Anda di halaman 1dari 10

Obat Anti Diabetik Oral (ADO)

Penambah sensitivitas Penambah sensitivitas


Pemicu sekresi insulin
terhadap insulin terhadap insulin

Sulfonil Urea Glinid Biguanid Tiazolidindion


Penghambat
Glibenklamid Repaglinid Metformin glukosidase alfa (acarbosa)
Pioglitazone
Glimepirid Nateglinid Rosiglitazone
Glipzid
Gliquidone
glicazid]
Dll.
Penghambat SGLT- Penghambat DPP-
2 IV
Target Kerja Obat Antidiabetik Oral (ADO) dan Efek yang diinginkan
1
Sulfonil Urea

Mekanisme kerja Nama obat Dosis


Generasi 1
• Golongan obat ini bekerja dengan cara Acetohexamide 0,25-1,25 g/hari
menstimulasi sekresi insulin dengan chlorpropamid 100-500 mg /hari
berikatan dengan reseptor spesifik Tolazemid 100-250 mg / hari
sulfonylurea (SUR1) pada sel beta pankreas. Tolbutamid 0,5 – 3 gram/hari

• Selama penggunaan obat sulfonil urea perlu Generasi 2


dimonitoring kadar gula terutama pada Glimepirid 1-8 mg/hari (1x1)

pasien dengan resiko tinggi hipoglikemia Glibenklamid • 2,5 – 20 mg/hari


(dalam 1-2 dosis terbagi)
(orang tua, gangguan hati, gangguan ginjal). • DM: 20 mg/hari
Glipzid 2,5-40 mg/hari
Gliburid 2,5-40 mg/hari
2 3
Glinid/Meglitinid Biguanid / Metformin

Mekanisme kerja Mekanisme kerja


• Bekerja dengan menstimulasi sekresi Efek utama mengurangi produksi glukosa hati
insulin dan dapat mengatasi hiperglikemi (glukoneogenesis), dan memperbaiki ambilan
post prandial. glukosa di jaringan perifer.

Penggunaan klinis
• Merupakan obat pilihan pertama pada
pasien dengan berat badan berlebih.
Nama obat Dosis
• Obat digunakan bersama/sesudah makan
Repaglinid 120 mg (3x1) sebelum makan. • Penggunaan jangka panjang perlu
Maglitinid
pemantauan fungsi ginjal
Nateglinid 1-2 mg (3x1) sebelum makan
Jika HbA1c < 8%  dosis: 0,5 mg sebelum makan.

Metformin • Dosis harian: 500-3000 mg/hari (dalam 2-3 dosis


terbagi)
Biguanid
• Dosis maksimal: 3000 mg/hari
• Khusus sediaan XR Dosis max: 2000 mg/hari
4 5
Tiazolidindion Alfa Glukosidase inhibitor

Mekanisme kerja Mekanisme kerja


• Meningkatkan kepekaan tubuh/sensitivitas
• Menghambat enzim pada saluran pencernaan yang
terhadap insulin di jaringan perifer.
berperan memecah karbohidrat kompleks menjadi
• Zat obat berikatan dengan PPAR-ƴ (peroxicome
glukosa.
proliferator activator receptor-ƴ) di otot, jaringan
• Akibatnya memperlambat absorbsi gula melalui
adipos/lemak dan hati untuk menurunkan
usus halus, sehingga memberikan efek penurunan
resistensi, sehingga meningkatkan ambilan
kadar glukosa darah sesudah makan.
glukosa di jaringan perifer
• Digunakan pada terapi Diabetes melitus yang tidak
• Dapat diberikan tunggal maupun kombinasi
dapat diatur hanya dengan diet.

Nama obat Dosis


Nama obat Dosis
Akarbose 25 – 100 mg/hari Dikunyah bersama
dalam 3 dosis terbagi satu suapan pertama
Pioglitazone 15-45 mg/hari makanan/ditelan utuh
25 – 100 mg/hari
Miglitol dalam 3 dosis terbagi dengan sedikit air
2-8 mg/ hari segera sebelum
Rosiglitazone atau 4 mg (2 x 1) makan
6 7
DPP-IV Inhibitor (Dipeptidyl Peptidase) SGLT-2 Inhibitor
(Sodium Glucose Cp-Transporter)

Mekanisme kerja Mekanisme kerja


• Menghambat kerja enzim DPP-IV sehingga GLP-1 • Merupakan ADO jenis baru yang menghambat
(Glukosa Like Peptida-1) tetap dalam konsentrasi yang penyerapan kembali glukosa di tubuli distal ginjal,
tinggi dalam bentuk aktif. dengan cara menghambat kinerja transporter glukosa
• GLP-1 kemudian mengikat reseptor di sel beta SGLT2 (sodium glucose cotransporter-2)
pankreas dan menstimulasi sekresi insulin dan • digunakan sebagai terapi kombinasi dengan obat ADO
menekan sekresi glukagon bergantung pada kadar lain.
glukosa darah sehingga kadar gula darah dapat
disupresi Obat : Dopagliflozin
• DPP-IV Inhibitor ini digunakan sebagai terapi tambahan
Dosis : 25 – mg/hari  diberikan sekali sehari
terhadap diet dan olahraga untuk memperbaiki kontrol
gula darah pada pasien DM tipe 2.

Obat : Sitagliptin
Dosis : 25 – mg/hari  diberikan sekali sehari
Antibiotik Oral yang tersedia di Indonesia
Golongan Obat Cara kerja utama Efek samping utama Efikasi relatif mono terapi

Sulfonilurea Meningkatkan sekresi insulin Kenaikan berat HbA1C : ↓ 1,5 – 2,0 %


badan/hipoglikemi

Glinid Meningkatkan sekresi insulin Kenaikan berat HbA1C : ↓ 0,5 – 1,5 %


badan/hipoglikemi
Biguanid Menekan produksi glukosa hati dan
(metformin) menambah sensitifitas insulin Dispepsia, diare, asidosis laktat HbA1C : ↓ 1,0 - 2,0%

Penghambat alfa Menghambat absorbsi glukosa Flatulen, tinja lembek HbA1C : ↓ 0,5 – 0,8%
Glukosidase

Thiazolidindion Meningkatkan sensitifitas terhadap Edema HbA1C : ↓ 0,5 – 1,4%


insulin
Penghambat DPP- Meningkatkan sekresi insulin,
IV menghambat sekeresi glukagon Muntah HbA1C : ↓ 0,5 – 0,9%

Penghambat SGLT- Menghambat penyerapan kembali Dehidrasi, infeksi saluran kemih HbA1C : ↓ 0,8 – 1%
2 glukosa di tubuli ginjal
Daftar Antidiabetik Oral,Dosis,dan Metabolisme
Daftar pustaka
• Dipiro JT, Gary CY, Stuart TH, et al. Pharmacoteraphy a phatophysiologic approach
11th edition . New York:Mc Graw Hill.
• Katzung BG, Trevor AJ, editors. Basic and Clinical Pharmacology 13 th edition. New
York:Mc Graw Hill. 2015.
• Soelistijo SA, Novida H, Rudijanto A, et al. Konsensus pengelolaan dan pencegahan
diabetes melitus tipe 2 di indonesia. Jakarta: PB Perkeni. 2015.

Anda mungkin juga menyukai