Anda di halaman 1dari 58

Case Report Session

CLOSE FRACTURE 1/3 DISTAL


Os. TIBIA FIBULA SINITRA

Presentan :
Irsyadil Ihsan (1710070100021)

Preseptor :
dr. Eko Perdana Putra, Sp.OT, M.Kes
Laporan kasus
Identitas Pasien

Nama : Ny. Ernita


Umur : 51 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Alamat : Padang
Tanggal Masuk : 25 Juli 2022
Anamnesis
Keluhan utama:

Seorang perempuan berusia 51 tahun datang diantar ke IGD RSI


Siti Rahmah dengan keluhan nyeri pada tungkai bawah kiri setelah
terjatuh di teras rumah 1 jam sebelum masuk Rumah Sakit.
Primary Survey
Airway : Paten

Breathing : RR 20 kali/menit, suara nafas vesikuler kiri dan kanan,


pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan, SpO2 99%.

Circulation:
- Tekanan darah: 146/80 mmHg
- Nadi: 103 kali/ menit
- Akral hangat, CRT <2 detik
- Kulit normal
- Perdarahan tidak ada
Primary Survey
Disability:
- GCS 15 E4M6V5 (komposmentis)
- Pupil isokor kiri dan kanan, reflek cahaya (+/+)

Exposure: Suhu 370C


Riwayat Penyakit Sekarang
- Pasien datang ke IGD RSI Siti Rahmah pukul 18.05 WIB dengan
keluhan nyeri pada tungkai bawah kiri 1 jam sebelum masuk RS.
- Nyeri meningkat saat digerakkan dan berkurang saat di istirahatkan.
- Nyeri pada bagian tubuh lain disangkal.
- Nyeri kepala disangkal.
- Kepala terbentur disangkal.
- Kehilangan kesadaran disangkal.
Mekanisme Trauma
Awalnya pasien duduk di teras rumah saat hari hujan, lalu pasien
ingin masuk kerumah. Tetapi karena lantai yang licin terkena air hujan
membuat pasien terpeleset dan terjatuh kearah kiri dengan kaki kiri
menumpu serta ujung tungkai bawah kiri tertumpu di siku tembok
rumah. Tidak ada luka dan kepala pasien tidak terbentur. Pasien
mengatakan nyeri pada tungkai bawah kiri, nyeri meningkat saat
digerakkan dan berkurang saat diistirahatkan. Pasien dalam keadaan
sadar, kemudian dibawa keluarga ke IGD RSI Siti Rahmah.
Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat trauma sebelumnya disangkal
- Riwayat kelainan tulang disangkal
- Riwayat hipertensi disangkal
- Riwayat diabetes disangkal
- Riwayat asma disangkal
- Riwayat alergi obat-obatan disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
- Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat patah tulang
- Tidak ada keluarga yang memiliki riwayat kelainan tulang
- Riwayat hipertensi, diabetes, asma disangkal
Riwayat Kebiasaan, Sosial dan ekonomi
- Pasien seorang ibu rumah tangga
- Pasien tidak merokok
- Pasien tidak meminum minuman beralkohol
Pemeriksaan Fisik
Status generalisata

- Keadaan umum : Tampak sakit sedang


- Kesadaran : komposmentis (GCS 15)
- Tekanan darah : 146/80 mmHg
- Nadi : 103 x/menit
- Nafas : 20 x/menit
- Suhu : 36.50C
Pemeriksaan Fisik
• Kepala : Normochepal
• Wajah : Simetris, edema (-), vulnus ekskoriatum (-)
• Mata : Pupil isokor, reflek cahaya (+/+), konjungtiva anemis (-/-)
• Telinga : Tidak ada nyeri tekan, nyeri Tarik (-), perdarahan (-)
• Hidung : Pernafasan cuping hidung (-), epistaksis (-).
• Mulut : Mukosa bibir lembab, sianosis (-), perdarahan (-)
• Leher : Pembesaran KGB (-), trachea ditengah.
Pemeriksaan Fisik
• Paru
 Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan.
 Palpasi : Fokal fremis sama di kedua lapang paru
 Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
 Auskultasi : Suara nafas vesikuler, rhongki (-/-), wheezing(-/-)
• Jantung
 Inspeksi : Ictus cordis tidak teraba
 Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
 Perkusi : Batas jantung normal
 Auskultasi : Irama regular, murmur (-), S3Gallop (-)
Pemeriksaan Fisik
• Abdomen
 Inspeksi : distensi(-), venektasi(-), sikatrik (-)
 Auskultasi : bising usus (+) normal
 Palpasi : defens muscular (-), nyeri tekan (-), nyeri lepas (-)
 Perkusi : tympani diseluruh regio abdomen.
Pemeriksaan Fisik
Status Lokalis (Regio cruris sinistra)
• LOOK
- Skin : Edema (+), hematoma (-), vulnus ekskoriatum (-), vulnus
laseratum (-)
- Shape: Deformitas (+), angulasi (+), shorthening (-), rotasi (+)
- Size : Edema (+)
Pemeriksaan Fisik
• FEEL : Nyeri tekan (+), krepitasi sulit dinilai,
NVD:
 Vaskular : Pulsasi A. Dorsum pedis dan A. Tibialis posterior (+
+/++), kuat angkat (+/+) sama kiri dan kanan, regular.
 Nervus : Sensibilitas sensorik dan motorik N. Tibialis (++/++).
• MOVE : Nyeri gerak aktif (+), nyeri gerak pasif (+), ROM terbatas
karna nyeri.
Foto Klinis
Foto Klinis
Diagnosis Klinis

• Suspek close fraktur os tibia fibula sinistra


Pemeriksaan Penunjang
Rontgen tibia fibula
• Tampak gambaran close fracture
komplete dengan garis spiral di 1/3
diafisis distal os Tibia Fibula sinistra
dengan displacement.

• Kesan: Close fracture komplit 1/3


distal os tibia fibula sinistra tipe spiral.
Diagnosis Kerja

• Close fracture 1/3 medial os Tibia Fibula sinistra tipe spiral


Resume

Telah dilaporkan seorang pasien perempuan berusia 51 tahun datang ke IGD


RSI Siti Rahmah dengan keluhan nyeri pada tungkai bawah kiri setelah terjatuh di
teras rumah 1 jam sebelum masuk RS. Nyeri meningkat saat digerakkan.
Permeriksaan fisik pada regio tibia fibula sinistra didapatkan adanya edema (+),
deformitas (+), nyeri tekan (+), Angulasi(+), Rotasi (+) dan ROM terbatas karena
nyeri. Pada pemeriksaan penunjang rontgen tibia fibula didapatkan kesan close
fraktur komplit 1/3 distal os tibia fibula sinistra tipe spiral.
Penatalaksanaan

• Non medikamentosa
- Istirahat
- Pemasangan Bidai

• Medikamentosa
- IVFD RL 12 jam / kolf
- Inj Ketorolac 30 mg IV

 Rencana ORIF : Pasien menolak dilakukan tindakan


Pembahasan
Anatomi Tibia Fibula

Sebuah os longum, mempunyai:


- Corpus

- Ujung proximal dan

- Ujung distal, berada di sisi medial dan


anterior dari cruris.

Pada posisi berdiri, tibia meneruskan gaya


berat badan menuju ke pedis dan sebagai
penopang tubuh.
Anatomi Tibia Fibula

- Ujung proximal lebar, mengadakan


persendian dengan os femur membentuk
articulatio genu, membentuk condylus
medialis dan condylus lateralis tibiae, facies
proximalis membentuk facies articularis
superior.
- Di sebelah inferior dari condylus tibiae
terdapat tonjolan ke arah anterior, disebut
tuberositas tibiae. Di bagian distalnya melekat
ligamentum patellae.
Anatomi Tibia Fibula

Corpus tibiae mempunyai tiga buah


permukaan, yaitu:
- facies medialis
- facies lateralis dan
- facies posterior.
 
Mempunyai tiga buah tepi, yaitu:
- margo anterior
- margo medialis dan
- margo interosseus.

Margo interosseus mempunyai bentuk yang


lebih tegas daripada margo medialis, tempat
melekat membrana interossea.
Anatomi Tibia Fibula
- Ujung distal tibia membentuk malleolus
medialis. Malleolus medialis mempunyai
facies superior, anterior, posterior, medial,
lateral dan inferior.

- Pada facies posterior terdapat sulcus


malleolaris, dilalui oleh tendo m.tibialis
posterior dan m.flexor digitorum longus. Pada
permukaan lateral terdapat incisura fibularis
yang membentuk persendian dengan ujung
distal fibula.

- Facies articularis inferior pada ujung distal


tibia membentuk persendian dengan facies
anterior corpus tali.
Anatomi Tibia Fibula

- Fibula adalah tulang lateral tungkai bawah


yang berbentuk seperti pipa kecil. Tulang ini
tidak ikut berartikulasi pada articulatio genus,
tetapi di bawahnya, tulang ini membentuk
malleolus lateralis dari articulatio talocruralis.

- Caput fibulae, ditutupi oleh processus


styloideus. Bagian ini mempunyai facies
articularis untuk bersendi dengan condylus
lateralis tibie.
Anatomi Tibia Fibula

- Corpus fibulae mempunyai empat margines


(anterior, interosseus, posterior, medial) dan empat
facies (Malleolar articular, medial, lateral,
posterior). Margo medialis atau margo interosseus
memberikan tempat perlekatan untuk membrana
interossea.

- Ujung bawah fibula membentuk malleolus


lateralis. Pada facies medialis dari malleolus lateralis
terdapat facies articularis yang berbentuk segitiga
untuk bersendi dengan aspek lateral os talus. Di
bawah dan belakang facies articularis terdapat
lekukan yang disebut fossa malleolaris. Ossa dan
ligamen penting yang melekat pada fibula.
Anatomi Tibia Fibula

A. Kelompok superficialis
Anatomi Tibia Fibula

B. Kelompok profundus
Anatomi Tibia Fibula
Suplai arterial

- Arteria poplitea merupakan suplai darah


utama untuk regio cruralis dan pedis dan
memasuki kompartemen posterior regio cruralis
melalui fossa poplitea di belakang genus.

- Memasuki daerah profundus dari kompartemen


posterior regio cruralis di mana arteria poplitea
segera terbagi menjadi arteria tibialis anterior
dan arteria tibialis posterior.
Anatomi Tibia Fibula
Suplai arterial

- Arteria tibialis anterior  menyuplai


kompartemen anterior region cruralis.
- Arteria tibialis posterior  menyuplai
kompartemen posterior dan lateralis regio
cruralis.
- Arteria fibularis  menyuplai otot dan tulang
di dekatnya.

- Vena pada umumnya menyertai arteriae.


Anatomi Tibia Fibula
Persarafan
Saraf yang berkaitan dengan kompartemen
posterior region cruralis adalah nervus tibialis,
sebuah cabang utama nervus ischiadicus yang
berjalan turun dari fossa poplitea menuju
kompartemen posterior.
Anatomi Tibia Fibula
Persarafan
Pada regio cruralis, nervus tibialis
mengeluarkan:
- Cabang-cabang yang menyuplai seluruh otot pada
kompartemen posterior regio cruralis, dan
- Dua cabang cutaneus, nervus suralis dan nervus
calcaneus medialis/rami calcanei mediales.
Fraktur Tibia-Fibula
Fraktur tibia fibula banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan
perempuan, Hal ini dapat terjadi karena laki – laki lebih aktif bekerja
diluar dan hampir setiap hari selalu berkendara yang mana menjadi salah
satu risiko terjadinya kecelakaan atau trauma.
Mekanisme Fraktur Tibia Fibula
- Ada penyebab tersering yang menyebabkan fraktur pada bagian batang dari
tibia dengan atau tanpa fibula, yaitu jatuh, cedera olahraga, trauma
langsung, kecelakaan lalu lintas dan tembakan senjata.
- Cedera yang sering terjadi akibat dari cedera torsional atau terpuntir,
dimana bertumpu pada kaki dan badannya terputar dan terfiksir pada
tumpuan tersebut, biasanya dari pemeriksaan radiologinya menunjukan hasil
fraktur spiral, derajatnya tergantung dari energi dari trauma tersebut.
- Pada anak  –  anak juga sering terdapat cedera pemuntiran dapat
menyebabkan fraktur spiral pada tibia dengan atau tanpa fraktur fibula.
Klasifikasi Fraktur Tibia Fibula

A. Fraktur Kondiler Tibia


Klasifikasi yang sering dipakai sekarang adalah klasifikasi Schatzker:
I : Fraktur split kondiler lateral
II : Fraktur split/depresi lateral
III : Depresi kondiler lateral
IV : Fraktur split kondiler medial
V : Fraktur bikondiler
VI : Fraktur kominutif
Tipe IV-VI biasanya terjadi akibat trauma dengan tekanan yang kuat.
Fraktur tidak bergeser apabila depresi kurang dari 4 mm, sedangkan yang
bergeser apabila depresi melebihi 4 mm.
Klasifikasi Fraktur Tibia Fibula
A. Fraktur Kondiler Tibia
Klasifikasi Fraktur Tibia Fibula
A. Fraktur Kondiler Tibia

Menurut OTA (Orthopedic Trauma Association) terbagi menjadi:


Klasifikasi Fraktur Tibia Fibula
B. Fraktur Diafisis Tibia
Orthopaedic Trauma Association (OTA)  membagi fraktur diafisis
tibia berdasarkan pemeriksaan radiografi, terbagi 3 grup, yaitu: simple,
wedge dan kompleks.
Klasifikasi Fraktur Tibia Fibula
B. Fraktur Diafisis Tibia
Klasifikasi Fraktur Tibia Fibula
B. Fraktur Diafisis Tibia
 
Ty p e A . U n i f o c a l F r a c t u r e s
     
Group A1 Spiral fractures
  A1.1  
Subgroup I n t a c t fibula
  A1.2 Ti b i a a n d f i b u l a fr a c tu r e s a t d i ff. level

  A1.3 Tib ia an d fib u la fractu res at same level

Group A2   Oblique >30 degrees

Subgroup A2.1 I n t a c t fibula

     
A2.2 Ti b i a a n d fi b u l a fra c t u r e s a t d i ff. level

     
A2.3 Tib ia a nd fib u la fractu res at same level

     
Group A3 Tran sv erse <30 degrees
Subgroup    
A3.1 I n t a c t fibula

     
A3.2 Tib ia a nd fib u la fractu res at diff. Level

     
A3.3 Tib ia a nd fib u la fractu res at same level
Klasifikasi Fraktur Tibia Fibula
B. Fraktur Diafisis Tibia
 
Type B. Wedge Fractures
     
Group B1 Intact spiral wed ge s fractures
Subgroup    
B1.1 In t a c t fibula
     
B1.2 Ti bi a a n d fi b u l a fra c t u re s a t diff. level
 

B1.3 Tibia an d fib ula fractu res a t same level


     
Group B2   I n t a c t b e n d i n g We d g e s f r a c t u r e s

 
Subgroup B2.1 In t act fibula
     
B2.2 Ti bi a a n d fi b u l a fra c t u re s a t diff. level
     
B2.3 Tibia an d fib ula fractu res a t same level
     
Group B3 Comminuted w ed ge s fracture
Subgroup    
B3.1 In t a c t fibula
     
B3.2 Ti bi a a n d fi b u l a fra c t u re s a t diff. level
     
B3.3 Tibia an d fib ula fractu res a t same level
Klasifikasi Fraktur Tibia Fibula
B. Fraktur Diafisis Tibia
Type C. Complex Fractures (Multifragmentary, segmental, or comminuted fractures)

     
Group C1 Spiral we dg es fractures

Subgroup    
C1.1 Tw o i n t e r m e d i a t e f r a g m e n t s

     
C1.2 T hre e interme diate fragments
 
C1. 3 More than three intermediate fragments segmental fractures
Group C2    
Segmental fracture
Subgroup  
C2. 1 One Segmental fragments
   
C2. 2 Segmental fragment and additional wedge fragment
   
C2. 3 Two segmental fragments
   
Group C3 Comminuted fractures
 
Subgroup C3. 1 Two or three intermediate fragments
   
C3. 2 Limited Comminution (<4cm)
   
C3. 3 Extensive Comminution (<4cm)
Klasifikasi Fraktur Tibia Fibula
C. Fraktur Distal Tibia
Tatalaksana
A. Konservatif

- Reduksi fraktur dengan manipulasi tertutup dengan pembiusan umum 


Pemasangan gips sirkuler untuk immobilisasi, dipasang sampai diatas
lutut.
- Cast bracing  teknik pemasangan gips sirkuler dengan tumpuan pada
tendo patella (gips Sarmiento).
Tatalaksana
B. Operatif

Penatalaksanaan Fraktur dengan operasi, memiliki 2 indikasi, yaitu:


1. Absolut
- Fraktur terbuka yang merusak jaringan lunak, sehingga memerlukan
Operasi dalam penyembuhan dan perawatan lukanya.
- Cidera vaskuler
- Fraktur dengan sindroma kompartemen (pain, pallor, paralisys, parasthesia,
pulseness)
- Cidera multipel
Tatalaksana

2. Relatif , jika adanya:

- Pemendekan
- Fraktur tibia dengan fibula intak 
- Fraktur tibia dan fibula dengan level yang sama
Tatalaksana
B. Operatif
1. Fiksasi eksternal

a. Standar 
- Fiksasi eksternal standar dilakukan pada pasien dengan cidera multiple
yang hemodinamiknya tidak stabil, dan dapat juga digunakan pada fraktur
terbuka dengan luka terkontaminasi.
- Dengan cara ini, luka operasi yang dibuat bisa lebih kecil, sehingga
menghindari kemungkinan trauma tambahan yang dapat memperlambat
kemungkinan penyembuhan.
Tatalaksana
b. Ring Fixators

- Ring fixators dilengkapi dengan fiksator ilizarov yang menggunakan


sejenis cincin dan kawat yang dipasang pada tulang.
- Keuntungannya adalah dapat digunakan untuk fraktur ke arah proksimal
atau distal.
- Cara ini baik digunakan pada fraktur tertutup tipe kompleks.
Tatalaksana
2. Fiksasi Internal

a. Open reduction with internal fixation (ORIF)


- Cara ini biasanya digunakan pada fraktur diafisis tibia yang mencapai ke
metafisis.
- Keuntungan penatalaksanaan fraktur dengan cara ini yaitu gerakan
sendinya menjadi lebih stabil.
- Kerugian cara ini adalah mudahnya terjadi komplikasi pada penyembuhan
luka operasi.
Tatalaksana

b. Intramedullary nailing
- Cara ini baik digunakan pada fraktur displased, baik pada fraktur terbuka
atau tertutup.
- Keuntungan cara ini adalah mudah untuk meluruskan tulang yang cidera
dan menghindarkan trauma pada jaringan lunak.
Tatalaksana

3. Amputasi
Amputasi dilakukan pada fraktur yang mengalami iskemia, putusnya
nervus tibia dan pada crush injury dari tibia.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada fraktur diafisis tibia adalah
● - Infeksi
● - Delayed union atau nonunion
● - Malunion
● - Kerusakan pembuluh darah (sindroma kompartmen anterior)
● - Trauma saraf terutama pada vervus peroneal komunis dan
● - Gangguan pergerakan sendi pergelangan kaki. Gangguan pergerakan
sendi ini biasanya disebabkan adanya adhesi pada otot-otot tungkai
bawah.
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai