Anda di halaman 1dari 5

Artikel kedokteran : Harsinen Sanusi KEDOKTERAN UNHAS

Dionlinekan untuk tujuan pendidikan bagi mahasiswa kedokteran sendonesia

OBAT HIPOGLIKEMIA ORAL Dalam naskah ini akan dibahas peranan OHO pada pengobatan DM
dalam hal mekanisme kerja OHO, klasifikasi, indikasi dan kontra
Harsinen Sanusi indikasi, jenis-jenis OHO.

Mekanisme kerja OHO.


PENDAHULUAN
Pada dasarnya DM tipe 2 disebabkan defek pada sekresi insulin dan
Tujuan pengobatan Diabetes Mellitus (DM) adalah memberikan kerja insulin.. Ada tidaknya hiperglikemia ditentukan oleh 3 faktor
kesehatan yang semaksimal mungkin dan berusaha meminimalkan yaitu sel beta pankreas yang mensekresi insulin, Hepatic glucose out
komplikasi yang dapat timbul akibat penyakit tersebut. Karena DM put (produksi glukose hati) oleh hati dan sensitivitas jaringan perifer
adalah merupakan penyakit yang berkepanjangan sehingga sangatlah (otot, usus dan hati) terhadap insulin (4,7).
penting untuk menentukan tujuan pengobatan setiap pasien pada Obat hipoglikemik oral mempunyai titik kerja pada salah satu atau
awalnya dan mengevaluasi secara teratur (1,4, 7,11) . lebih dari ketiga faktor tersebut diatas. Sulfonilurea misalnya
Suatu pendekatan umum yang dilakukan dewasa ini adalah mempunyai kerja terutama meningkatkan sekresi insulin, metformin
memberikan pengobatan yang seminimal mungkin untuk mengatasi bekerja diperifer pada otot-otot dimana memperbaiki sensitivitas sel
hiperglikemia dan keluhan-keluhan yang diakibatkannya sehingga terhadap insulin, inhibitor alfa glukosidase bekerja menekan
dapat dipertahankan rasa sehat dan nyaman adalah merupakan tujuan penyerapan glukose di usus, troglitazon bekerja menekan produksi
jangka pendek. Sebaliknya tujuan jangka panjang adalah mencegah glukose oleh hati dan repaglinide bekerja meningkatkan sekresi
komplikasi terutama komplikasi kronik baik mikroangiopati maupun insulin pada sel beta pankreas (4,7,8).
makroangiopati dengan tujuan akhir menurunkan morbiditas dan
mortalitas DM (4,11). Klasifikasi OHO
Dalam usaha tersebut maka dikenal 4 pilar utama pengelolaan DM
yaitu penyuluhan, perencanaan makan,latihan jasmani dan obat Dikenal 3 kelas golongan obat OHO :
berkhasiat hipoglikemik(4,8). 1. Golongan Sulfonilurea (SU)
Pada dasarnya pengelolaan DM tanpa dekompensasi dimulai dengan Generasi 1 :
pengaturan makan disertai olahraga yang cukup selama 4-8 minggu . Tolbutamid, Klorpropamid
Bila dalam periode tersebut, kadar glukose darah masih tinggi dari (Diabenese ),Tolazamid,
normal, baru diberikan obat hipoglikemik oral (OHO). Tercatat hanya Asetoheksamid.
5 % penderita yang mencapai normoglikemia sedang sisanya 95% Generasi 2 :
tidak memberi hasil yang memuaskan dapat dimulai dengan pemberian Glibenklamid=Gliburid(Daonil)
OHO. Pada penderita hiperglikemia berat ,pemberian OHO harus Glipizid(Minidiab),GlipizidGITS
dimulai lebih awal (1,5,10,11). (Glucotrol XL),
Gliclazid(Diamicron),Gliquidon
(Glurenorm), Glimepirid (Amaryl).
2. Biguanid :
Diedit kembali oleh : Darman Rasyid Baido FK UMI Angk 97, Makassar , Indonesia
Artikel kedokteran : Harsinen Sanusi KEDOKTERAN UNHAS
Dionlinekan untuk tujuan pendidikan bagi mahasiswa kedokteran sendonesia

Metformin (Glucophag, Diabex, Neo Dipar). Obat Dosis awal Dosis Pemberian
3. Inhibitor alfa- glukosidase: maksimal sehari
Akarbose ( Glucobay) Glibenklamid 2,5 mg 20 mg 1 - 2 kali
4. Tiazolidinedione(Troglitazon). Gliklasid 80 mg 240 mg 1 - 2 kali
5. Repaglinid (Prandin) Glikuidon 30 mg 120 mg 2 - 3 kali
Glipisid 5 mg 20 mg 1 - 2 kali
1. Sulfonil urea Glipisid GITS 5 mg 20 mg 1 kali
Glimepirid 1 mg 8 mg 1 kali
Efek hipoglikemia dari anti diabetik SU adalah pertama kali Klorpropamid 50 mg 500 mg 1 kali
dikemukakan oleh Loubatieres pada tahun 1940 dan selanjutnya * diberikan + 30 menit sebelum makan
berkembang pada tahun 1950 an sehingga sekarang ini tetap dipakai
sebagai pilihan utama yang diterima secara luas untuk pasien DM tipe Golongna SU dalam pemberiannya dapat menyebabkan kegagalan
2 yang tidak berhasil dengan diet dan latihan jasmani ( 11). primer yaitu sejak awal pasien tidak memberi respons yang
Obat ini bekerja secara primer dengan merangsang sel beta memuaskan walaupun sudah ditingkatkan dosisnya ke dosis maksimal.
mensekresi insulin. Keberhasilan menurunkan kadar glukose puasa terbatas hanya 20-30
Sulfoniurea terikat dengan permukaan reseptor pada membran sel % pasien(penurunan kadar gula darah 40-80 mg %). Demikian pula
beta dan menghambat “ ATP-sensitive potassium Channel” sehingga dapat terjadi kegagalan sekunder bila dalam periode yang lama obat ini
mencegah keluarnya kalium dan terjadilah depolarisasi membran sel. sudah tidak memberi hasil yang memuasjkan walaupuin diberikan
Depolarisasi membuka voltage- dependent calcium channel akibatnya dosis maksimal. Kegagalan sekunder dapat terjadi pada sekitar 10 %
kalsium ekstra seluler masuk dalam sel dan akhirnya meningkatkan pasien pertahun. Untuk itu diperlukan obat OHO tambahan atau
Calcium Cytosolic yang merangsang insulin.(2,4,10). insulin untuk memperbaiki kontrol glikemik (1,5,10).
Generasi l dari SU saat ini sudah jarang dipakai oleh karena efek
sampingnya baik kerja pendek maupun kerja panjang seperti 2.Metformin
Klorpropamid.walaupun tidak ada perbedaan dalam segi efek
sistemiknya. Metformin adalah golongan dimetil biguanide merupakan OHO yang
Generasi 2 mempunyai kelebihan yaitu efek kerjanya sedang dipakai untuk menurunkan kadar glukose darah pada pasien DM tipe
sehingga dapat diberikan 1 -2 kali perhari., dosis obat lebih rendah. 2 bertujuan menurunkan resistensi insulin dengan memperbaiki
Dan sangat baik untuk penderita DM yang kurus yang mana sekresi sensitivitas insulin terhadap jaringan. Dengan demikian metformin
insulin nya menurun (tabel 8) (4,7,8) . diindikasikan sebagai obat pilihan pertama pada pasien DM tipe 2
gemuk yang mana dasar kelainannya adalah resistensi insulin.
Tabel 8. Obat golongan sulfonilurea* Walaupun cara kerja metformin berbeda dengan SU akan tetapi efek
kontrol glikemik sama dengan golongan SU. Sulfonil urea dapat
menyebabkan kenaikan berat badan sedang metformin tidak demikian.
Selain itu efek hipoglikemik SU sering ditemukan sedang dengan

