Disusun Oleh :
Kelompok 3
1.Amelia Sari
2. Ezra Ledya Sinaga
3.Marya Agustina
4.M.Abdul Karim
5.Nurtri Arbina Oktoviana RG
6.Suvma Ayu Pirli
Dosen Pembimbing : Aguscik
Page 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Asuhan Keperawatan HIV / AIDS Pada
Anak
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Palembang,
Mei 2014
Penyusun
Page 2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan..................................................................................................................4
1.2 Tujuan Makalah ............................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi AIDS..........................................................................................................................6
2.2 Definisi HIV.................................................................................................................6
2.3 Etiologi.........................................................................................6
2.4 Manifestasi Klinis.....................................................................................7
2.5 Patofisiologi .................................9
2.6 Pathway............................................11
2.7 Komplikasi .....................12
2.8 Pemeriksaan Penunjang ...................................................................13
2.9 Penatalaksanaan..........................................................14
ASUHAN KEPERAWATAN HIV / AIDS PADA ANAK
2.10 Pengkajian .................................................................16
2.11 Diagnosa Keperawatan .............17
2.12 Intervensi Dan Rasional......................................................22
BAB III PENUTUP
Kesimpulan Dan Saran...................................................................................................................26
DaAFTAR PUSTAKA......27
Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diperkirakan bahwa, untuk waktu mendatang yang dapat diduga, sedikitnya 500.000
bayi akan terlahir terinfeksi HIV setiap tahun, kebanyakan dalam negara penghasilan rendah
dengan epidemi generalized. Penularan HIV dari ibu-ke-bayi bertanggung jawab untuk
hampir semua 2,3 juta (1,7-3,5 juta) anak di bawah usia 15 tahun yang diperkirakan hidup
dengan HIV, hampir 90 persen di Afrika sub-Sahara. Diperkirakan bahwa, dari anak tersebut,
780.000 membutuhkan terapi antiretroviral (ART), dan bahwa, pada 2006, 380.000 anak di
bawah usia 15 tahun meninggal karena alasan terkait AIDS. Walaupun ada peningkatan 40
persen dalam jumlah anak yang menerima ART pada 2006, hanya 6 persen orang yang
memakai ART secara global adalah anak, sementara 14 persen mereka yang membutuhkan
ART adalah anak. Program nasional yang mampu melaporkan berdasarkan usia menunjukkan
bahwa sangat sedikit anak yang mendapatkan ART adalah di bawah usia 2 tahun.
ART dan pengobatan untuk infeksi oportunistik yang terjangkau semakin tersedia
tetapi hal ini memberi sedikit manfaat pada bayi bila mereka tidak dapat didiagnosis secara
dini. Kebanyakan anak yang terinfeksi HIV meninggal di bawah usia 2 tahun dan kurang
lebih 33 persen meninggal di bawah usia 1 tahun [3-5]. Sayangnya menafsirkan hasil dari tes
darah (antibodi) dipakai untuk orang dewasa yang tersedia paling luas adalah sulit untuk bayi
di bawah usia 9-12 bulan. Hasil antibodi-negatif memberi kesan bahwa bayi tidak terinfeksi.
Hasil antibodi-positif tidak memastikan bayi terinfeksi karena antibodi ibu pada anak yang
terlahir oleh ibu terinfkesi HIV dapat ditahan; oleh karena itu, tes virologis adalah cara yang
dibutuhkan untuk mendiagnsosis HIV pada bayi. Penyusuan, walau terkait dengan ketahanan
hidup yang lebih baik, menempatkan bayi dalam risiko tertular HIV selama masa penyusuan,
walau bayi tidak terinfeksi pada awal
B. Tujuan Makalah
1. Tujuam Umum
Mahasiswa/mahasiswi dapat membuat asuhan keperawatan pada anak dengan HIV/AIDS
2. Tujuan Khusus
a.
Page 4
e.
f.
Page 5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
AIDS adalah penyakit yang berat yang ditandai oleh kerusakan imunitas seluler yang
disebabkan oleh retrovirus (HIV) atau penyakit fatal secara keseluruhan dimana kebanyakan
pasien memerlukan perawatan medis dan keperawatan canggih selama perjalanan penyakit.
(Carolyn, M.H.1996:601)
AIDS (Acquired immunodeficiency syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit
akibat menurunnya system kekebalan tubuh secara bertahap yang disebabkan oleh infeksi
Human Immunodeficiency virus (HIV). (Mansjoer, 2000:162)
Jadi HIV adalah infeksi virus yang secara progresif menghancurkan sel-sel darah
putih Infeksi oleh HIV biasanya berakibat pada kerusakan sistem kekebalan tubuh secara
progresif, menyebabkan terjadinya infeksi oportunistik dan kanker tertentu (terutama pada
orang dewasa).
B. Etiologi
Penyebab penyakit AIDS adalah HIV yaitu virus yang masuk dalam kelompok
retrovirus yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan tubuh manusia.
Penyakit ini dapat ditularkan melalui penularan seksual, kontaminasi patogen di dalam darah,
dan penularan masa perinatal.
1.
faktor risiko untuk tertular HIV pada bayi dan anak adalah :
a)
2. Cara Penularan
Penularan HIV dari ibu kepada bayinya dapat melalui:
a) Dari ibu kepada anak dalam kandungannya (antepartum)
Ibu hamil yang terinfeksi HIV dapat menularkan virus tersebut ke bayi yang
dikandungnya. Cara transmisi ini dinamakan juga transmisi secara vertikal. Transmisi dapat
terjadi melalui plasenta (intrauterin) intrapartum, yaitu pada waktu bayi terpapar dengan
darah ibu.
Asuhan Keperawatan HIV AIDS pada Anak
Page 6
Bayi baru lahir terpajan oleh cairan tubuh ibu yang terinfeksi
Pada ibu yang terinfeksi HIV, ditemukan virus pada cairan vagina 21%, cairan aspirasi
lambung pada bayi yang dilahirkan. Besarnya paparan pada jalan lahir sangat dipengaruhi
dengan adanya kadar HIV pada cairan vagina ibu, cara persalinan, ulkus serviks atau vagina,
perlukaan dinding vagina, infeksi cairan ketuban, ketuban pecah dini, persalinan prematur,
penggunaan elektrode pada kepala janin, penggunaan vakum atau forsep, episiotomi dan
rendahnya kadar CD4 pada ibu.
Ketuban pecah lebih dari 4 jam sebelum persalinan akan meningkatkan resiko
transmisi antepartum sampai dua kali lipat dibandingkan jika ketuban pecah kurang dari 4
jam sebelum persalinan.
gagal tumbuh
Asuhan Keperawatan HIV AIDS pada Anak
Page 7
b.
c.
anemia,
d.
panas berulang,
e.
limfadenopati, dan
f.
hepatosplenomegali
Gejala yang menjurus kemungkinan adanya infeksi HIV adalah adanya infeksi
oportunistik, yaitu infeksi dengan kuman, parasit, jamur, atau protozoa yang lazimnya
tidak memberikan penyakit pada anak normal. Karena adanya penurunan fungsi imun,
terutama imunitas selular, maka anak akan menjadi sakit bila terpajan pada organisme
tersebut, yang biasanya lebih lama, lebih berat serta sering berulang. Penyakit tersebut antara
lain kandidiasis mulut yang dapat menyebar ke esofagus, radang paru karenaPneumocystis
carinii, radang paru karena mikobakterium atipik, atau toksoplasmosis otak. Bila anak
terserang Mycobacterium tuberculosis, penyakitnya akan berjalan berat dengan kelainan luas
pada paru dan otak. Anak sering juga menderita diare berulang.
Manifestasi klinis lainnya yang sering ditemukan pada anak adalah pneumonia
interstisialis limfositik, yaitu kelainan yang mungkin langsung disebabkan oleh HIV pada
jaringan paru. Manifestasi klinisnya berupa
a.
hipoksia,
b.
sesak napas,
c.
d.
limfadenopati.
e.
Secara radiologis terlihat adanya infiltrat retikulonodular difus bilateral, terkadang dengan
adenopati di hilus dan mediastinum.
Manifestasi klinis yang lebih tragis adalah yang dinamakan ensefalopati kronik yang
mengakibatkan hambatan perkembangan atau kemunduran ketrampilan motorik dan daya
intelektual, sehingga terjadi retardasi mental dan motorik. Ensefalopati dapat merupakan
manifestasi primer infeksi HIV. Otak menjadi atrofi dengan pelebaran ventrikel dan
kadangkala terdapat kalsifikasi. Antigen HIV dapat ditemukan pada jaringan susunan saraf
pusat atau cairan serebrospinal.
Page 8
gambaran
demam
nonspesifik
(>2
lebih
dari
bulan)
gagal
D. Patofisiologi
HIV secara khusus menginfeksi limfosit dengan antigen permukaan CD4, yang
bekerja sebagai reseptor viral. Subset limfosit ini, yang mencakup limfosit penolong dengan
peran kritis dalam mempertahankan responsivitas imun, juga meperlihatkan pengurangan
bertahap bersamaan dengan perkembangan penyakit. Mekanisme infeksi HIV yang
menyebabkan penurunan sel CD4.
HIV secara istimewa menginfeksi limfosit dengan antigen permukaan CD4, yang
bekerja sebagai reseptor viral. Subset limfosit ini, yang mencakup linfosit penolong dengan
Page 9
Page 10
. Pathway
Kuman mengeluarkan endotoksin
Etiologi ( retro virus )
Penurunan sel
Cd4Kandidiasis
leukosit
Melepas zat prostglandiN E2
Invasi virus
ke dlm tubuh
Menfinfeksi bronkus
Masuk Ke Sirkulasi
pirogenendokrin)
masuk ke sal.gastrointestinal
mencapai
hipotalamus
Aktivitas bronkus berkurang
hipertemi
Penumpukan secret
Batuk inefektif
Bersihan jalan nafas tidak efektif
Diare
Intake tidak
adekuat
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
tidak nafsu
makan
Lemah. lesu
F. Komplikasi
Page 11
1.
Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral, gingivitis, peridonitis
Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral, nutrisi, dehidrasi, penurunan berat
badan, keletihan dan cacat. Kandidiasis oral ditandai oleh bercak-bercak putih seperti krim
dalam rongga mulut. Jika tidak diobati, kandidiasis oral akan berlanjut mengeni esophagus
dan lambung. Tanda dan gejala yang menyertai mencakup keluhan menelan yang sulit dan
rasa sakit di balik sternum (nyeri retrosternal).
2.
Neurologik
a) ensefalopati HIV atau disebut pula sebagai kompleks dimensia AIDS (ADC; AIDS dementia
complex). Manifestasi dini mencakup gangguan daya ingat, sakit kepala, kesulitan
berkonsentrasi, konfusi progresif, perlambatan psikomotorik, apatis dan ataksia. stadium
lanjut mencakup gangguan kognitif global, kelambatan dalam respon verbal, gangguan
efektif seperti pandangan yang kosong, hiperefleksi paraparesis spastic, psikosis, halusinasi,
tremor, inkontinensia, dan kematian.
b) Meningitis kriptokokus ditandai oleh gejala seperti demam, sakit kepala, malaise, kaku
kuduk, mual, muntah, perubahan status mental dan kejang-kejang. diagnosis ditegakkan
dengan analisis cairan serebospinal.
3.
Gastrointestinal
a) Wasting syndrome kini diikutsertakan dalam definisi kasus yang diperbarui untuk penyakit
AIDS. Kriteria diagnostiknya mencakup penurunan BB > 10% dari BB awal, diare yang
kronis selama lebih dari 30 hari atau kelemahan yang kronis, dan demam yang kambuhan
atau menetap tanpa adanya penyakit lain yang dapat menjelaskan gejala ini.
b) Diare karena bakteri dan virus, pertumbuhan cepat flora normal, limpoma, dan sarcoma
Kaposi. Dengan efek, penurunan berat badan, anoreksia, demam, malabsorbsi, dan dehidrasi.
c) Hepatitis karena bakteri dan virus, limpoma,sarcoma Kaposi, obat illegal, alkoholik. Dengan
anoreksia, mual muntah, nyeri abdomen, ikterik,demam atritis.
d) Penyakit Anorektal karena abses dan fistula, ulkus dan inflamasi perianal yang sebagai akibat
infeksi, dengan efek inflamasi sulit dan sakit, nyeri rektal, gatal-gatal dan diare.
