Anda di halaman 1dari 87

Malaria

BY. WINANGUN

Plasmodium vivax
Plasmodium ovale
Plasmodium falciparum
Plasmodium malaria
PENDAHULUAN

 SITUASI MALARIA MEMBURUK


 *kegagalan pemberantasan vektor
 *resistensi parasit malaria,
 *FAKTOR MALARIA BERTAHAN LAMA:
 -MANUSIA RENTAN, HB PATHI, TALACE MIA

 -Jenis parasit malaria di tubuh


 -NYAMUK, VEKTOR, MENINGKAT
 -LINGKUNGAN TEMPAT PERINDUKAN, >>>
 -IKLIM, CUACA, KONTAK PERSON.
kepadatan penduduk dan
tekanan lingkungan
 “pertumbuhan penduduk yang cepat dan sangat rakus
akan sumber alam, menyebabkan perubahan
keseimbangan biologik dan kimiawi dunia ”

3
MALARIA
 Salah satu masalah kesehatan
masyarakat terutama pada anak-anak
 Mempengaruhi angka kematian bagi
anak balita dan ibu hamil
 Meskipun telah diketahui agen
penyebabnya, gambaran bio-patogenesis
masih belum jelas benar
 Mekanisme hubungan antara usia
penderita dengan derajat keparahan
penyakit, belum diketahui PASTI 4
…malaria

 Hubungan antara parasit & manusia yang


cukup lama - adaptasi kuman untuk
bertahan hidup
 Obat anti malaria  prevensi & terapi
menimbulkan  resistensi obat ( P. falcip)
 Upaya pemberantasan malaria telah
diintegrasikan  hasil bervariasi tergantung
banyak faktor
5
Malaria
 Malaria merupakan penyakit yang endemik di
negara tropis termasuk Indonesia.
 Malaria yang menyerang manusia adalah
malaria falciparum, malaria vivax , malaria
malariae dan malaria ovale.
 Di Indonesia yang dominan adalah malaria
falciparum (malaria tropika, malaria tertiana
maligna) dan malaria vivax (malaria tertiana
benigna).
 Yang banyak mengalami kegagalan
pengobatan sampai kematian adalah
malaria falciparum yang sering
menimbulkan komplikasi ke berbagai
organ termasuk otak.
 banyak faktor yang berhubungan
dengan timulnya malaria misalnya dari
segi pengobatan, penanggulangan vektor,
penanganan lingkungan yang membantu
perkembang biakan nyamuk, perilaku
manusia sendiri terhadap malaria , dan
pelaksanaan program penanggulangan
malaria.
EPIDEMIOLOGY MALARIA

• 40% of the world’s population lives in endemic areas


• 3-500 million clinical cases per year
• 1.5-2.7 million deaths (90% Africa)
• increasing problem (re-emerging disease)
• resurgence in some areas
• drug resistance ( mortality)

• causative agent = lasmodium species


• protozoan parasite
• P. falciparu
• member of Apicomplexa
• 4 species infecting humans • P. vivax
• transmitted by anopholine mosquitoes • P. malariae
• P. ovale
ETIOLOGI

 Malaria disebabkan oleh parasit (protozoa)


PLASMODIUM
 Hidup pd organ dan pemb. darah manusia
 Empat spesies penyebab penyakit pada
manusia dgn manifestasi klinis berbeda
– Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum
– Plasmodium malariae, Plasmodium ovale
10
…etiologi

 Jenis plasmodium banyak ditemukan di


Indonesia :
– Plasmodium falciparum
– Plasmodium vivax
 Di (Lampung, NTT, Papua) banyak ditemukan
Plasmodium malariae
 Pernah ditemukan di NTT & Papua :
Plasmodium ovale
11
Parasit penyebab malaria (Plasmodium) :

 Plasmodium falciparum (malaria tropika)


 Plasmodium vivax (malaria tertiana)
 Plasmodium malarie (malaria kuartana)
 Plasmodium ovale (jarang, Indonesia
Timur, Afrika )
 Plasmodium knowlesi
PLASMODIUM
VIVAX
PLASMODIUM
OVALE
PLASMODIUM
MALARIAE
Nyamuk anophles, vektor malaria

