SPEKTROFOTOMETRI MASSA
OLEH :
KELOMPOK 5
ABDUL MANAN
: 13081090100
ARISTA MAULIDA
: 1308109010014
AYANATUN HUSNA
: 13081090100
HARYANTI
: 13081090100
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah pada kesempatan ini, tiada kata yang pantas terucap, tiada
kalimat yang patut terungkap, selain untaian persembahan syukur. Puja Allah,
azza wa jalla dan Puji Robbul izzati. Tuhan seluruh alam yang telah memberikan
begitu banyak limpahan rahmat, anugerah dan karunia-Nya yang begitu luar biasa
kepada kam sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam senantiasa kita senandungkan dengan syahdunya
kepada, Habibina wasyafiina, wa maulana Muhammad Rasulullah SAW, kepada
keluarganya yang telah membimbingnya, kepada sahabat yang telah setia
menemaninya, serta kita selaku umatnya yang InsyaAllah setia hingga akhir
zaman. Amin.
Dalam makalah ini, kami membahas tentang Spektrofotometri Massa.
Kami sadari bahwa dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan dan kesalahan,
baik dari isi maupun dalam hal penyampaiannya. Untuk itu kami memohon maaf
dan maklum serta selalu mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca yang budiman serta para pembimbing yang bijak.
Semoga tulisan yang sederhana ini bisa bermanfaat, khususnya bagi kami dan
umumnya bagi teman - teman semua dan semoga dapat menambah khazanah
keilmuan kita. Amin.
(Penulis)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
I.
PENDAHULUAN
1.1................................................................................... Latar Belakang
..........................................................................................................1
II.DASAR TEORI
2.1. Dasar Teori........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
Penggunaan spektrometer massa dimulai tahun 1960. Alat ini sangat
sensitif dan hanya memerlukan sampel dalam ukuran mikro gram. Penggunaan
spektrometer massa berkembang dengan pesat karena banyak senyawa organik
dpat diionisasi pada keadaan uap dan dicatat berat molelkulnya dengan mengukur
perbandingan massa terhadap muatan. Selain itu, ion molekul dapat diputus-putus
lagi atau difragmentasi lebih kecil yang dapat berguna untuk penentuan struktur
molekul.
Kebanyakan metoda spektroskopi yang lain timbul dari penyerapan energi
oleh molekul organik, tetapi spektroskopi massa memiliki prinsip yang berbeda.
Dalam sebuah spektrometer, suatu sampel dalam keadaan gas dengan elektron
berenergi cukup untuk mengalahkan potensial ionisasi pertama senyawa tersebut
(potensial ionisasi kebanyakan senyawa organik antara 185-300 kkal/mol).
Tabrakan antara sebuah molekul organik dan salah satu elektron berenergi tinggi
menyebabkan lepasnya sebuah elektron dari molekul itu dan terbentuknya suatu
ion organik. Ion organik yang dihasilkan oleh penembakan elektron berenergi
tinggi tersebut tidak stabil dan pecah menjadi fragmen kecil, baik berbentuk
radikal bebas maupun ion-ion lain. Dalam sebuah spektrometer massa yang khas,
fragmen yang bermuatan positf ini akan dideteksi.
Spektrum massa adalah alur kelimpahan jumlah relative fragmen
bermuatan positif berlainan versus massa per muatan (m/z atau m/e) dari fragmenfragmen tersebut. Muatan ion dari kebanyaka partikel yang dideteksi dalam suatu
spektrometer massa adalah +1, maka nilai m/z sama dengan massa molekulnya
(M). Suatu molekul atau ion pecah menjadi fragmen-fragmennya bergantung pada
kerangka karbon dan gugus fungsional yang ada.Oleh karena itu, struktur dan
massa fragmen memberikan petunjuk mengenai stuktur molekul induknya dan
untuk menentukan bobot molekul suatu senyawa dari spektrum massanya
BAB II
DASAR TEORI
Metode spektroskopi massa adalah suatu teknik analisis yang
mendasarkan pemisahan berkas ion-ion yang sesuai dengan perbandingan massa
dengan muatan dan pengukuran
tertsebut.
pencatat.
Cuplikan
diuapkan
dalam
ruang
ion-ion
induk.
Berkas dari ion-ion induk melewati medan magnet yang kuat dalam tabung
analisator, yang dapat membelokkan berkas. Besarnya pembelokan tergantung
massa ion.
Dalam penentuan
senyawa minimal
diperlukan tiga atau empat data, data spektra UV-VIS, IR, NMR dan MS.
Namun demikian kadang- kadang untuk senyawa yang kompleks gabungan
keempat data tersebut juga belum cukup untuk menentukan struktur molekul
senyawa.
