Anda di halaman 1dari 12

Anggota : Fahmi Fil Ardli (2013730141)

Rifky Fadila Naratama (2013730171)

Topan Muhamad Nur (2013730184)

BAGIAN PANGGUL

A. Tulang

Tulang panggul terdiri dari 4 buah tulang yaitu :

a) 2 buah tulang pangkal paha (Os Coxae)

b) 1 buah tulang kelangkang (Os Sacrum)

c) 1 buah tulang tungging (Os Coccygis)

Pelvis terdiri atas :


1. Os. Coxae (Tulang Pangkal Paha)
Terletak disebelah samping dan depan dari pelvis. Terdiri dari 3 tulang
penyusun, yaitu : Os. Ilium, Os. Ischium, dan Os. Pubis.
Os.Ilium (Tulang Pinggul)

Os. Ilium merupakan tulang terbesar dari panggul dan membentuk


bagian atas dan belakang panggul. Memiliki permukaan anterior
berbentuk konkaf yang disebut fossa iliaca. Bagian atasnya disebut
Krista iliaca. Ujung-ujung disebut Spina Iliaca anterior superior dan
spina Iliaca posterior superior. Terdapat tonjolan memanjang dibagian
dalam Os. Ilium yang membagi pelvis mayor dan pelvis minor disebut
linea innominata (linea terminalis).

Os.Ischium (Tulang Duduk)

Terdapat disebelah bawah Os. Ilium. Merupakan tulang yang tebal


dengan tiga tepi di belakang foramen obturator. Os. Ichium merupakan
bagian terendah dari Os. Coxae. Memiliki tonjolan di bawah tulang
duduk yang sangat tebal disebut Tuber Ischii berfungsi sebagai
penyangga tubuh sewaktu duduk.

Os.Pubis (Tulang Kemaluan)

Terdapat disebelah bawah dan depan Os. Ilium. Dengan tulang duduk
dibatasi oleh Foramen obturatum. Terdiri atas korpus (mengembang
kebagian anterior). Os. Pubis terdiri dari ramus superior (meluas dari
korpus ke asetabulum) dan ramus inferior (meluas ke belakang dan berat
dengan ramus ischium). Ramus superior Os. Pubis berhubungan dengan
dengan Os.Ilium, sedangkan ramus inferior kanan dan kiri membentuk
arkus pubis. Ramus inferior berhubungan dengan Os. ischium.

2. Os.Sacrum (Tulang Kelangkang)


Tulang ini berbentuk segitiga dengan lebar dibagian atas dan mengecil dibagian
bawahnya. Tulang kelangkang terletak di antara kedua tulang pangkal paha yang
terdiri dari dan mempunyai ciri:
Os. sacrum berbentuk baji, terdiri atas 5 vertebra sacralis.
Vertebra pertama paling besar, mengahadap ke depan. Pinggir atas
vertebra ini dikenal sebagai promontorium, merupakan suatu tanda
penting dalam penilaian ukuran-ukuran panggul.
Di kanan dan kiri, garis tengah terdapat lubang yang akan dilalui saraf:
foramina sacralis anterior.

3. Os.Coccygis (Tulang Tungging)

Berbentuk segitiga dengan ruas 3 sampai 5 buah bersatu. Pada saat persalinan,
Os. Coccygis dapat didorong ke belakang sehingga dapat memperluas jalan
lahir.

B. Otot

1. Otot otot pinggul bagian ventral


a. M. iliacus
Origo : Fossa iliaca, spina iliaca anterior superior
Insersi : Trochanter minor dan labium medial linea aspera
Fungsi : Fleksi dan endorotasi pada hip
b. M. psoas major
Origo : Permukaan lateral dari corpus vertebra Th12 L4
Insersi : Trochanter minor
c. M. psoas minor
Origo : Permukaan lateral dari corpus vertebra Th12 L1
Insersi : Trochanter minor

2. Otot otot pinggul bagian dorsal

a. M. gluteus maximus
Perlekatan :
Origo : Posterior os ilium
Insertio : Tuberositas glutealis femoris
Insersi : N. Gluteus inferius
Fungsi : 1. Ekstensi femur/tungkai atas
2. Eksorotasi tungkai atas
b. M. gluteus medius
Perlekatan :
Origo : Facies lateralis os ilium
Insertio : Trochanter major femoris lateral
Insersi : N. Gluteus superius
Fungsi : 1. Abduksi tungkai atas/femur
2. Eksorotasi tungkai atas

c. M. gluteus minimus
Perlekatan :
Origo : Facies lateralis os ilium
Insertio : Anterior trochanter major femoris
Insersi : N. Gluteus superius
Fungsi : Abduksi tungkai atas/femur

d. M. piriformis
Insersi : trokhanter mayor femur
Origo : bagian depan sacrum
Persyarafan : pleksus sakralis.
Fungsi : memutar keluar femur pada artikulatio koksa

3. Otot otot pinggul bagian dorsal

a. M. obturatorius internus
Origo : membran obturatoria dan bagian tulang panggul
Insersi : trokhanter minor femur
Persyarafan : nervus obturatorius internus fleksus sakralis
Fungsi : memutar keluar femur pada sendi koksae

b. M. gemellus superior
Perlekatan :
Origo : Spina ischiadica
Insertio : Margo superior dari tendo (insertio m. obturator internus)
Insersi : N. Musculi obturatoris
Fungsi : Eksorotasi tungkai atas

c. M. gamellus inferior
Perlekatan :
Origo : Tuber Ischiadica
Insertio : Margo superior dari tendo (insertio) m.obturator internus
Insersi : N. Musculi obturatoris
Fungsi : Eksorotasi tungkai atas

C. Sendi

Terdapat 4 sendi pelvis yaitu :


1. Sacroiliaca

Sebagai penghubung Os. Sacrum dan Os. Ilium. Memungkinkan gerakan


terbatas ke depan dan ke belakang.

Pergeseran yang terlalu lebar pada articulatio ini sering menyebabkan rasa
nyeri pada persendian.

2. Simphisis pubis

Terbentuk dari hubungan 2 Os.Pubis

Merupakan articulatio cartilagenia dan sendi amphiarthrosis yang pergerakan


sendinya lebih sedikit.

Longgarnya hubungan Simphisis pubis ini dapat menimbulkan simfisiolisis


yang terasa sangat nyeri.

3. Articulatio sacroocygea

Memiliki hubungan dengan Os. Sacrum dan Os. Coccygeus.

Adanya sendi ini memungkinkan Os. Coccygeus tertekan ke belakang pada


waktu kepala janin lahir.
D. Ligamen

Ligamen yang menghubungkan Os. Sacrum dengan Os. Ilium pada articulatio
sacroiliaca merupakan yang terkuat di seluruh tubuh.

Ligamen Sacrotuberosum mengikat sacrum dengan tuber ischii, sedang ligamen


sacrospinosum menghubungkan sacrum dengan spina ischiadika. Kedua ligamen ini
membentuk dinding posterior dari pintu bawah panggul.

E. Topografi innervasi pada pelvis di extremitas bawah:

Arteria Perjalanan
A. testicularis (laki- Menyilang canalis inguinalis dan masuk ke dalam scrotum dan
laki) mendistribusi ureter abdominal, testis, dan epididimis

A. ovarica (perempuan) Menyilang pinggir pelvis, turun pada ligamentum suspensorium atau
ovarium dan mendistribusi ureter abdominal dan/atau pelvis, ovarium,
dan ujung ampulla tuba uterine
A. rectalis superior Menyilang pembuluh darah iliaca communis sinistra dan turun ke
dalam pelvis di antara lapisan mesocolon sigmoideum dan
mendistribusi bagian superior rectum
A. sacralis mediana Turun dekat garis tengah pada vertebra (L4), L5 dan sacrum serta
coccyx dan mendistribusi vertebra lumbalis inferior, sacrum, dan
caccyx
A. iliaca interna Berjalan pada tepi pelvis dan turun ke dalam cavitas pelvis; sering
membentuk divisi anterior dan posterior serta mendistribusikan aliran
darah utama ke organ-organ pelvis,musculus gluteus, dan perineum
Pars anterior A. iliaca Berjalan di anterior sepanjang dinding lateral pelvis, terbagi menjadi
interna A. vesceralis, A. obturatoria, dan A. pudenda interna serta
mendistribusi viscera pelvis, otot paha medila superior, dan perineum
A. umbilicalis Mengikuti perjalanan pelvis singkat, menjadi A. vesicalis superior,
kemudian mengalami obliterasi, menjadi ligamentum umbilicale
medianum dan mendistribusi aspek superior vesica urinaria, dan pada
beberapa laki-laki, ductus deferens (melalui A. vesicalis superior dan
arteri ke ductus deferens)
A. vesicalis superior Biasanya multiplel; berjalan ke aspek superior vesica urinaria dan
mendistribusi jika pada beberapa laki-laki, ductus deferens (melalui
arteri ke ductus deferens)
A. obturatoria Bejalan ke anteroinferior pada fascia obbturatoria dinding pelvis
lateral, keluar pelvis melalui canalis obturatorius dan mendistribusi
otot pelvis, arteri nutrient ke ilium, caput femoris, dan otot pada
kompratemen medial paha
A. vesicalis inferior Berjalan ke subperitonial pada ligamentum laterale vesicae, menjadi
(laki-laki) A. prostatici dan kadang-kadang arteria ductus deferentis serta
mendistribusi aspek inferior vesica urinary laki-laki, prostat, dan
glandula seminalis; kadang-kadang ductus deferens
Arteria ductus Berjalan subperitoneal ke ductus deferens arteri ini mendistribusi
deferentis (laki-laki) ductus deferens
Rr. Prostatici (laki-laki) Turun pada aspek prosterolateral prostat arteri ini mendistribusi
prostat dan urethra prostatic
A. uterina (perempuan) Berjalan pada anteromedial pada dasar ligamentum latum/ligamentum
cardinal superior, memberikan cabang vaginal, kemudian menyilang
ureter di superior untuk mencapai aspek lateral cervix uteri dan arteri
ini mendistribusi pars vaginalis: vagina bawah, bubus vestibule, dan
rectum yang berdekatan; pars vesicalis inferior: fundus vesica urinaria
A. pudenda interna Keluar pelvis melalui pars infrapiriformis foramen ischiadicum majus,
masuk perineum (fossa ischionalis) melalui foramen ischiadicum
minus, berjalan melalui canalis pudendalis ke trigonum UG arteri ini
mendistribusi arteri utama pada perineum, termasuk otot dan kulit
trigonum urogenital dan anal, badan-badan yang dapat ereksi
A. rectalis Turun pada pelvis ke pars inferior rectum dan mendistribusi galandula
seminalis dan pars inferior rectum
A. glutea inferior Keluar pelvis melalui pars infrapiriformis foramen ischiadicum majus,
arteri ini mendistribusi diaphragm pelvis (coccygeus dan levator ani),
piriformis, quadrates femoris, hamstring paling atas, gluteus maximus,
dan nervus ischiadicus
Pars posterior A. iliaca Berjalan di posterior dan menjadi cabang parietal, arteri ini
interna mendistribusi dinding pelvis dan region gluteal
A. iliolumbalis Naik di anterior articulatio sacrioliaca dan di posterior ke pembuluh
darah iliaca communis dan psoas major, terbagi menjadi cabang iliaca
dan lumbalis, arteri ini juga mendistribusi M. psoas major, M. iliacus,
dan M. quadrates lumborumcauda equine pada canalis vertebralis
A. sacralis lateralis Berjalan pada aspek antero medial priformis untuk mengirim cabang
(superior dan inferior) ke dalam foramina sacralis pelvis, artei ini mendistribusi M.
piriformis, struktur-struktur pada canalis sacralis, M. erector spinae,
dan kulit di atasnya
A. glutea superior keluar pelvis melalui bagian suprafiriformis foramen ischiadicum
majus, arteri ini mendistribusi M. piriformis, ketiga M. gluteus, dan
tensor fascia latae
Vena-vena Pelvis

Plexsusvenosus pelvis terbentuk oleh vena-vena yang saling menyatu disekitar


viscera pelvis. Jejaring vena tersebut secara klinis penting. Berbagai pleksus di dalam pelvis
minor (arteriarectalis, vesicalis, prostatica, uterina, dan, vaginalis) menyatu dan terutama di
drainase oleh vena iliacainterna, tetapi beberapa diantaranya di drainase melalui vena
rectalis superior ke dalam vena mesenterica inferior atau melalui vena sacralis lateralis ke
dalam plexus vetebralis interna. Jalur-jalur tambahan drainase vena dari pelvis minor
meliputi vena vena sacralis mediana, vena rectalis superior, dan pada perempuan meliputi
vena-vena ovarica
Vena iliaca interna menyatu dengan vena iliaca externa untuk membentuk vena iliaca
communis, yang menyatu setinggi veterbrata L4 dan L5 untuk membentuk vena cava
inferior. Vena iliaca interna terletak di postero inferior terhada parteria iliaca interna; kecuali
tidak ada vena yang sama seperti cabang arteri-arteri, kecuali tidak ada vena yang menyertai
arteria umbilicalis di antara pelvis dan umbilicus.
Vena ilolum balis dari fossa iliaca pelvis major biasanya bermuara ke dalam vena iliac
acommunis. Vena glutea superior, vena-vena yang menyertai arteria glutea superior diregio
gluteal, merupakan tributari terbesar pada vena iliaca interna kecuali selama kehamilan, bila
vena uterina menjadi lebih besar. Vena-vena testicularis menyilang pelvis major ketika
berjalan dari annulus inguinalis profunda ke arah terminasi abdominal posteriornya, tetapi
biasanya tidak mendrainase struktur-struktur pelvis.
F. Gerakan

Ada 3 tipe gerakan yang melibatkan gerakan sekunder pelvis :


Gerakan kedua tungkai secara bersamaan ke depan atau ke belakang dalam
suspension.
Pada gerakan kedua tungkai mengayun ke depan atau ke belakang, pelvis akan
backward tilt ketika hip fleksi dan pelvis akan forward tilt ketika hip
extensi/hiperextensi.
Gerakan kedua tungkai yang berlawanan arah, se-perti berjalan, berlari.
Pada gerakan kedua tungkai yang berlawanan (berjalan), pelvis akan berotasi
dalam bidang horizontal disekitar axis vertikal. Orientasi pelvis tersebut
menyebabkan satu tungkai flek-si hip dengan sedikit external rotasi & tungkai
lainnya ekstensi hip dengan sedikit internal ro-tasi.
Gerakan salah satu tungkai, seperti menendang ke depan atau ke samping.
Pada gerakan satu tungkai ke samping (abduksi hip), pelvis akan lateral tilt.
Pada gerakan satu tungkai ke depan (fleksi hip), pelvis akan backward tilt,
begitupula se-baliknya.

Adanya perubahan posisi pelvis pada setiap gerakan hip bertujuan untuk
menyempurnakan atau menguntungkan gerakan hip joint.

Perubahan posisi pelvic sebenarnya dihasilkan oleh gerakan lumbal spine dan hip
joint.
Gerakan pada lumbal spine dan hip joint dapat menghasilkan pelvis bergerak tilting
ke depan, ke belakang, ke samping, dan rotasi secara ho-rizontal.

Gerakan yang terjadi pada pelvis terdiri dari :


1) Forward Tilt (Inklinasi Meningkat)
Forward tilt adalah gerakan pelvic pada bidang sagital disekitar axis frontal-
horizontal sehing-ga symphisis pubis berputar kebawah dan per-mukaan
posterior sacrum berputar keatas.
Dalam forward tilt, peningkatan sudut dibentuk oleh puncak os pubis dan
peningkatan deviasi sacrum serta pelvis bagian posterior menjauh dari
vertikal.

2) Backward tilt (Inklinasi Menurun)


Backward tilt adalah suatu gerak rotasi pelvis dalam bidang sagital sekitar axis
frontal-horizontal sehingga symphisis pubis bergerak ke depan atas dan
permukaan posterior sacrum berputar sedikit ke bawah.
Dalam backward tilt, sudut dibentuk oleh pun-cak os pubis dan penurunan
horizontal serta terjadi penurunan inklinasi horizontal sacrum dan posterior
pelvis.

3) Lateral tilt
Lateral tilt adalah suatu gerak rotasi pelvis da-lam bidang frontal sekitar axis
sagital-horizon-tal sehingga salah satu crista iliaca turun dan yang lainnya
naik.
Pada lateral tilt ke kiri, crista iliaca sisi kiri akan turun dan sisi kanan akan
naik

4) Rotasi (Lateral Twist)


Rotasi (lateral twist) adalah suatu gerak rotasi pelvis dalam bidang horizontal
sekitar axis vertikal/longitudinal.
Dalam rotasi, pelvis bagian depan berputar ke arah belakang.

Gerakan pada Hip


Karena hip joint merupakan triaxial joint maka terdapat 3 pasang gerakan yang
terjadi pada hip joint. Gerakan tersebut adalah fleksi ekstensi, ab-duksi
adduksi, external rotasi internal rotasi
Gerakan yang paling luas adalah fleksi hip dan yang paling terbatas adalah
ekstensi/hipereks-tensi hip.

1. Fleksi Hip
Fleksi hip adalah gerakan femur ke depan da-lam bidang sagital.
Jika knee lurus, maka gerakan fleksi hip diba-tasi oleh ketegangan otot
hamstring.
Pada gerak fleksi yang luas, pelvis akan back-ward tilt untuk
melengkapi/menyempurnakan gerakan pada hip joint.

2. Ekstensi/hiperekstensi Hip
Extensi adalah gerakan kembali dari fleksi.
Hiperekstensi adalah gerakan femur ke bela-kang dalam bidang sagital.
Gerakan ini sangat terbatas, kecuali para dan-cer dan akrobat yang
memungkinkan terjadi rotasi femur keluar sehingga gerakannya cukup
luas.
Faktor penghambat hiperekstensi hip adalah ketegangan ligamen
iliofemoral pada bagian depan sendi.
Keuntungan dari keterbatasan gerak ini adalah sendi menjadi sangat
stabil untuk weight bearing (menumpuh berat badan) tanpa mem-
butuhkan kontraksi otot yang kuat.

3. Abduksi
Abduksi adalah gerakan femur ke samping da-lam bidang frontal
sehingga paha bergerak jauh dari midline tubuh.
ROM Abduksi yang lebih besar dapat terjadi jika femur berotasi keluar.
Abduksi dibatasi oleh otot-otot adduktor dan li-gamen pubofemoral.

4. Adduksi
Adduksi adalah gerakan kembali dari abduksi.
Hiperadduksi hanya dapat terjadi jika tungkai sisi kontralateral
digerakkan keluar.
Pada hiperadduksi yang luas, ligamen teres femoris menjadi tegang.

5. External/Lateral Rotasi
External rotasi adalah suatu rotasi femur disekitar axis longitudinal
sehingga knee terputar keluar.
External rotasi juga merupakan suatu rotasi femur disekitar axis sagital
sehingga knee ter-putar kedalam.
ROM external rotasi biasanya lebih besar daripada internal rotasi

6. Internal/Medial Rotasi
Internal rotasi adalah gerak rotasi femur disekitar axis longitudinal
sehingga knee terputar kedalam.
Internal rotasi juga merupakan gerak rotasi femur disekitar axis sagital
sehingga knee ter-putar keluar.
ROM internal dan external rotasi dipengaruhi oleh derajat torsi femoral
(terputarnya femur pada axis longitudinal sehingga salah satu ujungnya
berotasi kedalam terhadap ujung lainnya).

7. Diagonal Adduksi/Abduksi
Diagonal adduksi adalah suatu gerakan ke depan dari posisi abduksi
paha dalam bidang horizontal, yang diikuti oleh penu-runan external
rotasi.
Diagonal abduksi adalah suatu gerakan ke samping dari posisi fleksi hip
dalam bidang horizontal, yang diikuti oleh external rotasi.

Referensi :
Keith L. Moore, Arthur F. Dalley II, Anne M. R. Agur, dan Marion E. Moore. Anatomi
Berorientasi Klinis. Jakarta : Erlangga.
Spalteholz, Werner. Atlas Berwarna Anatomi Kedokteran. Jakarta : Binarupa Aksara.
Dorland, W. A. Newman. Kamus Saku Kedokteran Dorland, Ed. 28. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai