Disusun oleh:
Preseptor:
Puji dan syukur penulis ucapkan pada Allah karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Case Report Session yang berjudul
“NCB SC e.c dengan IBU HIV” Case Report ini disusun untuk memenuhi salah
satu syarat dalam mengikuti kepaniteraan klinik di Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah.
Terima kasih penulis ucapkan kepada dr. Irwandi, Sp.A .M.Biomed selaku
pembimbing yang telah memberikan arahan dan petujuk, dan semua pihak yang
telah membantu dalam penulisan Case Report ini.
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
3
merencanakan pernikahan. Diagnosis bayi dini cukup penting untuk
mengidentifikasi status HIV bayi dan untuk meningkatkan program
pencegahan dan pengobatan, karena puncak kematian terjadi antara usia enam
minggu hingga empat bulan untuk anak yang tertular HIV.5
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
5
anak sebesar 50-66%. Jika operasi caesar tidak dapat dilaksanakan,
disarankan untuk tidak melakukan tindakan invasif yang
memungkinkan terjadinya cedera pada bayi. Faktor risiko kebidanan
yang terkait dengan peningkatan risiko HIV pada bayi adalah kelahiran
pervaginam, persalinan lama, ketuban pecah dini, dan prosedur invasif
atau dengan tindakan.9
6
memiliki bukti infeksi laboratorium (kultur virus positif atau PCR)
dalam minggu pertama kehidupan.10
7
- Untuk mengetahui status seorang anak setelah salah satu saudara
kandungnya didiagnosis HIV; atau salah satu atau kedua orang tua
meninggal oleh sebab yang tidak diketahui tetapi masih mungkin
karena HIV
- Terpajan atau potensial terkena infeksi HIV melalui jarum suntik
yang terkontaminasi, menerima transfusi berulang dan sebab lain
- Anak yang mengalami kekerasan seksual
8
uji tersebut positif harus segera diikuti dengan pemeriksaan uji virologis
untuk mengidentifikasi kasus yang memerlukan terapi ARV. Jika uji
serologis positif dan uji virologis belum tersedia, perlu dilakukan
pemantauan klinis ketat dan uji serologis ulang pada usia 18 bulan.13
Anak umur < 18 bulan dengan gejala dan tanda diduga disebabkan
oleh infeksi HIV harus menjalani uji serologis dan jika positif
dilanjutkan dengan uji virologis. Pada anak umur < 18 bulan yang sakit
dan diduga disebabkan oleh infeksi HIV tetapi uji virologis tidak dapat
dilakukan, diagnosis ditegakkan menggunakan diagnosis presumtif.
Pada anak umur < 18 bulan yang masih mendapat ASI, prosedur
diagnostik dilakukan tanpa perlu menghentikan pemberian ASI.13
Infeksi HIV pada anak dikatakan positif jika terdapat 2 kali uji
serologi positif dan uji serologi positif pada usia diatas 18 bulan.
Infeksi HIV negatif jika tidak ditemukan bukti secara klinis maupun
laboratorium yang menunjukkan infeksi HIV dan dua kali uji virologi
negatif pada usia > 4 minggu dan usia > 4 bulan, atau dua kali atau
lebih uji serologi HIV negatif pada usia > 6 bulan. Jika tidak terdapat
laboratorium untuk PCR HIV dan serologi tidak tersedia dapat
dilakukan diagnosis presumtif.
9
- Malnutrisi berat yang tidak membaik dengan pengobatan
standar
10
2.1.6 Algoritma diagnosis HIV pada bayi dan anak <18 bulan
pajanan HIV tidak diketahui12
2.2 Tatalaksana
11
HIV dengan koinfeksi dapat meningkatkan resiko transmisi HBV dan
HCV pada perinatal. Oleh sebab itu, kombinasi 3 obat antivirus sangat
direkomendasikan tanpa memperdulikan level viral load. Misalnya pada
wanita dengan koinfeksi HBV/HIV, obat yang digunakan adalah kombinasi
dual NRTI tenofovir dengan 3TC/emitricitabine. Pasien juga harus sadar akan
gejala dan tanda dari toksisitas hati dan pemeriksaan transamninase dilakukan
setiap 2-4minggu. Selain ibu, bayi juga harus menerima imunoglobulin
hepatitis B dan memulai vaksinnya pada 12 jam pertama kelahiran. Seperti
HIV, PROM juga dapat meningkatkan transmisi HCV pada perinatal.
Persalinan dengan elektif seksio sesaria merupakan indikasi pada kasus ini.
Bayi harus dievaluasi dengan tes HCV RNA pada umur 2 dan 6 tahun atau
HCV antibodi setelah umur 15 bulan. 13
12
tidak ada. Pada kasus ini, pemilihan jalan lahir harus disesuaikan secara
individu. Oleh karena itu, usahakan agar membran tetap intak selama
mungkin. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh ACOG pada tahun
2000, pasien HAART dengan viral load >1000 kopi/mL, harus konseling
berkenaan dengan keuntungan yang didapat dari persalinan dengan elektif
seksio sesaria dalam menurunkan resiko transmisi vertikal pada perinatal. 13,14
13
diperlukan untuk mencegah gizi buruk pada bayi. Menurut penelitian yang
dilakukan di Eropa, semua wanita dengan HIV positif direkomendasikan
untuk mengkonsumsi kabergolin 1 mg oral dalam 24 jam setelah melahirkan,
untuk menekan laktasi. 13,14
14
Terapi ARV sedikit berbeda pada anak yang mendapat terapi TB
dengan rifampisin. Jika terapi telah berjalan maka ARV yang digunakan
adalah AZT atau d4T + 3TC + EFV dengan alternatif AZT atau d4T + 3TC +
ABC / AZT atau d4T + 3TC + NVP. Sesudah terapi TB selesai alihkan ke
paduan lini pertama AZT/d4T + 3TC + NVP atau EFV untuk efikasi lebih
baik. Pada anak yang terdiagnosa TB, segera berikan terapi TB dan idealnya
terapi TB harus dimulai terlebih dahulu diikuti terapi ARV mulai minggu ke
2-8 setelahnya untuk menurunkan risiko immune reconstitution inflammatory
syndrome (IRIS). Apabila anak sudah mendapat ARV dengan regimen
AZT/d4T + 3TC + ABC atau AZT/d4T + 3TC + EFV maka terapi diteruskan.
Namun apabila regimen ARV yang dipakai AZT/d4T + 3TC + NVP maka
perlu diganti ke AZT/d4T + 3TC + ABC atau AZT/3TC + 3TC + EFV.15,16
15
BAB 3
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : By Ny Siska
MR : 235898
Umur : 1 Hari
Anak ke :3
Ibu Ayah
Umur 31th
Pendidikan SMP
Perkawinan ke 1
Pengahsilan Rp. -
16
Alloanamnesis (Ibu kandung)
Keluhan Utama:
Berat lahir 2185 gram, panjang badan 47 cm, A/s 8/9, ketuban jernih
Pada saat lahir bayi menangis spontan lalu dibersihkan jalan nafas, di
bersihkan,di keringkan dan di bedong
Pada saat lahir bayi menangis kuat gerakan aktif, dan tonus otot kuat. Bayi
diberikan salep mata cloramphenicol dan injeksi Vitamin K
BAB & BAK tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu hamil Cukup Bulan
tidak ada keluarga yang memiliki keluhan atau menderita penyakit yang
sama dengan pasien
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit DM sebelum dan selama kehamilan,
hipertensi
Tidak ada keluarga yang menderita HIV
- Menarche : 14 tahun
- Siklus haid : teratur
- Lama : 5 hari
- DUK : 2x sehari
- Nyeri haid : nyeri pada hari pertama
17
Riwayat kontrasepsi : ada
G3P2A2H1
HPHT : 26-6-2021
Ibu tidak ada riwayat keluar flek ataupun darah selama hamil
Ibu ada mual dan muntah pada 3 bulan pertama kehamilan
Ibu muntah berisi makanan yang dimakan, lebih sering pada pagi hari
Kebiasaan ibu waktu hamil : Kualitas dan kuantitas makan cukup, tidak
18
Riwayat ANC : Ibu tidak melakukan pemeriksaan ANC
selama kehamilan
APGAR SCORE
SKOR
KRITERIA
0 1 2
[V](V)badan
WARNA []()biru- []()seluruh tubuh
merah,
KULIT pucat kemerah merahan
ekstremitas biru
FREKUENSI
[]()tidak ada [V]()<100 [](V)>100
JANTUNG
REAKSI
[V]()tidak [](V)sedikit
TERHADAP []()menangis,batuk/bersin
ada gerakan mimic
RANGSANGAN
[V](V)ekstremitas
TONUS OTOT []()lumpuh dalam fleksi []() gerak aktif
sedikit
[V](V)lemah []() menangis
USAHA NAFAS []()tidak ada
tidak teratur kuat
19
Pemeriksaan Fisik:
Kesan Umum
Paru :
Jantung :
20
Palpasi : Tidak dilakukan
Abdomen:
Palpasi : Supel, hepar teraba 1/4-1/4 permukaan licin dan rata, pinggir
tajam, lien tidak teraba
Perkusi : Timpani
Reflek :
Moro : Kuat
Isap : Kuat
Rooting : Kuat
Pegang : Kuat
21
Ballard Score
Kematangan fisik = 16
Kematangan neuromuscular = 19
Total = 38
22
DOWN SCORE
Kurva Lubchenco
23
Kesan : Cukup bulan
Diagnosis Kerja:
Diagnosis Banding
Tatalaksana Kegawatdaruratan
Tatalaksana Nutrisi
- Menjaga kehangatan
- Memberi susu formula 8x20cc
Tatalaksana Medikamentosa
-zidovudin 2x 10 mg ( 4 minggu)
Rencana Tindakan :
- virologi Hiv
24
Follow up :
25
BAB 4
ANALISA KASUS
Pasien diberikan Oral Care menggunakan dot susu formula pada hari
pertama masuk, dipantau kehangatan bayi,monitor TTV, menjaga nutrisi
dipersiapkan untuk pemberian SF 8x20 cc, pasien dipantau untuk pemberian SF
secara penuh.
Pasien juga diberikan obat Zidovudin karena bayi lahir dari ibu
HIV dicurigai terjadi infeksi selama proses persalinan. Sehingga pasien diberikan
injeksi injeksi zidovudin 2x sehari selama 4 minggu. Pada hari ke-1 rawatan,
pasien di rawat perinan hanya untuk observasi karena bayi lahir dari ibu yang
positif HIV.
DAFTAR PUSTAKA
26
1. HIV/AIDS. Who.int. 2021 [cited May 2021]. Available from:
https://www.who.int/health-topics/hiv-aids#tab=tab_1
2. Indira D. Awareness and knowledge about mother to child transmission of
HIV/AIDS among antenatal women attending tertiary care hospital.
Journal of Medical Science And clinical Research. 2018;6(10).
3. Infodatin Situasi Umum HIV/AIDS dan Tes HIV, Pusdatin, KEMENKES,
2020.
4. Laporan Situasi Perkembangan HIV AIDS dan PIMS di Indonesia,
Triwulan III Tahun 2020.Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, 2020
5. HIV and AIDS - Basic facts. Unaids.org. 2021 [cited May 2021].
Available from: https://www.unaids.org/en/frequently-asked-questions-
about-hiv-and-aids#how-can-mother-to-child-transmission-be-prevented
6. Rahmawati D, Respati S, Hanim D. Maternal, Obstetric, and Infant
Factors and Their Association with the Risk of HIV Infection in Infants at
Dr. Moewardi Hospital, Surakarta. Journal of Maternal and Child Health.
2016;01(02):73-82.
7. Suryanarayana R, Chandrappa M, Santhuram A, Prathima S, Sheela S.
Prospective study on prevalence of anemia of pregnant women and its
outcome: A community based study. Journal of Family Medicine and
Primary Care. 2017;6(4):739.
8. Mwapasa V, Stephen JR, Jesse JK, Paul EW, Danny M, Malcolm EM,
Deborah DK, et al. (2012). Maternal Syphilis Infection is Associated with
Increased Risk of Mother-To-Child Transmission of HIV in Malawi.
AIDS. 20 (14): 1869–1877.
9. Wilson CB, Victor N, Yvonne M, Jerome OK, Jacks R (2016). Remington
and Kleins Infectious Disease of the Fetus and Newborn Infant. Elsevier
Saunders, 8.
10. Kliegman, Robert M. Nelson Textbook of Pediatrics. 21st edition. 2019.
11. Nguyen R, Ton Q, Tran Q, Nguyen T. <p>Mother-to-Child Transmission
of HIV and Its Predictors Among HIV-Exposed Infants at an Outpatient
Clinic for HIV/AIDS in Vietnam. HIV/AIDS - Research and Palliative
Care. 2020;Volume 12:253-261.
12. Suradi R, Tata laksana Bayi dari Ibu pengidap HIV/ AIDS. Sari
pediatric.2003
13. Kemenkes RI. PEDOMAN PENERAPAN TERAPI HIV PADA ANAK.
Indonesia; 2014.
14. Krist AH, Crawford-Faucher A. Management of newborns exposed to
maternal HIV infection. Am Fam Physician. 2002 May 15;65(10):2049-
56. PMID: 12046772.
15. HIV diagnosis and ARV use in HIV-exposed infants: a programmatic
update. Geneva, Switzerland: World Health Organization; 2018
(WHO/CDS/HIV/18.17). Licence: CC BY-NC- SA 3.0 IGO.
16. Consolidated Guidelines on the Use of Antiretroviral Drugs for Treating
and Preventing HIV Infection: Recommendations for a Public Health
Approach. 2nd edition. Geneva: World Health Organization; 2016.
27
17. Panel on Antiretroviral Therapy and Medical Management of Children
Living with HIV. Guidelines for the Use of Antiretroviral Agents in
Pediatric HIV Infection.
18. Suradi, Rulina. (2016). Tata laksana Bayi dari Ibu pengidap HIV/AIDS.
Sari Pediatri. 4. 180. 10.14238/sp4.4.2003.180-5.
28