Anda di halaman 1dari 5

Skenario 2. Apakah Benar Jantungku Sehat?

Seorang pria usia 40 tahun datang ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan. Pria tersebut pernah mengalami serangan jantung, yang ditandai
dengan nyeri dada waktu 3 bulan yang lalu. Anaknya yang sedang bersekolah di
fakultas kedokteran menyarankannya untuk memeriksakan diri kembalu ke
dokter. Namun, pria tersebut merasa sudah sehat dan tidak memiliki keluarga
yang menderita penyakit jantung. Apa yang perlu ada lakukan sebagai dokter?
Step 1. Kata Sukar dan Kalimat Kunci
a. Kata Sukar
1. Nyeri : Kondisi ketika seseroang merasakan perasaan yaang tidak
nyaman atau tidak menyenangkan yang disebabkan oleh kerusakan
jaringan yang telah rusak atau berpotensi rusak atau dapat dikatakan
sebagai tanda bahwa tubuh sedang tidak berada dalam kondisi optimal.
b. Kalimat Kunci
1. Seorang pria usia 40 tahun datang ke rumah sakit untuk melakukan
pemeriksaan kesehatan.
2. Pria tersebut pernah mengalami serangan jantung, yang ditandai dengan
nyeri dada waktu 3 bulan yang lalu
3. Pria tersebut merasa sudah sehat dan tidak memiliki keluarga yang
menderita penyakit jantung.
Step 2. Identifikasi Masalah
1. Bagaimana anamnesis yang dilakukan terkait skenario?
2. Bagaimana pemeriksaan fisik dan penunjang yang dilakukan pada pasien?
3. Apa saja faktor resiko serangan jantung?
4. Apa hubungan antara umur dan jenis kelamin dengan penyakit jantung?
5. Apa hubungan antara pola hidup dengan penyakit jantung?
6. Apa saja bunyi jantung tambahan?
7. Bagaimana cara pencegahan dan edukasi pasien serangan jantung?
8. Bagaimana cara kerja jantung secara normal?
9. Apakah ada kemungkinan pasien mengalami serangan jantung kembali?
Step 3. Hipotesis Sementara
1. Pada anamnesis yang dapat ditanyakan, ialah :
a) Identitas diri pasien, meliputi nama, umur, pekerjaan, dll.
b) Keluhan utama yang meliputi durasi, jenis, sifat, dan daerah keluhan.
c) Keluhan penyerta, seperti sesak nafas, mual, muntah, pusing, dan
kejang.
d) Riwayat penyakit dahulu.
e) Riwayat penyakit sekarang.
f) Riwayat penyakit keluarga.
g) Riwayat pengobatan.
h) Riwayat sosial ekonomi.
2. Pemeriksaan fisik meliputi, inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
a) Inspeksi, pada inspeksi dapat diamati kesimetrisan lapang dada, bentuk
perikardium, dan bentuk apeks jantung. Melihat lokalisasi ictus cordis
yang biasanya terletak di ICS 5 sinistra.
b) Palpasi, dilakukan pada daerah ictus cordis untuk menilai kuat angkat,
frekuensi, dan kualitasnya.
c) Perkusi, dilakukan dengan tujuan mengetahui batas-batas jantung, dan
menentukan letak apeks jantung apabila tidak tampak pulsasi pada
inspeksi.
d) Auskultasi, untuk mendengar bunyi jantung normal dan bunyi jantung
tambahan.
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan, ialah EKG, MRI atau CT
scan, tes darah, rontgen thoraks, dan angiografi koroner.
3. Faktor resiko serangan jantung terbagi menjadi faktor yang dapat
dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan.
a) Faktor yang tidak dapat dikendalikan ialah : umur (dimana semakin tua
seseorang semakin besar pula resikonya), dan jenis kelamin (dimana
pria memiliki resiko lebih besar dibanding wanita yang resikonya
meningkat setelah menopause)
b) Faktor yang dapat diubah seperti : dislipidemia, tekanan darah tinggi,
merokok, penyakit DM, stres, kelebihan berat badan dan obesitas.
4. Semakin besar umur seseorang, maka ia akan semakin beresiko terkena
penyakit jantung, karena seiring terjadinya penuaan, organ tubuh pun
mengalami penurunan fungsi. Sedangkan, hubungan jenis kelamin dengan
penyakit jantung ialah, seorang laki-laki memiliki resiko terkena penyakit