Dalam spektrofometer massa reaksi pertama suatu molekul adalah
ionisasi pelepasan sebuah elektron, yang menghasilkan ion molekul. Peak untuk
radikal ion ini biasanya adalah peak paling kanan dalam spektrum, bobot
molekul senyawa ini dapat ditentukan. Diduga bahwa elektron dalam orbital
berenergi tinggi adalah elektron yang pertama-tama akan lepas. Jika sebuah
molekul mempunyai elektron-elektron n menyendiri, maka salah satunya akan
dilepaskan. Jika tidak terdapat elektron n, maka akan dilepaskan sebuah elektron
pi. Jika tidak terdapat elektron n maupun elektron pi, maka ion molekul yang
akan terbentuk sengan lepasnya sebuah elektron sigma.
Beberapa aturan yang dapat digunakan dalam Interprestasi Spektra MS :
1
Hukum nitrogen
Dalam identifikasi suatu rumus molekul maka hukum nitrogen sangat
banyak memberikan bantuan. Hukum nitrogen menyatakan bahwa suatu molekul
yang berat molekulnya
kalaupun
genap,
tidak
mungkin
mengandung
nitrogen,
BAB III
APLIKASI SPEKTROFOTOMETRI MASSA
3.1 Pengertian dan kegunaan
Bab sebelumnya telah menjelaskan bahwa spektrofotometri massa (MS)
merupakan instrumen analisa yang dapat menyeleksi molekul-molekul gas
bermuatan berdasarkan massa atau beratnya. Teknik ini mampu menyediakan
informasi kualitatif dan kuantitatif tentang atom dan komposisi molekuler dari
senyawa organic dan anorganik. Awalnya, penemuan spektrofotometri massa
dimulai dari Wilhelm Wien yang menemukan bahwa medan listrik dan medan
magnet yang kuat membelokkan sinar canal, pada tahun 1899. Wilhelm Wien
membuat peralatan madan magnet
mengamati fragmen-fragmennya.
Untuk menentukan perbandingan dan komposisi isotop atom dalam suatu
yang lebih besar massa atau muatannya lebih sulit di belokkan oleh sumber
magnet dari pada ion yang massa atau muatannya kecil, sesuai dengan hukum ke
2 newton f = m.a. Arus yang melewati analizer masuk ke defector, detektor
merekam kelimpahan relatif masing-masing ion. Informasi ini di gunakan untuk
menghitung kelimpahan relative masing-masing tipe ion. Sehingga dapat di
gunakan untuk menentukan komposisi sampel ( natrium dan klorin ) dan
komposisi isotop
Gambar 1.
Proses
3.3 Penemuan baru yang melibatkan Spektrofotometri massa
Beberapa tahun lalu sejumlah penelitian mengagumkan yang melibatkan
spectro-massa
baru
dipublikasikan.
Tahun
2007
lalu
sejumlah
artikel
pembekuan yang tepat. Prof. Bier bekerja sama dengan Roger Hendrix, seorang
profesor ilmu biologi di University of Pittsburgh, yang mempelajari bagaimana
kulit terluar dari virus HK97 merakit. Ia juga berkolaborasi dengan Dominic
Chung, seorang profesor penelitian di Departemen Biokimia di University of
Washington di Seattle, dan Tom Howard, seorang dokter di Los Angeles Raya VA
Healthcare System, yang bersama-sama studi analisis von Willebrand factors.
Hasil ini dianggap penemuan biologis baru yang menjadi langkah besar dalam
penemuan alat klinis untuk diagnosis penyakit/infeksi virus atau darah secara
cepat.
Penemuan
lainnya
yaitu
berhasilnya
dikembangkan
teknik
BAB IV
KEUNTUNGAN - KERUGIAN
4.1.
Keuntungan
1. Jika didapat data IR dan NMR yang cukup lengkap, maka MS ini dapat
digunakan untuk konfirmasi dengan memperhatika bobot molekul dan
kemungkinan rumus strukturnya.
2. Dapat digunakan untuk menganalisis senyawa polimer dengan berat
molekul tinggi.
3. Spektro-massa sumber bunga api listrik umumnya mempunyai
sensitivitas tinggi dan dapat menentukan berat molekul unsur dari
senyawa sampai tingkat ppb.
4.2.
Kerugian
1. Spektro-massa sumber bunga api listrik umumnya mempunyai
sensitivitas tinggi dan dapat menentukan berat molekul unsur dari
senyawa sampai tingkat ppb.
2. Resolusinya rendah, sulit
menggunakan
spektro-massa
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Dasli Nurdin. (1986). Eludasi Struktur Senyawa Organik. Bandung : Angkasa.
nd
Kealey, D. and Haines, P.J. (2002). Analytical Chemistry. Oxford, UK: BIOS
Scientific Publishers Ltd.
Khopkar SM. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press.
Larry G Hargis. (1988). Analytical Chemistry. Principles And Technigues. New
Jersey : Prentice Hall Inc.
Pecsok and Shield. (1968) Modern Methods of Chemical Analysis. New York
: John Wiley&Son
LAMPIRAN