 Gambar nyamuk Anopheles


20
Cara infeksi:

- Melalui gigitan nyamuk vektor (Anopheles


betina yang mengandung sporozoit)
- Infeksi intra uterin (malaria kongenital)
- Tranfusi
- Menggunakan jarum suntik yang
terkontaminasi dengan Plasmodium
Infeksi malaria
secara alami:
melalui gigitan
nyamuk Anopheles
betina
Transmission
• sporozoites injected with saliva
• enter circulation
• trapped by liver (receptor-ligand)

Anopheles
Siklus hidup Plasmodium

Pada manusia, daur hidup terjadi 2 fase


1. Di hati (fase jaringan/eksoeritrositik):
(i) Pre-eritrositik/ekso-eritrositik primer ( 4 Spesies)
(ii) Skizogoni eksoeritrositik Sekunder
(P. vivax dan P. ovale), karena adanya stadium
hipnozoit / dormant
Siklus hepar hanya 1 kali
2. Eritrosit :
(i) Skizogoni eritrositik (Pembentukan skizon)
(ii) Gametogoni (Pembentukan gametosit)
Siklus erirosit berulang kali
Penularan dan Daur Hidup Malaria
Daur Hidup Nyamuk Anopheles
Beda plasmodium
 P.
P. falciparum
falciparum P. vivax P. ovale P.
P. malariae
malariae
Hypnozoite
Hypnozoite --
-- ++ ++ --
--
Size
Size of
of RBC
RBC normal
normal normal
normal normal
normal normal
normal
Parasite
Parasite size
size 1/3
1/3 1/3
1/3 1/3
1/3 1/6
1/6
Multi
Multi parasite
parasite --
-- --
-- ++ --
--
Schffnrs
Schffnrs duts
duts --
-- --
-- ++ --
--
*Trophzoite:
*Trophzoite:
Size
Size of
of RBC
RBC normal
normal enlarge
enlarge enlarge
enlarge normal
normal
Parasite
Parasite size
size 67%
67% 100%
100% 67%
67% 100%
100%
Parasite
Parasite shape
shape ameboid
ameboid band
band ameboid
ameboid compact
compact
Suffner
Suffner duts
duts --
-- ++ ++ --
--
Maure
Maure duts
duts ++ --
-- --
-- --
--
not
not seen
seen in
in
P.B
P.B
malaria
malaria pigment
pigment
 P. falciparum P. vivax P. ovale P. malariae
Schizont :
size
size of
of RBC
RBC normal
normal enlarge
enlarge enlarge
enlarge normal
normal
Parasite
Parasite size
size 67%
67% 100%
100% 67%
67% 100%
100%
Suffner
Suffner duts
duts --
-- ++ ++ --
--
## of
of merozoite
merozoite 16-24
16-24 12-24
12-24 6-12
6-12 6-12(rostte
6-12(rostte ss
not
not seen
seen inP.B
inP.B hpe)
hpe)
Gamitosite:
Gamitosite:
Size
Size of
of RBC
RBC crecent
crecent shape
shape enlarge
enlarge enlarge
enlarge normal
normal
Parasite
Parasite size
size hall
hall cell
cell 100%
100% 67%
67% 100%
100%
Age
Age of
of cell
cell any
any young
young young
young old
old
Disease
Disease malegnant
malegnant benign
benign benign
benign benign
benign
MANIFESTASI KLINIK.
 *KARATERISTIK:
 DEMAM PERIODIK, ANEMIA SPLENOMEGALI,
 *UMUM:
 G/ UMUM, MASA INKUBASI,
 KELUHAN PRODROMAL,
 MASA INKUBASI BERVARIASI,
 SUB SPECIES P VIVAX MULTI NUKLEATUM,
 G/KLINIK:DEMAM MENGGIGIL, MUNTAH,
DIARE,NYERI ULUHATI, PUSING, KEJANG
 TANDA KLINIK: ANEMI,IKTERIK, SPLENO/ HEPATO
MEGALI,HEMI PARESIS, AFASIA , Gg HATI, GINJAL
 HYPOGLIKEMIA DAN EDEM PARU AKUT.
KELUHAN PRODROMAL:
 SEBELUM DEMAM LESU, MALAISE, SAKIT
KEPALA, SAKIT OTOT TL RASA DINGIN,
 TRIAS GEJALA UMUM:
 PERIODE DINGIN S/D MENGGIGIL,
 PERIODE PANAS KOLORIS,
 PERIODE BERKERINGAT
 SERANGAN PRIMER: AKHIR MASA INKUBASI
MULAI SERANGAN PAROXISMAL PANAS .
Gejala Klinis Malaria
MASA INKUBASI
 P.falciparum : 12 hr
 P.vivax / P. ovale : 13 – 17 hr
 P. malariae : 28 – 30 hr
STADIUM DINGIN
 15 Mnt – 1 JAM
STADIUM DEMAM
 SUHU MENINGKAT SP 42ºC / LEBIH
 2 – 4 JAM, KRN SKIZON PECAH
 PERIODE TIAP 3 HR : P.F, P.V & P. O
 4 HR : P.M
STADIUM BERKERINGAT
Demam :
 Berhubungan dengan pecahnya eritrosit yg
mengandung skizon dan keluarnya merozoit
yang masuk ke aliran darah (sporulasi)
-------- periodisitas demam
(1)Menggigil (15 menit – 1 jam)
(2)Puncak demam (2-6 jam)
(3)Berkeringat (2-4 jam).
Periodisitas tergantung spesies
DEMAM
Pecahnya parasit di darah
mengeluarkan sitokin yang
mempengaruhi thermoregulator

Thermoregulator

TNF Titik set suhu


(Tumor berubah
Necrosis
Factor)

Sel Inang

Hypothalamus
endothelium
PERIODE MALARIA
 PERIODE LATEN:
 SELAMA INFEKSI TANPA G/ DAN PARASETEMIA,
DIANTARA 2 PERIODE PAROXISMAL,SEBELUM
SERANGAN PRIMER ATAU SESUDAH PARASIT TAK
ADA DIPERIFIR, INF. (+).

 REKRUDENSI:BERULANGNYA G/ DAN PARASE TEMIA


8 MINGGU SETELAH INF. PRIMER./ LATEN
 REKUREN: BERULANG G/ STL 12 MINGGU
 RELAP: BERULANG G/ PARASETEMIA . LAMA STL
INF PRIMER/ LATEN ( 5 TH )
MANIFESTASI KLINIK
INFEKSI PLASMODIUM.
PLASMODIUM INKUBASI TYPE PANAS KLINIK
(HARI) (JAM)

FALSIPARUM 12 (9-14) 48 GI BERAT,


SYOK, ANEMIA

VIVAK 13(12-17) 48 ANEMIA


KRONIK

OVALE 17(16-18) 48 SDA


SPLENOMEGA
MANIFESTASI KLINIS
TERGANTUNG :
 1.STATUS KEKEBALAN,
 2.BERATNYA INFEKSI ( SDMP)
 3.JENIS DAN STRAIN PLASMODIUM
 4.STATUS GIZI PENDERITA
 5.OBAT ANTI MALARIA
 6.FAKTOR GENETIK
 HYPOGLIKEMIA KARENA;
 1.HYPERINSULINEMIA  TH/ KINA
 2.METABOLISME JAR& PARASIT MENINGKAT
 3.Gg GLUKOGENESIS HATI, MAL ABSORBSI
GLUKOSE  ALIRAN SPLANIKUS TURUN.
TIPE DEMAM
Tipe Karakter Contoh

Kontinyu Terus menerus tinggi Tifoid, DHF, drug fever


beda 0,5-1 C
Intermiten Temp turun sampai Infeksi piogenik,
normal setiap hari limfoma, TBC,
Remiten Fluktuasi harian > 2C, Malaria
tapi tak pernah normal
Berulang Suhu turun sampai Malaria
(Relaps) normal bbrp hari
meningkat lagi
GEJALA KLINIS
 Masa inkubasi berbeda pada plasmodium:
– Malaria falciparum : 8 – 15 hari
– Malaria vivax : 10 – 15 hari
– Malaria malariae : 30 – 40 hari
 Panas badan belum teratur (bberapa hari)
 Panas menetap pada akhir minggu I

 Demam timbul bersamaan dengan


pecahnya skizon 39
Fase demam
 Serangan panas ditandai tahap:
– Dingin (15 – 16 menit)
– Panas (± 2 jam)
– Berkeringat  panas turun
 Jarak serangan panas berbeda

– P. malariae : 72 jam
– P. vivax : 48 jam
– P. Falciparum : 24 – 36 jam
40
Gejala Malaria Berat
 Biasanya karena
Plasmodium
falciparum
 ANEMIA BERAT

 KEJANG-KEJANG

 KOMA / PINGSAN
 GAGAL GINJAL
DIAGNOSA
 Anamnesis
 Gejala klinis yang menyokong
 Adanya bentuk sexual parasit
 Tes serologis
 Ditemukan parasit/ plasmodium

42
DIAGNOSIS MALARIA

1. MIKROSKOPIS
2. QBC
3. IMUNODIAGNOSIS :
- DEEP STICK
- IFAT
4. DNA-BASED :
-SEMI NESTED PCR
-HIBRIDISASI
DIAGNOSIS MIKROSKOPIS
MALARIA
 PEWARNAAN GIEMSA DARI
SEDIAAN DARAH TEBAL
 PEWARNAAN GIEMSA DARI
SEDIAAN TIPIS
BERIKUT INI CIRI-CIRI MORFOLOGIS
Plasmodium falciparum dan Pl vivax dari
sediaan darah tipis
Diagnosis
Menemukan parasit dalam sediaan darah
tepi (mikroskopik) : Gold standar
Slide darah tebal dan tipis
DIAGNOSIS PARASITOLOGI -1

 Tetes Tebal : Terlihat parasit dan leukosit (eritrosit


larut ), laporan hasil :
• + : 1-10 parasit / 100 l.p
• ++ : > 10/ parasit/ 100 l.p
• +++ : 1-10 parasit / 1 l.p
• ++++ : > 10 parasit/ 1 l.p.

 Hapusan Tipis : identifikasi jenis plasmodium.


Trofozoit muda Pl. falciparum

1. BTK CINCIN KECIL, SITOPLASMA HALUS


2. SPT CINCIN / SPT BURUNG TERBANG di
PINGGIR
3. ERITROSIT (BTK ACCOLE)
4. INTI WARNA MERAH 1 / 2 bh INTI PD SATU
CINCIN
Trofozoit tua Pl. falciparum

1. SITOPLASMA MULAI MENEBAL / LEBIH PADAT, /


BENTUK AMUBOID LEBIH TERATUR

2. INTI, BELUM MEMBELAH KADANG SUDAH JADI 2 BH

3. PIGMEN MALARIA KADANG MULAI TAMPAK


4. DLM ERITROSIT ADA TITIK-TITIK MAURER

5. JARANG DITEMUKAN PD SEDIAAN DARAH TEBAL


Skizont muda Pl. falciparum

1. MENGISI KIRA-KIRA SEPARUH ERITROSIT

2. BENTUK AGAK MEMBULAT

3. INTI MULAI MEMBELAH

4. PIGMEN MAL MULAI TAMPAK DI ANTARA INTI


5. TITIK MAURER DLM ERITROSIT HILANG
Skizont tua Pl. falciparum

1. SITOPLASMA TIDAK MENGISI SLRH ERIT

2. INTI SUDAH MEMBELAH JADI 15-30 BH

3. MEROZOIT SUDAH TAMPAK

4. PIGMEN MALARIA , MENGGUMPAL DI TENGAH


MEROZOIT
Pl falciparum
Trofozoit (kiri), Skizont tua (kanan)
Gametosit jantan Pl.
falciparum

1. INTI BESAR TERSEBAR, PUCAT

2. PIGMEN MAL TERSEBAR DI ANTARA INTI

3. BTK GINJAL/PISANG GEMUK


4. PLASMA MERAH MUDA
Gametosit betina Pl. falciparum

1. BENTUK LANGSING SPT PISANG AMBON

2. PLASMA WARNA BIRU

3. INTI PADAT KOMPAK, LETAK DI TENGAH

4. PIGMEN MAL TERSEBAR DI SEKITAR INTI


Gametosit Pl Falciparum
jantan (kiri), betina (kanan)
Trofozoit muda Plasmodium vivax

1. BTK CINCIN, INTI MERAH

2. SITOPLASMA BIRU, DI DLM ADA VAKUOLA

3. PLASMA DIHADAPAN INTI MENEBAL


4. PRST LETAK SENTRAL DLM ERITROSIT

5. BIASANYA HANYA 1 PRST DLM 1 ERITROSIT


Trofozoit tua Plasmodium vivax

1. BENTUK AMUBOID

2. SITOPLASMA TAMPAK TIDAK TERATUR

3. CIRI KHAS, TAMPAK TITIK-TITIK SCHUFFNER


Skizont muda Plasmodium vivax

1. BENTUK BULAT, MENGISI HAMPIR SEPAROH ERITROSIT

2. PLASMA PADAT, TAK BERVAKUOLA

3. INTI MULAI MEMBELAH

4. DIANTARA INTI , ADA BUTIR-BUTIR HEMATIN (PIG MAL)


5. ADA TITIK-TITIK SCHUFFNER
Skizont tua Pl Vivax

1. INTI SUDAH MEMBELAH 12 – 24

2. TIAP PEMBELAHAN INTI, DIIKUTI PEMBELAHAN

3. SITOPLASMA SHG MEROZOIT SDH TAMPAK : 12 - 24 BH

4. PARASIT MENGISI PENUH ERITROSIT


Gametosit Pl vivax
jantan (kiri), betina (kanan)

1. BENTUK BULAT 1. BENTUK LONJONG /


BESAR, LEBIH KECIL BULAT,
DARI GAMETOSIT MENGISIHAMPIRSEL
BETINA URUH ERITROSI
2. INTI BESAR PUCAT, 2. INTI KECIL KOMPAK,
TAKKOMPAK, LETAK EKSENTRIS
SENTRIS 3. PLASMA BIRU
3. PLASMA PUCAT 4. PIGMEN MALARIA
KELABU – MERAH TERSEBAR
MUDA
4. PIGMEN MALARIA
TERSEBAR
Pl vivax berbagai stadia
PENGOBATAN
 Pengobatan penderita malaria merupakan salah
satu segmen dari penanggulangan malaria untuk
mengurangi jumlah penderita sebagai sumber
penularan.
 Diagnosa yang benar, pengobatan yang tepat dan
kepatuhan minum obat sangat diperlukan untuk
keberhasilan penanggulangan malaria.
 Petunjuk pengobatan standar untuk malaria telah
dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO)
dan Departemen Kesehatan
TATALAKSANA
 TH/SESUAI KAUSAL,>> 50 % PERAWATAN INTENSIF.
 SENSITIF KLOROQUIN:
 DRIP KLOROQUIN BASA 10 MG/ KG BB 8 JAM LANJUT 5MG
/ KG BB 8 JAM (3X) DOSIS TOTA MAX 25 MG /KG BB 32 JAM
 RESISTEN KLOROQUIN:
 INFUS KUININ KLORIDA 20 MG / KG BB DL 4 JAM,
LANJUTKAN 10 MG/KG BB DL 8 JAM
 LALU ORAL 600 MG/ 12 JAM 3 HARI SAMPAI PARASIT(-)
PYRIMETHAMI SULFADOXIN III
 TETRASIKLIN 4 X 250 MG 10 HARI,
 KUINIDIN GLUKONAT 15 MG BASA / KG BB IV 4JAM
 K/P TRANFUSI TUKAR BILA SDMP >> 10 %.
PENGOBATAN
 UMUM :
– Mengatasi akibat yang ditimbulkan perubahan patofisiolog
pada organ tubuh yang terganggu
• Pemberian cairan i.v untuk meningkatkan perfu
jaringan
• Pemberian Furosemide 1 mg/kgBB/hari yang dap
da
diulang tiap 6 jam
• Dialisis bila perlu krn gagal ginjal.
• Tranfusi darah bila Hb<5 g/dl PCV <15%
6363
• Tranfusi tukar bila tjd hiperparasitemia (>15%)
…pengobatan
– Antipiretika :
• Menurunkan panas
• Memperbaiki permeabilitas
• Hati-hati dg obat yg bersifat
immunosupresan
– Kortikosteroid  masih kontroversi
– Penggunaan Heparin/vasodilator
 hati-hati (RS besar dengan fasilitas)
64
…pengobatan
 KHUSUS :
– Pemilihan obat memerlukan pemahaman & pengertian
mekanisme kerja obat
– Obat yang aktif terhadap bentuk parasit eritrosit belum
tentu berguna (aktif) terhadap bentuk hepatik
– Regimen obat antimalaria dapat dibedakan dalam kategori:
• Kemosupresi / profilaksis
• Pengobatan klinis
• Pengobatan radikal

65
KEMOSUPRESI / PROFILAKSIS

 Mencegah serangan malaria


 Menghambat perkembangan parasit
dalam eritrosit
 Untuk orang tidak immun bepergian ke
daerah endemis
 Misal : Kinine, Kloroquin
66
Obat malaria
 Depkes telah menyediakan 4 macam obat
standar antimalaria yaitu
 Klorokuin, sulfadoxin/pirimetamin (S/P atau
Fansidar), primakuin dan kina.
 Pemakaian obat antimalaria yang lama yang
tidak terkontrol telah menyebabkan adanya
drug pressure  kegagalan pengobatan atau
bahkan resistensi terhadap beberapa obat
antimalaria tersebut.
Sisontoside
 Obat standar yang termasuk sisontosida
darah adalah klorokuin (lini pertama),
Fansidar (lini kedua) dan kina (lini ketiga).

 Obat-obat membunuh sison di eritrosit


sehingga gejala klinis dan parasitemia akan
berangsur hilang dengan cepat.
Obat Gamet
 Gametosit dapat ditanggulangi dengan
obat-obat standar tersebut, misalnya
klorokuin sendiri akan membunuh
gametosit P. vivax , P. ovale, P. malariae
dan P. falciparum muda.
Kloroquin (derivat 4-aminokuinolin):

 Formulasi obat tablet 100 mg atau 150 mg


basa klorokuin sulfat atau fosfat
1. sisontosida darah yang cepat
2. gametositosidal untuk P. falciparum yang
muda (stadium1-3) dan gametosit jenis
Plasmodium yang lainnya
3. tidak mempunyai efek terhadap sporosoit dan
sison di hepar (hipnosoit)
dosis
 Dosis sebagai sisontosidal darah: dosis
total 25 mg/ (kg) (bb) selama 3 hari:
 (10 mg/kg bb) pada hari ke 1 dan 2,
diikuti 5 mg/kg bb pada hari 3) atau (10
mg/kg bb pada hari ke 1 diikuti 5 mg/kg
bb pada 6-8 jam berikutnya), kemudian
5 mg/kg bb pada hari ke 2 dan 3).
Parenteral
 Bila perlu pemberian parenteral keadaan koma,
maka diberikan dosis 200 mg klorokuin basa IM, ½
dosis pada setiap bokong.
 Dosis boleh diulang setiap 6 jam 24 jam maksimal
800 mg klorokuin basa.
 Pengobatan parenteral harus segera dihentikan
bila obat telah dapat diberikan per oral (Sukarban
dan Zunida, 1998).
Parenteral anak-anak

 Chloroquine HCl 5 mg basa/kg BB, IM


setiap 6 jam sampai terapi oral
memungkinkan (Markell et al, 1986)
Kontra indikasi adalah:

1. hipersensitifitas terhadap klorokuin


2. riwayat epilepsi
3. menderita psoriasis
Kina:
 Obat ini dipakai pada daerah dengan resistensi
terhadap klorokuin dan terhadap kombinasi
sulfadoxin-pirimetamin (Fansidar).
 Kina sebaiknya dipakai bersama dengan
antimalarial yang lain terutama pada daerah
yang sudah menunjukkan tanda resistensi
terhadap kina seperti beberapa daerah di
Indonesia, misalnya Papua.
Efek kina:

1. sisontosida darah untuk semua spesies


2. tidak aktif terhadap sison di hati
3. aktif terhadap gametosit P. vivax, P. ovale
dan P. malariae dan P falciparum yang
muda
4. tidak aktif terhadap sporosoit
DosisKina

 Daerah yang masih sensitif terhadap kina:


 8 mg basa /kg bb 3X sehari selama 7 hari
 Daerah yang menunjukkan kegagalan dengan
kina: 8 mg basa/kg bb 3X sehari selama 7 hari
dikombinasi dengan antibiotika tetrasiklin 250
mg 4X sehari selama 7 hari atau doksisiklin
100 mg basa setiap hari selama 7 hari
MALARIA DALAM
KEHAMILAN
Malaria

Ibu Hamil

Kesakitan:
• Anemia
• Demam
• Malaria Cerebral
• Hypoglycemia Janin
• Sepsis puerperalis
Kematian: Keguguran
• Malaria Berat Lahir Mati
• Perdarahan Infeksi Kongenital Bayi Baru
Lahir

BBLR
Prematuritas
IUGR
Malaria
Kematian
KEBIJAKAN PENGOBATAN MALARIA PADA
IBU HAMIL

TANPA KOMPLIKASI MALARIA BERAT:


1. ACT (trimester 2 & 3)
1.  Artesunat im atau iv.
(trimester 2 & 3)
2.
2. Kina (trimester 1)  Kina per-infus
(trimester 1)

PENCEGAHAN:
 Pemeriksaan sediaan
darah malaria pd
kunjungan pertama
kehamilan.
 Pemberian Kelambu
berinsektisida.
1. Pengobatan Malaria Pada Ibu Hamil
Trimester I

H1 Kina 3x2
H2 Kina 3x2
H3 Kina 3x2
H4 Kina 3x2
H5 Kina 3x2
H6 Kina 3x2
H6 Kina 3x2
H7 Kina 3x2
2. Pengobatan Malaria Pada Ibu Hamil
Trimester II - III

40 – 60 kg >60 kg

H1 Artesunat 3 4
Amodiakuin 3 4

H2 Artesunat 3 4
Amodiakuin 3 4
H3 Artesunat 3 4
Amodiakuin 3 4
Kegagalan pengobatan

 Penyebab kegagalan pengobatan:


1. dosis diberikan secara tidak benar
2. obat dimuntahkan sebelum 1 jam (ulangi lagi
pemberian dosis tadi)
3. penyerapan obat yang tidak baik
4. parasit sudah resisten terhadap obat
5. kualitas obat yang kurang baik
 kepatuhan (compliance) pemakai obat
Pencegahan dan Pengobatan
Malaria dalam Kehamilan
 Antenatal care (ANC) terfokus dengan
penyuluhan tentang Malaria
 Penggunaaan insecticide-treated nets (ITNs)
 Pemeriksaan sediaan darah utk malaria
minimal sekali dlm kehamilannya (K1)
 Tetanus toxoid
 Suplement Zat besi/Folat
 Case management pada ibu dengan gejala
malaria
Pencegahan malaria.
1. Ibu hamil. Pencegahan malaria pada ibu
hamil sangat penting karena malaria pada
ibu hamil dapat menyebabkan kematian
janin, aborsi spontan, berat bayi lahir
rendah atau kematian ibu..
2. Sampai saat ini belum ada bukti klinik
bahwa Fansidar menyebabkan gangguan
pada perkembangan fetus.
 Pemberian klorokuin 5 mg/kg bb dosis
tunggal setiap minggu atau 10 mg/kg bb
setiap minggu dibagi menjadi 6 dosis .

 Masalahnya adalah kepatuhan minum


obatnya selama kehamilan yang biasanya
membuat kegagalan.
Wisatawan atau militer.
 Untuk para wisatawan/militer yang akan
mengunjungi/tugas ke daerah malaria yang
masih sensitive terhadap klorokuin, 2 tablet
klorokuin 150 mg basa dapat diberikan setiap
minggunya, diminum 2 minggu sebelum
berangkat, diteruskan selama di sana sampai 2
minggu setelah pulang; atau doksisiklin 100 mg
garam (atau 1.5 mg garam/kg) setiap hari
dapat dipakai juga untuk pencegahan malaria

Anda mungkin juga menyukai