Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN

KEPERAWATAN ANAK
AUTISME
Di susun oleh :

Kelompok 2
Program B

Sri Resti (A1C220039)


Firanti (A1C220040)
Yatri (A1C220039)
Nurul Thalia S (A1C220056)
Ashadi (A1C220004)
Definisi
Secara harfiah autisme berasal dari kata autos
(diri) sedangkan isme (paham/aliran). Autisme
secara etimologi adalah anak yang memiliki
gangguan perkembangan dalam dunianya sendiri.

Jadi anak autisme merupakan satu kondisi


anak yang mengalami gangguan perkembangan
yang sangat kompleks yang dapat diketahui sejak
umur sebelum 3 tahun mencakup bidang
komunikasi, interaksi sosial serta perilakunya.
Klasifikasi
Autisme dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder R-IV
merupakan salah satu dari lima jenis gangguan dibawah lingkup PDD (Perpasive
Development Disorder) di luar ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dan
ADD (Attention Deficit Disorder).
Gangguan perkembangan perpasiv (PDD) adalah istilah yang dipakai untuk
menggambarkan beberapa kelompok gangguan perkembangan di bawah lingkup PDD,
yaitu:

 Autistic Disorder (Autism)


 Asperger’s Syndrome
 Pervasive Developmental Disorder–Not Otherwise
Specified (PDD-NOS)
 Rett’s Syndrome
 Childhood Disintegrative Disorder (CDD)
Etiologi
Penyebab autisme menurut banyak pakar telah disepakat bahwa pada otak
anak autisme dijumpai suatu kelainan pada otaknya. Apa sebabnya sampai
timbul kelainan tersebut memang belum dapat dipastikan. Banyak teori yang
diajukan oleh para pakar, kekurangan nutrisi dan oksigenasi, serta akibat
polusi udara, air dan makanan. Diyakini bahwa ganguan tersebut terjadi pada
fase pembentukan organ (organogenesis) yaitu pada usia kehamilan antara 0 ±
4 bulan. Organ otak sendiri baru terbentuk pada usia kehamilan setelah 15
minggu.
Tanda Dan Gejala
Tanda dan gejala dapat dilihat berdasarkan DSM-IV dengan
cara seksama mengamati perilaku anak dalam
berkomunikasi,bertingkalaku dan tingkat perkembanganya yakni
yang terdapat pada penderita autism dengan membedakan usia
anak.Tanda dan gejala dapat dilihat sejak bayi dan harus
diwaspadai.

Manifestasi Klinis
• Gangguan dalam komunikasi verbal maupun nonverbal
• Gangguan dalam bidang interaksi social
• Gangguan dalam bermain
• Gangguan perilaku
• Gangguan perasaan dan emosi
• Gangguan dalam persepsi sensori
• Intelegensi
Pemeriksaan Diagnostik
Autisme sebagai spektrum gangguan maka gejala-gejalanya dapat menjadi bukti
dari berbagai kombinasi gangguan perkembangan. Bila tes-tes secara behavioral
maupun komunikasi tidak dapat mendeteksi adanya autisme, maka beberapa
instrumen screening yang saat ini telah berkembang dapat digunakan untuk
mendiagnosa autisme:

 Childhood Autism Rating Scale (CARS)

 The Checklis for Autism in Toddlers (CHAT)

 The Autism Screening Questionare

 The Screening Test for Autism in Two-Years Old


Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dibagi dua yaitu penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan keperawatan.
1. PENATALAKSANAAN MEDIS
Umunya terapi yang diberikan ialah terhadap gejala, edukasi dan penerangan kepada
keluarga, serta penanganan perilaku dan edukasi bagi anak. Manajemen yang efektif dapat
mempengaruhi outcome. Intervensi farmakologi, yang saat ini dievaluasi, mencakup obat
fenfluramine, lithium, haloperidol dan naltrexone. Terhadap gejala yang menyertai. Terapi
anak dengan autisme membutuhkan identifikasi diri. Intervensi edukasi yang intensif,
lingkungan yang terstruktur, atensi individual, staf yang terlatih baik, peran serta orang tua
dapat meningkat prognosis.
2. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
• Penatalaksanaan pada autisme bertujuan untuk:
• Mengurangi masalah perilaku.
• Terapi perilaku dengan memanfaatkan keadaan yang terjadi dapat meningkatkan
kemahiran berbicara. menagement perilaku dapat mengubah perilaku destruktif dan
agresif.
• Meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangan terutama bahasa.
• Latihan dan pendidikan dengan menggunakan pendidikan (operant conditioning yaitu
dukungan positif (hadiah) dan dukungan negatif (hukuman).
• Anak bisa mandiri dan bersosialisasi.
• Mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan praktis.
Asuhan Keperawatan
A. PENGKAJIAN
a. Identitas klien
b. Riwayat kesehatan :
1. Riwayat kesehatan sekarang : Biasanya anak autis
dikenal dengan kemampuan berbahasa, keterlambatan atau
sama sekali tidak dapat bicara. Berkomunikasi dengan
menggunakan bahasa tubuh dan hanya dapat
berkomunikasi dalam waktu singkat, tidak senang atau
menolak dipeluk
2. Riwayat kesehatan dahulu (ketika anak dalam
kandungan) : Sering terpapar zat toksik, seperti timbal.
Cidera otak
NEXT…
3. Riwayat kesehatan keluarga : Tanyakan apakah ada anggota keluarga lain
yang menderita penyakit serupa dengan klien dan apakah ada riwayat penyakit
bawaan atau keturunan. Biasanya pada anak autis ada riwayat penyakit keturunan.

4. Pemeriksaan fisik
a. Anak tertarik pada sentuhan (menyentuh/sentuhan).
b. Terdapat ekolalia.
c. Sulit fokus pada objek semula bila anak berpaling
ke objek lain.
d. Anak tertarik pada suara tapi bukan pada makna
benda tersebut.
e. Peka terhadap bau.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kelemahan interaksi sosial berhubungan dengan ketidakmampuan


untuk percaya pada orang lain.

2. Gangguan komunikasi verbal dan non verbal berhubungan dengan


keterlambatan dalam berbahasa.
3. Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan sensitif
terhadap penglihatan.
4. Resiko tinggi infeksi behubungan dengan mikroorganisme (jamur).
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi
keperawatan
1 Kelemahan Klien mau Memulai Mandiri :
interaksi sosial memulai interaksi 1. Batasi jumlah
berhubungan interaksi dengan dengan pengasuh pada
dengan pengasuh pengasuh anak.
ketidakmampuan nya nya 2. Tunjukan rasa
untuk percaya pada kehangatan/kerama
orang lain. han dan penerimaan
pada anak.
3. Tingkatkan
pemeliharaan dan
hubungan
kepercayaan.
4. Motivasi anak
untuk berhubungan
dengan orang lain.
NO Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi
keperawatan

2. Gangguan Agar pasien  Meng-indiksi- Mandiri :


komunikasi dapat meng- kan pe- 1. Mintalah pasien
verbal dan non indikasi-kan mahaman untuk
verbal pemaham-an tentang mengucapkan suara
berhubungan tentang maslah masalah sederhana seperti
dengan komunikasi komuni-kasi “sh” atau “pus”
keterlamba  Mem-buat 2. Kaji tipe/derajat
tan dalam metode disfungsi, seperti
berbahasa komunikasi di pasien tidak
mana kebutuh- tampak memahami
an dapat kata atau
diekspresikan mengalami
 Meng-gunakan kesulitan berbicara
sumber- 3. Perhatikan
sumber dengan kesalahan dalam
tepat komunikasi dan
berikan umpan
balik
4. Bicaralah dengan
nada normal dan
hindari percakapan
yang cepat, berikan
pasien jarak waktu
untuk merespon
5. Hargai kemampuan
pasien sebelum terjadi
penyakit, hindari
“pem-bicaraan yang
merendah-kan” pada
pasien
3. Perubahan Agar pasien  Memulai atau Mandiri :
persepsi dapat peka mem-pertahan-kan 1. Evaluasi adanya
sensori terhadap tingkat kesadaran gangguan penglihatan,
behubungan penglihatan dan fungsi per- catat penurunan
dengan sensitif septual lapang pandang,
terhadap • Mengakui perubah- perubahan ketajaman
penglihatan an dalam persepsi dan adanya
kemampuan dan pandangan ganda
adanya
2.Dekati pasien
dari daerah penglihatan
yang normal, biarkan
lampu menyala,
letakkan benda dalam
jangkauan lapang
penglihatan yang
normal
3. Ciptakan lingkungan
yang sederhana,
pindahkan perabot
yang membahayakan
4. Bicara
dengan tenang, per-
lahan dengan
mengguna-kan kalimat
yang pendek, dengan
mempertahankan
kontak mata
4. Risiko tinggi Risiko infeksi  Mem-pert Mandiri :
infeksi pada klien dapat ahankan 1. Berikan perawatan
behubungan teratasi nomoter dari anti-sesptik,
dengan mikro- tanda-tanda pertahankan cuci
organisme infeksi tangan yang baik
(jamur)  Men-capai 2. Observasi daerah
  penyembuh yang mengalami
an luka kerusakan
pada waktu- 3. Pantau suhu tubuh
nya secara teratur
4. Berikan perawatan
parienal
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai