Anda di halaman 1dari 69

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN

(BRP)

KK OSCE MUSKULOSKELETAL

MODUL KETERAMPILAN KLINIK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2020
PENGANTAR
Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada Fakultas Kedokteran Universitas
Baiturrahmah telah dimulai sejak tahun ajaran 2007/2008. Didalam buku Standar Kompetensi
Dokter Indonesia, 2012 (SKDI 2012) terdapat sejumlah keterampilan klinis yang harus dikuasai oleh
mahasiswa sebelum menjadi dokter dan lulusan dokter harus menguasai keterampilan klinis
tersebut untuk melaksanakan praktek dokternya yang akan berguna nantinya dalam mendiagnosa
maupun menyelesaikan suatu masalah kesehatan secara keseluruhan.

Keterampilan tersebut perlu dilatihkan sejak awal pendidikan dokter secara


berkisenambungan hingga akhir pendidikan dokter. Untuk tujuan tersebut di FK-Universitas
Baiturrahmah akan dilaksanankan modul yang disebut “MODUL KETERAMPILAN KLINIK “.

Sebagian keterampilan klinik yang terdapat didalam buku SKDI 2012 telah dilatihkan secara
bertahap mulai dari semester I sampai dengan semester VI.

Pada modul Keterampilan Klinik pada semester VII ini lebih memfokuskan untuk dapat
melatihkan sebagian besar keterampilan klinik dalam buku SKDI 2012 , yang disusun berdasarkan
sistem organ dan akan melibatkan sebagian besar dosen bagian klinik dan biomedik sesuai dengan
keterampilan klinik yang dimunculkan terutama dengan tingkat kemampuan 3 dan 4 .

Pelatihan ini sangat penting artinya sebagai persiapan mahasiswa Semester VII sebelum
memasuki masa Kepaniteraan klinik Senior atau Co Schap dan persiapan untuk ujian OSCE ( objective
structured clinical examination ) setelah dokter nantinya yang harus lulus , sebelum mendapatkan
izin praktek klinik di Rumah Sakit atau saran kesehatan lainnya.

Mudah-mudahan buku ini bermanfaat bagi kemajuan Pendidikan Kedokteran di Fakultas


Kedokteran Universitas Baiturrahmah pada khususnya dan pendidikan Kedokteran di Indonesia pada
umumnya serta dapat dipergunakan oleh para dosen dan mahasiswa sebagai pedoman untuk
pelaksanaan proses praktek klinik di Skills Lab.

Padang, 31 Agustus 2020

Tim Penyusun

2
I. Riwayat Gangguan muskuloskeletal
1. Sebelum dimulai
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Katakan kepada pasien bahwa anda akan mengajukan sejumlah pertanyaan untuk
mengungkapkan penyebab nyeri yang dialaminya dan mintalah persetujuan pasien.
c. Buatlah pasien nyaman.

Nyeri (PQRST) Perubahan Bentuk (Deformitas) Gangguan Fungsi (Disfungsi)


Position → dapat Bengkak → biasanya karena Afungsi (Tak bisa digerakkan
menentukan posisi dan radang, tumor, pasca trauma, sama sekali)
lokasi nyeri dan lain-lain Kaku (stiffnesss)
Quality → adalah derajat Bengkok → misalnya pada Cacat (disability)
kualitas nyeri seperti • Varus → bengkok Gerakan tak stabil (instability)
rasa menusuk, panas, keluar
dan lain-lain • Valgus → bengkok
Radiation → penjalaran kedalam seperti kaki X
nyeri • Genu varum → kaki
Severity → tingkat seperti O
beratnya nyeri (sering Pendek → dapat dibandingkan
dihubungkan dengan dengan kontralateral yang
gangguan Activity Daily normal
Living (ADL)
Timing → kapan
timbulnya nyeri, apakah
siang, malam, waktu
istirahat, dan lain-lain

Tabel : Keluhan pada gangguan Musculoskeletal

Riwayat
a. Anamnesa identitas : tanyakan nama, usia, pekerjaan dan alamat rumah.
b. Anamnesa keluhan pasien :
Tulang
1. Nyeri, tanyakan :
a. Lokasi nyeri? (daerah mana yang terasa sakit)
b. Sifat nyeri? Tumpul? Tajam? Pegal? Atau seperti terbakar?

3
c. Intensitas?
d. Mulai timbul?
e. Saat terjadi? Dan durasi?
NB : Nyeri tulang biasanya dalam, dan kualitas nyeri yang tidak
menyenangkan. Nyeri fokal pada tumor tulang dan infeksi, nyeri diffuse
pada kelainan yang melibatkan banyak tulang seperti osteoporosis. Nyeri
pada patang tulang terasa tajam dan menusuk-nusuk meningkat ketika
digerakkan berkurang waktu diistirahatkan.
f. Tanyakan juga :
1. Setiap factor pencetusnya seperti trauma atau infeksi.
2. Progresivitas
3. Setiap gambaran yang menyertai, Lokal : pemebengkakan
4. Setiap factor yang memperberat atau meredakan seperti aktivitas,
istirahat, NSAID, steroid.

Tabel : diagnosa banding pada nyeri tulang

Sendi
1. Nyeri pada sendi, tanyakan :
a. Lokasi nyeri? Tanyakan daerah yang paling maksimal merasakan nyeri
b. Sifat nyeri? Tumpul? Tajam? Pegal? Atau seperti terbakar?
c. Mulai timbul dan sudah berapa lama? Apakah baru atau nyeri sudah
berlangsung lama?
d. Saat terjadi? Dan durasi?
e. Apakah nyeri bertambah atau berkurang dengan gerakan?

4
Gambar : distribusi nyeri yang timbul dari a. sendi akromioclavicular atau
sternoklavikular, b. sendi skapulohumeral c. sendi coxae d. sendi genue
2. Pembengkakan dan krepitasi, tanyakan :
a. Lokasi pembengkakan?
b. Sudah sejak kapan pembengkakan terjadi?
c. Apakah bengkak diikuti nyeri dan atau berfluktuasi?
d. Bunyi pada sendi yang terjadi bila melakukan gerakan?
3. Mengunci
a. Lokasi?
b. Sejak kapan?
c. Apakah ada riwayat trauma?

Tabel : diagnosa banding pada nyeri sendi

5
Otot
1. Setiap keluhan nyeri, tanyakan :
a. Lokasi nyeri? (lokal atau diffuse)
b. Sifat nyeri? Tumpul? Tajam?
c. Mulai timbul dan sudah berapa lama?
2. Kekakuan : tentukan lokasinya, intensitasnya serta saat terjadinya.
3. Kelemahan :
a. Apakah kelemahan global atau fokal?
b. Apakah kelemahan muncul terkait dengan nyeri didaerah anggotagerak?
c. Apakah kelemahan hilang timbul, menetap atau kelemahan terjadi perlahan-
lahan?
4. Cramps, tanyakan kapan timbulnya? Apakah terjadi karena aktivitas?
5. Tanyakan juga :
a. Faktor pencetusnya seperti trauma atau infeksi.
b. Progresivitas
c. Setiap gambaran yang menyertai, Lokal : pemebengkakan
d. Setiap factor yang memperberat atau meredakan seperti aktivitas, istirahat,
NSAID, steroid.

Tabel : diagnosa banding pada nyeri otot

c. Riwayat sosial.
1. Kesulitan dalam menyelesaikan tugas akibat pada kehidupan pasien, seperti
aktivitas sehari-hari, mandi, berpakaian dan lain-lain. Apa yang pernah
dikerjakan sekarang tidak lagi.
2. Situasi rumah dan bantuan yang tersedia dirumah.
3. Emosi pasien, emosi yang rendah, cepat lelah dan kehilangan minat.
4. Perjalanan yang baru dilakukan.

6
d. Riwayat medis masa lalu
1. Penyakit sekarang, masa lalu dan masa anak-anak?
2. Tindakan bedah sebelumnnya?
3. Kunjungan terakhir kedokter?

e. Riwayat obat
1. Obat yang pernah diresepkan dokter, tanyakaan juga tentang obat
kortikosteroid? NSAID? Antibiotic? Imunosupressan?
2. Obat yang dibeli bebas?
3. Narkoba? Merokok? Alcohol?
4. Alergi obat?

f. Riwayat keluarga
1. Orang tua? Saudara? Dan anak-anak? terutama tentang penyakit yang
berhubungan.

2. Sesudah mendapatkan riwayat keluhan


a. Tanyak kepada pasien jika masih ada yang belum ditanya.
b. Tanyakan pada pasien apakah ada yang mau ditanyakan atau permasalahan lain?
c. Ucapkan terima kasih kepada pasien
d. Rangkum semua hasil dan sampaikan diagnosis banding.

7
II. Pemeriksaan Skiring GALS (Gait, Arms, Legs dan Spine)
Tujuan : Tes skrining untuk musculoskeletal dan masih memerlukan pemeriksaan yang
lebih rinci terhadap otot, sendi, tulang dan ligament.
1. Sebelum dimulai
a. Perkanalkan diri.
b. Minta persetujuan pasien untuk melakukan pemeriksaan.
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya.
d. Pastikan pasien dalam keadaan nyaman.

Pemeriksaan skrining GALS


Riwayat Singkat
a. Nama, usia dan pekerjaan jika belum ada informasi.
b. Apakah Anda merasa nyeri atau ketika disentuh terasa nyeri pada otot, punggung
atau persendian Anda?
c. Apakah anda mengalami kesulitan ketika harus menaiki tangga?
d. Apakah anda mengalami kesulitan ketika harus membasuh diri atau berpakaian?

1. Inspeksi
a. Lakukan inspeksi pasien dalam posisi berdiri, berjalan, berputar, perhatikan setiap
sikatriks yang terlihat, pembengkakan, deformitas dan atau postur tubuh yang
abnormal.

2. Tulang Belakang
a. Look
1. Dari arah depan
2. Dari arah belakang dengan mencari khusunya skoliosis dan lordosis lumbal.
3. Dari samping, lihat apakah kifosis dan deformitas fleksi yang persisten.
b. Feel
1. Tekanlah korpus vertebrae secara bergiliran untuk menilai nyeri tekan.
c. Move
1. Mintalah pasien untuk membungkuk dan menyentuh jari-jari kakinya. Carilah
kemungkinan lordosis dan skoliosis lumbal yang seharusnya akan terlihat lebih
menonjol.
2. Fleksi lateral leher : mintalah pasien untuk menempelkan telinganya pada bahu
dan kemudian melakukan hal yang sama pada sisi lainnya.
3. Fleksi dan ekstensi leher : minta pasien untuk menempelkan dagunya pada
dada dan kemudian mendongak melihat langit-langit.

8
4. Rotasi vertebrae : mintalah pasien untuk memutar bagian tubuh bagian atas
kedua sisi.

3. Lengan
a. Look
1. Kulit : ruam, nodul, tanda-tanda kelainan pada kuku.
2. Otot : atropi, fasikulasi
3. Persendian : pembengkakan, ketidaksimetrisan, deformitas.
b. Feel
1. Kulit : suhu.
2. Otot : massa otot secara umum
3. Persendian : nyeri tekan dan suhu; pijatlah setiap tangan pada sendi karpal serta
metacarpal dan cobalah untuk menentukan lokasi setiap nyeri tekan dengan
memijat masing-masing sendi secara bergiliran.
c. Move
1. Tangan : mintalah pasien untuk memijat jari tangan pemeriksa, kemudian
mintalah pasien untuk mencubit dan melepaskan cubitannya.
2. Pergelangan tangan : mintalah pasien untuk menempelkan kedua telapak
tangannya dalam posisi berdoa dan kemudian posisi tangannya secara terbalik.
3. Sendi siku : mintalah pasien untuk mengangkat kedua lengan atasnya seperti
sedang mengangkat barang kemudian luruskan kedua lengannya disamping
tubuh.
4. Sendi bahu : mintalah pasien mengangkat kedua tangannya hingga berada
diatas kepala (gerakan abduksi) dan kemudian mengembalikan tangannya
kebelakang kepala (rotasi internal); dengan menggerakkan kedua tangannya
dipunggung dari sebelah bawah, mintalah pasien untuk menyentuh bagian
punggung yang berada diantara kedua scapula (rotasi eksternal)

4. Tungkai
a. Look
1. Kulit : ruam, nodul, tanda-tanda kelainan pada kuku.
2. Otot : atropi, fasikulasi
3. Persendian : pembengkakan, ketidaksimetrisan, deformitas.
b. Feel
1. Kulit : suhu.
2. Otot : massa otot secara umum

9
3. Persendian : nyeri tekan dan suhu; pijatlah setiap tangan pada sendi karpal serta
metacarpal dan cobalah untuk menentukan lokasi setiap nyeri tekan dengan
memijat masing-masing sendi secara bergiliran.
c. Move
1. Mintalah pasien untuk menepelkan kedua tumitnya pada pantat.
2. Pertahankan sendi lutut dan pangkal paha dalam posisi fleksi dengan sudut 900
dan lakukan gerakanrotasi internal serta eksterna sendi pangkal paha.
Perhatikan wajah pasien ketika melakukan gerakan ini dan pastikan bahwa
Anda tidak mnimbulkan rasa sakit pada pasien.
3. Selanjutnya tempatkan salah satu tangan pada sendi lutut pasien dan
ekstremitas rasakan apakah terdapat krepitasi ketika melakukan pemeriksaan
ini.
4. Ulangi pada sisi yang lain.

5. Gait (Gaya berjalan)


Mintalah pasien untuk berjalan dan amati:
a. Gambaran umum : irama, kecepatan, lebar langkah, kelumpuhan pada satu sisi.
b. Gaya berjalan : menghantam tumit, berdiri, mendorong untuk lepas dari tanah dan
berayan, menyeret kaki.
c. Ayunan lengan.
d. Membalikkan tubuh dan berputar
e. Kemampuan berpindah : duduk dan berdiri dari kursi.

2. Sesudah Pemeriksaan
a. Ucapkan terima kasih terhadap pasien
b. Mintalah pasien memakai pakaiannya, atau apabila sulit tawarkan untuk membantu
memakai pakaiannya.
c. Pastikan pasien nyaman.
d. Rangkum semua hasil temuan.
e. Jika diperlukan lakukan pemeriksaan fisik yang lebih rinci.

10
III. Pemeriksaan Range Of Motion (ROM) Sendi
Tujuan : menilai jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi.
1. Sebelum dimulai
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Jelaskan pemeriksaan yang akan Anda lakukan dan mintalah persetujuan untuk
pelaksanaannya.
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya
d. Buatlah pasien nyaman.

Pemeriksaan
a. Untuk mengendalikan gerakan genggamlah ekstremitas di sekitar sendi. Apabila
persendian terdapat nyeri, modifikasi pegangan.
b. Beri penunjang bagi daerah yang memiliki integritas struktural yang lemah, misalnya
tempat patahan atau segmen yang mengalami kelumpuhan.
c. Gerakkan segmen di seluruh ruang gerak yang bebas rasa nyeri hingga sampai
terdapat resistensi/tahanan jaringan.
d. Lakukan gerakan dengan lembut dan berirama 5 sampai 10 repetisi

Gambar : hyperekstensi bahu dengan posisi pasien menyamping.

Gambar : (A) Posisi tangan/lengan awal (B) fleksi maksimal sendi bahu.

11
e. Lakukan gerakan Abduksi, Adduksi, Fleksi, Ekstensi, Rotasi eksterna, Rotasi Interna,
Pronasi, Supinasi, rotasi interna pada adduksi dan rotasi eksterna pada abduksi.
f. Lakukan pada seluruh sendi diantaranya : sendi bahu, sendi siku, sendi
metacharpopalangeal, sendi cervical, sendi lumbal, sendi paha, sendi lutut dan sendi
metatarsophalangeal dan lain-lain.

2. Sesudah mendapatkan riwayat keluhan


a. Tanyak kepada pasien jika masih ada yang belum ditanya.
b. Tanyakan pada pasien apakah ada yang mau ditanyakan atau permasalahan lain?
c. Ucapkan terima kasih kepada pasien
d. Rangkum semua hasil, sampaikan diagnosis banding dan kemungkinan rujukan
terhadap pasien.
e. Jika diperlukan lakukan rontgen foto.

12
IV. Pemeriksaan Sendi Temporomandibular dan Tulang Belakang
Tujuan : menilai fungsi otot, sendi dan ligament.
1. Sebelum dimulai
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Jelaskan pemeriksaan yang akan Anda lakukan dan mintalah persetujuan untuk
pelaksanaannya.
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya, atau berikan pakaian pemeriksaan.
d. Buatlah pasien nyaman.
e. Pemeriksaan dilakukan dengan posisi pasien duduk.

Pemeriksaan
• Pemeriksaan Sendi Tempuromandibular (TMJ)
a. Look
1. Dari arah depan → lihat posisi bibir dan kesimetrisan mandibula/rahang bawah
b. Feel
1. Rabalah batas-batas sendi dengan cara meletakkan jari-jari di depan dan dibawah
tragus, setelah itu rabalah proc. Condylaris mandibula, Angulus Mandibula, Basis
Mandibula. Nilai : Nyeri tekan, krepitasi.
2. Raba juga otot-otot disekitar mandibula.
c. Move
1. Mintalah pasien untuk membuka-menutup mulut, nilai : kesimetrisan dan kelemahan.

Gambar : Letak jari tangan ketika melakukan pemeriksaan


2. Letakkan jari-jari didepan dan dibawah tragus, lalu mintalah pasien untuk membuka-
menutup mulut. Nilai : Proc. Condylaris mandibula ketika bergerak → Nyeri
(penyakit atritis kadang menyerang sendi ini)

13
• Pemeriksaan Vetebrae

Gambar : Kelainan pada tulang belakang

o Vetebra Cervikal
a. Look
Dari arah belakang → Nilailah segala bentuk kelainan
b. Feel
Rabalah Proc. Spinosus, nilai setiap nyeri dan kekakuan
c. Move
1. Gerakan aktif
a. Fleksi : mintalah pasien untuk menekukkan kepala hingga dagu sampai ke
dada.
b. Ekstensi : mintalah pasien mengerakkan kepalanya kebelakang sejauh yang
bisa dilakukan pasien.
c. Lateral fleksi : mintalah pasien untuk menggerakkan kepalanya kesamping
sampai daun telinga menyentuh bahu.
d. Rotasi : mintalah pasien untuk melihat kebahunya.
Nilai : nyeri alih, keterbaasan/kesulitan gerakan.

14
Gambar : Gerakan tulang cervical

2. Gerakan pasif
a) Lakukan semua gerakan fleksi, ekstensi, lateral fleksi, dan rotasi yang dibantu
oleh pemeriksa.
Nilai : nyeri lokal ataupun nyeri pada extremitas atas
b) Lakukan kompresi tulang tengkorak untuk menilai penekanan akar saraf
cervical. Letakkan telapak tangan pada vertex lalu tekan kearah bawah atau
kaudal.
Nilai : Nyeri atau parastesia pada lengan

Gambar : Kompresi kepala

15
o Vetebra Thorako-Lumbal
Pasien duduk dengan posisi tulang punggung tegap dan lengan di silangkan ke dada,
pemeriksa berdiri disamping pasien.
a. Look
Dari arah belakang atau samping → Nilailah segala bentuk kelainan

b. Feel
✓ Rabalah Proc. Spinosus, nilai setiap nyeri dan kekakuan.
✓ Expansi dinding dada → letakkan kedua telapak tangan dan ibu jari secara
simetris pada masing-masing tepi iga, sedangkan jari-jari lain menjulur
sepanjang sisi lateral lengkung iga. Pada saat pasien menarik napas maka kedua
ibu jari akan terangkat dengan simetris. Berkurangnya expansi dada akan
menyebabkan gerakan kedua ibu jari tidak simetris dan memberikan petunjuk
adanya kelainan pada daerah tersebut. Nilai : Gerakan ± 5 cm dari tempat awal
telapak tangan dan ibu jari, untuk menilai gerakan sendi costovetebra

c. Move
1. Gerakan aktif
a. Fleksi : mintalah pasien untuk menyentuh ujung jari kakinya.
b. Ekstensi : mintalah pasien mecondongkan tubuhnya arah kebelakang kalau bisa
sampai telapak tangan menyentuh telapak kaki.
c. Lateral fleksi : mintalah pasien untuk memiringkan badannya kesamping.
d. Rotasi : mintalah pasien untuk memutar badannya kearah kanan-kiri
Nilai : nyeri lokal, kekakuan, ataupun keterbatasan gerak

a. Fleksi b. Ekstensi c. Lateral fleksi d. Rotasi


Gambar : Gerakan tulang Thorako-lumbal

16
2. Gerakan pasif
Lakukan semua gerakan fleksi, ekstensi, lateral fleksi, dan rotasi yang dibantu oleh
pemeriksa.
Nilai : nyeri lokal, kekakuan ataupun keterbatasan gerak

o Vetebra Lumbal-Sacral
Pasien duduk dengan posisi tulang punggung tegap. Pemeriksa berdiri disamping pasien
a. Look
Dari arah belakang atau samping→ Nilailah segala bentuk kelainan

b. Feel
✓ Rabalah Proc. Spinosus, nilai setiap nyeri dan kekakuan.

c. Move
1. Gerakan aktif
✓ Fleksi : tandailah daerah sendi lumbosakral, lalu 10 cm diatas garis tersebut dan
5 cm dibawah garis. mintalah pasien untuk menyentuh ujung jari kakinya.
Nilai : garis akan bertambah panjang ± 4 cm

Gambar : Gerakan tulang Lumbal

2. Gerakan pasif
✓ Lakukan gerakan fleksi yang dibantu oleh pemeriksa.
Nilai : nyeri lokal, kekakuan ataupun keterbatasan gerak
✓ Nerve Stretch Test
Dalam posisi pasien terlentang, fleksikan tungkai pada sendi coxae.
→ N : Fleksi maksimal 80-90O dapat dilakukan. Tapi apabila ada
keterbatasan gerak → penyakit spinal dan sendi coxae. Apabila ada

17
iritasi pada nervus setinggi L3-S1, pemeriksaan ini akan memicu sakit
pada daerah yang teriritasi.
Bragard test → jika telapak kaki di dorsofleksikan, nyeri meningkat.
Lasegue`s test → fleksikan tungkai pada sendi coxae dan sendi lutut, lalu
ekstensikan sendi lutut dengan sendi coxae tetap fleksi → nyeri berkurang bila
sendi lutut difleksikan dan meningkat bila di ekstensikan.

Gambar : (a) Posisi netral, (b) Tungkai difleksikan pada sendi coxae,
(c) Bragard test, (d) Lutut di fleksikan, (e) Lasegue test.

✓ Femoral Stretch Test


Dalam posisi pasien telungkup, pertama fleksikan sendi lutut. Jika fleksi sendi
lutut gagal memicu nyeri. Ekstensikan tungkai pada sendi coxae.
Respon positif → nyeri di tulang belakang dan di sepanjang paha bagian
anterior. Kemungkinan adanya iritasi pada L2-L4 pada akar saraf daerah
tersebut.

18
Gambar : (a) nyeri dapat dipicu oleh (b) hanya dengan fleksi sendi lutut
(c) atau dengan kombinasi ekstensi sendi coxae

Gambar : Perubahan sensory, motor dan reflex pada kelainan cervical dan lumbal

o Vetebra Sacroiliac
a. Feel
Palpasi sendi, yang terletak dibawah lesung (cekungan) yang dijumpai di daerah
lumbal. Nilai : nyeri, setiap gerakan yang menimbulkan nyeri didaerah ini

19
b. Move
✓ Dalam posisi supine, mintalah pasien memfleksikan tungkai pada salah satu
sendi coxae sedangkan tungkai yang lain dalam posisi tetap.
✓ Mintalah pasien untuk telungkup lalu tekanlah arah kebawah pada pertengahan
sacrum.

Gambar : kompresi sacroiliac

2. Sesudah pemeriksaan
a. Ucapkan terima kasih terhadap pasien
b. Mintalah pasien memakai pakaiannya, atau apabila sulit tawarkan untuk membantu
memakai pakaiannya.
c. Pastikan pasien nyaman.
d. Rangkum semua hasil temuan.
e. Jika diperlukan lakukan pemeriksaan fisik yang lebih rinci.

20
V. Pemeriksaan Extremitas Atas
Tujuan : menilai fungsi otot, sendi dan ligament.
1. Sebelum dimulai
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Jelaskan pemeriksaan yang akan Anda lakukan dan mintalah persetujuan untuk
pelaksanaannya.
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya, atau berikan pakaian pemeriksaan.
d. Buatlah pasien nyaman, dalam pemeriksaan pasien duduk.

Pemeriksaan
Pemeriksaan Bahu dan Lengan Atas
a. Look
Dari arah depan → kesan keseluruhan, kesimetrisan clavicula, lengkung bahu,
kesimetrisan posisi kedua lengan dan otot deltoid.
Dari arah belakang → nilai kesimetrisan lengkung bahu, letak kedua scapula.

b. Feel
Tulang dan persendian
→ dari depan, lakukan palpasi tonjolan tulang sebagai patokan pada bahu dengan
dimulai dari sendi sternoklavikulris dan kemudian bergerak kearah lateral
disepanjang klavikula. Palpasi juga Proc. Coracoideus dan tulang humerus
→ dari belakang, lakukan palpasi tonjolan tulang sebagai patokan acromion, spina
scapula kemudian bergerak kearah medial dan keseluruh margo pada scapula.
Nilai : Nyeri dan krepitasi
Otot dan ligament
→ Lakukanlah palpasi pada otot disekitar bahu, lengan atas dan daerah scapula.
Nilai : nyeri, kekakuan, kontraksi, kelembutan otot dan ligament

c. Move
Mintalah pasien meluruskan lengan atasnya sejajar tubuh dengan fleksi pada sendi siku
(Posisi Netral).
→ Gerakan aktif
a. Fleksi : mintalah pasien untuk merentangkan kedua lengannya ke depan (anterior)
b. Ekstensi : mintalah pasien untuk menggerakkan lengannya kebelakang
c. Abduksi : mintalah pasien untuk merentangkan lengannnya kearah samping/
menjauhi tubuh (lateral)
d. Adduksi : mintalah pasien untuk menyilangkan kedua lengannya.

21
e. Rotasi Eksterna : mintalah pasien untuk menggerakkan lengan bawahnya kearah
lateral, dengan lengan atas tetap menempel pada sisi lateral tubuh.
f. Rotasi Interna : mintalah pasien untuk menggerakkan lengan bawahnya kearah
medial, dengan lengan atas tetap menempel pada sisi lateral tubuh.
g. Sirkumduksi : mintalah pasien untuk memutar lengannya.
Nilai : nyeri lokal, kesulitan/keterbatasan gerakan, terkunci.

Gambar : Gerakan tulang cervical

→ Gerakan pasif
a) Fleksi : pemeriksa disamping pasien, gerakan lengan pasien kearah depan dan
gerakkan sampai batas maksimal gerakan sendi. Sedangkan tangan pemeriksa
yang bebas menahan bahu pasien. N : ± 1800
b) Ekstensi : pemeriksa disamping pasien, gerakan lengan pasien kearah belakang
dan gerakkan sampai batas maksimal gerakan sendi. Sedangkan tangan pemeriksa
yang bebas menahan bahu pasien. N : ± 80-900
c) Abduksi : pemeriksa dibelakang pasien, gerakan lengan pasien kearah lateral
(menjauhi tubuh) dan gerakkan sampai batas maksimal gerakan sendi. Sedangkan
tangan pemeriksa yang bebas menahan skapula pasien. N : ± 1800

22
d) Adduksi : pemeriksa didepan pasien, gerakan lengan pasien kearah medial
(mendekati tubuh) dan gerakkan sampai batas maksimal gerakan sendi. Sedangkan
tangan pemeriksa yang bebas menahan bahu pasien. N : ± 30-450
e) Rotasi Eksterna : pemeriksa didepan pasien, tangan kiri pemeriksa menahan sendi
siku pasien agar tetap menempel pada tubuh, gerakan lengan pasien kearah lateral
dan gerakkan sampai batas maksimal gerakan sendi. N : ± 30-450
f) Rotasi Interna : pemeriksa didepan pasien, tangan kiri pemeriksa menahan sendi
siku pasien agar tetap menempel pada tubuh, gerakan lengan pasien kearah medial
dan gerakkan sampai batas maksimal gerakan sendi. N : ± 80-900
g) Sirkumduksi : pemeriksa disamping pasien, gerakan lengan pasien ke segala arah
dan gerakkan sampai batas maksimal gerakan sendi. N : ± 360 0
Nilai : kekakuan, kelemahan, tekunci

Gambar : Pemeriksaan Abduksi pada sendi bahu

→ Menilai Kekuatan Otot

a) M. Supraspinatus → luruskan tangan pasien sehingga sejajar dengan tubuh, lalu


pemeriksa menahannya dengan meletakkan tangan pemeriksa di sisi lateral lengan
bawah pasien. Mintalah pasien unuk mendorong lengannya kearah lateral
(Abduksi).

23
b) M. deltoid → Abduksikan lengan pasien pada sendi bahu dan fleksi pada sendi
siku. Pemeriksa memberikan tahanan dengan meletakkan telapak tangan pada sisi
lateral sendi siku, lalu mintalah pasien untuk melakukan abduksi maksimal.
c) M. Infraspinatus → rapatkan lengan pasien ke tubuhnya dengan fleksi pada sendi
siku, lalu berilah tahanan pada lengan bawah pasien dan mintalah pasien untuk
mendorong lengannya kearah lateral.

d) M. Latissimus dorsi → rotasi eksterna dan abduksikan sampai ± 90 0 sendi bahu


dengan fleksi pada sendi siku, tahanlah dengan telapak tangan sendi siku pasien,
lalu mintalah pasien untuk mendorong lengannya kea rah bawah.
e) M. Pectoralis Mayor → tahanlah kedua pergelangan tangan pasien dengan lengan
dalam posisi netral, lalu mintalah pasien untuk mendorong lengannya kearah
lateral.

Kelainan-kelainan yang mungkin dijumpai


1. Frozen shoulder 6. Dislokasi
2. Tendinitis kalsifikasi 7. Tendinitis bisipitalis
3. Rupture rotator cuff 8. Osteoatritis
4. Sindrom impingement 9. Scapula seperti sayap
5. Reffered pain 10. Fraktur Humerus
Tabel : kelainan pada bahu

24
Pemeriksaan Siku dan Lengan Bawah
Pemeriksa duduk berhadapan dengan pasien
a. Look
Dari arah depan → kesan keseluruhan, kesimetrisan, deformitas dan posisi kedua lengan.

b. Feel
Tulang dan persendian
→ Palpasi jaringan subcutaneous disepanjang ulna → daerah yang paling sering
dijumpai nodul rheumatoid.
→ Palpasi olecranon bursa, epicondilus lateral kemudian epicondilus medial
→ Fleksikan siku, lalu palpasi di daerah lekukan epicondilus medial → dapat teraba
n. ulna
Nilai : Nyeri, effuse pada olecranon dan krepitasi.

a. Epicondylus lateral b. Epicondylus medial

Otot dan ligament


→ lakukanlah palpasi pada tendon-tendon bisep dan trisep didaerah siku.
Nilai : nyeri, kekakuan, kontraksi, kelembutan otot dan ligament

25
Gambar : Sudut pada sendi siku

c. Move
Mintalah pasien meluruskan lengan atasnya sejajar tubuh dengan fleksi pada sendi siku
(Posisi Netral).
→ Gerakan aktif
a) Fleksi : mintalah pasien untuk menekukkan lengannya.
b) Ekstensi : mintalah pasien untuk meluruskan lengannya.
c) Pronasi : mintalah pasien untuk memutar lengan bawahnya kearah dalam.
d) Supinasi : mintalah pasien untuk memutar lengan bawahnya kearah luar.
Nilai : kekakuan, keterbatasan gerak.

Gambar : Gerakan pada siku

26
→ Gerakan pasif
a) Fleksi dan ekstensi : lakukan gerakan ke atas dan bawah dengan tangan kiri
pemeriksa memegang daerah epicondilus medial dan lateral pasien sedangkan
tangan kanan pemeriksa memegang pergelangan tangan pasien
b) Pronasi dan supinasi : lakukan gerakan dengan tangan kiri pemeriksa memegang
daerah epicondilus medial dan lateral pasien sedangkan tangan kanan pemeriksa
memegang pergelangan tangan pasien.

→ Menilai Kekuatan Otot

a) M. Biceps → rotasi eksterna dan abduksikan sampai ± 90 0 sendi bahu dengan


fleksi pada sendi siku, tahanlah dengan memegang pergelangan tangan pasien,
lalu mintalah pasien untuk menarik lengan bawahnya.
b) M. Brachioradialis → ekstensikan lengan pasien lalu tahanlah dengan memegang
pergelangan tangan pasien. Mintalah pasien untuk menarik lengan bawahnya.
c) M. Triseps → Abduksi sedikit sendi bahu dengan fleksi pada sendi siku, tahan
bagian lateral dari pergelangan tangan lalu mintalah pasien untuk mendorongnya.

d) M. Supinator → dengan tangan kiri pemeriksa memegang epicondilus medial dan


lateral, tangan kanan menggenggam tangan pasien. Lalu mintalah pasien memutar
lengan bawahnya kearah dalam

27
e) M. Pronator → dengan tangan kiri pemeriksa memegang epicondilus medial dan
lateral, tangan kanan menggenggam tangan pasien. Lalu mintalah pasien memutar
lengan bawahnya kearah luar.

Keadaan yang paling mungkin


1. Osteoatritis
2. Atritis rheumatoid
3. Bursitis olekranon
4. Dislokasi
5. Fracture
6. Lesi pada C6
Tabel : kelainan pada daerah siku

Gambar : C6 Root Syndrome

28
Pemeriksaan Pergelangan Tangan
a. Look
Perhatikan bentuk kedua lengan bawah dan pergelangan tangan.
Nilai : pembengkakan, daviasi dan perubahan bentuk

b. Feel
Tulang dan persendian
→ lakukan palpasi tonjolan tulang proc. Styloideus ulna dan radius
→ lakukan palpasi pada tulang carpal, anatomical snuff box.
Nilai : Nyeri dan krepitasi

c. Move
→ Gerakan aktif
a) Dorsofleksi (Ekstensi) : mintalah pasien untuk menggerakkan tangannya kearah
atas.
b) Palmarfleksi (Fleksi): mintalah pasien untuk menggerakan tangannya kearah
bawah.
c) Radial deviasi : letakkan telapak tangan pasien diatas meja, mintalah pasien
untuk menggerakkan tangannya kearah dalam (radius)
d) Ulnar deviasi : letakkan telapak tangan pasien diatas meja, mintalah pasien untuk
menggerakkan tangannya kearah luar (ulna)
Nilai : kesulitan/keterbatasan gerakan, terkunci.

Gambar : Gerakan pergelangan tangan

29
→ Gerakan pasif
Lakukanlah Dorsofleksi/Palmarfleksi/radial dan ulnar deviasi dengan bantuan
pemeriksa, tangan kiri pemeriksa memegang Proc. Styloideus sedangkan tangan
kanan membantu melakukan gerakan.
Nilai : kekakuan, kelemahan, terkunci

→ Menilai Kekuatan Otot lengan bawah

a) M. Fleksor carpi radialis → genggam ujung jari pasien dengan tangan kanan
pemeriksa, sedangkan tangan kiri pemeriksa sebagai penumpu. Lalu mintalah
pasien untuk melakukan palmarfleksi
b) M. Fleksor carpi ulnaris → tangan kiri pemeriksa memegang pergelangan tangan
pasien, sedangkan tangan pemeriksa memberikan tahanan pada sisi luar.
Mintalah pasien melakukan ulnar deviasi.

c) M. Ekstensor carpi ulnaris → jari tangan kiri pemeriksa memegang proc.


Styloideus sedangkan tangan kanan memberi tahanan dengan meletakkannya
dipunggung tangan. Mintalah pasien melakukan dorsofleksi.
d) M. Ekstensor carpi radialis longus → tangan kiri pemeriksa memegang
pergelangan tangan pasien, sedangkan tangan pemeriksa memberikan tahanan
pada sisi dalam dekat ibu jari atau tepat pada tendo M. Ekstensor carpi radialis
longus. Mintalah pasien melakukan radial deviasi.

30
→ Menilai otot dorsal dan ventral lengan bawah
a) M. Extensor digitorum (Communis) → tangan pemeriksa bagian lateral
diletakkan diatas sendi metacarpophalangeal, lalu mintalah pasien melakukan
ekstensi. → Ekstensi sendi jari II-V.
b) M. Extensor pollicis longus → tahanlah dengan jari telunjuk sendi interphalang
distal ibu jari pasien, lalu mintalah pasien untuk melakukan ekstensi. → Ekstensi
ibu jari.

c) M. Fleksor digitorum superfisialis → tahanlah dengan jari telunjuk, palang media


pasien pada bagian palmar, mintalah pasien melakukan fleksi. → Fleksi phalang
proximal II-V.
d) M. Fleksor digitorum profundus → berilah tahanan pada ujung jari pasien, lalu
mintalah pasien melakukan fleksi pada ujung jari. → Fleksi phalang distal II-V

Keadaan yang paling mungkin


1. Fracture Colles & Scaphoid 4. Lesi pada C7
2. Tenosynovitis De Quervain 5. Radial palsy
3. Rheumatoid atrhitis
Tabel : kelainan pada lengan bawah dan pergelangan tangan

31
Pemeriksaan tangan
a. Look
Kesan keseluruhantangan, termasuk kulit dan kuku
Nilai : bengkak, kesimetrisan, deformitas, bentuk kuku

Gambar : distribusi osteoatritis dan Gambar : deformitas “tipe swan neck” pada
Rheumatoid atritis pada tangan Rheumatoid atritis, hiperextensi pada sendi
interphalang proximal dan fleksi pada sendi
interphalang distal

b. Feel
Tulang dan persendian
→ palpasi tulang carpal, metacarpal dan phalang.
→ palpasi seluruh sendi pada tangan mulai dari sendi pergelangan tangan,
metacarpophalangeal dan sendi interphalang.

Gambar : palpasi tulang carpal (a), sendi metacarpophalngeal (b),


dan sendi interphalang (c)

Nilai : nyeri, krepitasi, pembengkakan dan nodule (nodul terperangkap pada


sarung tendon, dapat dipalpasi secara jelas).

32
Gambar : nodul pada sarung tendon yang terperangkap pada area sempit

c. Move
Mintalah pasien meletakkan tangannya diatas meja yang datar
→ Gerakan
a) Fleksi : mintalah pasien untuk mengepalkan tangannya
b) Ekstensi : mintalah pasien untuk membuka tangannya sampai lurus seperti
menunjuk.
c) Abduksi : mintalah pasien untuk melebarkan jari-jari tangannya.
d) Adduksi : mintalah pasien untuk merapatkan jari-jari tangannya.
e) Opposisi : mintalah pasien untuk meraba semua phalang distal dengan ibu jari.

Gambar : gerakan sendi metacarpophalngeal Gambar : gerak sendi pada ibu jari
dan interphalang

33
→ Menilai Kekuatan Otot

a) M. Interosseus dorsalis → mintalah pasien untuk mengabduksikan jari tangannya


yang diberi tahanan pada sisi dalam.
b) M. Adductor pollicis → mintalah pasien untuk mengadduksikan ibu jari ke
permukaan palmar dari jari telunjuk.
c) M. Abductor digiti minimi → mintalah pasien untuk mengabduksikan jari
kelingkingnya yang diberi tahanan.

→ Menilai kekuatan otot thenar

a) M. Abductor pollicis brevis → mintalah pasien mengangkat ibu jarinya secara


vertical yang diberi tahanan.
b) M. Opponens pollicis → mintalah pasien untuk menyentuh kelingkingnya dengan
ujung ibu jari yang diberi tahanan.
Nilai : kekakuan, kelemahan, keterbatasan gerakan

2. Sesudah pemeriksaan
a. Ucapkan terima kasih terhadap pasien
b. Mintalah pasien memakai pakaiannya, atau apabila sulit tawarkan untuk membantu memakai
pakaiannya.
c. Pastikan pasien nyaman.
d. Rangkum semua hasil temuan.
e. Jika diperlukan lakukan pemeriksaan penunjang untuk membantu diagnosis.

34
VI. Pemeriksaan Ekstermitas Bawah
Tujuan : menilai fungsi otot, sendi dan ligament.
1. Sebelum dimulai
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Jelaskan pemeriksaan yang akan Anda lakukan dan mintalah persetujuan untuk
pelaksanaannya.
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya, atau berikan pakaian pemeriksaan atau
pasien cukup menggunakan pakaian dalam.
d. Buatlah pasien nyaman, dalam pemeriksaan pasien berdiri atau tidur

Pemeriksaan
Pemeriksaan Pinggul dan Tungkai Atas
a. Look
✓ Dari arah depan dan berdiri → kesan keseluruhan, kesimetrisan, pemendekan.
Mintalah pasien berdiri dengan salah satu tungkai kakinya diangkat setelah itu tungkai
kaki yang lain → Tredelenburg`s test → N : bila salah satu tungkai diangkat, maka
pelvis juga akan ikut terangkat.

Tredelenburg`s test positif : jika otot salah satu pinggul lemah maka sisi pinggul yang
lemah tidak mampu menopang pinggul ketika tungkai diangkat. A : Normal, B :
Abnormal

35
✓ Dari arah depan dan tidur → kesan keseluruhan, kesimetrisan, pemendekan.
✓ Thomas test → menilai kompensasi lordosis lumbal pada keadaan kelemahan salah
satu pinggul. Fleksi maksimalkan tungkai kiri pada sendi coxae. Thomas test (+) : bila
tungkai kanan ikut fleksi.

Gambar : Thomas test

b. Feel
Dalam posisi tidur
Tulang dan persendian :
→ Crista Iliaca : pastikan diposisi yang sama pada sudut horizontal terhadap tulang
belakang, dengan cara meleakkan kedua telapak tangan pada masing-masing
pinggul dimana 1/3 anterior dapat diraba.

→ SIAS : telusuri dengan jari crista iliaca ke anteroinferior, pada orang kurus mudah
sekali dinilai.
→ Tuberculum Iliacum : tempatkan ibu jari pada SIAS dan gerakkan jari-jari lain
kearah posterior sepanjang labium eksterna crista iliaca → 5-6 cm sebelah posterior
SIAS
→ Tuber Ischiadica : fleksikan sendi coxae, raba bagian inferior sebelah bokong

36
→ Sulcus glutealis : batas inferior gluteus maximus.
→ Caput femoris : raba disekitar sebelah dalam selebar ibu jari dibawah titik tengah
ligamentum inguinal
→ Trochanter mayor : raba di sisi lateral paha sekitar 10 cm di inferior crista iliaca
→ Trochanter minor : raba di sekitar superior ujung lateral sulcus glutealis
→ Condylus femoris : dapat diraba dengan fleksi atau ekstensi lutut
→ Epycondilus femoralis : terletak ditengah aspek lateral setiap condylus dan sedikit
menonjol.

Nilai : Nyeri, krepitasi, fraktur dan dislokasi, angulasi, deformitas

→ Ukur panjang tungkai


a. Apparent Leg Length : ukur dari umbilicus ke maleous medial
b. True Leg Length : ukur dari trochanter mayor ke maleolus medial.

37
Nilai : Pemendekan

Otot dan ligament


→ Lakukanlah palpasi pada otot, dan ukur lingkar paha.
Nilai : nyeri tekan, kekakuan, atropi atau pembesaran

c. Move
Menilai Artikulatio Coxae
→ Gerakan aktif
a) Fleksi-Ekstensi : mintalah pasien mengayunkan tungkai kaki ke anterior dan
posterior.
b) Abduksi-Adduksi : mintalah pasien mengayunkan tungkai kakinya kearah
lateral kemudian medial
c) Rotasi Eksterna-Rotasi Interna : mintalah pasien memutar tungkainya kearah
medial (eksterna) kemudian kearah lateral dengan tungkai fleksi pada sendi
pinggul dan fleksi pada sendi lutut.
d) Sirkumduksi : mintalah pasien membuat lingkaran dengan ujung jari kakinya.
Nilai : kesulitan/keterbatasan gerakan, terkunci.

38
Gambar : Gerakan tulang sendi pinggul

→ Gerakan pasif
a) Fleksi : angkat tungkai pasien kearah anterior, apabila lutut difleksikan maka
fleksi sendi coxae dapat mencapai abdomen
b) Ekstensi : pasien berdiri, fiksasi penggul dengan kedua telapak tangan
pemeriksa, mintalah pasien menggerakkan tungkai kearah posterior.
c) Abduksi-Adduksi : dengan pinggul tetap terfiksasi, mintalah pasien
menggerakkan tungkainya kearah lateral kemudian medial
d) Rotasi Eksterna-Rotasi Interna : pasien terlentang dengan fleksi pada sendi
coxae dan lutut. Fiksasi lutut dengan tangan kiri memegang lutut sedangkan
tangan kanan memegang tumit lalu dorong / tariklah tangan kanan.

39
Gambar : Rotasi sendi pinggul
Nilai : kekakuan, kelemahan, tekunci

→ Menilai Kekuatan Otot

a) Kelompok Otot Fleksor → fleksikan sendi pinggul dan lutut lalu beri tahanan
4-5 cm diatas lutut, mintalah pasien untuk melakukan fleksi maksimal sendi
pinggul.
b) Kelompok Otot Ektensor → pasien telungkup, beri tahanan disekitar poplitea
kemudian mintalah melakukan ektensi.
c) Kelompok Otot Adduktor → mintalah pasien melakukan adduksi, dengan
memberi tahanan pada maleolus medial
d) Kelompok Otot Abduktor → mintalah pasien melakukan abductor, dengan
memberi tahanan disekitar maleolus lateral.

40
Nilai : kelemahan otot

Pemeriksaan Lutut dan Tungkai Bawah


a. Look
✓ Dari arah depan → kesan keseluruhan, kesimetrisan, kelainan bentuk, pembengkakan.

Gambar : kelainan bentuk pada sendi lutut

b. Feel
Dalam posisi tidur, nilai :
→ Patella tap : gerakkan jari-jari tangan kiri disekitar kantong suprapatellar, kemudian
tekan patella dari arah cranial ke kaudal menggunakan jari tangan kanan. Apabila
ada efusi patella akan memantul
→ Bulge sign : berikan tekanan diantara patella dan condylus femoralis pada masing-
masing sisi, jika ada efusi tonjolan akan terlihat pada sisi sebelahnya.
→ Tuberositas tibia : ± 5 cm distal apex tibia/ anterior bagian proximal tibia

41
→ Tendon M. Bisep Femoris : raba perlekatan distalnya disisi lateral caput fibula.
→ Permukaan anteromedial tibia : raba disepanjang permukaan tibia
→ Condylus tibia : raba dianterior pada sisi ligamentum patella, dengan fleksi pada
sendi lutut.
→ Caput fibulae : menonjol setinggi tuberositas tibia pada aspek posterolateral lutut
→ Malleolus medial-Malleolus lateral : penonjolan pada sisi-sisi medial dan lateral
pergelangan kaki, maleolus lateral lebih panjang dari maleolus medial.

Gambar : daerah yang bisa dipalpasi


Nilai : Nyeri, krepitasi, fraktur, angulasi, deformitas, dan efusi.

c. Move
→ Gerakan
a) Fleksi : mintalah pasien membengkokkan lututnya
b) Ekstensi : mintalah pasien meluruskan lututnya.
Nilai : nyeri lokal, kesulitan/keterbatasan gerakan.

Gambar : Gerakan sendi lutut

42
→ Menilai Ligamen pada sendi lutut
a) Lig. Crusiatum Anterior → dengan fleksi pada lutut, tempatkan kedua ibu jari
pemeriksa pada tuberositas tibia sedangkan jari-jari lain melingkar ke betis.
Tariklah tungkai bawah kearah anterior. N : terfiksasi, lig crusiatum anterior
mencegah femur bergeser ke posterior pada tibia
b) Lig. Crusiatum Posterior → dengan fleksi pada lutut, tempatkan kedua ibu jari
pemeriksa pada tuberositas tibia sedangkan jari-jari lain melingkar ke betis.
Doronglah tungkai bawah kearah posterior. N : terfiksasi, lig crusiatum posterior
mencegah femur bergeser ke anterior pada tibia, terutama bila lutut fleksi.

Lig. Crusiatum Anterior Lig. Crusiatum Posterior


c) Lig. Colateral Medial → fleksikan sedikit sendi lutut, tempatkan tangan kiri pada
sisi lateral lutut sebagai penahan sedangkan tangan kanan memegang
pergelangan kaki lalu tariklah pergelangan kaki kearah lateral. N : terfiksasi,
bergerak → rupture
d) Lig. Colateral Lateral → fleksikan sedikit sendi lutut, tempatkan tangan kanan
pada sisi medial lutut sebagai penahan sedangkan tangan kiri memegang
pergelangan kaki lalu doronglah pergelangan kaki kearah medial. N : terfiksasi,
bergerak → rupture

Lig. Colateral Medial Lig. Colateral Lateral

43
e) Mc. Murray Test → untuk menilai meniscus pada sendi lutut. Fleksikan sendi
coxae dan sendi lututt 900, pegang dengan tangan kiri lutut sedangkan tangan
kanan memegang pergelangan kaki. Rotasi interna dan eksterna kan sendi lutut.
N : terkunci, Nyeri → berarti ada robekan pada mediskus medialis atau meniscus
lateralis

Gambar : Mc Murray Test


Nilai : Nyeri

→ Menilai Kekuatan Otot

a) Otot Quadriseps → pasien terlentang. Fleksikan sendi pinggul dan lutut lalu
beri tahanan disekitar pergelangan kaki, mintalah pasien untuk melakukan
ekstensi lutut.

44
b) Otot hamstrings → pasien telungkup, beri tahanan disekitar tumit kemudian
mintalah melakukan fleksi.

Pemeriksaan Pergelangan Kaki dan Kaki


a. Look
✓ Perhatikan bentuk kelainan pada pergelangan kaki dan kaki.
Nilai : bentuk kaki, bengkak

Gambar : kelainan bentuk pada kaki. (a) Pes Planus, (b) Pes Cavus,
(c) Halux Valgus, dan (d). Hammet toe

b. Feel
Dalam posisi tidur, nilai :
→ Caput tali : raba dianteromedial bagian proximal melleolus lateral bila kaki inversi
atau anterior dari maleolus medialis bila kaki enversi
→ Tuberositas Calcanei : raba tepat didasar tumit
→ Sustentaculum tali : raba disebelah distal dari maleolus medialis
→ Caput Ossis Metatarsal : raba dengan ibu jari pemeriksa permukaan plantar pedis
disekitar sendi metatarsophalangeal.
→ Corpus Ossis Metatarsal dan Phalang : raba pada dorsum kaki diantar tendon-tendon
ekstensor jari.
→ Tuberositas Metatarsi Quinti (V) : aspek lateral kaki (bagian yang menonjol)
→ Os Cuboideum : raba disekitar lateral kaki, setelah basis os metatarsal.
→ Os Cuneiforme medial : raba diantara tuberositas os navicularis dan basis os
metatarsal I.
→ Caput Os Metatarsai I : membentuk tonjolan pada aspek medial kaki
→ Tendon achiles: tekan tendon achiles dibagian posterior pergelangan kaki → plantar
fleksi, bila tidak berarti tendon rupture.

45
Gambar : daerah yang bisa dipalpasi pergelangan kaki dan kaki
Nilai : Nyeri, krepitasi, deformitas

c. Move
→ Gerakan Pergelangan kaki
a) Plantarfleksi : mintalah pasien meluruskan kakinya, seperti penari balet.
b) Dorsofleksi : mintalah pasien menekukkan pergelangan kakinya keatas
c) Inverse – eversi : mintalah pasien menggerakkan pergelangan kakinya kearah
medial dan lateral.

Gambar : gerakan pada pergelangan kaki

46
→ Gerakan Kaki dan Jari-jari
a) Fleksi-Ekstensi : minta pasien membengkokkan jari kakinya-kemudian mintalah
pasien meluruskan kembali
b) Abduksi-Adduksi : mintalah pasien menlebarkan jari-jari kakinya-kemudian
mintalah pasien untuk merapatkannya.

Gambar : Gerakan sendi kaki

Nilai : kesulitan/keterbatasan gerakan

→ Menilai kekuatan otot

a) Otot plantar fleksi → pasien telungkup, lalu tahan telapak kaki pasien dengan
tangan pemeriksa lalu mintalah pasien melakukan plantar fleksi

47
b) Otot Dorsofleksi → beri tahanan di dorsum pedis pasien, lalu mintalah pasien
melakukan dorso fleksi.
c) Otot Ekstensi jari kaki → pegang ujung jari kaki pasien, lalu mintalahpasien
melakukan ekstensi.
Nilai : kekakuan, kelemahan

2. Sesudah pemeriksaan
a. Ucapkan terima kasih terhadap pasien
b. Mintalah pasien memakai pakaiannya, atau apabila sulit tawarkan untuk membantu
memakai pakaiannya.
c. Pastikan pasien nyaman.
d. Rangkum semua hasil temuan.
e. Jika diperlukan lakukan pemeriksaan penunjang untuk membantu diagnosis.

48
VII. Elastic Bandage-membuat bandage kompresi
Tujuan → Melindungi pergelangan kaki yang terkilir dengan membalutnya dapat membantu
mencegah cedera yang lebih serius. Karena dengan membalut pergelangan kaki yang terkilir,
posisi pergelangan kaki akan terjaga sehingga dapat sembuh dengan cepat dan baik.

Alat : Elastic Bandage

Teknik
1. Letakkan ujung perban di mata kaki. Inilah tempat Anda akan mulai membalut
pergelangan kaki. Tarik ekor perban menjauhi kaki, sehingga posisinya memungkinkan
untuk membalut pergelangan kaki dengan arah yang benar
a. Untuk perlindungan lebih, Anda bisa meletakkan bantal kain kasa di setiap sisi
pergelangan kaki sebelum membalutnya.
b. Busa berbentuk sepatu kuda juga bisa digunakan untuk menopang pergelangan kaki
Anda sebelum menggunakan perban kompresi.

2. Balut bagian atas telapak kaki. Pegang ujung perban di arah yang berseberangan dengan
mata kaki dengan satu tangan, dan gunakan tangan yang lain untuk membawa ekor perban
mengelilingi kaki dari bagian luar. Lilitkan perban ke telapak kaki sebanyak tiga kali, dari
arah depan mendekati tumit, dengan meletakkan perban saling tumpang tindih setiap
melilitkannya
a. Posisi perban tidak boleh berubah, tetapi jangan melilitkannya terllau ketat atau
sirkulasi darah ke telapak kaki dan jari kaki Anda akan terganggu.
b. Pastikan bahwa lilitan perban tidak menggembung. Ulangi proses ini jika Anda perlu
melakukannya dengan lebih rapih.

49
3. Buat angka delapan mengelilingi pergelangan kaki. Setelah lilitan di telapak kaki yang
ketiga, bawa ujung perban ke luar telapak kaki, melalui melalui pijaka kaki dan
mengelilingi bagian dalam pergelangan kaki. Kemudian bawa memutari tumit, kembali ke
pijakan kaki, di bawah telapak kaki dan sekeliling pergelangan kaki.

4. Ulangi bentuk delapan lagi. Balut telapak kaki dan pergelangan kaki dengan bentuk
delapan ini tiga kali. Dengan setiap balutan, letakkan perban saling tumpang tindih agar
letaknya tidak berubah. Balutan yang terakhir harus naik beberapa inchi di atas
pergelangan kaki untuk mempertahankan posisinya

50
a. Jika Anda membalut pergelangan kaki anak-anak, Anda mungkin tidak perlu
melilitkannya tiga kali untuk menopang bagian yang sakit sepenuhnya. Lilitkan
paling tidak dua kali dan pastikan bahwa posisi pergelangan kaki sudah terlindungi
dengan baik.
b. Periksa lagi untuk memastikan bahwa balutan telah aman, tetapi tidak terlalu ketat.
Lilitkan ulang jika Anda perlu menyingkirkan gelembung, yang mungkin akan terasa
tidak nyaman.

5. Rekatkan perban. Eratkan ujung perban ke bagian yang terlilih menggunakan pengait
logam untuk merekatkan kedua bagian tersebut. Jika perban yang Anda pilih memiliki
perekat, maka eratkan posisinya dengan menggunakan perekat tersebut.

6. Buka perban jika bagian yang sakit mulai terasa kebas atau geli. Hal ini berarti Anda telah
melilitkannya terlalu ketat.

51
Peringatan !!!

• Lepaskan perban segera jika kaki Anda berubah warna menjadi putih atau biru.

• Jangan coba memijat pergelangan kaki yang terkilir.

• Jika pergelangan kaki Anda masih terasa tidak nyaman selama lebih dari 7 hari, periksalah ke
dokter.

52
VIII. Patah Tulang dan Pembidaian
1. Procedure
Prinsip dalam pem-bidaian pada patah tulang!
✓ Lakukan pembidaian di mana anggota badan mengalami cedera (korban
jangan dipindahkan sebelum dibidai). Korban dengan dugaan patah tulang
lebih aman dipindahkan ke tandu medis darurat setelah dilakukan tindakan
perawatan luka, pembalutan dan pembidaian.
✓ Melewati minimal dua sendi yang berbatasan.
✓ Jangan banyak bergerak yang tidak perlu.
✓ Jika patah tulang terbuka darah masih mengalir hentikan pendarahan dengan
menekan dan mengikat bagian yang terluka dengan kain bersih.
✓ Apabila masih terjadi pendarahan, tindakan penghentian pendarahan dapat
dilakukan dengan cara:

• Balut tekan, dipertahankan sampai pendarahan berhenti atau sampai


pertolongan yang lebih mantap dapat diberikan.
• Penekanan dengan jari tangan di pangkal arteri yang terluka. Penekanan
paling lama 15 menit.
• Pengikatan dengan tourniquet.
o Digunakan bila pendarahan sangat sulit dihentikan dengan cara biasa.
o Lokasi pemasangan: lima jari di bawah ketiak (untuk pendarahan di
lengan) dan lima jari di bawah lipat paha (untuk pendarahan di kaki)
o Cara: lilitkan torniket di tempat yang dikehendaki, sebelumnya dialasi
dengan kain atau kasa untuk mencegah lecet di kulit yang terkena
torniket. Untuk torniket kain, perlu dikencangkan dengan sepotong
kayu. Tanda torniket sudah kencang ialah menghilangnya denyut nadi
di distal dan kulit menjadi pucat kekuningan.
o Setiap 10 menit torniket dikendorkan selama 30 detik, sementara luka
ditekan dengan kasa steril.
• Elevasi/ tinggikan bagian yang terluka
✓ Pasang penyangga tulang yang patah agar patahan tulangnya tidak semakin
patah baik dengan menggunakan spalk / bidai, tongkat, kayu, sapu ijuk, tiang,
dll yang ringan dan kuat diikat atau dibalut kuat tetapi tidak membuat ikatan
atau balutan di bagian yang patah.

53
✓ Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu
harus dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang. Kemungkinan patah tulang
harus selalu dipikirkan setiap terjadi kecelakaan akibat benturan yang keras.
Apabila ada keraguan, perlakukan sebagai patah tulang.

Gambar : A. Patah tulang tertutup, B. Patah tulang terbuka

Patah Tulang anggota gerak atas dan cara immobilisasi-nya

Gambar : Pembidaian pada patah tulang lengan atas (ada dua metode)

54
Gambar : Pembidaian pada patah tulang siku dengan posisi siku lurus

Gambar : Dinding dada digunakan sebagai bidai pada lengan atas jika tidak ada
bidai

Gambar : Dinding dada digunakan sebagai bidai pada patah tulang siku dan posisi
siku menekuk

55
Gambar :A. Patah tulang lengan bawah menggunakan bidai, B Patah pada
pergelangan tangan

Patah Tulang anggota gerak bawah dan cara immobilisasi-nya

Gambar : Pembidaian pada retak/patah tulang pinggul dan tungkai atas

56
Gambar : Pembidaian pada patah tulang pada tungkai bawah dan pergelangan kaki

Gambar : Tungkai yang tidak patah digunakan sebagai bidai (anatomical splint)

Gambar : bidai untuk tungkai bawah dan pergelangan kaki yang dijual dipasaran

57
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN
ANAMNESA MUSKULOSKELETAL

Skor
No. Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2

Sebelum dimulai
a. Perkenalkan diri pada pasien.
1 b. Memastikan bahwa pasien dalam posisi nyaman.
c. Anamnesis Identitas pasien

Tanyakan Keluhan Utama (Nyeri/perubahan


2
bentuk/gangguan fungsi)
RPS
a. Sejak kapan
b. Lokasi
c. Sifat
3 d. Intensitas
e. Mulai timbul
f. Factor pencetus
g. Yang meringankan/memberatkan
5 RPO
6 Riwayat social
7 RPD
8 Riwayat keluarga
Menyimpulkan hasil dan menyatakan persiapan
9
pemeriksaan selanjutnya
JUMLAH SKOR
Keterangan :
0 Tidak dilakukan mahasiswa
1 Dilakukan, tapi belum sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan
mahasiswa karena situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan
dalam skenario yang sedang dilaksanakan).

Jumlah Skor
Nilai Mahasiswa = 𝑥100 %
18

58
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN SKIRINING GALS (GAIT, ARMS, LEGS DAN SPINE)

Skor
No. Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2

Sebelum dimulai
a. Perkanalkan diri.

1 b. Minta persetujuan pasien untuk melakukan pemeriksaan.


c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya.
d. Pastikan pasien dalam keadaan nyaman.
Tanyakan Riwayat singkat
a. Nama, usia dan pekerjaan
b. nyeri atau ketika disentuh terasa nyeri pada otot,
2 punggung atau persendian?
c. kesulitan ketika harus menaiki tangga?
d. kesulitan ketika harus membasuh diri atau berpakaian?

Lakukan inspeksi pasien dalam posisi berdiri, berjalan,


berputar, perhatikan setiap sikatriks yang terlihat,
3
pembengkakan, deformitas dan atau postur tubuh yang
abnormal.
Tulang Belakang

4 Inspeksi

5 Palpasi

6 Move
Lengan
7 Inspeksi

8 Palpasi

9 Move
Tungkai
10 Inspeksi

11 Palpasi

12 Move
Gait
13 Gambaran Umum
14 Gaya berjalan

59
15 Ayunan Lengan
16 Memutar tubuh
17 Ucapkan terima kasih, rangkum hasil
JUMLAH SKOR
Keterangan :
0 Tidak dilakukan mahasiswa
1 Dilakukan, tapi belum sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa
karena situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario
yang sedang dilaksanakan).

Jumlah Skor
Nilai Mahasiswa = 𝑥100 %
34

60
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN TEMPUROMANDIBULAR DAN VETEBRAE

Skor
No. Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
Persiapan pasien
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Jelaskan pemeriksaan
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya, atau berikan
1
pakaian pemeriksaan.
d. Buatlah pasien nyaman.
e. Atur posisi
Persiapan dan pemeriksaan
2 Mencuci tangan
Pemeriksaan Sendi Tempuromandibular (TMJ)
3 Look
4 Feel
5 Move
Pemeriksaan Vetebrae
Vetebra Cervikal
6 Look
7 Feel
8 Move Aktif
9 Move Pasif
Vetebra Thorako-Lumbal
10 Look
11 Feel
12 Move Aktif
13 Move Pasif
Vetebra Lumbal-Sacral
14 Look
15 Feel
16 Move Aktif
Move Pasif
17 Nerve stretch test
Femoral stretch test
Vetebra Sacroiliac
18 Feel

61
19 Move Aktif
20 Kompresi Sacroiliac
21 Selesai pemeriksaan Cuci tangan
22 Rangkum hasil pemeriksaan
JUMLAH SKOR
Keterangan :
0 Tidak dilakukan mahasiswa
1 Dilakukan, tapi belum sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa
karena situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario
yang sedang dilaksanakan).

Jumlah Skor
Nilai Mahasiswa = 𝑥100 %
44

62
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN BAHU DAN LENGAN ATAS

Skor
No. Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
Persiapan pasien
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Jelaskan pemeriksaan
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya, atau berikan
1
pakaian pemeriksaan.
d. Buatlah pasien nyaman.
e. Atur posisi
Persiapan dan pemeriksaan
2 Mencuci tangan
Pemeriksaan Bahu dan Lengan Atas
Look
3 Depan
4 Belakang
Feel

5 Tulang dan persendian

6 Depan

7 Belakang

8 Otot dan Ligament


Move
9 Move Aktif
10 Move Pasif
11 Menilai kekuatan otot
12 Selesai pemeriksaan Cuci tangan
13 Rangkum hasil pemeriksaan
JUMLAH SKOR
Keterangan :
0 Tidak dilakukan mahasiswa
1 Dilakukan, tapi belum sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa
karena situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario
yang sedang dilaksanakan).
Jumlah Skor
Nilai Mahasiswa = 𝑥100 %
26

63
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN SIKU DAN LENGAN BAWAH

Skor
No. Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
Persiapan pasien
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Jelaskan pemeriksaan
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya, atau berikan
1
pakaian pemeriksaan.
d. Buatlah pasien nyaman.
e. Atur posisi
Persiapan dan pemeriksaan
2 Mencuci tangan
Pemeriksaan siku dan lengan bawah
3 Look
Feel

4 Tulang dan persendian

5 Otot dan Ligament


Move
6 Move Aktif
7 Move Pasif
8 Menilai kekuatan otot
9 Selesai pemeriksaan Cuci tangan
10 Rangkum hasil pemeriksaan
JUMLAH SKOR
Keterangan :
0 Tidak dilakukan mahasiswa
1 Dilakukan, tapi belum sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa
karena situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario
yang sedang dilaksanakan).

Jumlah Skor
Nilai Mahasiswa = 𝑥100 %
20

64
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN PERGELANGAN TANGAN

Skor
No. Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
Persiapan pasien
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Jelaskan pemeriksaan
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya, atau berikan
1
pakaian pemeriksaan.
d. Buatlah pasien nyaman.
e. Atur posisi
Persiapan dan pemeriksaan
2 Mencuci tangan
Pemeriksaan pergelangan tangan
3 Look
Feel

4 Tulang dan persendian


Move
5 Move Aktif
6 Move Pasif
7 Menilai kekuatan otot lengan bawah
8 Menilai otot dorsal dan ventral lengan bawah
9 Selesai pemeriksaan Cuci tangan
10 Rangkum hasil pemeriksaan
JUMLAH SKOR
Keterangan :
0 Tidak dilakukan mahasiswa
1 Dilakukan, tapi belum sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa
karena situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario
yang sedang dilaksanakan).

Jumlah Skor
Nilai Mahasiswa = 𝑥100 %
20

65
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN PERGELANGAN TANGAN

Skor
No. Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
Persiapan pasien
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Jelaskan pemeriksaan
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya, atau berikan
1
pakaian pemeriksaan.
d. Buatlah pasien nyaman.
e. Atur posisi
Persiapan dan pemeriksaan
2 Mencuci tangan
Pemeriksaan tangan
3 Look
Feel

4 Tulang dan persendian


Move
5 Move Aktif
6 Move Pasif
7 Menilai kekuatan otot
8 Menilai otot thenar
9 Selesai pemeriksaan Cuci tangan
10 Rangkum hasil pemeriksaan
JUMLAH SKOR
Keterangan :
0 Tidak dilakukan mahasiswa
1 Dilakukan, tapi belum sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa
karena situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario
yang sedang dilaksanakan).

Jumlah Skor
Nilai Mahasiswa = 𝑥100 %
20

66
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN PINGGUL DAN TUNGKAI ATAS

Skor
No. Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
Persiapan pasien
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Jelaskan pemeriksaan
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya, atau berikan
1
pakaian pemeriksaan.
d. Buatlah pasien nyaman.
e. Atur posisi
Persiapan dan pemeriksaan
2 Mencuci tangan
Pemeriksaan pinggul dan tungkai atas
Look
3 Dari depan berdiri

4 Dari depan tidur


Thomas test
Feel

5 Tulang dan persendian

6 Ukur panjang tungkai

8 Otot dan Ligament


Move
9 Move Aktif
10 Move Pasif
11 Menilai kekuatan kelompok otot
12 Selesai pemeriksaan Cuci tangan
13 Rangkum hasil pemeriksaan
JUMLAH SKOR
Keterangan :
0 Tidak dilakukan mahasiswa
1 Dilakukan, tapi belum sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa
karena situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario
yang sedang dilaksanakan).

Jumlah Skor
Nilai Mahasiswa = 𝑥100 %
26

67
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN LUTUT DAN TUNGKAI BAWAH

Skor
No. Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
Persiapan pasien
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Jelaskan pemeriksaan
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya, atau berikan
1
pakaian pemeriksaan.
d. Buatlah pasien nyaman.
e. Atur posisi
Persiapan dan pemeriksaan
2 Mencuci tangan
Pemeriksaan lutut dan tungkai bawah
3 Look
4 Feel
5 Move
6 Move Aktif
7 Move Pasif
Menilai kekuatan otot
8 Otot Quadriseps
Otot Hamstring
9 Menilai Ligamen pada sendi lutut
10 Lig. Crusiatum Anterior
11 Lig. Crusiatum Posterior
12 Lig. Colateral Medial
13 Lig. Colateral Lateral
14 Selesai pemeriksaan Cuci tangan
15 Rangkum hasil pemeriksaan
JUMLAH SKOR
Keterangan :
0 Tidak dilakukan mahasiswa
1 Dilakukan, tapi belum sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa
karena situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario
yang sedang dilaksanakan).
Jumlah Skor
Nilai Mahasiswa = 𝑥100 %
30

68
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN PERGELANGAN KAKI DAN KAKI

Skor
No. Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
Persiapan pasien
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Jelaskan pemeriksaan
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya, atau berikan
1
pakaian pemeriksaan.
d. Buatlah pasien nyaman.
e. Atur posisi
Persiapan dan pemeriksaan
2 Mencuci tangan
Pemeriksaan pergelangan kaki dan kaki
3 Look
4 Feel
5 Move
6 Gerakan pergelangan kaki
7 Gerakan kaki dan jari-jari
8 Menilai kekuatan otot
9 Selesai pemeriksaan Cuci tangan
10 Rangkum hasil pemeriksaan
JUMLAH SKOR
Keterangan :
0 Tidak dilakukan mahasiswa
1 Dilakukan, tapi belum sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa
karena situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario
yang sedang dilaksanakan).
Jumlah Skor
Nilai Mahasiswa = 𝑥100 %
20

69

Anda mungkin juga menyukai