Diedit kembali oleh : Darman Rasyid Baido FK UMI Angk 97, Makassar , Indonesia
Artikel kedokteran : Harsinen Sanusi KEDOKTERAN UNHAS
Dionlinekan untuk tujuan pendidikan bagi mahasiswa kedokteran sendonesia

metformin jarang. Oleh karena itu metformin dikenal bekerja sebagai Metformin tidak dapat diberikan pada gangguan fungsi
anti hiperglikemi sedang SU sebagai obat yang bekerja sebagai ginjal,penyakit jantung , kor pulmonale, riwayat asidosis laktat, infeksi
hipoglikemik(2,4,7,8). berat, gangguan faal hati, keracunan alkohol, pemakaian bahan kontras
Metformin dapat diindikasikan sebagai terapi awal atau terapi radiografi intra vena (2,4,7,8)
tambahan pada penderita yang mendapat SU sendiri tidak memberi
hasil memuaskan(2). Tidak seperti SU ,metformin tidak terikat pada 3. Inhibitor Alfa Glukosidase
protein plasma, tidak dimetabolisme dan diekskresi dengan cepat oleh Obat golongan inhibitor alfa glukosidase (Acarbose) mempunyai
ginjal (12) mekanisme kerja berbeda dengan sulfonilurea dan metformin yaitu
Mekanisme kerja metformin menambah up-take(utilisasi) glukose menghambat kerja enzim alfa glukosidase yang terdapat pada “brush
diperifer dengan meningkatkan sensitifitas jaringan terhadap insulin, border” dipermukaan membran usus halus. Enzim alfa glukosidase
menekan produksi glukose oleh hati, menurunkan oksidasi Fatty Acid berfungsi sebagai enzim pemecah karbohidrat menjadi glukose di usus
dan meningkatkan pemakaian glukose dalam usus melalui proses non halus. Dengan pemberian acarbose maka pemecahan karbohidrat
oksidatif(12). Ekstra laktat yang terbentuk akan diekstraksi oleh hati menjadi glukose di usus akan menjadi berkurang dengan sendirinya
dan digunakan sebagai bahan baku glukoneogenesis. Keadaan ini kadar glukose darah postprandial akan berkurang(1). Banyak uji klinis
mencegah terjadinya efek penurunan kadar glukose yang berlebihan membuktikan bahwa acarbose sebagai pengobatan tunggal pada DM
(12). tipe 2 memberikan hasil memuaskan, bahkan keberhasilannya
Dosis metformin 500-850 mg diberikan bersama makanan pada pagi menyamai sulfonilurea(1).
dan malam hari. Dosis dapat ditingkatkan dengan menambah 1 tablet Obat ini efektif bagi pasien dengan diet tinggi karbohidrat dan kadar
tiap pemberian dengan interval 1-2 minggu. Dosis total dapat glukose darah puasa kurang 180 mg %. Hanya mempengaruhi kadar
mencapai 3-4 kali 500mg atau 2-3 kali 850 mg perhari bila diperlukan. glukose pada waktu makan dan tidak mempengaruhi kadar glukose
Dosis maksimal 3000 mg perhari.(tabel 9) (2,4,7). darah setelah itu. Bila diminum bersama-sama sulfonilurea atau
dengan insulin dapat terjadi hipoglikemia yang hanya dapat diatasi
Tabel 9. Metformin dengan glukose murni, jadi tidak dapat dengan gula pasir (10).
Dosis Acarbose dimulai dengan 50 mg sesaat sebelum makan dan
Obat Dosis awal Dosis maksimal Pemberian dosis dapat ditingkatkan menjadi 3 kali 100 mg perhari bila tidak
sehari ditemukan keluhan gastro intestinal. Efek samping obat ini berupa
Metformin 500 mg 3000 mg 2 - 3 kali perut kurang enak, lebih banyak flatus dan kadang-kadang diare.
Keluhan ini akan berkurang jika pengobatan tetap dilanjutkan(1,10).
* diberikan + 30 menit sebelum makan
4. Tiazolidinedion(Troglitazon)
Efek samping pemberian metformin adalah gangguan gastro Troglitazon adalah OHO baru yang meningkatkan sensitivitas
intestinal seperti diare, anoreksia atau rasa tidak enak pada perut. jaringan perifer terhadap insulin. Obat ini sebagaimana dengan
Asidosis laktat jarang ditemukan(0,03 per 1000 pasien pertahun). Metformin tidak menyebabkan reaksi hipoglikemia.. Telah terbukti
Biasanya terjadi bila diberikan pada pasien yang kontraindikasi (2,11). pada manusia menghilangkan adanya resistensi insulin, menurunkan
hepatic glucose out put, menormalkan gangguan toleransi glukose, dan
Diedit kembali oleh : Darman Rasyid Baido FK UMI Angk 97, Makassar , Indonesia
Artikel kedokteran : Harsinen Sanusi KEDOKTERAN UNHAS
Dionlinekan untuk tujuan pendidikan bagi mahasiswa kedokteran sendonesia

