Anda di halaman 1dari 3

Pengobatan

Pemahaman mengenai pathogenesis dan patologi dari virus HHV -6 dapat memberikan
pemahaman yang baik pula mengenai pengobatan pada penyakit yang disebabkan oleh virus
tersebut, salah satunya adalah roseola infantum. Hingga saat ini berdasarkan perspektif klinis
penyakit roseola infantum tanpa penyulit dapat diberikan pengobatan berupa terapi suportif dan
terapi simtomatis1. Terapi suportif dan simptomatis dapat berupa pemberian antipiretik dan
pemberian cairan pada pasien2. Namun pada pasien dengan immunokompromis dapat
dipertimbangkan penambahan terapi antivirus1. Pada pasien dengan immunokompromis apabila
tidak diberikan antiviral dikhawatirkan dapat menyebabkan adanya komplikasi yang luas pada
pasien. Pemberian antiviral pada pasien immunokompromise dapat memberikan efek yang baik
pada pasien dengan komplikasi berat2. Pada salah satu penelitian invitro dan terisolasi yang
menggunakan obat anti CMV seperti gansiklovir, vagansiklovir, dan cidofovir menunjukkan
aktitifitas untuk menekan virus HHV-6 dan HHV-7. Beberapa penilitian yang lain menunjukkan
bahwa obat siklopropavir memiliki efek menekan virus HHV-6 1,2. Namun ada pendapat bahwa
gansiklovir tidak dianjurkan diberikan secara oral karena efek samping yang ditimbulkan seperti
neutropenia. Gansiklovir dan foscarnet masih menjadi first line terapi pada infeksi virus HHV-6,
gansiklovir dapat diberikan secara intravena. Cidofovir merupakan obat dengan efektivitas
paling baik untuk menekan virus HHV-6 secara invitro dan merupakan pilihan selanjutnya
apabila dengan gansiklovir dan foscarnet tidak membaik3,4. Namun hingga sekarang belum
terdapat terapi antiviral yang spesifik untuk mengobati roseola infantum4,5.
Menurut huang dan Lin (2012), dalam penegakan diagnosis roseola infantum terkadang
tumpang tinding dengan infeksi saluran kemih, sehingga penegakkan diagnosis yang benar dan
tepat harus dilakukan. Pemberian antibiotik pada roseola infantum tidak dianjurkan untuk
diberikan sesegera mungkin sedangakan pada infeksi saluran kemih pemberian antibiotik mutlak
diberikan secepatnya. 6
Untuk

pencegahan

teraktivasinya

virus

HHV-6

pada

pasien

dengan

kondisi

immunosupresan seperti pada pasien dengan transplantasi, pemberian gansiklovir dapat


dipertimbangkan untuk diberikan kepada pasien5,6. Pada saat ini masih terus dilakukan penelitian
dan pengembangan mengenai penatalaksanaan dan pencegahan dari penyakit roseola infantum
yang disebabkan oleh virus HHV-6 untuk mencegah komplikasi salah satunya yaitu
ensefalopati5,6,7,8

.
KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi dari roseola infantum
1. Kejangdemam.
Suhu tubuh anak dapat dengan cepat meningkat sehingga menyebabkan
kejang. Hampir 20-30% pasien anak dengan kejang demam merupakan pasien yang
dirawat juga dengan infeksi HHV-6.8.9
2. Encephalitis.
Apabila infeksi sampai menuju otak dapat menyebabkan ensefalitis dan ensefalopati
3. Meningitis.
Berdasarkan penilitian A. Hoshino et al (2012), pasien anak dengan ensefalopati
memiliki riwayat penyakit yang disebabkan oleh virus HHV-6 yaitu roseola infantum
dan menempati urutan kedua sebagai penyebab terbanyak ensefalopati. 4
Prognosis Exantem Subitum
Prognosis Roseola adalah dubia (tidak dapat diramalkan) karena pada anak dengan
keadaan umum baik dan imunokompeten dapat bertahan tanpa adanya komplikasi dan dapat
sembuh dengan sendiri,akan tetapi pada anak dengan keadaan imunosupresed maka infeksi dapat
menjadi kronis dan timbul komplikasi yang dapat menyebabkan kematian.2,10

1. Wolz MM, Sciallis GF, Pittekow MR (2012). Human Herpesviruses 6,7, and 8
from a dermatologic Prespective. Mayo Clin Proc, 87(10):1004-1014.
2. Stone RC, Micalli GA, Schwartz RA (2014). Roseola Infantum and its causal
human herpesvirus. Intern J derm, 53: 397-403
3. Evans CM, Kudesia G, Mckendrick M (2013).Management of Herpesvirus
Infections. Int J of Microbiol Agent, 42:119-128.
4. Hoshino AI, Saitoh M, Oka A et al. (2012). Epidemiology of Acute
Encephalopahty in Japan, with Emphasis on the Association of Virus and
Syndromes. J Brain and Development, 34(5): 337-343.
5. Bhagatula M, Powell C (2012). Common Superficial Skin Infection and
Infestation. Pediatric and Child Health , 21(3): 132-136.
6. Huang CT, Lin LH (2013). Differentiating Roseola Infantum with Pyuria From
Urinary Tract Infection . J Pediatr Int, 55:213-218.
7. Morisette G, Flamand L (2010). Herpesviruses and Chromosome Integration.
J Virol, 84(23): 12100-12109.
8. Lainna I, Syriopoulou VP, Daikos LG et al (2010). Febrile seizure and Primary
Human Herpes Virus 6 Infection. J Pediatr Neurol, 42: 28-31.
9. Caserta MT, Krug LT, Pellet PE (2014). Roseoloviruses: Unmeet Needs and
Research Prioroties. J coviro, 9:167-169.
10.Richard MN, Whitley KJ (2014). The Development of New Therapies for Human
Herpes Virus 6. J covir, 9:148-153.

Anda mungkin juga menyukai