Anda di halaman 1dari 14

DISUSUN OLEH :

ESTERIANA DWI PRASTIANTI


(011191060)
AYUK DAMAYANTI
(011191101)
AVENT LINO RIDO P.S
(011191104)
DEFINISI HIV/AIDS

Human immunodeficiency virus adalah


retrovirus yang menginfeksi sel-sel sistem kekebalan
tubuh, menghancurkan atau merusak fungsinya.
Selama infeksi berlangsung, sistem kekebalan tubuh
menjadi lemah, dan orang menjadi lebih rentan
terhadap infeksi.
LANJUTAN…..

HIV adalah acquired immunodeficiency syndrome


(AIDS). Hal ini dapat memakan waktu 10-15 tahun
untuk orang yang terinfeksi HIV hingga berkembang,
menjadi AIDS.
HIV ditularkan melalui hubungan seksual (anal
dan Vaginal), tranfusi darah yang terkominasi,
berbagai jarum yang terkontaminasi, dan antara ibu
dan bayinya selama kehamilan, melahirkan dan
menyusui.
ETIOLOGI HIV/AIDS

Cara Penularan :
a. Melakukan penetraksi seks yang tidak aman
dengan seseorang yang telah terinfeksi.
b. Melalui darah yang terinfeksi yang diterima
selama tranfusi darah dimana darah tersebut
belum terdeteksi virusnya atau atau penggunaan
jarum suntik yang tidak steril.
LANJUTAN…..

c. Dengan menggunakan bersama jarum untuk


menyuntik obat bius dengan seseorang yang telah
terinfeksi.
d. Wanita hamil dapat menularkan virus ke bayi
mereka selama masa kehamilan atau persalinan dan
juga melalui menyusui.
LANJUTAN…..

Kelompok Resiko Tinggi :


1. Lelaki homoseksual atau biseks
2. Orang yang ketagihan oat intravena
3. Partner seks dari penderita HIV/AIDS
4. Tranfusi darah
5. Bayi dari ibu/bapak yang terinfeksi HIV/AIDS
TANDA DAN GEJALA

HIV memasuki tubuh jika serum HIV menjadi


positif dalam 10 minggu suatu pemaparan yang
menunjukkan gejala awal yang tidak spesifik yaitu :
1. Respon tipe influenza
2. Demam
3. Malaise
4. Mialgia
LANJUTAN…..

5. Mual
6. Diare
7. Nyeri tenggorokan
8. Ruam dapat menetap 2-3 minggu
9. Berat badan menurun
10. Fatique
11. Anoreksia
12. Mungkin menderita kandidiasis otot faring atau
vagina.
3 CARA PENCEGAHAN PENULARAN
HIV/AIDS DARI IBU KE BAYI
1. Penggunaan obat antiretroviral selama kehamilan, saat
persalinan, dan untuk bayi yang baru lahir.
Pemberian antiretroviral bertujuan agar viral load menjadi
lebih rendah sehingga jumlah virus yang ada dalam darah dan
cairan tubuh kurang efektif untuk penularan HIV. Resiko penularan
akan sangat rendah (1-2%) apabila terapi ARV ini dipakai. Namun
jika ibu tidak memakai ARV sebelum dia mulai melAahirkan, ada 2
cara yang dapat mengurangi separuh penularan ini AZT dan 3TC
dipakai selama waktu persalinan, dan untuk ibu dan bayi selama
satu minggu setelah lahir. Satu tablet nevirapine pada waktu mulai
sakit melahirkan, kemudian satu tablet diberikan pada bayi 2-3 hari
setelah lahir. Menggabungkan nevirapine dan AZT selama
persalinan mengurangi penularan menjadi 2%. Namun, resistensi
terhadap nevirapine dapat muncul hingga 20% perempuan yang
memakai satu tablet waktu hamil. Hal ini mengurangi keberhasilan
ART yang dipakai oleh ibu. Resistensi ini juga dapat disebarkan oleh
bayi wakyu menyusui. Walaupun begitu, terapi jangka pendek ini
lebih terjangkau di negara berkembang.
LANJUTAN…..

2. Penanganan obstetrik selama persalinan


Persalinan sebaiknya dipilih dengan menggunakan
metode sectio caesaria karena metode ini terbukti
mengurangi resiko penularan HIV dari ibu ke bayi sampai
80%. Apabila pembedahan ini disertai dengan
penggunaan terapi antiretroviral, maka resiko dapat
diturunkan menjadi 87%. Walaupun demikian,
pembedahan ini juga mempunyai resiko karena kondisi
imunitas ibu tang rendah bisa memperlambat
penyembuhan luka. Oleh karena itu, persalinan pervagina
atau sectio caesaria harus dipertimbangkan sesuai kondisi
gizi, keuangan, dan faktor lain.
LANJUTAN……

3. Penatalaksanaan selama menyusui


Pemberian susu formula sebagai pengganti ASI
sangat dianjurkan untuk bayi dengan ibu positif HIV.
Karena sesuai dengan hasil penelitian, didapatkan
bahwa kurang lebih 14% bayi terinfeksi HIV melalui ASI
yang terinfeksi.
PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Terapi AZT untuk penggunaan obat antiviral AZT yang


efektif terhadap AIDS, obat ini menghambat replikasi
antiviral human inmmunideficiency virus (HIV) dengan
menghambaat enzim pembalik transkriptase.
2. Terapi antiviral baru beberapa antiviral baru yang
meningkatkan aktivitas sistem imun dengan
menghambat replikasi virus/ memutuskan rantai
reproduksi virus pada prosesnya. Obat-obat ini adalah
didanosine, ribavirin, diedoxycytidine, recombinant CD
4 dapat larut.
3. Vaksin dan rekontruksi virus upaya rekontruksi imun dan
vaksin dengan agen tersebut seperti interferon.
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN

1. Perawat unit khusus dapat menggunakan


keahlian dibidang proses keperawatan dan
penelitian untuk menunjang pemahaman dan
keberhsilan terapi AIDS.
2. Pendidikan untuk menghindari alkohol dan obat
terlarang, makan-makanan sehat, hindari stres, gizi
yang kurang, alkohol dan obat-obatan yang
mengganggu fungsi imun.
3. Pengendalian terhadap infeksi opurtunistik
bertujuan menghilangkan, mengendalikan dan
pemulihan infeksi oportunistik, nasokomial, atau
sepsis.
KELOMPOK 1

Anda mungkin juga menyukai