(BRP)
KK OSCE MUSKULOSKELETAL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2020
PENGANTAR
Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada Fakultas Kedokteran Universitas
Baiturrahmah telah dimulai sejak tahun ajaran 2007/2008. Didalam buku Standar Kompetensi
Dokter Indonesia, 2012 (SKDI 2012) terdapat sejumlah keterampilan klinis yang harus dikuasai oleh
mahasiswa sebelum menjadi dokter dan lulusan dokter harus menguasai keterampilan klinis
tersebut untuk melaksanakan praktek dokternya yang akan berguna nantinya dalam mendiagnosa
maupun menyelesaikan suatu masalah kesehatan secara keseluruhan.
Sebagian keterampilan klinik yang terdapat didalam buku SKDI 2012 telah dilatihkan secara
bertahap mulai dari semester I sampai dengan semester VI.
Pada modul Keterampilan Klinik pada semester VII ini lebih memfokuskan untuk dapat
melatihkan sebagian besar keterampilan klinik dalam buku SKDI 2012 , yang disusun berdasarkan
sistem organ dan akan melibatkan sebagian besar dosen bagian klinik dan biomedik sesuai dengan
keterampilan klinik yang dimunculkan terutama dengan tingkat kemampuan 3 dan 4 .
Pelatihan ini sangat penting artinya sebagai persiapan mahasiswa Semester VII sebelum
memasuki masa Kepaniteraan klinik Senior atau Co Schap dan persiapan untuk ujian OSCE ( objective
structured clinical examination ) setelah dokter nantinya yang harus lulus , sebelum mendapatkan
izin praktek klinik di Rumah Sakit atau saran kesehatan lainnya.
Tim Penyusun
2
I. Riwayat Gangguan muskuloskeletal
1. Sebelum dimulai
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Katakan kepada pasien bahwa anda akan mengajukan sejumlah pertanyaan untuk
mengungkapkan penyebab nyeri yang dialaminya dan mintalah persetujuan pasien.
c. Buatlah pasien nyaman.
Riwayat
a. Anamnesa identitas : tanyakan nama, usia, pekerjaan dan alamat rumah.
b. Anamnesa keluhan pasien :
Tulang
1. Nyeri, tanyakan :
a. Lokasi nyeri? (daerah mana yang terasa sakit)
b. Sifat nyeri? Tumpul? Tajam? Pegal? Atau seperti terbakar?
3
c. Intensitas?
d. Mulai timbul?
e. Saat terjadi? Dan durasi?
NB : Nyeri tulang biasanya dalam, dan kualitas nyeri yang tidak
menyenangkan. Nyeri fokal pada tumor tulang dan infeksi, nyeri diffuse
pada kelainan yang melibatkan banyak tulang seperti osteoporosis. Nyeri
pada patang tulang terasa tajam dan menusuk-nusuk meningkat ketika
digerakkan berkurang waktu diistirahatkan.
f. Tanyakan juga :
1. Setiap factor pencetusnya seperti trauma atau infeksi.
2. Progresivitas
3. Setiap gambaran yang menyertai, Lokal : pemebengkakan
4. Setiap factor yang memperberat atau meredakan seperti aktivitas,
istirahat, NSAID, steroid.
Sendi
1. Nyeri pada sendi, tanyakan :
a. Lokasi nyeri? Tanyakan daerah yang paling maksimal merasakan nyeri
b. Sifat nyeri? Tumpul? Tajam? Pegal? Atau seperti terbakar?
c. Mulai timbul dan sudah berapa lama? Apakah baru atau nyeri sudah
berlangsung lama?
d. Saat terjadi? Dan durasi?
e. Apakah nyeri bertambah atau berkurang dengan gerakan?
4
Gambar : distribusi nyeri yang timbul dari a. sendi akromioclavicular atau
sternoklavikular, b. sendi skapulohumeral c. sendi coxae d. sendi genue
2. Pembengkakan dan krepitasi, tanyakan :
a. Lokasi pembengkakan?
b. Sudah sejak kapan pembengkakan terjadi?
c. Apakah bengkak diikuti nyeri dan atau berfluktuasi?
d. Bunyi pada sendi yang terjadi bila melakukan gerakan?
3. Mengunci
a. Lokasi?
b. Sejak kapan?
c. Apakah ada riwayat trauma?
5
Otot
1. Setiap keluhan nyeri, tanyakan :
a. Lokasi nyeri? (lokal atau diffuse)
b. Sifat nyeri? Tumpul? Tajam?
c. Mulai timbul dan sudah berapa lama?
2. Kekakuan : tentukan lokasinya, intensitasnya serta saat terjadinya.
3. Kelemahan :
a. Apakah kelemahan global atau fokal?
b. Apakah kelemahan muncul terkait dengan nyeri didaerah anggotagerak?
c. Apakah kelemahan hilang timbul, menetap atau kelemahan terjadi perlahan-
lahan?
4. Cramps, tanyakan kapan timbulnya? Apakah terjadi karena aktivitas?
5. Tanyakan juga :
a. Faktor pencetusnya seperti trauma atau infeksi.
b. Progresivitas
c. Setiap gambaran yang menyertai, Lokal : pemebengkakan
d. Setiap factor yang memperberat atau meredakan seperti aktivitas, istirahat,
NSAID, steroid.
c. Riwayat sosial.
1. Kesulitan dalam menyelesaikan tugas akibat pada kehidupan pasien, seperti
aktivitas sehari-hari, mandi, berpakaian dan lain-lain. Apa yang pernah
dikerjakan sekarang tidak lagi.
2. Situasi rumah dan bantuan yang tersedia dirumah.
3. Emosi pasien, emosi yang rendah, cepat lelah dan kehilangan minat.
4. Perjalanan yang baru dilakukan.
6
d. Riwayat medis masa lalu
1. Penyakit sekarang, masa lalu dan masa anak-anak?
2. Tindakan bedah sebelumnnya?
3. Kunjungan terakhir kedokter?
e. Riwayat obat
1. Obat yang pernah diresepkan dokter, tanyakaan juga tentang obat
kortikosteroid? NSAID? Antibiotic? Imunosupressan?
2. Obat yang dibeli bebas?
3. Narkoba? Merokok? Alcohol?
4. Alergi obat?
f. Riwayat keluarga
1. Orang tua? Saudara? Dan anak-anak? terutama tentang penyakit yang
berhubungan.
7
II. Pemeriksaan Skiring GALS (Gait, Arms, Legs dan Spine)
Tujuan : Tes skrining untuk musculoskeletal dan masih memerlukan pemeriksaan yang
lebih rinci terhadap otot, sendi, tulang dan ligament.
1. Sebelum dimulai
a. Perkanalkan diri.
b. Minta persetujuan pasien untuk melakukan pemeriksaan.
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya.
d. Pastikan pasien dalam keadaan nyaman.
1. Inspeksi
a. Lakukan inspeksi pasien dalam posisi berdiri, berjalan, berputar, perhatikan setiap
sikatriks yang terlihat, pembengkakan, deformitas dan atau postur tubuh yang
abnormal.
2. Tulang Belakang
a. Look
1. Dari arah depan
2. Dari arah belakang dengan mencari khusunya skoliosis dan lordosis lumbal.
3. Dari samping, lihat apakah kifosis dan deformitas fleksi yang persisten.
b. Feel
1. Tekanlah korpus vertebrae secara bergiliran untuk menilai nyeri tekan.
c. Move
1. Mintalah pasien untuk membungkuk dan menyentuh jari-jari kakinya. Carilah
kemungkinan lordosis dan skoliosis lumbal yang seharusnya akan terlihat lebih
menonjol.
2. Fleksi lateral leher : mintalah pasien untuk menempelkan telinganya pada bahu
dan kemudian melakukan hal yang sama pada sisi lainnya.
3. Fleksi dan ekstensi leher : minta pasien untuk menempelkan dagunya pada
dada dan kemudian mendongak melihat langit-langit.
8
4. Rotasi vertebrae : mintalah pasien untuk memutar bagian tubuh bagian atas
kedua sisi.
3. Lengan
a. Look
1. Kulit : ruam, nodul, tanda-tanda kelainan pada kuku.
2. Otot : atropi, fasikulasi
3. Persendian : pembengkakan, ketidaksimetrisan, deformitas.
b. Feel
1. Kulit : suhu.
2. Otot : massa otot secara umum
3. Persendian : nyeri tekan dan suhu; pijatlah setiap tangan pada sendi karpal serta
metacarpal dan cobalah untuk menentukan lokasi setiap nyeri tekan dengan
memijat masing-masing sendi secara bergiliran.
c. Move
1. Tangan : mintalah pasien untuk memijat jari tangan pemeriksa, kemudian
mintalah pasien untuk mencubit dan melepaskan cubitannya.
2. Pergelangan tangan : mintalah pasien untuk menempelkan kedua telapak
tangannya dalam posisi berdoa dan kemudian posisi tangannya secara terbalik.
3. Sendi siku : mintalah pasien untuk mengangkat kedua lengan atasnya seperti
sedang mengangkat barang kemudian luruskan kedua lengannya disamping
tubuh.
4. Sendi bahu : mintalah pasien mengangkat kedua tangannya hingga berada
diatas kepala (gerakan abduksi) dan kemudian mengembalikan tangannya
kebelakang kepala (rotasi internal); dengan menggerakkan kedua tangannya
dipunggung dari sebelah bawah, mintalah pasien untuk menyentuh bagian
punggung yang berada diantara kedua scapula (rotasi eksternal)
4. Tungkai
a. Look
1. Kulit : ruam, nodul, tanda-tanda kelainan pada kuku.
2. Otot : atropi, fasikulasi
3. Persendian : pembengkakan, ketidaksimetrisan, deformitas.
b. Feel
1. Kulit : suhu.
2. Otot : massa otot secara umum
9
3. Persendian : nyeri tekan dan suhu; pijatlah setiap tangan pada sendi karpal serta
metacarpal dan cobalah untuk menentukan lokasi setiap nyeri tekan dengan
memijat masing-masing sendi secara bergiliran.
c. Move
1. Mintalah pasien untuk menepelkan kedua tumitnya pada pantat.
2. Pertahankan sendi lutut dan pangkal paha dalam posisi fleksi dengan sudut 900
dan lakukan gerakanrotasi internal serta eksterna sendi pangkal paha.
Perhatikan wajah pasien ketika melakukan gerakan ini dan pastikan bahwa
Anda tidak mnimbulkan rasa sakit pada pasien.
3. Selanjutnya tempatkan salah satu tangan pada sendi lutut pasien dan
ekstremitas rasakan apakah terdapat krepitasi ketika melakukan pemeriksaan
ini.
4. Ulangi pada sisi yang lain.
2. Sesudah Pemeriksaan
a. Ucapkan terima kasih terhadap pasien
b. Mintalah pasien memakai pakaiannya, atau apabila sulit tawarkan untuk membantu
memakai pakaiannya.
c. Pastikan pasien nyaman.
d. Rangkum semua hasil temuan.
e. Jika diperlukan lakukan pemeriksaan fisik yang lebih rinci.
10
III. Pemeriksaan Range Of Motion (ROM) Sendi
Tujuan : menilai jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi.
1. Sebelum dimulai
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Jelaskan pemeriksaan yang akan Anda lakukan dan mintalah persetujuan untuk
pelaksanaannya.
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya
d. Buatlah pasien nyaman.
Pemeriksaan
a. Untuk mengendalikan gerakan genggamlah ekstremitas di sekitar sendi. Apabila
persendian terdapat nyeri, modifikasi pegangan.
b. Beri penunjang bagi daerah yang memiliki integritas struktural yang lemah, misalnya
tempat patahan atau segmen yang mengalami kelumpuhan.
c. Gerakkan segmen di seluruh ruang gerak yang bebas rasa nyeri hingga sampai
terdapat resistensi/tahanan jaringan.
d. Lakukan gerakan dengan lembut dan berirama 5 sampai 10 repetisi
Gambar : (A) Posisi tangan/lengan awal (B) fleksi maksimal sendi bahu.
11
e. Lakukan gerakan Abduksi, Adduksi, Fleksi, Ekstensi, Rotasi eksterna, Rotasi Interna,
Pronasi, Supinasi, rotasi interna pada adduksi dan rotasi eksterna pada abduksi.
f. Lakukan pada seluruh sendi diantaranya : sendi bahu, sendi siku, sendi
metacharpopalangeal, sendi cervical, sendi lumbal, sendi paha, sendi lutut dan sendi
metatarsophalangeal dan lain-lain.
12
IV. Pemeriksaan Sendi Temporomandibular dan Tulang Belakang
Tujuan : menilai fungsi otot, sendi dan ligament.
1. Sebelum dimulai
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Jelaskan pemeriksaan yang akan Anda lakukan dan mintalah persetujuan untuk
pelaksanaannya.
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya, atau berikan pakaian pemeriksaan.
d. Buatlah pasien nyaman.
e. Pemeriksaan dilakukan dengan posisi pasien duduk.
Pemeriksaan
• Pemeriksaan Sendi Tempuromandibular (TMJ)
a. Look
1. Dari arah depan → lihat posisi bibir dan kesimetrisan mandibula/rahang bawah
b. Feel
1. Rabalah batas-batas sendi dengan cara meletakkan jari-jari di depan dan dibawah
tragus, setelah itu rabalah proc. Condylaris mandibula, Angulus Mandibula, Basis
Mandibula. Nilai : Nyeri tekan, krepitasi.
2. Raba juga otot-otot disekitar mandibula.
c. Move
1. Mintalah pasien untuk membuka-menutup mulut, nilai : kesimetrisan dan kelemahan.
13
• Pemeriksaan Vetebrae
o Vetebra Cervikal
a. Look
Dari arah belakang → Nilailah segala bentuk kelainan
b. Feel
Rabalah Proc. Spinosus, nilai setiap nyeri dan kekakuan
c. Move
1. Gerakan aktif
a. Fleksi : mintalah pasien untuk menekukkan kepala hingga dagu sampai ke
dada.
b. Ekstensi : mintalah pasien mengerakkan kepalanya kebelakang sejauh yang
bisa dilakukan pasien.
c. Lateral fleksi : mintalah pasien untuk menggerakkan kepalanya kesamping
sampai daun telinga menyentuh bahu.
d. Rotasi : mintalah pasien untuk melihat kebahunya.
Nilai : nyeri alih, keterbaasan/kesulitan gerakan.
14
Gambar : Gerakan tulang cervical
2. Gerakan pasif
a) Lakukan semua gerakan fleksi, ekstensi, lateral fleksi, dan rotasi yang dibantu
oleh pemeriksa.
Nilai : nyeri lokal ataupun nyeri pada extremitas atas
b) Lakukan kompresi tulang tengkorak untuk menilai penekanan akar saraf
cervical. Letakkan telapak tangan pada vertex lalu tekan kearah bawah atau
kaudal.
Nilai : Nyeri atau parastesia pada lengan
15
o Vetebra Thorako-Lumbal
Pasien duduk dengan posisi tulang punggung tegap dan lengan di silangkan ke dada,
pemeriksa berdiri disamping pasien.
a. Look
Dari arah belakang atau samping → Nilailah segala bentuk kelainan
b. Feel
✓ Rabalah Proc. Spinosus, nilai setiap nyeri dan kekakuan.
✓ Expansi dinding dada → letakkan kedua telapak tangan dan ibu jari secara
simetris pada masing-masing tepi iga, sedangkan jari-jari lain menjulur
sepanjang sisi lateral lengkung iga. Pada saat pasien menarik napas maka kedua
ibu jari akan terangkat dengan simetris. Berkurangnya expansi dada akan
menyebabkan gerakan kedua ibu jari tidak simetris dan memberikan petunjuk
adanya kelainan pada daerah tersebut. Nilai : Gerakan ± 5 cm dari tempat awal
telapak tangan dan ibu jari, untuk menilai gerakan sendi costovetebra
c. Move
1. Gerakan aktif
a. Fleksi : mintalah pasien untuk menyentuh ujung jari kakinya.
b. Ekstensi : mintalah pasien mecondongkan tubuhnya arah kebelakang kalau bisa
sampai telapak tangan menyentuh telapak kaki.
c. Lateral fleksi : mintalah pasien untuk memiringkan badannya kesamping.
d. Rotasi : mintalah pasien untuk memutar badannya kearah kanan-kiri
Nilai : nyeri lokal, kekakuan, ataupun keterbatasan gerak
16
2. Gerakan pasif
Lakukan semua gerakan fleksi, ekstensi, lateral fleksi, dan rotasi yang dibantu oleh
pemeriksa.
Nilai : nyeri lokal, kekakuan ataupun keterbatasan gerak
o Vetebra Lumbal-Sacral
Pasien duduk dengan posisi tulang punggung tegap. Pemeriksa berdiri disamping pasien
a. Look
Dari arah belakang atau samping→ Nilailah segala bentuk kelainan
b. Feel
✓ Rabalah Proc. Spinosus, nilai setiap nyeri dan kekakuan.
c. Move
1. Gerakan aktif
✓ Fleksi : tandailah daerah sendi lumbosakral, lalu 10 cm diatas garis tersebut dan
5 cm dibawah garis. mintalah pasien untuk menyentuh ujung jari kakinya.
Nilai : garis akan bertambah panjang ± 4 cm
2. Gerakan pasif
✓ Lakukan gerakan fleksi yang dibantu oleh pemeriksa.
Nilai : nyeri lokal, kekakuan ataupun keterbatasan gerak
✓ Nerve Stretch Test
Dalam posisi pasien terlentang, fleksikan tungkai pada sendi coxae.
→ N : Fleksi maksimal 80-90O dapat dilakukan. Tapi apabila ada
keterbatasan gerak → penyakit spinal dan sendi coxae. Apabila ada
17
iritasi pada nervus setinggi L3-S1, pemeriksaan ini akan memicu sakit
pada daerah yang teriritasi.
Bragard test → jika telapak kaki di dorsofleksikan, nyeri meningkat.
Lasegue`s test → fleksikan tungkai pada sendi coxae dan sendi lutut, lalu
ekstensikan sendi lutut dengan sendi coxae tetap fleksi → nyeri berkurang bila
sendi lutut difleksikan dan meningkat bila di ekstensikan.
Gambar : (a) Posisi netral, (b) Tungkai difleksikan pada sendi coxae,
(c) Bragard test, (d) Lutut di fleksikan, (e) Lasegue test.
18
Gambar : (a) nyeri dapat dipicu oleh (b) hanya dengan fleksi sendi lutut
(c) atau dengan kombinasi ekstensi sendi coxae
Gambar : Perubahan sensory, motor dan reflex pada kelainan cervical dan lumbal
o Vetebra Sacroiliac
a. Feel
Palpasi sendi, yang terletak dibawah lesung (cekungan) yang dijumpai di daerah
lumbal. Nilai : nyeri, setiap gerakan yang menimbulkan nyeri didaerah ini
19
b. Move
✓ Dalam posisi supine, mintalah pasien memfleksikan tungkai pada salah satu
sendi coxae sedangkan tungkai yang lain dalam posisi tetap.
✓ Mintalah pasien untuk telungkup lalu tekanlah arah kebawah pada pertengahan
sacrum.
2. Sesudah pemeriksaan
a. Ucapkan terima kasih terhadap pasien
b. Mintalah pasien memakai pakaiannya, atau apabila sulit tawarkan untuk membantu
memakai pakaiannya.
c. Pastikan pasien nyaman.
d. Rangkum semua hasil temuan.
e. Jika diperlukan lakukan pemeriksaan fisik yang lebih rinci.
20
V. Pemeriksaan Extremitas Atas
Tujuan : menilai fungsi otot, sendi dan ligament.
1. Sebelum dimulai
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Jelaskan pemeriksaan yang akan Anda lakukan dan mintalah persetujuan untuk
pelaksanaannya.
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya, atau berikan pakaian pemeriksaan.
d. Buatlah pasien nyaman, dalam pemeriksaan pasien duduk.
Pemeriksaan
Pemeriksaan Bahu dan Lengan Atas
a. Look
Dari arah depan → kesan keseluruhan, kesimetrisan clavicula, lengkung bahu,
kesimetrisan posisi kedua lengan dan otot deltoid.
Dari arah belakang → nilai kesimetrisan lengkung bahu, letak kedua scapula.
b. Feel
Tulang dan persendian
→ dari depan, lakukan palpasi tonjolan tulang sebagai patokan pada bahu dengan
dimulai dari sendi sternoklavikulris dan kemudian bergerak kearah lateral
disepanjang klavikula. Palpasi juga Proc. Coracoideus dan tulang humerus
→ dari belakang, lakukan palpasi tonjolan tulang sebagai patokan acromion, spina
scapula kemudian bergerak kearah medial dan keseluruh margo pada scapula.
Nilai : Nyeri dan krepitasi
Otot dan ligament
→ Lakukanlah palpasi pada otot disekitar bahu, lengan atas dan daerah scapula.
Nilai : nyeri, kekakuan, kontraksi, kelembutan otot dan ligament
c. Move
Mintalah pasien meluruskan lengan atasnya sejajar tubuh dengan fleksi pada sendi siku
(Posisi Netral).
→ Gerakan aktif
a. Fleksi : mintalah pasien untuk merentangkan kedua lengannya ke depan (anterior)
b. Ekstensi : mintalah pasien untuk menggerakkan lengannya kebelakang
c. Abduksi : mintalah pasien untuk merentangkan lengannnya kearah samping/
menjauhi tubuh (lateral)
d. Adduksi : mintalah pasien untuk menyilangkan kedua lengannya.
21
e. Rotasi Eksterna : mintalah pasien untuk menggerakkan lengan bawahnya kearah
lateral, dengan lengan atas tetap menempel pada sisi lateral tubuh.
f. Rotasi Interna : mintalah pasien untuk menggerakkan lengan bawahnya kearah
medial, dengan lengan atas tetap menempel pada sisi lateral tubuh.
g. Sirkumduksi : mintalah pasien untuk memutar lengannya.
Nilai : nyeri lokal, kesulitan/keterbatasan gerakan, terkunci.
→ Gerakan pasif
a) Fleksi : pemeriksa disamping pasien, gerakan lengan pasien kearah depan dan
gerakkan sampai batas maksimal gerakan sendi. Sedangkan tangan pemeriksa
yang bebas menahan bahu pasien. N : ± 1800
b) Ekstensi : pemeriksa disamping pasien, gerakan lengan pasien kearah belakang
dan gerakkan sampai batas maksimal gerakan sendi. Sedangkan tangan pemeriksa
yang bebas menahan bahu pasien. N : ± 80-900
c) Abduksi : pemeriksa dibelakang pasien, gerakan lengan pasien kearah lateral
(menjauhi tubuh) dan gerakkan sampai batas maksimal gerakan sendi. Sedangkan
tangan pemeriksa yang bebas menahan skapula pasien. N : ± 1800
22
d) Adduksi : pemeriksa didepan pasien, gerakan lengan pasien kearah medial
(mendekati tubuh) dan gerakkan sampai batas maksimal gerakan sendi. Sedangkan
tangan pemeriksa yang bebas menahan bahu pasien. N : ± 30-450
e) Rotasi Eksterna : pemeriksa didepan pasien, tangan kiri pemeriksa menahan sendi
siku pasien agar tetap menempel pada tubuh, gerakan lengan pasien kearah lateral
dan gerakkan sampai batas maksimal gerakan sendi. N : ± 30-450
f) Rotasi Interna : pemeriksa didepan pasien, tangan kiri pemeriksa menahan sendi
siku pasien agar tetap menempel pada tubuh, gerakan lengan pasien kearah medial
dan gerakkan sampai batas maksimal gerakan sendi. N : ± 80-900
g) Sirkumduksi : pemeriksa disamping pasien, gerakan lengan pasien ke segala arah
dan gerakkan sampai batas maksimal gerakan sendi. N : ± 360 0
Nilai : kekakuan, kelemahan, tekunci
23
b) M. deltoid → Abduksikan lengan pasien pada sendi bahu dan fleksi pada sendi
siku. Pemeriksa memberikan tahanan dengan meletakkan telapak tangan pada sisi
lateral sendi siku, lalu mintalah pasien untuk melakukan abduksi maksimal.
c) M. Infraspinatus → rapatkan lengan pasien ke tubuhnya dengan fleksi pada sendi
siku, lalu berilah tahanan pada lengan bawah pasien dan mintalah pasien untuk
mendorong lengannya kearah lateral.
24
Pemeriksaan Siku dan Lengan Bawah
Pemeriksa duduk berhadapan dengan pasien
a. Look
Dari arah depan → kesan keseluruhan, kesimetrisan, deformitas dan posisi kedua lengan.
b. Feel
Tulang dan persendian
→ Palpasi jaringan subcutaneous disepanjang ulna → daerah yang paling sering
dijumpai nodul rheumatoid.
→ Palpasi olecranon bursa, epicondilus lateral kemudian epicondilus medial
→ Fleksikan siku, lalu palpasi di daerah lekukan epicondilus medial → dapat teraba
n. ulna
Nilai : Nyeri, effuse pada olecranon dan krepitasi.
25
Gambar : Sudut pada sendi siku
c. Move
Mintalah pasien meluruskan lengan atasnya sejajar tubuh dengan fleksi pada sendi siku
(Posisi Netral).
→ Gerakan aktif
a) Fleksi : mintalah pasien untuk menekukkan lengannya.
b) Ekstensi : mintalah pasien untuk meluruskan lengannya.
c) Pronasi : mintalah pasien untuk memutar lengan bawahnya kearah dalam.
d) Supinasi : mintalah pasien untuk memutar lengan bawahnya kearah luar.
Nilai : kekakuan, keterbatasan gerak.
26
→ Gerakan pasif
a) Fleksi dan ekstensi : lakukan gerakan ke atas dan bawah dengan tangan kiri
pemeriksa memegang daerah epicondilus medial dan lateral pasien sedangkan
tangan kanan pemeriksa memegang pergelangan tangan pasien
b) Pronasi dan supinasi : lakukan gerakan dengan tangan kiri pemeriksa memegang
daerah epicondilus medial dan lateral pasien sedangkan tangan kanan pemeriksa
memegang pergelangan tangan pasien.
27
e) M. Pronator → dengan tangan kiri pemeriksa memegang epicondilus medial dan
lateral, tangan kanan menggenggam tangan pasien. Lalu mintalah pasien memutar
lengan bawahnya kearah luar.
28
Pemeriksaan Pergelangan Tangan
a. Look
Perhatikan bentuk kedua lengan bawah dan pergelangan tangan.
Nilai : pembengkakan, daviasi dan perubahan bentuk
b. Feel
Tulang dan persendian
→ lakukan palpasi tonjolan tulang proc. Styloideus ulna dan radius
→ lakukan palpasi pada tulang carpal, anatomical snuff box.
Nilai : Nyeri dan krepitasi
c. Move
→ Gerakan aktif
a) Dorsofleksi (Ekstensi) : mintalah pasien untuk menggerakkan tangannya kearah
atas.
b) Palmarfleksi (Fleksi): mintalah pasien untuk menggerakan tangannya kearah
bawah.
c) Radial deviasi : letakkan telapak tangan pasien diatas meja, mintalah pasien
untuk menggerakkan tangannya kearah dalam (radius)
d) Ulnar deviasi : letakkan telapak tangan pasien diatas meja, mintalah pasien untuk
menggerakkan tangannya kearah luar (ulna)
Nilai : kesulitan/keterbatasan gerakan, terkunci.
29
→ Gerakan pasif
Lakukanlah Dorsofleksi/Palmarfleksi/radial dan ulnar deviasi dengan bantuan
pemeriksa, tangan kiri pemeriksa memegang Proc. Styloideus sedangkan tangan
kanan membantu melakukan gerakan.
Nilai : kekakuan, kelemahan, terkunci
a) M. Fleksor carpi radialis → genggam ujung jari pasien dengan tangan kanan
pemeriksa, sedangkan tangan kiri pemeriksa sebagai penumpu. Lalu mintalah
pasien untuk melakukan palmarfleksi
b) M. Fleksor carpi ulnaris → tangan kiri pemeriksa memegang pergelangan tangan
pasien, sedangkan tangan pemeriksa memberikan tahanan pada sisi luar.
Mintalah pasien melakukan ulnar deviasi.
30
→ Menilai otot dorsal dan ventral lengan bawah
a) M. Extensor digitorum (Communis) → tangan pemeriksa bagian lateral
diletakkan diatas sendi metacarpophalangeal, lalu mintalah pasien melakukan
ekstensi. → Ekstensi sendi jari II-V.
b) M. Extensor pollicis longus → tahanlah dengan jari telunjuk sendi interphalang
distal ibu jari pasien, lalu mintalah pasien untuk melakukan ekstensi. → Ekstensi
ibu jari.
31
Pemeriksaan tangan
a. Look
Kesan keseluruhantangan, termasuk kulit dan kuku
Nilai : bengkak, kesimetrisan, deformitas, bentuk kuku
Gambar : distribusi osteoatritis dan Gambar : deformitas “tipe swan neck” pada
Rheumatoid atritis pada tangan Rheumatoid atritis, hiperextensi pada sendi
interphalang proximal dan fleksi pada sendi
interphalang distal
b. Feel
Tulang dan persendian
→ palpasi tulang carpal, metacarpal dan phalang.
→ palpasi seluruh sendi pada tangan mulai dari sendi pergelangan tangan,
metacarpophalangeal dan sendi interphalang.
32
Gambar : nodul pada sarung tendon yang terperangkap pada area sempit
c. Move
Mintalah pasien meletakkan tangannya diatas meja yang datar
→ Gerakan
a) Fleksi : mintalah pasien untuk mengepalkan tangannya
b) Ekstensi : mintalah pasien untuk membuka tangannya sampai lurus seperti
menunjuk.
c) Abduksi : mintalah pasien untuk melebarkan jari-jari tangannya.
d) Adduksi : mintalah pasien untuk merapatkan jari-jari tangannya.
e) Opposisi : mintalah pasien untuk meraba semua phalang distal dengan ibu jari.
Gambar : gerakan sendi metacarpophalngeal Gambar : gerak sendi pada ibu jari
dan interphalang
33
→ Menilai Kekuatan Otot
2. Sesudah pemeriksaan
a. Ucapkan terima kasih terhadap pasien
b. Mintalah pasien memakai pakaiannya, atau apabila sulit tawarkan untuk membantu memakai
pakaiannya.
c. Pastikan pasien nyaman.
d. Rangkum semua hasil temuan.
e. Jika diperlukan lakukan pemeriksaan penunjang untuk membantu diagnosis.
34
VI. Pemeriksaan Ekstermitas Bawah
Tujuan : menilai fungsi otot, sendi dan ligament.
1. Sebelum dimulai
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Jelaskan pemeriksaan yang akan Anda lakukan dan mintalah persetujuan untuk
pelaksanaannya.
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya, atau berikan pakaian pemeriksaan atau
pasien cukup menggunakan pakaian dalam.
d. Buatlah pasien nyaman, dalam pemeriksaan pasien berdiri atau tidur
Pemeriksaan
Pemeriksaan Pinggul dan Tungkai Atas
a. Look
✓ Dari arah depan dan berdiri → kesan keseluruhan, kesimetrisan, pemendekan.
Mintalah pasien berdiri dengan salah satu tungkai kakinya diangkat setelah itu tungkai
kaki yang lain → Tredelenburg`s test → N : bila salah satu tungkai diangkat, maka
pelvis juga akan ikut terangkat.
Tredelenburg`s test positif : jika otot salah satu pinggul lemah maka sisi pinggul yang
lemah tidak mampu menopang pinggul ketika tungkai diangkat. A : Normal, B :
Abnormal
35
✓ Dari arah depan dan tidur → kesan keseluruhan, kesimetrisan, pemendekan.
✓ Thomas test → menilai kompensasi lordosis lumbal pada keadaan kelemahan salah
satu pinggul. Fleksi maksimalkan tungkai kiri pada sendi coxae. Thomas test (+) : bila
tungkai kanan ikut fleksi.
b. Feel
Dalam posisi tidur
Tulang dan persendian :
→ Crista Iliaca : pastikan diposisi yang sama pada sudut horizontal terhadap tulang
belakang, dengan cara meleakkan kedua telapak tangan pada masing-masing
pinggul dimana 1/3 anterior dapat diraba.
→ SIAS : telusuri dengan jari crista iliaca ke anteroinferior, pada orang kurus mudah
sekali dinilai.
→ Tuberculum Iliacum : tempatkan ibu jari pada SIAS dan gerakkan jari-jari lain
kearah posterior sepanjang labium eksterna crista iliaca → 5-6 cm sebelah posterior
SIAS
→ Tuber Ischiadica : fleksikan sendi coxae, raba bagian inferior sebelah bokong
36
→ Sulcus glutealis : batas inferior gluteus maximus.
→ Caput femoris : raba disekitar sebelah dalam selebar ibu jari dibawah titik tengah
ligamentum inguinal
→ Trochanter mayor : raba di sisi lateral paha sekitar 10 cm di inferior crista iliaca
→ Trochanter minor : raba di sekitar superior ujung lateral sulcus glutealis
→ Condylus femoris : dapat diraba dengan fleksi atau ekstensi lutut
→ Epycondilus femoralis : terletak ditengah aspek lateral setiap condylus dan sedikit
menonjol.
37
Nilai : Pemendekan
c. Move
Menilai Artikulatio Coxae
→ Gerakan aktif
a) Fleksi-Ekstensi : mintalah pasien mengayunkan tungkai kaki ke anterior dan
posterior.
b) Abduksi-Adduksi : mintalah pasien mengayunkan tungkai kakinya kearah
lateral kemudian medial
c) Rotasi Eksterna-Rotasi Interna : mintalah pasien memutar tungkainya kearah
medial (eksterna) kemudian kearah lateral dengan tungkai fleksi pada sendi
pinggul dan fleksi pada sendi lutut.
d) Sirkumduksi : mintalah pasien membuat lingkaran dengan ujung jari kakinya.
Nilai : kesulitan/keterbatasan gerakan, terkunci.
38
Gambar : Gerakan tulang sendi pinggul
→ Gerakan pasif
a) Fleksi : angkat tungkai pasien kearah anterior, apabila lutut difleksikan maka
fleksi sendi coxae dapat mencapai abdomen
b) Ekstensi : pasien berdiri, fiksasi penggul dengan kedua telapak tangan
pemeriksa, mintalah pasien menggerakkan tungkai kearah posterior.
c) Abduksi-Adduksi : dengan pinggul tetap terfiksasi, mintalah pasien
menggerakkan tungkainya kearah lateral kemudian medial
d) Rotasi Eksterna-Rotasi Interna : pasien terlentang dengan fleksi pada sendi
coxae dan lutut. Fiksasi lutut dengan tangan kiri memegang lutut sedangkan
tangan kanan memegang tumit lalu dorong / tariklah tangan kanan.
39
Gambar : Rotasi sendi pinggul
Nilai : kekakuan, kelemahan, tekunci
a) Kelompok Otot Fleksor → fleksikan sendi pinggul dan lutut lalu beri tahanan
4-5 cm diatas lutut, mintalah pasien untuk melakukan fleksi maksimal sendi
pinggul.
b) Kelompok Otot Ektensor → pasien telungkup, beri tahanan disekitar poplitea
kemudian mintalah melakukan ektensi.
c) Kelompok Otot Adduktor → mintalah pasien melakukan adduksi, dengan
memberi tahanan pada maleolus medial
d) Kelompok Otot Abduktor → mintalah pasien melakukan abductor, dengan
memberi tahanan disekitar maleolus lateral.
40
Nilai : kelemahan otot
b. Feel
Dalam posisi tidur, nilai :
→ Patella tap : gerakkan jari-jari tangan kiri disekitar kantong suprapatellar, kemudian
tekan patella dari arah cranial ke kaudal menggunakan jari tangan kanan. Apabila
ada efusi patella akan memantul
→ Bulge sign : berikan tekanan diantara patella dan condylus femoralis pada masing-
masing sisi, jika ada efusi tonjolan akan terlihat pada sisi sebelahnya.
→ Tuberositas tibia : ± 5 cm distal apex tibia/ anterior bagian proximal tibia
41
→ Tendon M. Bisep Femoris : raba perlekatan distalnya disisi lateral caput fibula.
→ Permukaan anteromedial tibia : raba disepanjang permukaan tibia
→ Condylus tibia : raba dianterior pada sisi ligamentum patella, dengan fleksi pada
sendi lutut.
→ Caput fibulae : menonjol setinggi tuberositas tibia pada aspek posterolateral lutut
→ Malleolus medial-Malleolus lateral : penonjolan pada sisi-sisi medial dan lateral
pergelangan kaki, maleolus lateral lebih panjang dari maleolus medial.
c. Move
→ Gerakan
a) Fleksi : mintalah pasien membengkokkan lututnya
b) Ekstensi : mintalah pasien meluruskan lututnya.
Nilai : nyeri lokal, kesulitan/keterbatasan gerakan.
42
→ Menilai Ligamen pada sendi lutut
a) Lig. Crusiatum Anterior → dengan fleksi pada lutut, tempatkan kedua ibu jari
pemeriksa pada tuberositas tibia sedangkan jari-jari lain melingkar ke betis.
Tariklah tungkai bawah kearah anterior. N : terfiksasi, lig crusiatum anterior
mencegah femur bergeser ke posterior pada tibia
b) Lig. Crusiatum Posterior → dengan fleksi pada lutut, tempatkan kedua ibu jari
pemeriksa pada tuberositas tibia sedangkan jari-jari lain melingkar ke betis.
Doronglah tungkai bawah kearah posterior. N : terfiksasi, lig crusiatum posterior
mencegah femur bergeser ke anterior pada tibia, terutama bila lutut fleksi.
43
e) Mc. Murray Test → untuk menilai meniscus pada sendi lutut. Fleksikan sendi
coxae dan sendi lututt 900, pegang dengan tangan kiri lutut sedangkan tangan
kanan memegang pergelangan kaki. Rotasi interna dan eksterna kan sendi lutut.
N : terkunci, Nyeri → berarti ada robekan pada mediskus medialis atau meniscus
lateralis
a) Otot Quadriseps → pasien terlentang. Fleksikan sendi pinggul dan lutut lalu
beri tahanan disekitar pergelangan kaki, mintalah pasien untuk melakukan
ekstensi lutut.
44
b) Otot hamstrings → pasien telungkup, beri tahanan disekitar tumit kemudian
mintalah melakukan fleksi.
Gambar : kelainan bentuk pada kaki. (a) Pes Planus, (b) Pes Cavus,
(c) Halux Valgus, dan (d). Hammet toe
b. Feel
Dalam posisi tidur, nilai :
→ Caput tali : raba dianteromedial bagian proximal melleolus lateral bila kaki inversi
atau anterior dari maleolus medialis bila kaki enversi
→ Tuberositas Calcanei : raba tepat didasar tumit
→ Sustentaculum tali : raba disebelah distal dari maleolus medialis
→ Caput Ossis Metatarsal : raba dengan ibu jari pemeriksa permukaan plantar pedis
disekitar sendi metatarsophalangeal.
→ Corpus Ossis Metatarsal dan Phalang : raba pada dorsum kaki diantar tendon-tendon
ekstensor jari.
→ Tuberositas Metatarsi Quinti (V) : aspek lateral kaki (bagian yang menonjol)
→ Os Cuboideum : raba disekitar lateral kaki, setelah basis os metatarsal.
→ Os Cuneiforme medial : raba diantara tuberositas os navicularis dan basis os
metatarsal I.
→ Caput Os Metatarsai I : membentuk tonjolan pada aspek medial kaki
→ Tendon achiles: tekan tendon achiles dibagian posterior pergelangan kaki → plantar
fleksi, bila tidak berarti tendon rupture.
45
Gambar : daerah yang bisa dipalpasi pergelangan kaki dan kaki
Nilai : Nyeri, krepitasi, deformitas
c. Move
→ Gerakan Pergelangan kaki
a) Plantarfleksi : mintalah pasien meluruskan kakinya, seperti penari balet.
b) Dorsofleksi : mintalah pasien menekukkan pergelangan kakinya keatas
c) Inverse – eversi : mintalah pasien menggerakkan pergelangan kakinya kearah
medial dan lateral.
46
→ Gerakan Kaki dan Jari-jari
a) Fleksi-Ekstensi : minta pasien membengkokkan jari kakinya-kemudian mintalah
pasien meluruskan kembali
b) Abduksi-Adduksi : mintalah pasien menlebarkan jari-jari kakinya-kemudian
mintalah pasien untuk merapatkannya.
a) Otot plantar fleksi → pasien telungkup, lalu tahan telapak kaki pasien dengan
tangan pemeriksa lalu mintalah pasien melakukan plantar fleksi
47
b) Otot Dorsofleksi → beri tahanan di dorsum pedis pasien, lalu mintalah pasien
melakukan dorso fleksi.
c) Otot Ekstensi jari kaki → pegang ujung jari kaki pasien, lalu mintalahpasien
melakukan ekstensi.
Nilai : kekakuan, kelemahan
2. Sesudah pemeriksaan
a. Ucapkan terima kasih terhadap pasien
b. Mintalah pasien memakai pakaiannya, atau apabila sulit tawarkan untuk membantu
memakai pakaiannya.
c. Pastikan pasien nyaman.
d. Rangkum semua hasil temuan.
e. Jika diperlukan lakukan pemeriksaan penunjang untuk membantu diagnosis.
48
VII. Elastic Bandage-membuat bandage kompresi
Tujuan → Melindungi pergelangan kaki yang terkilir dengan membalutnya dapat membantu
mencegah cedera yang lebih serius. Karena dengan membalut pergelangan kaki yang terkilir,
posisi pergelangan kaki akan terjaga sehingga dapat sembuh dengan cepat dan baik.
Teknik
1. Letakkan ujung perban di mata kaki. Inilah tempat Anda akan mulai membalut
pergelangan kaki. Tarik ekor perban menjauhi kaki, sehingga posisinya memungkinkan
untuk membalut pergelangan kaki dengan arah yang benar
a. Untuk perlindungan lebih, Anda bisa meletakkan bantal kain kasa di setiap sisi
pergelangan kaki sebelum membalutnya.
b. Busa berbentuk sepatu kuda juga bisa digunakan untuk menopang pergelangan kaki
Anda sebelum menggunakan perban kompresi.
2. Balut bagian atas telapak kaki. Pegang ujung perban di arah yang berseberangan dengan
mata kaki dengan satu tangan, dan gunakan tangan yang lain untuk membawa ekor perban
mengelilingi kaki dari bagian luar. Lilitkan perban ke telapak kaki sebanyak tiga kali, dari
arah depan mendekati tumit, dengan meletakkan perban saling tumpang tindih setiap
melilitkannya
a. Posisi perban tidak boleh berubah, tetapi jangan melilitkannya terllau ketat atau
sirkulasi darah ke telapak kaki dan jari kaki Anda akan terganggu.
b. Pastikan bahwa lilitan perban tidak menggembung. Ulangi proses ini jika Anda perlu
melakukannya dengan lebih rapih.
49
3. Buat angka delapan mengelilingi pergelangan kaki. Setelah lilitan di telapak kaki yang
ketiga, bawa ujung perban ke luar telapak kaki, melalui melalui pijaka kaki dan
mengelilingi bagian dalam pergelangan kaki. Kemudian bawa memutari tumit, kembali ke
pijakan kaki, di bawah telapak kaki dan sekeliling pergelangan kaki.
4. Ulangi bentuk delapan lagi. Balut telapak kaki dan pergelangan kaki dengan bentuk
delapan ini tiga kali. Dengan setiap balutan, letakkan perban saling tumpang tindih agar
letaknya tidak berubah. Balutan yang terakhir harus naik beberapa inchi di atas
pergelangan kaki untuk mempertahankan posisinya
50
a. Jika Anda membalut pergelangan kaki anak-anak, Anda mungkin tidak perlu
melilitkannya tiga kali untuk menopang bagian yang sakit sepenuhnya. Lilitkan
paling tidak dua kali dan pastikan bahwa posisi pergelangan kaki sudah terlindungi
dengan baik.
b. Periksa lagi untuk memastikan bahwa balutan telah aman, tetapi tidak terlalu ketat.
Lilitkan ulang jika Anda perlu menyingkirkan gelembung, yang mungkin akan terasa
tidak nyaman.
5. Rekatkan perban. Eratkan ujung perban ke bagian yang terlilih menggunakan pengait
logam untuk merekatkan kedua bagian tersebut. Jika perban yang Anda pilih memiliki
perekat, maka eratkan posisinya dengan menggunakan perekat tersebut.
6. Buka perban jika bagian yang sakit mulai terasa kebas atau geli. Hal ini berarti Anda telah
melilitkannya terlalu ketat.
51
Peringatan !!!
• Lepaskan perban segera jika kaki Anda berubah warna menjadi putih atau biru.
• Jika pergelangan kaki Anda masih terasa tidak nyaman selama lebih dari 7 hari, periksalah ke
dokter.
52
VIII. Patah Tulang dan Pembidaian
1. Procedure
Prinsip dalam pem-bidaian pada patah tulang!
✓ Lakukan pembidaian di mana anggota badan mengalami cedera (korban
jangan dipindahkan sebelum dibidai). Korban dengan dugaan patah tulang
lebih aman dipindahkan ke tandu medis darurat setelah dilakukan tindakan
perawatan luka, pembalutan dan pembidaian.
✓ Melewati minimal dua sendi yang berbatasan.
✓ Jangan banyak bergerak yang tidak perlu.
✓ Jika patah tulang terbuka darah masih mengalir hentikan pendarahan dengan
menekan dan mengikat bagian yang terluka dengan kain bersih.
✓ Apabila masih terjadi pendarahan, tindakan penghentian pendarahan dapat
dilakukan dengan cara:
53
✓ Lakukan juga pembidaian pada persangkaan patah tulang, jadi tidak perlu
harus dipastikan dulu ada tidaknya patah tulang. Kemungkinan patah tulang
harus selalu dipikirkan setiap terjadi kecelakaan akibat benturan yang keras.
Apabila ada keraguan, perlakukan sebagai patah tulang.
Gambar : Pembidaian pada patah tulang lengan atas (ada dua metode)
54
Gambar : Pembidaian pada patah tulang siku dengan posisi siku lurus
Gambar : Dinding dada digunakan sebagai bidai pada lengan atas jika tidak ada
bidai
Gambar : Dinding dada digunakan sebagai bidai pada patah tulang siku dan posisi
siku menekuk
55
Gambar :A. Patah tulang lengan bawah menggunakan bidai, B Patah pada
pergelangan tangan
56
Gambar : Pembidaian pada patah tulang pada tungkai bawah dan pergelangan kaki
Gambar : Tungkai yang tidak patah digunakan sebagai bidai (anatomical splint)
Gambar : bidai untuk tungkai bawah dan pergelangan kaki yang dijual dipasaran
57
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN
ANAMNESA MUSKULOSKELETAL
Skor
No. Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
Sebelum dimulai
a. Perkenalkan diri pada pasien.
1 b. Memastikan bahwa pasien dalam posisi nyaman.
c. Anamnesis Identitas pasien
Jumlah Skor
Nilai Mahasiswa = 𝑥100 %
18
58
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN SKIRINING GALS (GAIT, ARMS, LEGS DAN SPINE)
Skor
No. Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
Sebelum dimulai
a. Perkanalkan diri.
4 Inspeksi
5 Palpasi
6 Move
Lengan
7 Inspeksi
8 Palpasi
9 Move
Tungkai
10 Inspeksi
11 Palpasi
12 Move
Gait
13 Gambaran Umum
14 Gaya berjalan
59
15 Ayunan Lengan
16 Memutar tubuh
17 Ucapkan terima kasih, rangkum hasil
JUMLAH SKOR
Keterangan :
0 Tidak dilakukan mahasiswa
1 Dilakukan, tapi belum sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa
karena situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario
yang sedang dilaksanakan).
Jumlah Skor
Nilai Mahasiswa = 𝑥100 %
34
60
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN TEMPUROMANDIBULAR DAN VETEBRAE
Skor
No. Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
Persiapan pasien
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Jelaskan pemeriksaan
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya, atau berikan
1
pakaian pemeriksaan.
d. Buatlah pasien nyaman.
e. Atur posisi
Persiapan dan pemeriksaan
2 Mencuci tangan
Pemeriksaan Sendi Tempuromandibular (TMJ)
3 Look
4 Feel
5 Move
Pemeriksaan Vetebrae
Vetebra Cervikal
6 Look
7 Feel
8 Move Aktif
9 Move Pasif
Vetebra Thorako-Lumbal
10 Look
11 Feel
12 Move Aktif
13 Move Pasif
Vetebra Lumbal-Sacral
14 Look
15 Feel
16 Move Aktif
Move Pasif
17 Nerve stretch test
Femoral stretch test
Vetebra Sacroiliac
18 Feel
61
19 Move Aktif
20 Kompresi Sacroiliac
21 Selesai pemeriksaan Cuci tangan
22 Rangkum hasil pemeriksaan
JUMLAH SKOR
Keterangan :
0 Tidak dilakukan mahasiswa
1 Dilakukan, tapi belum sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa
karena situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario
yang sedang dilaksanakan).
Jumlah Skor
Nilai Mahasiswa = 𝑥100 %
44
62
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN BAHU DAN LENGAN ATAS
Skor
No. Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
Persiapan pasien
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Jelaskan pemeriksaan
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya, atau berikan
1
pakaian pemeriksaan.
d. Buatlah pasien nyaman.
e. Atur posisi
Persiapan dan pemeriksaan
2 Mencuci tangan
Pemeriksaan Bahu dan Lengan Atas
Look
3 Depan
4 Belakang
Feel
6 Depan
7 Belakang
63
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN SIKU DAN LENGAN BAWAH
Skor
No. Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
Persiapan pasien
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Jelaskan pemeriksaan
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya, atau berikan
1
pakaian pemeriksaan.
d. Buatlah pasien nyaman.
e. Atur posisi
Persiapan dan pemeriksaan
2 Mencuci tangan
Pemeriksaan siku dan lengan bawah
3 Look
Feel
Jumlah Skor
Nilai Mahasiswa = 𝑥100 %
20
64
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN PERGELANGAN TANGAN
Skor
No. Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
Persiapan pasien
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Jelaskan pemeriksaan
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya, atau berikan
1
pakaian pemeriksaan.
d. Buatlah pasien nyaman.
e. Atur posisi
Persiapan dan pemeriksaan
2 Mencuci tangan
Pemeriksaan pergelangan tangan
3 Look
Feel
Jumlah Skor
Nilai Mahasiswa = 𝑥100 %
20
65
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN PERGELANGAN TANGAN
Skor
No. Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
Persiapan pasien
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Jelaskan pemeriksaan
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya, atau berikan
1
pakaian pemeriksaan.
d. Buatlah pasien nyaman.
e. Atur posisi
Persiapan dan pemeriksaan
2 Mencuci tangan
Pemeriksaan tangan
3 Look
Feel
Jumlah Skor
Nilai Mahasiswa = 𝑥100 %
20
66
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN PINGGUL DAN TUNGKAI ATAS
Skor
No. Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
Persiapan pasien
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Jelaskan pemeriksaan
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya, atau berikan
1
pakaian pemeriksaan.
d. Buatlah pasien nyaman.
e. Atur posisi
Persiapan dan pemeriksaan
2 Mencuci tangan
Pemeriksaan pinggul dan tungkai atas
Look
3 Dari depan berdiri
Jumlah Skor
Nilai Mahasiswa = 𝑥100 %
26
67
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN LUTUT DAN TUNGKAI BAWAH
Skor
No. Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
Persiapan pasien
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Jelaskan pemeriksaan
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya, atau berikan
1
pakaian pemeriksaan.
d. Buatlah pasien nyaman.
e. Atur posisi
Persiapan dan pemeriksaan
2 Mencuci tangan
Pemeriksaan lutut dan tungkai bawah
3 Look
4 Feel
5 Move
6 Move Aktif
7 Move Pasif
Menilai kekuatan otot
8 Otot Quadriseps
Otot Hamstring
9 Menilai Ligamen pada sendi lutut
10 Lig. Crusiatum Anterior
11 Lig. Crusiatum Posterior
12 Lig. Colateral Medial
13 Lig. Colateral Lateral
14 Selesai pemeriksaan Cuci tangan
15 Rangkum hasil pemeriksaan
JUMLAH SKOR
Keterangan :
0 Tidak dilakukan mahasiswa
1 Dilakukan, tapi belum sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa
karena situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario
yang sedang dilaksanakan).
Jumlah Skor
Nilai Mahasiswa = 𝑥100 %
30
68
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN PERGELANGAN KAKI DAN KAKI
Skor
No. Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
Persiapan pasien
a. Perkenalkan diri kepada pasien.
b. Jelaskan pemeriksaan
c. Mintalah pasien untuk membuka pakaiannya, atau berikan
1
pakaian pemeriksaan.
d. Buatlah pasien nyaman.
e. Atur posisi
Persiapan dan pemeriksaan
2 Mencuci tangan
Pemeriksaan pergelangan kaki dan kaki
3 Look
4 Feel
5 Move
6 Gerakan pergelangan kaki
7 Gerakan kaki dan jari-jari
8 Menilai kekuatan otot
9 Selesai pemeriksaan Cuci tangan
10 Rangkum hasil pemeriksaan
JUMLAH SKOR
Keterangan :
0 Tidak dilakukan mahasiswa
1 Dilakukan, tapi belum sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa
karena situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario
yang sedang dilaksanakan).
Jumlah Skor
Nilai Mahasiswa = 𝑥100 %
20
69