Anda di halaman 1dari 4

Jenis imunisasi pada anak yang direkomendasikan

1. Influenza
Vaksin influenza tahunan (annual influenza vaccine) sangat dianjurkan untuk diberikan
pada anak dengan risiko tinggi terjadinya infeksi influenza berat serta komplikasinya.
Pengaruh virus influenza terhadap terjadinya wabah disebabkan karena sifat virus
influenza yang dapat menyebabkan viral shift & viral drift. Pada antigenic drift: terjadi
perubahan kecil HA atau NA, yang merupakan mutasi asam amino, dapat terjadi setiap 1
atau beberapa tahun dalam satu subtipe. Perubahan ini tidak menghasilkan subtipe baru.
Namun dapat menyebabkan terjadinya epidemi (wabah). Sedangkan antigenic shift
merupakan variasi genetik mayor pada HA dan/atau NA mengakibatkan munculnya
sebuah virus ’’baru”.1
Virus influenza cenderung mengadakan perubahan pada hemaglutinin sehingga
menyebabkan hilangnya kekebalan akibat vaksinasi influenza. Oleh karena itu, galur
(strain) vaksin harus disesuaikan setiap musim untuk mendapatkan galur terbaru yang
bersirkulasi.1
2. Measles Rubella
Vaksin Measles Rubella (MR) merupakan vaksinisasi yang digunakan dalam
memberikan kekebalan terhadap penyakit campak (measles) dan campak jerman
(rubella). Campak dan rubella itu sendiri adalah penyakit infeksi menular yang terjadi
melalui saluran nafas yang di sebabkan oleh virus campak dan rubella. Virus ini cara
penularannya melalui batuk dan bersin. Gejala dari penyakit campak akan nampak
muncul sekitar 10 hari setelah infeksi, dan ruam coklat kemerahan yang muncul tampak
sekitar 14 hari setelah infeksi.2
Dalam vaksin MR antigen yang di pakai adalah virus campak strain Edmonson yang
dilemahkan, virus rubella strai RA 27/3, dan virus gondog.Vaksin ini diberikan pada
anak usia 9 bulan sampai dengan kurang dari 15 tahun, tetapi bagi anak yang
sebelummya sudah melakukan vaksin campak vaksin MR ini tetap diberikan. Tujuan
pemberian vaksin MR yaitu untuk merangsang terbentuknya imunitas atau kekebalan
terhadap penyakit campak, dan rubella. Manfaat pemberian vaksin MR adalah untuk
memberikan perlindungan terhadap kedua penyakit tersebut pada saat yang bersamaan.2
3. JE (Japanese Ensefalitis)
Japanese encephalitis (JE) adalah salah satu penyakit virus ensefalitis yang serius,
ditemukan di seluruh dunia terutama di Asia, Pasifik bagian barat, dan di Australia
bagian utara. JE disebabkan oleh infeksi virus Japanese Encephalitis (JEV). Terdapat 4
jenis vaksin di dunia dan digunakan dalam program imunisasi, yaitu: Live-attenuated
vaccine (strain SA 14-14-2), Inactivated Vero cell-derived vaccine (JE-VC), Inactivated
mouse brain-derived vaccine (JE-MB), Live attenuated chimeric vaccine (gen dari
yellow fever 17D) (IMOJEV).3
Di Indonesia vaksinasi JE sudah dimasukkan dalam jadwal imunisasi Ikatan Dokter
Anak Indonesia (IDAI) 2017, dimulai saat anak berusia 12 bulan dan diulang saat umur
24 bulan hingga 3 tahun, namun belum menjadi program rutin/hanya untuk daerah
endemis.3
Vaksin live attenuated chimeric vaccine (IMOJEV) direkomendasikan untuk anak lebih
dari 9 bulan. Pada usia 9 bulan hingga kurang dari 18 tahun diberikan 1 dosis dan perlu
booster pada 1 sampai 2 tahun kemudian (bila tinggal di daerah endemis). Pada usia
lebih dari 18 tahun cukup 1 dosis; tidak perlu booster pada orang dewasa, karena titer
proteksi tetap tinggi hingga 5 tahun setelah pemberian dosis tunggal.3
4. Varisela
Di Indonesia vaksin varisela pertama kali dipasarkan tahun 1997. Sampai saat ini uji
klinik telah dilakukan pada ribuan individu berbagai usia. Vaksin varisela hidup yang
dilemahkan (galur Oka) pada penelitian ini aman, dapat ditoleransi dengan baik dan
memberikan tingkat perlindungan yang tinggi pada pemberian dosis tunggal bagi anak
sehat usia 1 - 12 tahun.4
Imunisai varisela diberikan mulai umur 12 – 18 bulan. Pada umur 1 – 12 tahun diberikan
2 dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan. Pada umur 13 tahun atau lebih
diberikan 2 dosis dengan interval 4 sampai 6 minggu.5
5. Hep A
Imunisasi Hepatitis A diberikan mulai umur 2 tahun, 2x dengan interval 6 – 12 bulan,
sedangkan di dalam jadwal 2020 diberikan mulai umur 1 tahun, dosis ke-2 diberikan
setelah 6 bulan sampai 18 bulan kemudian.5
6. Dengue
Vaksinasi dengue pada individu seropositif memberikan proteksi jangka panjang
terhadap dengue simptomatik, sedangkan pada individu sero-negatif terdapat periode
transisi saat pasien memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami rawat inap akibat
infeksi dengue atau dengue berat. vaksin dapat mencegah dengue berat (kriteria IDMC)
dan demam berdarah dengue pada resipien seropositif sekitar 93,2% dan 92,9%. Respons
vaksin pada setiap individu berbeda, beberapa faktor yang memengaruhi diantaranya
adalah usia, infeksi lampau dan transmisi dengue di masing-masing daerah atau negara.6
Resipien seronegatif tidak mendapatkan proteksi yang signifikan. kelompok dengue
seropositif memiliki risiko rawat inap dan dengue berat yang konsisten berada <1,
artinya vaksin dengue bersifat protektif.15-17 Risiko rawat inap dan dengue berat antara
resipien vaksin seronegatif dibandingkan dengan kontrol tidak bermakna baik secara
statistik maupun secara klinis.6
Di dalam keterangan jadwal imunisasi 2017 tertulis imunisasi dengue diberikan pada
usia 9-16 tahun dengan jadwal 0,6,12 bulan. Di dalam jadwal 2020 ditambahkan
prasyarat : diberikan pada anak umur 9 – 16 tahun yang pernah dirawat dengan diagnosis
dengue dan dikonfirmasi dengan deteksi antigen (rapid dengue test NS-1 atau PCR
ELISA), atau IgM anti dengue. Bila tidak ada konfirmasi tersebut dilakukan pemeriksaan
serologi IgG anti dengue untuk membuktikan apakah pernah terinfeksi dengue.5
7. HPV
Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) risiko tinggi merupakan penyebab utama
terjadinya kanker serviks. Vaksin HPV efektif mencegah kanker serviks dengan cakupan
vaksinasi yang bervariasi. Pada umumnya belum optimal, baik untuk inisiasi vaksinasi
maupun kelengkapan dosisnya.6 Vaksin HPV sudah tersedia di Indonesia dan
merupakan salah satu imunisasi pilihan yang dianjurkan oleh Ikatan Dokter Anak
Indonesia.7 Di Indonesia, vaksinasi HPV masih dalam proses inisiasi sebagai program
nasional, diberikan kepada siswi kelas 5 (dosis pertama) dan 6 (dosis kedua) SD/MI
melalui program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).7
Vaksinasi HPV pada remaja merupakan suatu intervensi baru, untuk meningkatkan
penerimaan vaksin ini, remaja harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang
pentingnya vaksinasi, manfaat, dan risikonya.9 Berbeda dengan vaksinasi anak,
vaksinasi pada remaja merupakan kondisi khusus karena memerlukan persetujuan dari
remaja tersebut (assent) selain persetujuan dari orang tua (consent).7
Vaksin HPV dapat diberikan pada anak perempuan umur 9 – 14 tahun 2 kali dengan
jarak 6 – 15 bulan (atau pada program BIAS kelas 5 dan 6). Umur 15 tahun atau lebih
diberikan 3 kali dengan jadwal 0, 1, 6 bulan (vaksin bivalen) atau 0, 2, 6 bulan (vaksin
quadrivalen).5
DAFTAR PUSTAKA
1. Hadinegoro, S. R. S., & Soedjatmiko, S. (2016). Rekomendasi Satgas Imunisasi. Sari
Pediatri, 8(1), 84. https://doi.org/10.14238/sp8.1.2006.84-92
2. Putri, A., Aslinar, A., & Desiana, D. (2020). Hubungan Pengetahuan Tentang Vaksin Mr
(Measles Rubella) Dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Keikutsertaan
Imunisasi Mr Di Desa Lam Bheu, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar.
Jurnal Ilmu Kedokteran Dan Kesehatan, 7(1), 334–341.
https://doi.org/10.33024/jikk.v7i1.2365
3. Kurniawan, R. (2018). Vaksin Japanese Encephalitis : Manfaat dan Komplikasi. Cermin
Dunia Kedokteran, 45(12), 896–900.
http://www.kalbemed.com/DesktopModules/EasyDNNNews/DocumentDownload.ashx?
portalid=0&moduleid=471&articleid=333&documentid=120
4. Satari, H. I., Hadinegoro, S. R., Tumbelaka, A. R., Abdoerrachman, H., Han, H. H., & H,
B. (2016). Imunogenitas dan Keamanan Vaksin Varisela pada Anak Sehat. Sari Pediatri,
3(4), 202. https://doi.org/10.14238/sp3.4.2002.202-5
5. Soedjatmiko, S., Sitaresmi, M. N., Hadinegoro, S. R. S., Kartasasmita, C. B., Moedjito,
I., Rusmil, K., Siregar, S. P., Munasir, Z., Prasetyo, D., & Sarosa, G. I. (2020). Jadwal
Imunisasi Anak Umur 0 – 18 tahun Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Tahun
2020. Sari Pediatri, 22(4), 252. https://doi.org/10.14238/sp22.4.2020.252-60
6. Satari, H. I., & Adilla, S. F. (2019). Keamanan Vaksin Dengue pada Anak. Sari Pediatri,
21(2), 129. https://doi.org/10.14238/sp21.2.2019.129-37
7. Arifah, K., Damayanti, W., & Sitaresmi, M. N. (2017). Kesediaan Mendapat Vaksinasi
Human Papilloma Virus pada Remaja Putri Di Yogyakarta. Sari Pediatri, 18(6), 430.
https://doi.org/10.14238/sp18.6.2017.430-5

Anda mungkin juga menyukai