Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL (ANC) DENGAN HIV/AIDS

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah suatu penyakit
yang ditimbulkan sebagai dampak berkembang biaknya virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) didalam tubuh manusia, yang mana virus ini
menyerang sel darah putih (sel CD4) sehingga mengakibatkan rusaknya sistem
kekebalan tubuh. Hilangnya atau berkurangnya daya tahan tubuh membuat si
penderita mudah sekali terjangkit berbagai macam penyakit termasuk penyakit
ringan sekalipun.
Virus HIV menyerang sel putih dan menjadikannya tempat berkembang
biaknya Virus. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh.
Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit, Tubuh kita
lemah dan tidak mampu melawan penyakit yang datang dan akibatnya kita dapat
meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek biasa.

  
BAB II
HIV/AIDS PADA IBU HAMIL

A. DEFINISI
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah suatu penyakit
yang ditimbulkan sebagai dampak berkembang biaknya virus HIV (Human
Immunodeficiency Virus) didalam tubuh manusia, yang mana virus ini
menyerang sel darah putih (sel CD4) sehingga mengakibatkan rusaknya sistem
kekebalan tubuh. Hilangnya atau berkurangnya daya tahan tubuh membuat si
penderita mudah sekali terjangkit berbagai macam penyakit termasuk penyakit
ringan sekalipun.
Virus HIV menyerang sel putih dan menjadikannya tempat berkembang
biaknya Virus. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh.
Tanpa kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit, Tubuh kita
lemah dan tidak mampu melawan penyakit yang datang dan akibatnya kita dapat
meninggal dunia meski terkena influenza atau pilek biasa.
Ketika tubuh manusia terkena virus HIV maka tidaklah langsung
menyebabkan atau menderita penyakit AIDS, melainkan diperlukan waktu yang
cukup lama bahkan bertahun-tahun bagi virus HIV untuk menyebabkan AIDS
atau HIV positif yang mematikan.
HIV, virus penyebab AIDS, dapat menular dari ibu yang terinfeksi HIV ke
bayinya. Tanpa upaya pencegahan, kurang-lebih 30 persen bayi dari ibu yang
terinfeksi HIV menjadi tertular juga. Ibu dengan viral load tinggi lebih mungkin
menularkan HIV kepada bayinya. Namun tidak ada jumlah viral load yang cukup
rendah untuk dianggap "aman". Infeksi dapat terjadi kapan saja selama
kehamilan, namun biasanya terjadi beberapa saat sebelum atau selama persalinan.
Bayi lebih mungkin terinfeksi bila proses persalinan berlangsung lama. Selama
persalinan, bayi yang baru lahir terpajan darah ibunya. Meminum air susu dari ibu
yang terinfeksi dapat juga mengakibatkan infeksi pada si bayi. Ibu yang HIV-
positif sebaiknya tidak memberi ASI kepada bayinya. Untuk mengurangi risiko
infeksi ketika sang ayah yang HIV-positif, banyak pasangan yang menggunakan
pencucian sperma dan inseminasi buatan.

B. PENULARAN HIV/AIDS DARI IBU KE BAYI


Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh manusia, dan paling banyak
ditemukan pada darah, cairan sperma dan cairan vagina. Pada cairan tubuh lain
bisa juga ditemukan, misalnya air susu ibu dan juga air liur, tapi jumlahnya sangat
sedikit.
Sejumlah 75-85% penularan virus ini terjadi melalui hubungan seks (5-
10% diantaranya melalui hubungan homoseksual), 5-10% akibat alat suntik yang
tercemar (terutama para pemakai narkoba suntik yang dipakai bergantian), 3-5%
dapat terjadi melalui transfusi darah yang tercemar.
Infeksi HIV sebagian besar (lebih dari 80%) diderita oleh kelompok usia
produktif (15-50 tahun) terutama laki-laki, tetapi proporsi penderita wanita
cenderung meningkat.
Infeksi pada bayi dan anak-anak 90% terjadi dari ibu yang mengidap HIV.
sekitar 25-35% bayi yang dilahirkan ibu yang terinfeksi HIV, akan tertular virus
tersebut melalui infeksi yang terjadi selama dalam kandungan, proses persalinan
dan pemberian ASI.
Dengan pengobatan antiretroviral pada ibu hamil trimester terakhir, resiko
penularan dapat dikurangi menjadi 8%.
Ibu HIV-positif dapat mengurangi risiko bayinya tertular dengan:
1. Mengkonsumsi obat antiretroviral (ARV)
Resiko penularan sangat rendah bila terapi ARV (ART) dipakai. Angka
penularan hanya 1 persen bila ibu memakai ART. Angka ini kurang-lebih 4 persen
bila ibu memakai AZT selama minggu enam bulan terahkir kehamilannya dan
bayinya diberikan AZT selama enam pertama hidupnya. Namun jika ibu tidak
memakai ARV sebelum dia mulai sakit melahirkan, ada dua cara yang dapat
mengurangi separuh penularan ini. AZT dan 3TC dipakai selama waktu persalinan,
dan untuk ibu dan bayi selama satu minggu setelah lahir. Satu tablet nevirapine pada
waktu mulai sakit melahirkan, kemudian satu tablet lagi diberi pada bayi 2–3 hari
setelah lahir. Menggabungkan nevirapine dan AZT selama persalinan mengurangi
penularan menjadi hanya 2 persen. Namun, resistansi terhadap nevirapine dapat
muncul pada hingga 20 persen perempuan yang memakai satu tablet waktu hamil.
Hal ini mengurangi keberhasilan ART yang dipakai kemudian oleh ibu. Resistansi ini
juga dapat disebarkan pada bayi waktu menyusui. Walaupun begitu, terapi jangka
pendek ini lebih terjangkau di negara berkembang.
2. Menjaga proses kelahiran tetap singkat waktunya
Semakin lama proses kelahiran, semakin besar risiko penularan. Bila si ibu
memakai AZT dan mempunyai viral load di bawah 1000, risiko hampir nol. bu
dengan viral load tinggi dapat mengurangi risiko dengan memakai bedah Sesar.
3. Menghindari menyusui
Kurang-lebih 14 persen bayi terinfeksi HIV melalui ASI yang terinfeksi.
Risiko ini dapat dihindari jika bayinya diberi pengganti ASI (PASI, atau formula).
Namun jika PASI tidak diberi secara benar, risiko lain pada bayinya menjadi
semakin tinggi. Jika formula tidak bisa dilarut dengan air bersih, atau masalah biaya
menyebabkan jumlah formula yang diberikan tidak cukup, lebih baik bayi disusui.
Yang terburuk adalah campuran ASI dan PASI. Mungkin cara paling cocok untuk
sebagian besar ibu di Indonesia adalah menyusui secara eksklusif (tidak campur
dengan PASI) selama 3-4 bulan pertama, kemudian diganti dengan formula secara
eksklusif (tidak campur dengan ASI).
A. INFEKSI PADA BAYI
Jika dites HIV, sebagian besar bayi yang dilahirkan oleh ibu HIV-positif
menunjukkan hasil positif. Ini berarti ada antibodi terhadap HIV dalam darahnya.
Namun bayi menerima antibodi dari ibunya, agar melindunginya sehingga sistem
kekebalan tubuhnya terbentuk penuh. Jadi hasil tes positif pada awal hidup bukan
berarti si bayi terinfeksi.
Jika bayi ternyata terinfeksi, sistem kekebalan tubuhnya akan membentuk
antibodi terhadap HIV, dan tes HIV akan terus-menerus menunjukkan hasil
positif. Jika bayi tidak terinfeksi, antibodi dari ibu akan hilang sehingga hasil tes
menjadi negatif setelah kurang-lebih 6-12 bulan.
Sebuah tes lain, serupa dengan tes viral load dapat dipakai untuk
menentukan apakah bayi terinfeksi, biasanya beberapa minggu setelah lahir. Tes
ini, yang mencari virus bukan antibodi, saat ini hanya tersedia di Jakarta, dan
harganya cukup mahal.

B. KESEHATAN IBU
Penelitian baru menunjukkan bahwa perempuan HIV-positif yang hamil
tidak menjadi lebih sakit dibandingkan yang tidak hamil. Ini berarti menjadi
hamil tidak mempengaruhi kesehatan perempuan HIV-positif.
Namun, terapi jangka pendek untuk mencegah penularan pada bayi bukan
pilihan terbaik untuk kesehatan ibu. ART adalah pengobatan baku. Jika seorang
perempuan hamil hanya memakai obat waktu persalinan, kemungkinan virus
dalam tubuhnya akan menjadi resistan terhadap obat tersebut. Hal ini dapat
menyebabkan masalah untuk pengobatan lanjutannya.
Seorang ibu hamil sebaiknya mempertimbangkan semua masalah yang
mungkin terjadi terkait ART:
1. Jangan memakai ddI bersama dengan d4T dalam ART-nya karena kombinasi
ini dapat menimbulkan asidosis laktik dengan angka tinggi.
2. Jangan memakai efavirenz atau indinavir selama kehamilan.
3. Bila CD4-nya lebih dari 250, jangan mulai memakai nevirapine.
4. Beberapa dokter mengusulkan perempuan berhenti pengobatannya pada
triwulan pertama kehamilan.
 
A. CARA PENULARAN HIV/AIDS
1. Utamanya melalui hubungan seks yang tidak aman ( tanpa kondom ) dengan
pasangan yang sudah tertular, baik melalui hubungan seks vaginal, oral,
maupun anal ( Anus ).
2. Memakai jarum suntik bekas dipakai orang yang terinfeksi virus HIV.
3. Menerima transfusi darah yang terinfeksi virus HIV.
4. Ibu hamil yang terinfeksi virus HIV akan ditularkan kepada bayinya.

A. TANDA DAN GEJALA PENYAKIT AIDS 


Seseorang yang terkena virus HIV pada awal permulaan umumnya tidak
memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita hanya mengalami demam
selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat mendapat kontak
virus HIV tersebut. Setelah kondisi membaik, orang yang terkena virus HIV akan
tetap sehat dalam beberapa tahun dan perlahan kekebelan tubuhnya
menurun/lemah hingga jatuh sakit karena serangan demam yang berulang. Satu
cara untuk mendapat kepastian adalah dengan menjalani Uji Antibodi HIV
terutamanya jika seseorang merasa telah melakukan aktivitas yang berisiko
terkena virus HIV.
Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS
diantaranya adalah seperti dibawah ini :
1. Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak,
batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya
(Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS
diduga sebagai TBC.
2. Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala
seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit
jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang
kronik.
3. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting
syndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal
karena gangguan pada sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang
dikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga karena gangguan
absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan yang mengakibatkan
diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.
4. System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central yang
mengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi, sering
tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada system
persyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kesemutan pada
telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu mengalami tensi
darah rendah dan Impoten.
5. System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan virus
cacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai macam
penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya
adalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit (Folliculities), kulit
kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta Eczema atau psoriasis.
6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali mengalami
penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV.
Luka pada saluran kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria
maka wanita lebih banyak jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya
adalah penderita AIDS wanita banyak yang mengalami peradangan rongga
(tulang) pelvic dikenal sebagai istilah ‘pelvic inflammatory disease (PID)’ dan
mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal).

A. CARA PENCEGAHAN HIV – AIDS


Berikut ini adalah cara pokok untuk mencegah penluaran HIV-AIDS
yaitu, sebagai berikut :
1. Tidak melakukan hubungan seks pra nikah atau hubungan seks bebas baik
oral vaginal, anal dengan orang yang terinfekasi.
2. Saling setia, hanya melakukan hubungan seks dengan pasangan yang sah.
3. Pemakaian kondom dapat mengurangi tetapi tidak dapat menghilangkan sama
sekali resiko penularan HIV/AIDS.
4. Tolak penggunaan narkoba ,khususnya narkoba suntik.
5. Jangan memakai jarum suntik bersama.
6. Hindari hubungan seksual sampai pengobatan antibiotik selesai.
7. Sarankan juga pasangan seksual kita untuk diperiksa guna mencegah infeksi
lebih jauh dan mencegah penularan.
8. Wanita tuna susila agar selalu memeriksakan dirinya secara teratur, sehingga
jika terkena infeksi dapat segera diobati dengan benar.
9. Pengendalian penyakit menular seksual ini adalah dengan meningkatkan
keamanan kontak seks dengan menggunakan upaya pencegahan.
 
A. PENANGANAN DAN PENGOBATAN AIDS
Kendatipun dari berbagai negara terus melakukan researchnya dalam
mengatasi HIV AIDS, namun hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya
termasuk serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus
HIV penyebab penyakit AIDS. Adapun tujuan pemberian obat-obatan pada
penderita AIDS adalah untuk membantu memperbaiki daya tahan tubuh,
meningkatkan kualitas hidup bagi meraka yang diketahui terserang virus HIV
dalam upaya mengurangi angka kelahiran dan kematian.
Antibiotik adalah pengobatan untuk gonore. Pasangan seksual juga harus
diperiksa dan diobati sesegera mungkin bila terdiagnosis gonore. Hal ini berlaku
untuk pasangan seksual dalam 2 bulan terakhir, atau pasangan seksual terakhir
bila selama 2 bulan ini tidak ada aktivitas seksual. Banyak antibiotika yang aman
dan efektif untuk mengobati gonorrhea, membasmi N.gonorrhoeae, menghentikan
rantai penularan, mengurangi gejala, dan mengurangi kemungkinan terjadinya
gejala sisa.
Pilihan utama adalah penisilin + probenesid. Antibiotik yang dapat
digunakan untuk pengobatan gonore, antara lain:

1. Amoksisilin 2 gram + probenesid 1 gram, peroral


2. Ampisilin 2-3 gram + probenesid 1 gram. Peroral
3. Azitromisin 2 gram, peroral
4. Cefotaxim 500 mg, suntikan Intra Muskular
5. Ciprofloxacin 500 mg, peroral
6. Ofloxacin 400 mg, peroral\
7. Spectinomisin 2 gram, suntikan Intra Muskular Obat-obat tersebut diberikan
dengan dosis tunggal.
Pengobatan pada Hamil/menyusui
Pada wanita hamil tidak dapat diberikan obat golongan kuinolon dan
tetrasiklin. Yang direkomendasikan adalah pemberian obat golongan sefalosporin
(Seftriakson 250 mg IM sebagai dosis tunggal). Jika wanita hamil alergi terhadap
penisilin atau sefalosporin tidak dapat ditoleransi sebaiknya diberikan Spektinomisin
2 gr IM sebagai dosis tunggal. Pada wanita hamil juga dapat diberikan Amoksisilin 2
gr atau 3 gr oral dengan tambahan probenesid 1 gr oral sebagai dosis tunggal yang
diberikan saat isolasi N. gonorrhoeae yang sensitive terhadap penisilin. Amoksisilin
direkomendasikan unutk pengobatan jika disertai infeksi C. trachomatis.
 

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN


PADA IBU HAMIL
( ANC )

I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS / BIODATA
Nama              : Ny.H                             Nama           : Tn.K           
Umur                : 19 tahun                    Umur                     : 21 tahun     
Suku/ bangsa    : Islam                             Suku/ bangsa         : Islam          
Agama              : Jawa/Indonesia             Agama                   : Jawa/Indone
sia
Pendidikan       : SMA                             Pendidikan             : SMA      
Pekerjaan          : IRT                               Pekerjaan               : Wiraswasta
AlamatRumah :  Jln.Karya Bakti No.33  Alamat Rumah     
: Jln.KaryaBakti No.33  

B. ANAMNESA (DATA SUBJEKTIF)


1. Kunjungan saat ini :         Kunjungan Pertama           Kunjungan Ulang
Keluhan utama : Ibu mengatakan sering menggigil, nafsu makan berkurang dan
demam
2. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama umum 17 tahun dengan suami sekarang 2 tahun
3. Riwayat Menstruasi
Menarche umur 11 tahun, siklus 28 hari, teratur / tidak
Lama 7 hari.
Sifat darah            : Encer/ beku.
Bau                       : khas  
Fluor albus            : ya
Dismenorroe          : ya
HPHT                    : 05-11-2012
TTP                       12-08-2013
4. Riwayat Kehamilan ini
a. Riwayat ANC
ANC sejak umur kehamilan 23 minggu 3 hari. ANC di Klinik Bidan
Frekuensi         : Trimester I    : 1       
Trimester II   : 1       kali
Trimester III  : 1       kali
b. Pergerakan janin yang pertama pada umur kehamilan 20 minggu, pergerakan
janin dalam 24 jam terakhir 10 kali
c. Keluhan yang dirasakan :
Ibu mengatakan nafsu makan berkurang, badan terasa lemas dan demam
d. Pola Nutrisi       :           Makan                                     Minum
 Frekuensi      :           2x1 sehari                                8 gelas sehari
 Macam          :           Sayur, lauk, nasi buah,            air putih
 Jumlah          :           1 porsi                                     2 gelas
 Keluahan      :           Tidak ada                                Tidak ada
 Pola Eliminasi  :         BAB                                        BAK
 Frekuensi      :           2x sehari                                  5x sehari
 Warna                  :           Kuning                         Kuning Jernih
 Bau               :           Khas                                        Khas
 Konsisten     :           Lembek                                   Cair
 Jumlah          :           Tidak terkaji                            Tidak terjadi
a. Personal Hygiene
 Kebiasaan mandi                                     : 2 kali sehari
 Kebiasaan membersihkan alat kelamin     : Setiap selesai BAB dan
BAK
 Kebiasaan mengganti pakaian dalam        : 2 kali sehari
 Jenis pakaian dalam yang digunakan        : Kain katun
a. Imunisasi
TT 1 tanggal    :
TT 2 tanggal    :           20-04-2012
TT 3 tanggal    :
TT 4 tanggal    :
TT 5 tanggal    :
1. Riwayat Kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
2. Riwayat kontrasepsi
3. Riwayat Kesehatan.
a. Penyakit sistematik yang pernah / sedang diderita
Ibu mengatakan badannya sering menggigil dan demam
b. Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan tidak ada riwayat keturunan kembar
c. Kebiasan-kebiasaan
Merokok                            : Tidak Ada
Minum jamu-jamuan         : Tidak Ada
Minum-minuman keras     : Tidak Ada
Makan / Minum                 : Tidak Ada
Perubahan pola makan ( termasuk ngidam, nafsu makan turun dan lain) : ibu
mengatakan nafsu makan menurun
1. Keadaan Psiko Sosial Spiritual
a. Kelahiran ini                      : √    Diinginkan         Tidak Diinginkan
b. Pengetahuan ibu tentang kehamilan dan keadaan sekarang :
Ibu belum mengetahui tanda “ bahaya pada kehamilan, dan keadaannya
sekarang”
c. Penerima ibu terhadap kehamilan saat ini :
Ibu menerima kehamilan ini dengan rasa bahagia
d. Tanggapan keluarga terhadap kehamilan :
Suami dan keluarga menerima kehamilan dengan bahagia
e. Ketaatan ibu dalam beribadah :
Ibu taat beribadah

I. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBJEKTIF)


1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum           : Baik   Kesadaran       : Composmeritis
b. Tanda Vital                 :
Tekanan darah             : 100/ 80 mmH
Nadi                            : 72 kali per menit
Pernafasan                   : 20 kali per menit
Suhu                            : 35.50c
c. TB                               : 150 cm
BB                               : Sebelum hamil 47 kg, BB sekarang 50 kg
d. Kepala dan leher        
Edema wajah              : Tidak Ada
Cloasma gravidarum   : + / -
: Konjungtiva merah jambu sklera tidak icleus
: Cagr tidak berlubang, tidak ada karies, tidak ada
sariawan dan bersih.
: Tidak ada pembengkakan kelenjar txroid
e. Payudara                    : Simetris
Aerola Mammae          : Hitam Kecoklatan
Puting Susu                 : Menonjol
Colostrum                   : Tidak Ada
f. Abdomen                   
Bentuk                        : Asimetris
Bekas Luka                 : Tidak ada bekas luka
Strie gravidarum         : Ada
Palpasi Leopold         
Leopold I                    : TFU 24 Cm diatas Simpisis
Leopold II                   : Teraba panjang, memapah diselah kanan ibu
(punggung janin)
Leopold III                 : Teraba bagian keras, bulat, melintang (kepala janin)
Leopold IV                 : Bagian bawah janin belum masuk PAP
Osborn test                  : Tidak dilakukan
TBJ                              : (24-13) x 155=1705 gram
Aukultasi DJJ              : Punctum maksimum kuadran kanan bawah pusat
g. Ekstremitas               
Edema                         : Tidak Ada
Varices                        : Tidak Ada
Refleks Patella            : (+)
Kuku                           : Bersih dan Pendek
h. Genetalia luar
Tanda chadwich          : Ada
Varices                        : Tidak Ada
Bekas luka                   : Tidak Ada
Kelenjar bartholini      : Tidak ada pembengkakan kelenjar bartholini
Pengeluaran                 : Tidak Ada
i. Anus
Haemoroid                  : Tidak Ada
1. Pemeriksaan panggul luar (bila perlu)
Distensia spinarum                  : 24 cm
Distensia kristarum                 : 28 cm
Boudelogue                             : 18 cm
Lingkar panggul                      : 85 cm
2. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan darah + HIV
- Pemeriksaan HB 11 Gram           

I. ASSESSMENT
1. DIAGNOSA KEBIDANAN
G.Po A Bo hamil 23 minggu 4 hari, kehamilan intra uterin janin hidup, janin
tungal, punggung kanan, presentasi kepala bagian bawah (PAP).
Diagnosa dengan keadaan ibu penderita HIV
1. Ibu Primigravida
Data Dasar : Go, Po, ABO
Ibu primigravida berumur 19 tahun, belum pernah melahirkan dan tidak pernah
abortus.
2. Usia kehamilan 23 minggu 4 hari
Data dasar : HPHT     : 05-11-2012
Tanggal kunjungan    : 20-04-2012
TFU                          : 24cm
3. Kehamilan intra uterin
Data dasar : Teraba bagian janin didalam rahim ibu serta ada nyeri tekanan
pada saat palpasi abdomen
4. Janin Hidup
Data dasar : ibu mengatakan ada pergerakan janin dan pada saat palpasi
terdapat gerakan janin.
5. Janin Tunggal
Data dasar : Teraba satu bagian yang panjang, memapan dan satu bagian bulat,
keras dan melenting
6. Punggung kanan
Data dasar : pada saat pemeriksaan palpasi Leopold II teraba bagian yang
panjang, memapan disisi sebelah kanan dalam rahim ibu.
7. Presentasi Kepala
Data dasar : pada saat pemeriksaan palpasi Leopold II teraba bagian yang bulat
keras dan melenting dari bagian bawah perut ibu.
8. Bagian terbawah belum termasuk PAP (convergen)
Data dasar : pada pemeriksaan palpasi Leopold IV teraba bagian bawah janin
belum masuk PAP, dimana tangan masih bisa menyatu saat pemeriksaan
bagian bawah (convergen).
9. Keadaan ibu dan janin baik
Data dasar : dari hasil pemeriksaan diketahui
TD              : 100/80 mmHg
MD             : 72x/menit
RR              : 20 x / menit
Suhu           : 36,50c
1. MASALAH
Ibu cemas dengan kehamilah saat ini
Data Dasar : Terlihat dari wajah ibu
2. KEBUTUHAN
Beri Penkes pada ibu tentang :
- Personal Hygine
Yaitu sarankan ibu untuk mengganti pakaian dalam 2x sehari dan
membersihkan alat kelaminnya dengan air bersih sesudah BAB dan BAK
- Beri suport mental
Yaitu beri dukungan dan semangat pada ibu dan yakinkan ibu kalau ibu dan
bayinya akan baik-baik saja
- Pola Nutrisi
 Yaitu sarankan ibu untuk makan-makanan yang tinggi kalori dan
tinggi protein spirit mengkonsumsi daging, telur, tempe, wortel,buah
alpukat, sayur-sayuran, buah-buahan berwarna dan kaya vitamin.
 Menganjurkan ibu untuk banyak minuman air putih 8 gelas/hari
paling sedikit.
 Beri ibu tablet  Fe dengan dosis 1x1 / hari, anjurkan minum pada
malam hari, kalau siang hari dapat menimbulkan muntah
- Pola Istirahat
 Anjurkan ibu beristirahat dan tenang agar kondisi ibu dan bayi baik
 Anjurkan suami dan keluarga untuk memberikan semangat

1. DIANGNOSA  POTENSIAL
AIDS

2. MASALAH POTENSIAL
- Penularan pada bayi
- Kematian pada ibu
- Kematian pada bayi

1. KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA BERDASARKAN KONDISI KLIEN


a. Mandiri
- Memberi tambahan vitamin B12 3x1hari
- Sarankan makan makanan yang bergizi, sayur-sayuran, buah-
buahan, daging telur
- Memberi tablet Fe 1x1 hari
a. Kolaborasi
Melakukan kolaborasi dengan dokter tentang perkembangan janin dan
kondisinya(USG)
b. Rujuk
Tidak Ada

I. PLANING
Tanggal 20-04-2012                      Jam 10.30wib
- Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan seperti:
 TD:100/80mmHg
 RR:20 x / menit
 Pols:72 x / menit
 Suhu:36,5 C
- Beritahu ibu penkes tentang:
 Personal hygine
 Pola istirahat
 Pola nutrisi
- Beri ibu dukungan atau support mental
- Beri tahu keluarga untuk tatap memberi semangat pada ibu

I. PELAKSANAAN
Tanggal 20-04-2012                     Jam 10.45Wib
 Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya pada kehamilan seperti:
- Perdarahan pervaginam
- Sakit kepala yang hebat
- Pengelihatan kabur
- Bengka pada muka dan tangan
- Nyeri perut hebat
Menjelaskan pada ibu untuk mengatur pola istirahat dan tenang agar
keadaan ibu dan janin baik yaitu jng terlalu bnyk berfkir,dan jng terlalu
banyak melakukan kegiatan.
Menganjurkan pada ibu untuk memakai pakaian yang longgar dan berbahan
katun agar ibu tetap merasa nyaman.
Menjelaskan pada ibu untuk mengatur pola makan sikit tapi sering agar ibu
tetap bertenaga dan tidak lemas.
Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu
kemudian,atau apabila ibu mengalami penyakit atau hal-hal yang keluarga
anggap tidak mengerti dan ibu mengatakan akan kembali melakukan
kunjungan ulang 2 minggu kemudian.

I. EVALUASI
- Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan seperti:
TD       :100 /80mmHg
RR       :20 x/menit
Pols     :72 kali/ menit
Suhu    :36,5 C
- Ibu sudah mengrti cara mengatrur pola istirht yang baik dan
tenang
- Keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan
- Ibu sudah mengetahui tentang penjelasan pola nutrisi
- Ibu mengetahi tentang personal hygyne
- Ibu bersedia dating kembali pada kunjungan selanjutnya.
 DAFTAR PUSTAKA

Rukiah, Ai Yeyeh S.Si.T, “ Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan)”, Jakarta:


Trans Info Media, 2010.
Prawirohardjo, Sarwono, “Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal “, Jakarta : PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2009
http://ilmu-pasti-pengungkap-kebenaran.blogspot.com/2011/11/hivaids-pada-ibu-
hamil.html#ixzz1uSGaM4JD

Anda mungkin juga menyukai