Anda di halaman 1dari 10

1.

1 Latar Belakang

Penggunaan spektrometer massa dimulai tahun 1960. Alat ini sangat


sensitif dan hanya memerlukan sampel dalam ukuran mikro gram. Penggunaan
spektrometer massa berkembang dengan pesat karena banyak senyawa organik
dpat diionisasi pada keadaan uap dan dicatat berat molekulnya dengan mengukur
perbandingan massa terhadap muatan. Selain itu, ion molekul dapat diputus-putus
lagi atau difragmentasi lebih kecil yang dapat berguna untuk penentuan struktur
molekul.

Kebanyakan metoda spektroskopi yang lain timbul dari penyerapan energi


oleh molekul organik, tetapi spektroskopi massa memiliki prinsip yang berbeda.
Dalam sebuah spektrometer, suatu sampel dalam keadaan gas dengan elektron
berenergi cukup untuk mengalahkan potensial ionisasi pertama senyawa tersebut
(potensial ionisasi kebanyakan senyawa organik antara 185-300 kkal/mol).
Tabrakan antara sebuah molekul organik dan salah satu elektron berenergi tinggi
menyebabkan lepasnya sebuah elektron dari molekul itu dan terbentuknya suatu
ion organik. Ion organik yang dihasilkan oleh penembakan elektron berenergi
tinggi tersebut tidak stabil dan pecah menjadi fragmen kecil, baik berbentuk
radikal bebas maupun ion-ion lain. Dalam sebuah spektrometer massa yang khas,
fragmen yang bermuatan positf ini akan dideteksi.

Spektrum massa adalah alur kelimpahan jumlah relative fragmen


bermuatan positif berlainan versus massa per muatan (m/z atau m/e) dari fragmen-
fragmen tersebut. Muatan ion dari kebanyaka partikel yang dideteksi dalam suatu
spektrometer massa adalah +1, maka nilai m/z sama dengan massa molekulnya
(M). Suatu molekul atau ion pecah menjadi fragmen-fragmennya bergantung pada
kerangka karbon dan gugus fungsional yang ada. Oleh karena itu, struktur dan
massa fragmen memberikan petunjuk mengenai stuktur molekul induknya dan
untuk menentukan bobot molekul suatu senyawa dari spektrum massanya
BAB II
DASAR TEORI

Metode spektroskopi massa adalah suatu teknik analisis yang mendasarkan


pemisahan berkas ion-ion yang sesuai dengan perbandingan massa dengan muatan
dan pengukuran intensitas dari berkas ion-ion tertsebut. Dalam spektroskopi
massa, molekul-molekul senyawa organk ditembak dengan berkas elektron dan
diubah menjadi ion-ion bermuatan positif yang bertenaga tinggi (ion-ion
molekuler atau ion-ion induk), yang dapat dipecah menjadi ion-ion lebih kecil
(ion-ion pecahan). Spektrofometer Massa terdiri lima komponen utama yaitu
system penanganan cuplikan, ruang pengionan dan pemercepat, tabung
analisator, pengumpul ion danpenguat, pencatat. Cuplikan diuapkan dalam ruang
cuplikan sebelum masuk ke ruang pengionan, yang selanjutnya ditembak
dengan elektron berenergi tinggi, yang akan melepaskan ion-ion induk.
Berkas dari ion-ion induk melewati medan magnet yang kuat dalam tabung
analisator, yang dapat membelokkan berkas. Besarnya pembelokan tergantung
massa ion.

Gambar 36. Skema Instrumentasi Spektrofometer Massa

Dalam penentuan struktur molekul suatu senyawa minimal


diperlukan tiga atau empat data, data spektra UV-VIS, IR, NMR dan MS.
Namun demikian kadang - kadang untuk senyawa yang kompleks gabungan
keempat data tersebut juga belum cukup untuk menentukan struktur molekul
senyawa. Dalam spektrofometer massa reaksi pertama suatu molekul adalah
ionisasi pelepasan sebuah elektron, yang menghasilkan ion molekul. Peak untuk
radikal ion ini biasanya adalah peak paling kanan dalam spektrum, bobot
molekul senyawa ini dapat ditentukan. Diduga bahwa elektron dalam orbital
berenergi tinggi adalah elektron yang pertama-tama akan lepas. Jika sebuah
molekul mempunyai elektron-elektron n menyendiri, maka salah satunya akan
dilepaskan. Jika tidak terdapat elektron n, maka akan dilepaskan sebuah elektron
pi. Jika tidak terdapat elektron n maupun elektron pi, maka ion molekul yang
akan terbentuk sengan lepasnya sebuah elektron sigma.

Beberapa aturan yang dapat digunakan dalam Interprestasi Spektra MS:

1. Hukum nitrogen

Dalam identifikasi suatu rumus molekul maka hukum nitrogen sangat


banyak memberikan bantuan. Hukum nitrogen menyatakan bahwa suatu
molekul yang berat molekulnya genap, tidak mungkin mengandung
nitrogen, kalaupun mengandung nitrogen maka jumlah nitrogennya harus
genap. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa, pecahan kolekul-molekul
biasanya bermasa ganjil kecuali kalau terjadi rearrangement (penataan ulang)

2. Aturan elektron genap

Aturan elektron genap menyatakan bahwa species-species elektron

Genap biasanya tidak akan pecah menjadi dua species yang mengandung
elektron ganjil, ia tidak akan pecah menjadi radikal dan ion radikal, karena tenaga
total dari campuran ini akan sangat tinggi.

3. Jumlah ketidak jenuhan

Jumlah ketidak jenuhan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Jumlah ketidak jenuhan = Karbon + (hidrogen /2) - (halogen /2) + (nitrogen


trivalent /2)
BAB III

APLIKASI SPEKTROFOTOMETRI MASSA

3.1. Pengertian Dan Kegunaan

Bab sebelumnya telah menjelaskan bahwa spektrofotometri massa (MS)


merupakan instrumen analisa yang dapat menyeleksi molekul-molekul gas
bermuatan berdasarkan massa atau beratnya. Teknik ini mampu menyediakan
informasi kualitatif dan kuantitatif tentang atom dan komposisi molekuler dari
senyawa organic dan anorganik. Awalnya, penemuan spektrofotometri massa
dimulai dari Wilhelm Wien yang menemukan bahwa medan listrik dan medan
magnet yang kuat membelokkan sinar canal, pada tahun 1899. Wilhelm Wien
membuat peralatan madan magnet dan medan listrik parallel yang dapat
memisahkan sinar positif berdasarkan perbandingan muatan per massa ( Q/M ).
Wiem menemukan bahwa rasio muatan per massa bergantung pada sifat gas
dalam tabung tidak bermuatan. Baru kemudian teknik spektrofotometri massa
dikembangkan secara modern oleh Franci William Aston dan Arthur Jeffrey
Dempster tahun 1918-1919 dengan prinsip kerja “pembelokan partikel bermuatan
dalam medan magnet”.

Berikut beberapa kegunaan atau studi kasus yang melibatkan


Spektroskopi Massa:

 Mengetahui komposisi unsur dari bahan yang dianalisa sehingga diketahui

berat dan rumus molekulnya

 Mengetahui unsur senyawa baik senyawa organic maupun anorganik

 Untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif suatu kompleks

 Untuk penentuan struktur senyawa dari komponen permukaan padatan dengan

mengamati fragmen-fragmennya.

 Untuk menentukan perbandingan dan komposisi isotop atom dalam suatu

sampel atau molekul.

 menghitung jumlah senyawa dalam sample dan mempelajari kimia ion fasa

gas ( kimia ion dan neutron dalam vakum ).

 MS sekarang sangat umum di gunakan dalam labor analitik yang mempelajari

sifat fisika atau sifat biologi dari senyawa-senyawa yang luar biasa bervariasi.
3.2 Aplikasi spektrofotometri massa

3.2.1 Aplikasi spektrofotometri massa dalam perkembangannya

Spectrometri massa pertama dirancang untuk menentukan komponen

dalam campuran hidrokarbon kompleks dalam minyak (tahun 1940),


lalu

berkembang penggunaannya untuk identifikasi berbagai komponen


senyawa

organik yang dihasilkan oleh industri kimia. Kemudian pada Pertengahan 1950,

dirancang untuk penentuan unsure secara kualitatif dan kuantitatif berdasar mass

to charge ratio ion-ion dasar yang dihasilkan oleh electric spark. Hal
ini

dimanfaatkan baik oleh industry elektronika maupun nuklir. Keduanya berdasar

pada material yang sensitive untuk trace kontaminan. Spektrofotometri massa juga
diaplikasikan untuk menganalis asam amino

dan peptide yang pertama kali di laporkan tahun 1958. Carl-Ove Andersson

mengobservasikan Ion-ion fragmen utama dalam metil ester. Baru kemudian pada

awal tahun 1960, spektrometri massa digunakan untuk identifikasi dan analisis

struktur molekul yang kompleks. Basisnya adalah pola fragmen ion masing-

masing dengan massa berbeda, yang terbentuk saat molekul besar terionisasi.

Perkembangan terakhir, Spektrometri Massa digunakan secara luas


sebagai

detector untuk kromatografi gas maupun cair.

3.2.2 Aplikasi umum spektrometri massa

Contoh aplikasi yang spektrometri massa paling sederhana jenis massa

analizer seperti identifikasi komposisi sampel NaCl. Sample natrium


klorida

dalam komponen sumber ion, di uapkan ( membentuk gas ) dan diionkan ( di

rubah ke dalam partikel yang bermuatan listrik ) Ion natrium ( Na ) dan klorida
(C1). Atom natrium adalah monoisotop, dengan massa sekitar 23 amu. Atom

klorida dan ion terdiri dari 2 isotop dengan kelimpahan 75 % 35 amu dan 25% 27

amu. Bagian analizer terdiri dari medan magnet dan medan listrik
yang

menggunakan sumber ion-ion yang berpindah melalui medan ,kecepatan partikel

bermuatan dapat di tingkatkan atau di turunkan ketika melalui medan listrik dan

arah tersebut dapat diubah oleh medan magnet. Tingkat pembelokan pada ion-ion

yang bergerak bergantung pada rasio massa atau muatan ion-ion tersebut. Ion-ion

yang lebih besar massa atau muatannya lebih sulit di belokkan oleh sumber

magnet dari pada ion yang massa atau muatannya kecil, sesuai dengan hukum ke

2 newton f = m.a. Arus yang melewati analizer masuk ke defector, detektor

merekam kelimpahan relatif masing-masing ion. Informasi ini di gunakan untuk

menghitung kelimpahan relative masing-masing tipe ion. Sehingga dapat


di

gunakan untuk menentukan komposisi sampel ( natrium dan klorin )


dan

komposisi isotop (perbandingan 35 C1 dan 37 C1).

3.3 Penemuan baru yang melibatkan Spektrofotometri massa

Beberapa tahun lalu sejumlah penelitian mengagumkan yang melibatkan

spectro-massa baru dipublikasikan. Tahun 2007 lalu sejumlah artikel

mempublikasikan bahwa Ilmuan berhasil menimbang partikel virus


dengan

menggunakan spektrofotometer massa Macromizer tepatnya menggunakan

cryodetector berbasis MALDI TOF spektrometer massa (Macromizer)


yang

dilengkapi dengan 16 persimpangan terowongan superkonduktor. Prof.


Bier,

direktur Pusat Analisis Molekuler di Departemen Kimia di Mellon College of


Science, US bersama dengan kelompoknya berhasil menganalisis kulit terluar dari

virus HK97.

Mereka selama penelitiannya mengumpulkan spektrum massa shell protein

matang, dan juga mengumpulkan spektrum massa peningkatan faktor


von

Willebrand, yakni sebuah kompleks protein dalam darah yang diperlukan untuk

pembekuan yang tepat. Prof. Bier bekerja sama dengan Roger Hendrix, seorang

profesor ilmu biologi di University of Pittsburgh, yang mempelajari bagaimana

kulit terluar dari virus HK97 merakit. Ia juga berkolaborasi dengan Dominic

Chung, seorang profesor penelitian di Departemen Biokimia di University of

Washington di Seattle, dan Tom Howard, seorang dokter di Los Angeles Raya

VA Healthcare System, yang bersama-sama studi analisis von Willebrand factors.

Hasil ini dianggap penemuan biologis baru yang menjadi langkah besar dalam

penemuan alat klinis untuk diagnosis penyakit/infeksi virus atau darah secara

cepat.

Penemuan lainnya yaitu berhasilnya dikembangkan teknik

spektrofotometri massa MALDI (Matrix-Assisted Laser Desorption/Ionization)

untuk analisa senyawa metabolit dalam darah dengan cepat. Yakni Para peneliti di

Max Planck Institute for Chemical Ecology, Jena bersama dengan koleganya dari

Czech Academy of Sciences di Prague berhasil mendeteksi senyawa


hasil

metabolisme seperti, gula, asam lemak, asam amio, dan senyawa organik lainnya

dari jaringan hewan ataupun tumbuhan dengan cepat dan lengkap. Ditemukannya

teknik ini akan memungkinkan analisis menggunakan satu tetes darah (kurang

dari satu mikroliter) hanya untuk dapat menganalisa senyawa metabolisme yang

terkandung dalam darah tersebut. Metode ini juga dapat digunakan


untuk
mendeteksi apakah sesorang telah menggunakan kokain/narkoba atau
tidak

dengan melihat metabolisme obat tersebut didalam darah.

BAB IV

KEUNTUNGAN - KERUGIAN

4.1. Keuntungan

1. Jika didapat data IR dan NMR yang cukup lengkap, maka MS ini dapat

digunakan untuk konfirmasi dengan memperhatika bobot molekul dan

kemungkinan rumus strukturnya.

2. Dapat digunakan untuk menganalisis senyawa polimer dengan berat

molekul tinggi.

3. Spektro-massa sumber bunga api listrik umumnya mempunyai

sensitivitas tinggi dan dapat menentukan berat molekul unsur dari

senyawa sampai tingkat ppb.

4.2. Kerugian

1. Spektro-massa sumber bunga api listrik umumnya mempunyai

sensitivitas tinggi dan dapat menentukan berat molekul unsur dari

senyawa sampai tingkat ppb.

2. Resolusinya rendah, sulit menggunakan spektro-massa untuk

mengidentifikasi unsur yang berat massa molekul mirip pada suatu

campuran.

3. Pada spektrometer massa bunga api listrik, adanya ketidakberaturan dari

sumber dan kurang reproduksibel, tetapi kekurangan ini dapat diatasi

dengan memakai sistem deteksi fotografi.

4. Spektrometri massa kini tidak digunakan dalam pengendalian mutu rutin

tapi ditempatkan dalam suatu lingkungan penelitian dan pengembangan


yang digunakan untuk mengatasi masalah-masalah spesifik yang berasal

dari proses rutin atau dalam pnegembangan proses intrumentasi ini mahal

dan membutuhkan dukungan personel yang sangat terlatih dan

pemeliharaan yang teratur.

DAFTAR PUSTAKA

Dasli Nurdin. (1986). Eludasi Struktur Senyawa Organik. Bandung :

Angkasa.

Garry D. Christian. (1971). Analitical Chemistry 2

nd

Edition. New York :

John

Wileys &

Sons.

Kealey, D. and Haines, P.J. (2002). Analytical Chemistry. Oxford, UK:

BIOS

Scientific Publishers

Ltd.

Khopkar SM. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI

Press.

Larry G Hargis. (1988). Analytical Chemistry. Principles And Technigues.

New

Jersey : Prentice Hall

Inc.

Pecsok and Shield. (1968) Modern Methods of Chemical Analysis. New York

John Wiley&
Son

Anda mungkin juga menyukai