mencegah serta memperlambat progresifitas gangguan toleransi Ringkasan


glukose menjadi diabetes. Terbukti pula obat ini dapat memperbaiki Berbagai obat hipoglikemik oral telah dikenal saat ini yang pada
kendali glukose darah, dan hiperinsulinemia.(6,9). dasarnya bertujuan untuk menurunkan kadar glukose darah yang pada
Dosis Troglitazon umumnya berkisar 400 mg perhari sudah tahap lanjut mencegah komplikasi yang tidak diinginkan.
menurunkan kadar glukose darah puasa dan HbA1C. Efek yang tidak Sulfonilurea adalah merupakan OHO yang dipakai pada pasien DM
diinginkan adalah pusing dan edema, namun ini dapat ditolerir tipe 2 kurus mempunyai mekanisme kerja utama meningkatkan sekresi
penderita(6,9). insulin pada sel beta pankreas dengan menghambat “ATP sensitif
potassium Channel” sehingga tidak jarang terjadi reaksi hipoglikemi
5. Repaglined (Prandin). bila SU tidak diberikan semestinya.
Obat ini merupakan OHO yang paling baru dan baru diperkenalkan Metformin dapat mengatasi resistensi insulin pada DM tipe 2 gemuk
di Amerika Serikat pada tahun 1998. Berbeda dengan golongan SU oleh karena efek utamanya meningkatkan pemakaian glukose di
maupun golongan OHO lainnya,repaglinid adalah derivat dari jaringan perifer dan usus. Golongan obat ini harus berhati-hati bila
asambenzoat yang mempunyai struktur molekul , mekanisme kerja dan tidak diberikan sesuai indikasi dapat menyebabkan asidosis laktat..
ekskresi yang berbeda. Repaglinid dapat diindikasikan pada pasien Golongan inhibitor alfa glukosidase merupakan obat yang
DM tipe 2 yang tidak berhasil dengan diet dan latihan jasmani. Dapat diindikasikan bagi pasien DM tipe2 yang kadar glukose darahnya
dikombinasi dengan metformin bila obat ini sendiri tidak berhasil puasanya tidak terlalu tinggi mempunyai kerja mencegah absorbsi
mengontrol glukose darah (3). glukose diusus. Telah dilaporkan pula obat yang belum beredar di
Mekanisme kerja repaglinid adalah menutup “ATP-sensitive Indonesia yaitu Troglitazon dan Repaglinid dengan membahas
potassium Channel” pada sel beta pankreas. Sehingga terjadi mekanisme kerja ,cara pemberian,dosis dan efek samping dari obat-
depolarisasi dan menyebabkan perangsangan pengeluaran insulin dari obat tersebut.
sel-sel beta pankreas. Repaglinid tidak menekan biosintesis proinsulin
dan tidak merangsang secara langsung eksositosis insulin sebagaimana
golongan SU (3). DAFTAR PUSTAKA:
Repaglinid sebagian besar diekskresi oleh hati dan hanya 8 %
diekskresi di ginjal. Sehingga bermanfaat terhadap pasien DM disertai 1. Adam JMF.: Benefit of Acarbose(Glucobay) as an adjuvant
gagal ginjal.Dosis repaglinid bervariasi antara 0,5 - 4 mg 30 menit therapy in NIDDM patients with sulfonylurea secondary
sebelum makan dan uji klinis membuktikan efek hipoglikemik lebih faillure.Kumpulan Naskah Lengkap Konas IV Perkeni Edit.Adam
rendah dibanding SU dan efek yag tidak diinginkan selama pemberian JMF dkk. Ujungpandang 1997.p.118 - 125.
hampir sama dengan SU(3). 2. Balley,CJ., Turner,RC.: Metformin (Drug Therapy,Review
Sebagaimana dengan OHO lainnya maka repaglinid tidak dianjurkan Articles) New Engl.Jour of Med. 334, p.574-579.,1996.
pemberiannya pada wanita hamil dan wanita menyusui (3). 3. Cheatam W,W.: Repaglinid : A New Oral Blood Glucose –
Lowering Agent. Clinical Diabetes,16,70-72,1998.
4. Hale,PJ.: Diabetes mellitus.Editors: Sheppard,MC., Franklyn,JA.
In Clinical Endocrinology and Diabetes. Churchill Livingstone
Edinburgh, London,1988,p155 -182
Diedit kembali oleh : Darman Rasyid Baido FK UMI Angk 97, Makassar , Indonesia
Artikel kedokteran : Harsinen Sanusi KEDOKTERAN UNHAS
Dionlinekan untuk tujuan pendidikan bagi mahasiswa kedokteran sendonesia

5. Henrichs,HR.: Sulfonilurea /Insulin Combination in Diabetes


mellitus. Following secondary Failure to Tablets.in Insulin /
Sulfonylurea Combination therapy in type II diabetes. Editors:
Bachmann,W., Lotz,N., Mehnert. Karger Basel, Munchen. 1988,p.
51-67.
6. Iwamoto,Y.,Kosaka,K.,Kuzuya,T. et al: Effects of Troglitazone. A
new Hypoglicemic agent in patients with NIDDM poorly
controlled by diet therapy. Diabetes Care:19,p.151 - 156,1996.
7. Karam,JH.Salber,PR.,Forsham,H.: Pancreatic hormones and
Diabetes mellitus. In Basic and Clinical Endocrinology 3th ed.,
edited by Greenspan,FS. a Lange Medical book1: 991, p. 617 -620.
8. Lebovitz,HE.: Oral anti diabetic agentin Joslin’s Diabetes mellitus,
13th ed. edit.by Kahn,CR., Weir,GC. Lea Febiger Philadelphia.
1994, p.508 -529.
9. Reaven,GM.: Clinician’s Guide to NIDDM : Pathogenesis and
Treatment. Marcel Dekker,Inc.New York, Basel.1989,p.93 -106.
10. Schwartz,S., Raskin,P., Fonseca,V., Graveline,JF: Effect of
Troglitazone in insulin-treated patients with type II diabetes
mellitus.The New Engl.Jour.of Med. 338, p.861-866,1998.

11. Sidartawan soegondo : Prinsip pengobatan diabetes, obat


hipoglikemik oral dan insulin. Dalam Buku Acuan
Penatalaksanaan Diabetes mellitus bagi dokter Puskesmas, Dokter
praktek umum dan Edukator diabetes. Pusat Diabetes dan Lipid
RSUP Dr Ciptomangunkusumo FKUI Jakarta, 1998.
Editor.Pradana S,Indah,SW., Hilma P.1998, p. 63 -77.
12. Wijaya,C., Tjendraputra : Metformin hidroklorida dalam
Penggunaan obat hipoglikemik oral(OHO) pada NIDDM. 1994, p.
11- 21.

Diedit kembali oleh : Darman Rasyid Baido FK UMI Angk 97, Makassar , Indonesia

Anda mungkin juga menyukai