4. Respirasi
Pneumocystic Carinii. Gejala napas yang pendek, sesak nafas (dispnea), batuk-batuk, nyeri
dada, hipoksia, keletihan dan demam akan menyertai pelbagi infeksi oportunis, seperti yang
disebabkan oleh Mycobacterium Intracellulare (MAI), cytomegalovirus, virus influenza,
pneumococcus, dan strongyloides.
5. Dermatologik
Asuhan Keperawatan HIV AIDS pada Anak
Page 12
Lesi kulit stafilokokus : virus herpes simpleks dan zoster, dermatitis karena xerosis, reaksi
otot, lesi scabies/tuma, dan dekobitus dengan efek nyeri, gatal, rasa terbakar, infeksi sekunder
dan sepsis. Infeksi oportunis seperti herpes zoster dan herpes simpleks akan disertai dengan
pembentukan vesikel yang nyeri dan merusak integritas kulit.
moluskum kontangiosum merupakan infeksi virus yang ditandai oleh pembentukan plak
yang disertai deformitas. dermatitis sosoreika akan disertai ruam yang difus, bersisik dengan
indurasi yang mengenai kulit kepala serta wajah.penderita AIDS juga dapat memperlihatkan
folikulitis menyeluruh yang disertai dengan kulit yang kering dan mengelupas atau dengan
dermatitis atopik seperti ekzema dan psoriasis.
6. Sensorik
a) Pandangan : Sarkoma Kaposi pada konjungtiva atau kelopak mata : retinitis sitomegalovirus
berefek kebutaan
b) Pendengaran : otitis eksternal akut dan otitis media, kehilangan pendengaran dengan efek
nyeri yang berhubungan dengan mielopati, meningitis, sitomegalovirus dan reaksi-reaksi
obat.
G. Pemeriksaan penunjang
1. Tes untuk diagnose infeksi HIV
Menurut Hidayat (2008) diagnosis HIV dapat tegakkan dengan menguji HIV. Tes ini
meliputi
a)
ELISA, latex agglutination Penilaian Elisa dan latex agglutination dilakukan untuk
mengidentifikasi adanya infeksi HIV atau tidak, bila dikatakan positif HIV harus dipastikan
dengan tes western blot.
Page 13
H. Penatalaksanaan
1.
Perawatan
Menurut Hidayat (2008) perawatan pada anak yang terinfeksi HIV antara lain:
a) Suportif dengan cara mengusahakan agar gizi cukup, hidup sehat dan mencegah
kemungkinan terjadi infeksi
b) Menanggulangi infeksi opportunistic atau infeksi lain serta keganasan yang ada.
c)
Menghambat replikasi HIV dengan obat antivirus seperti golongan dideosinukleotid, yaitu
azidomitidin (AZT) yang dapat menghambat enzim RT dengan berintegrasi ke DNA virus,
sehingga tidak terjadi transkripsi DNA HIV
Dalam menangani pasien HIV dan AIDS tenaga kesehatan harus selalu memperhatikan
perlindungan universal (universal precaution)
2.
Pengobatan
Page 14
c) Pengobatan penting adalah pemberian antiretrovirus atau ARV. Riset mengenai obat ARV
terjadi sangat pesat, meskipun belum ada yang mampu mengeradikasi virus dalam bentuk
DNA proviral pada stadium dorman di sel CD4 memori. Pengobatan infeksi HIV dan AIDS
sekarang menggunakan paling tidak 3 kelas anti virus, dengan sasaran molekul virus dimana
tidak ada homolog manusia. Obat pertama ditemukan pada tahun 1990, yaitu Azidothymidine
(AZT) suatu analog nukleosid deoksitimidin yang bekerja pada tahap penghambatan kerja
enzim transkriptase riversi. Bila obat ini digunakan sendiri, secara bermakna dapat
mengurangi kadar RNA HIV plasma selama beberapa bulan atau tahun. Biasanya
progresivitas penyakti HIV tidak dipengaruhi oleh pemakaian AZT, karena pada jangka
panjang virus HIV berevolusi membentuk mutan yang resisten terhadap obat.
3. Pencegahan
Penularan HIV dari ibu ke bayi dapat dicegah melalui :
a)
Saat hamil. Penggunaan antiretroviral selama kehamilan yang bertujuan agar vital load
rendah sehingga jumlah virus yang ada di dalam darah dan cairan tubuh kurang efektif untuk
menularkan HIV.
b)
c)
Setelah lahir. Informasi yang lengkap kepada ibu tentang resiko dan manfaat ASI
Page 15
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Idensitas klien meliputi: nama/nama panggilan,tempat tanggal lahir/usia, jenis kelamin,
agama, paendidikan, alamat, tanggal masuk, tanggal pengkajian.
2. Identitas penanggungjawab
3. Keluhan Utama
Orangtua klien mengeluhkan anaknya batuk- batuk disertai sesak napas.
4. Riwayat Kesehatan
a.
Prenatal Care
Pemeriksaan kehamilan
Keluhan selama hamil
Riwayat terkena sinar tidak ada
Kenaikan berat badan selama hamil
Imunisasi
b) N a t a l
Tempat melahirkan
Lama dan jenis persalinan
Penolong persalinan
komplikasi selama persalinan ataupun setelah persalinan (sedikit perdarahan daerah vagina).
c)
Post Natal
Kondisi Bayi : BB lahir.. kg, PB.. cm
Kondisi anak saat lahir: baik/tidak
Penyakit yang pernah dialami setelah imunisasi
Kecelakaan yang pernah dialami: ada/tidak ada
Imunisasi
Alergi
Perkembangan anak dibanding saudara-saudara
Asuhan Keperawatan HIV AIDS pada Anak
Page 16
5.
6. Riwayat Imunisasi
Jenis imunisasi apa saja yang pernah diberikan, waktu pemberian dan reaksi setelah
pemberian. Missal; imunisasi BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis.
7. Riwayat Tumbuh Kembang
a)
Pemberian ASI
1.
2.
Cara Pemberian
3.
Lama Pemberin
: berapa menit
4.
c.
Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini
9. Riwayat spiritual
Kegiatan ibadah, tempat ibadah.
10. Reaksi Hospitalisasi
a)
b)
Page 17
c. Antropometri meliputi: panjang badan, berat badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala,
lingkar dada, lingkar abdomen.
d. Head To Toe
1) Kulit : Pucat dan turgor kulit agak buruk
2) Kepal dan leher : Normal tidak ada kerontokan rambut, warna hitam dan tidak ada
peradangan
3) Kuku : Jari tabuh
4)
5) Hidung
:Tidak ada Peradangan, tidak ada reaksi alergi, tidak ada polip, dan fxungsi
penciuman normal
6) Telinga :Bentuk simetris kanan/kiri, tidak ada peradangan, tidak ada perdarahan
7)
Mulut dan gigi: Terjadi peradangan pada rongga mulut dan mukosa, terjadi Peradangan dan
perdarahan pada gigi ,gangguan menelan(-), bibir dan mukosa mulut klien nampak kering
dan bibir pecah-pecah.
8)
9)
10) Abdomen : Turgor jelek ,tidak ada massa, peristaltik usus meningkat dan perut mules dan
mual.
11) Perineum dan genitalia : Pada alat genital terdapat bintik-bintik radang
12) Extremitas atas/ bawah : Extremitas atas dan extremitas bawah tonus otot lemah akibat tidak
ada energi karena diare dan proses penyakit.
e.
Sistem Pernafasan
-
Leher
Dada
o Bentuk dada
: Normal
: 1:1
o Gerakan dada
o Suara nafas
: ronki
: ronki
Page 18
f.
Sistem kardiovaskuler :
Conjungtiva
g.
Sistem pencernaan:
Abdomen : distensi abdomen, peristaltic meningkat > 25x/mnt akibat adanya virus yang
menyerang usus
h.
Sistem indra
Keadaan daun telinga : kanal auditorius kurang bersih akibat benyebaran penyakit
i.
Sistem Saraf
1. Fungsi serebral:
-
Bicara : -
2. Fungsi kranial :
Saat pemeriksaan tidak ditemukan tanda-tanda kelainan dari Nervus I Nervus XII.
3. Fungsi motorik : Klien nampak lemah, seluruh aktifitasnya dibantu oleh orang tua
4.
Page 19
3) Lutut : tidak bengkak, tidak kaku, gerakan aktif, kemampuan jalan baik
4) Tangan tidak bengkak, gerakan dan ROM aktif
k.
Sistem integumen
warna kulit pucat dan terdapat bintik-bintik dengan gatal, turgor menurun > 2 dt,
suhu meningkat 39 derajat celsius, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill
time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal.
l.
Sistem endokrin
m. Sistem Perkemihan
-
Urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/24 jam), frekuensi berkurang.
n. Sistem Reproduksi
Alat genetalia termasuk glans penis dan orificium uretra eksterna merah dan gatal
o. Sistem Imun
-
Imunisasi lengkap
B. Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kekambuhan penyakit,
diare, kehilangan nafsu makan, kandidiasis oral.
C. Intervensi Keperawatan
Page 20
No
Dx. Kep
Tujuan dan
Intervensi
Rasional
criteria hasil
1
1. Auskultasi
nafas
efektif
efektif/normal
berhubungan
Tupen
dengan
dilakukan
akumulasi
secret
menunjukan
setelah
tindakan
area
1. Penurunan
aliran
paru,catat
area
udara terjadi
pada
penurunan/tidak
area
konsolidasi
ada aliran udara
dengan cairan.
dan bunyi napas
adventisius
yang
hasil:
dan
- Mempertahankan
kepatenan jalan napas
serta
frekuensi,
gerakan
dinding dada)
Pernapasan dangkal
dan
gerakan
bersih/jelas.
dada
dinding
dada.
3. Bantu
latihan
pasien
3. Napas
dalam
napas
memudahkan
sering.
ekspansi maksimum
paru/jalan
napas
lebih kecil
4. Penghisapan
sesuai indikasi
4. Merangsang
atau
batuk
pembersihan
cairan
5. Cairan (khususnya
sedikitnya 2500
yang
hangat)
ml/hari (kecuali
memobilisasi
dan
kontraindikasi)
mengeluar-kan
secret
Page 21
untuk
jalan bronkhus
nafas (seperti
dengan
memobilisasi sekret.
bronchodilator
2.
Pola
napas
frekuensi
1. Kecepatan biasanya
kedalaman
efektif
Tupen
setelah
berhubungan
dilakukan
dengan
penurunan
ekspansi paru
l,
tindakan
dengan
1. Kaji
meningkat.
pernapasandan
ekpansi paru.
2. Catat
upaya
2. Dispnue dan terjadi
pernapasa
peningkatan kerja
criteria
nafas.
hasil:
- klien
pola
3.
Menunjukan
nafas
efektif
3. Auskuttsi
bunyi
3. Bunyi nafas
adanya
kedalaman
seperti ronkhi.
dalam
rentang normal
- klien
terhadap
mengatakan
pendarahan.
5. Observasi
5.
pola
Kongesti alveolar
dan mengakibatkan
batuk kering / iritasi.
karaktrer secret.
batuk
6.
Memaksimalkan
6. Berkan
Asuhan Keperawatan HIV AIDS pada Anak
oksigen
Page 22
tambahan
bernafas dan
menurunkan kerja
nafas.
Hipertermi
berhubungan
lingkungan
dengan
Tupen
sejuk,
pelepasan
dilakukan
pyrogen
1.
setelah
tindakan
tubuh
sekunder
dengan criteria;
yang
membantu
dengan menurunkan
suhu
dan radiasi.
selimut
yang
tidak tebal.
akan
antigen
dan mempertahankan
antibody
suhu tubuh
yang
2.
normal
- Klien
sejuk
piyama
menurun
Lingkungan
menggunakan
hipotalamus
Pertahankan
mampu
menunjukkan
Pantau
suhu2. Peningkatan
suhu
tubuh
TTV
bila
yang normal :
an
terjadi kejang.
peningkatan
- suhu 3650C,
secara tiba-tiba.
- Nadi : 80x/m,
- P : 20x / m dn
3.
- TD : 110/80 mmHg
Beri
3. Antimikroba
jika untuk
disaranka.
mengobati
organisme penyebab.
4.
4.
Berikan
Kompres
37
pada anak
hangat
mendingin-
Page 23
5. Kolaboratif
Beri
5. Antipiretik
seperti
antipiretik asetaminofen
sesuai petunjuk
(Tylenol),
efektif
menurunkan demam
Kekurangan
yang
volume
cairan
pemasukan
akan
cairan
tubuh adekuat
berhubungan
Tupen :
dengansekunde setelah
r
dilakukan operasi.
dalam
pengeluaran cairan.
kehilangan
nafsu
dan akurat
makan dapat
dan diare
Pantau
tanda- Hipotensi,
takikardia,
dengan criteria:
peningkatan
pernapasan
dehidrasi.
- turgor kulit normal,
membran
mukosa
lembab
3. Letakkan pasien
2. Mengindikasikan
pada posisi yang kekurangan cairan.
sesuai, tergantung
3. Elevasi kepala dan
pada
pernapasan.
mencegah terjadinya
aspirasi dari muntah.
perifer.
lema.
plasma
5. Gantikan kehilangan
cairan
yang
telah
didokumen-tasikan
Page 24
Perubahan
Tupan:
Pasien
nutrisi
tubuh
Tupen: setelah
protein.
berhubungan
dilakukan
dengankekamb
selama
tindakan
1x24
jam
klien
kehilangan
makan, - anak
makanan2. Untuk
nutrisi
diare,
nafsu
2. Beri
memenuhi
mendorong
anak
mau
makan
terpenuhi.
3. Perkaya makanan3. Untuk
mengkonsumsi
kandidiasis
oral
cukup
- Nafsu
kualitas asupan
makanan
menyusu
4. Berikan makanan
meningkat
- BB meningkat atau
normal sesuai umur
ketika
anak
sedang
mau
makan
dengan
baik
Ketika
anak
mau
makan adalah
kesempatan
yang
berharga
bagi
perawat
maupun
orang tua.
Dapat
menarik
anak untuk
5. Gunakan
mendorong anak.
makan
dan
menghabis-kan porsi
makanan
6. Pantau
badan
Pertumbuha
berat
berat6. Pemantauan
dilakukan
dan badan
sehingga
intervensi
terpenuhi
mengobati
7. Kolaboratif : obat7. Untuk
anti jamur sesuai kandidiasis oral
instruksi
Asuhan Keperawatan HIV AIDS pada Anak
Page 25
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
AIDS adalah penyakit yang berat yang ditandai oleh kerusakan imunitas seluler yang
disebabkan oleh retrovirus (HIV) atau penyakit fatal secara keseluruhan dimana kebanyakan
pasien memerlukan perawatan medis dan keperawatan canggih selama perjalanan penyakit.
(Carolyn, M.H.1996:601)
Penyebab penyakit AIDS adalah HIV yaitu virus yang masuk dalam kelompok retrovirus
yang biasanya menyerang organ-organ vital sistem kekebalan tubuh manusia. Penyakit ini
dapat ditularkan melalui penularan seksual, kontaminasi patogen di dalam darah, dan
penularan masa perinatal. Manifestasi klinis lainnya yang sering ditemukan pada anak
adalah pneumonia interstisialis limfositik, yaitu kelainan yang mungkin langsung disebabkan
oleh HIV pada jaringan paru.
Komplikasi Oral Lesi: Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral,
gingivitis, peridonitis Human Immunodeficiency Virus (HIV), leukoplakia oral, nutrisi,
dehidrasi, penurunan berat badan, keletihan dan cacat. Pemeriksaan peniunjang seperti; Tes
untuk diagnose infeksi HIV
1. ELISA, latex agglutination
2. Western blot ( positif)
3. Tes antigen P 24 (polymerase chain reaction) atau PCR
4. Kultur HIV
B.
Saran
1. Memberikan support kepada penderita HIV agar tidak putus asa dalam menjalani hidup.
2. Mencegah penyebaran HIV dengan pemeriksakan kesehatan anda dan anak secara rutin.
3. Dan kita sebagai perawat terus memberikan asuhan keperawatan kepada penderita agar cepat
sembuh dalam pengobatan
Page 26
Daftar Pustaka
Carpenito, Lynda Juall. 2006. Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC
Doengoes, Marilynn, dkk, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan ; Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, edisi 3, alih bahasa : I Made Kariasa dan Ni Made S,
EGC, Jakarta
Yati, Ida. 2010. AIDS pada ibu hamil. http://www.docstoc.com/docs/. Lamongan, 10 Desember 2010.
13.10 WIB (access online)
Administrator. 2010. Pencegahan dan Penatalaksanaan Infeksi HIV (AIDS) pada kehamilan.
http://www.mkb-online.org/. Lamongan, 10 Desember 2010. 13.30 WIB (access online)
Page 27