
memiliki titik lebur -95 serius, dapat
untuk beberapa menit.
°C, memiliki titik didih menyebabkan
Lepaskan lensa kontak jika
40 °C, memiliki mengantuk dan
memakainya dan mudah
densitas sebesar 1,33 pusing, dan
melakukannya.Lanjutkan
g/cm3 pada 20 °C. diduga
membilas.
menyebabkan
kanker. -Jika terpapar atau dikuatirkan,
dapatkan nasehat/perhatian
pengobatan.
Methanol Berbentuk cair, tidak Cairan dan uap JIKA TERKENA KULIT:
(CH3OH) berwarna dan berbau amat mudah Cuci dengan banyak sabun dan
[ CITATION khas. Memiliki berat menyala. air. JIKA TERHIRUP :
Sma171 \l molekul sebesar 32,04 Pindahkan korban ke tempat
Toksik bila
1057 ] g/mol. Titik didih berudara segar dan jaga tetap
tertelan, terkena
berkisar 64,5°C dan relaks pada posisi yang
kulit atau bila
titik lebur sebesar nyaman untuk bernafas.
terhirup.
-98°C. Larut dalam air
Menyebabkan
pada suhu 20°C.
kerusakan pada
Memiliki densitas
organ (Mata).
sebesar 0,792 g/cm3
2-Propanol Berbentuk cair, tidak Cairan dan uap -JIKA TERKENA KULIT
(C3H8O) berwarna dan bau yang sangat (atau rambut): Segera lepas /
[ CITATION seperti alkohol. mudah terbakar lepas semua pakaian yang
Lab20 \l Memiliki berat molekul Menyebabkan terkontaminasi. Bilas kulit
1057 ] sebesar 60,1 g/mol. gangguan mata dengan air / pancuran.
Titik leleh sebesar berat
- JIKA TERHIRUP: Pindahkan
-89°C dan titik didih
.Dapat orang ke udara segar dan
sebesar 82°C. Larut
menyebabkan jagalah agar tetap nyaman
dalam air, ethanol,
iritasi pada untuk bernafas.
ether, aseton,dan
saluran
minyak atau lemak. - JIKA TERKENA MATA:
pernafasan
Meliliki densitas 785 Bilas secara hati-hati dengan
kg/m3 air selama beberapa menit.
Lepaskan lensa kontak, jika
memakainya dan mudah
dilakukan. Lanjutkan
membilas.
- Jika iritasi mata berlanjut:
Dapatkan nasehat / perhatian
medis.
- Jika terjadi kebakaran:
Gunakan bubuk kimia kering,
tahan alkohol
Etil asetat Berbentuk cair, tidak Cairan dan uap JIKA TERKENA MATA :
(C4H8O2) berwarna, bau tidak amat mudah Bilas dengan seksama dengan
[ CITATION diketahui. Titik leleh menyala. air untuk beberapa menit.
Mer21 \l dan titik didih tidak Menyebabkan Lepaskan lensa kontak jika
1057 ] diketahui. Memiliki iritasi mata yang memakainya dan mudah
berat molekul sebesar serius. Dapat melakukannya.Lanjutkan
88,11 g/mol. Memiliki menyebabkan membilas.
densitas 902 kg/m3. mengantuk dan
pusing.
Amonium Berbentuk padat, Dapat JIKA TERHIRUP: Pindahkan
format berwarna putih, dan membentuk korban ke udara segar dan
tidak berbau. Memiliki konsentrasi debu baringkan dengan posisi yang
(CH5NO2)
titik didih sebesar 115- yang mudah nyaman untuk bernapas
[ CITATION 120°C. Memiliki berat terbakar di udara
JIKA TERKENA KULIT:
The10 \l molekul sebesar 63,06 Menyebabkan
Cuci dengan banyak sabun dan
1057 ] g/mol. Larut dalam air. gangguan pada
air. Jika terjadi iritasi kulit:
kulit
Dapatkan nasehat / perhatian
Menyebabkan medis. Lepaskan pakaian yang
gangguan mata terkontaminasi dan cuci
berat sebelum digunakan kembali
Dapat JIKA TERKENA MATA:
menyebabkan Bilas secara hati-hati dengan
iritasi pernafasan air selama beberapa menit.
Lepaskan lensa kontak, jika
memakainya dan mudah
dilakukan. Lanjutkan
membilas Jika iritasi mata
berlanjut: Dapatkan nasehat /
perhatian medis
Amonium Berbentuk cair, tidak Dapat korosif JIKA TERTELAN : Basuh
hidroksida berwarna, dan berbau terhadap logam. mulut. JANGAN merangsang
(NH4OH) pedih. Titik lebur Menyebabkan muntah.
[CITATION sebesar -57,5°C dan kulit terbakar JIKA TERKENA MATA :
Sma172 \l titik didih sebesar yang parah dan Bilas dengan seksama dengan
1057 ] 37,7°C. Memilikikerusakan mata. air untuk beberapa menit.
densitas sebesar 0,903 Dapat Lepaskan lensa kontak jika
g/cm3 dan larut dalam menyebabkan memakainya dan mudah
air pada suhu 20°C. iritasi pada melakukannya. Lanjutkan
Berat molekul sebesar saluran membilas.
35,05 g/mol. pernafasan.
Sangat toksik
pada kehidupan
perairan.
Aquadest Berbentuk cair, tidak - -
(H2O) berwarna dan tak
[ CITATION berbau. Memiliki berat
Sma173 \l molekul sebesar 18,02
1057 ] g/mol. Larut
sepenuhnya dalam air.
Memiliki titik lebur
sebesar 0°C dan titik
didih sebesar 100°C.
Memiliki densitas
sebesar 1,00 g/cm3.

V. Prosedur

VI. Justifikasi Hasil


N Aspek Penjelasan
o
1 Batas Kadar di Oksprenolol Hidroksida mengandung tidak kurang dari
Farmakope 98,5% dan tidak lebih dari 101,0% C15H23NO3.HCI,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

(Farmakope Indonesia Edisi VI hlm. 1321)


2 Presisi dan Presisi metode yang dikembangkan dievaluasi
Akurasi menggunakan setidaknya tiga mereplikasi
pengukuran. Oxprenolol yang diperkuat dalam sampel
plasma pada 7,50, 40,00 dan 75,00 ng / ml memberikan
koefisien varian 0,22-0,35, 0,05–0,18 dan 0,08–0,17,
masing-masing. Sampel urin mengandung obat '
konsentrasi 80.0, 400.00 dan 800.00ng / ml memberikan
varians koefisien masing-masing 0,04-0,11, 0,08-0,12 dan
0,03-0,13. Hasil ini menunjukkan ketelitian yang tinggi
untuk metode yang dikembangkan
3 Spektrum

4 Kurva
Kalibrasi

VII. Resume Video

VIII. Kesimpulan
-

IX. Daftar Pustaka


Eropa, K. F. (2008). European Pharmacopoeia Edisi 7. Uppsala:
Dewan Eropa.
Jumini, Sri. 2018. Fisika Inti. Wonosobo : CV. Mangku Bumi Media
LabChem. (2020, January 23). Safety Data Sheet Isopropyl Alcohol
( 2-Propanol). Retrieved April 5, 2021, from
www.LabChem.com
Khopkar, S.M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta :
Universitas Indonesia
Merck. (2021, February 18). Lembran Data Keselamatan Bahan.
Retrieved April 18, 2021, from Supelco:
www.sigmaaldrich.com
Oxtoby, David W. dkk. 2001. Prinsip-Prinsip Kimia Modern. Edisi IV.
Jakarta : Erlangga.
Eropa, K. F. (2008). European Pharmacopoeia Edisi 7. Uppsala:
Dewan Eropa.
LabChem. (2020, January 23). Safety Data Sheet Isopropyl Alcohol
( 2-Propanol). Retrieved April 5, 2021, from
www.LabChem.com
Merck. (2021, February 18). Lembran Data Keselamatan Bahan.
Retrieved April 18, 2021, from Supelco:
www.sigmaaldrich.com
Scientific, T. F. (2010, August 17). Safety Data Sheet Ammonium
formate. Retrieved April 5, 2021, from www.tfs.com
Smart-Lab. (2017, May 16). Lembar Data Keselamatan Bahan
Ammonia Hidroksida. Retrieved April 5, 2021, from
www.Smart-Lab.com
Smart-Lab. (2017, May 16). Lembar Data Keselamatan Bahan
Aquadest. Retrieved April 5, 2021, from www.smart-lab.com
Smart-Lab. (2017, May 16). Lembar Data Keselamatan Bahan
Methanol. Retrieved April 5, 2021, from www.smart-lab.com
Permanasari, Anna. 2003. Spektrometri Massa (Mass Spectrometri,
MS). Bandung; ITB Press.
Riyanto, Sugeng. 2005. Spektroscopy 1st edition. Yogyakarta; UGM
Press

X. Tabel Pengerjaan

Anda mungkin juga menyukai