jantung lebih besar dibandingkan wanita yang belum menopause. Setelah
menopause, resiko pada wanita mengalami peningkatan, karena adanya
penurunan kadar hormon estrogen yang berperan penting dalam
melindungi pembuluh darah dari kerusakan.
5. Seseorang dengan pola hidup yang sehat, seperti mengonsumsi makanan
bergizi dan rendah lemak, rajin berolahra, tidak merokok dan
mengonsumsi alkohol, memiliki resiko terkena serangan jantung lebih
kecil dibandingkan dengan seseorang yang memiliki pola hidup yang tidak
sehat.
6. Terdapat beberapa bunyi jantung, yaitu :
a) Bunyi jantung tambahan pada sistole, terdiri dari bunyi injeksi dini
(early injection sound) dan bunyi klik yang terdengar pada midsistole
dan akhir sistole
b) Bunyi jantung tambahan pada diastole.
c) Ekstrakardial, bunyi yang terdengar pada fase sistolik dan diastolik
akibat pergesekkan perikardium visceral dan parietal. Umumnya
dijumpai pada pasien perikarditis.
d) Bising jantung atau murmur, bunyi yang terjadi akibat adanya getaran
yang timbul dalam intensitas waktu yang cukup lama.
e) Cardiac murmur, penyempitan pada katup dan aliran darah yang terjadi
secara cepat.
7. Untuk mencegah terjadinya serangan jantung, yang dapat dilakukan ialah :
a) Mengonsumsi makanan bergizi seimbang, rendah lemak, dan tinggi
serat.
b) Berolahraga secara teratur yang dapat membantu memperkuat jantung
dan sistem perkembangan darah, menurunkan kadar kolestrol, dan
tekanan darah.
c) Hindari merokok, rokok merupakan faktor resiko utama penyakit
jantung, dan dapat memicu serta memperburuk penyakit arteri koroner.
Asap rokok dapat meningkatkan kadar CO2 dalam darah dan
meningkatkan hemoglobin mengangkut CO2 sehingga dapat
memperberat kerja jantung.
d) Rutin memeriksakan kesehatan, untuk mengetahui kondisi kesehatan
pasien, kadar kolestrol dan gula darah.
e) Menjaga berat badan ideal.
f) Mengelola stres dengan baik.
8. Darah yang mengandung CO2 akan disalurkan melalui vena cava. Vena
cava inferior dan superior mengumpulkan darah dari sirkulasi vena dan
mengalirkan darah yang kaya CO2 tersebut ke jantung sebelah kanan.
Darah masuk ke atrium kanan, melalui katup trikuspidalis menuju
ventrikel kanan, kemudian diteruskan ke paru-paru melalui katup
pulmonal. Darah yang kaya CO2 akan mengalami oksigenasi di paru-paru,
dan menjadi kaya akan O2. Darah ini kemudian diteruskan menuju atrium
kiri melalui keempat vena pulmonalis. Dari atrium kiri, darah mengalir ke
ventrikel kiri melalui katup mitral dan selanjutnya dipompakan ke aorta.
Tekanan arteri yang dihasilkan dari kontraksi ventrikel kiri, disebut
sebagai tekanan darah sistolik. Setelah ventrikel kiri berkontraksi
maksimal, ventrikel ini mulai mengalami relaksasi dan darah dari atrium
kiri akan mengalir ke ventrikel ini. Tekanan dalam arteri akan segera turun
saat ventrikel terisi darah, dan kemudian dinamakan sebagai tekanan darah
diastolik. Kedua atrium berkontraksi secara bersamaan, sama halnya
dengan kedua ventrikel.
9. Apabila pasien tidak menjalani pola hidup yang sehat, maka terdapat
kemungkinan ia menderita serangan jantung kembali. Namun, jika ia
menjalani pola hidup sehat dengan baik, maka pasien mungkin dapat
terhindar dari serangan jantung kembali.
Step 4. Klarifikasi dan Mind Mapping
Klarifikasi : -
Mind Mapping : Felix
Step 5. Learning Objective
1. Menjelaskan anamnesis terkait skenario.
2. Menjelaskan pemeriksaan fisik terkait skenario.
3. Menjelakan pemeriksaan penunjang terkait skenario.
4. Menjelaskan faktor resiko dari penyakit jantung.
5. Menjelaskan diagnosis banding terkait skenario.
6. Menjelaskan pencegahan dan edukasi pasien terkait penyakit jantung.

Anda mungkin juga menyukai