Anda di halaman 1dari 22

KEHAMILAN DENGAN

HIV DAN AIDS


by
LILIK DARWATI SST.M.KES

Modul Pelatihan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi


Topik
Definisi HIV/AIDS
Penyebab HIV/AIDS
Tanda dan gejala HIV/AIDS
Klasifikasi HIV/AIDS
Cara penularan HIV/AIDS
Informasi saat konseling bagi ibu
hamil dengan HIV/AIDS
Persalinan dengan HIV/AIDS
Penanganan HIV/AIDS
Cara pencegahan HIV/AIDS
Definisi HIV
HIV (Human Immunodeficliency Virus) virus
penurunan kekebalan tubuh pada manusia
adalah virus yang sangat kecil dan tidak bisa
terlihat oleh manusia.
AIDS (Aquired Immuno Deficiensy
Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit
akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh
dan merupakan lanjutan atau tahap terakhir
(paling parah) pada penderita HIV, serta terjadi
karena seseorang terinfeksi virus Human
Immunodeficliency Virus (HIV).
Penyebab
Virus HIV (Human
Immunodeficliency Virus)
yang menyerang sistem
kekebalan tubuh dan
meghancurkan sel CD4
Virus HTL III (Human T.
Lymphotropic Virus), (Gallo,
National Institute of Health,
USA)
Virus HIV-2, yang berbeda
dengan HIV-1 secara genetic
maupun antigenic
Tanda dan gejala
1. Stadium I → pada tahun ke 1-2 mengalami
influenza, demam dan masih merasa sehat
dan tidak curiga bahwa mereka menderita
HIV/AIDS
2. Stadium II → pada tahun ke 3-4
system imun tidak mampu lagi
menghadapi infeksi Opportunistik, dan
terus menerus menderita penyakit
minor dan mayor Karena tubuhnya
tidak mampu memberikan pelayanan.
3. Stadium III → pada tahun ke 5-6 mulai
timbul diare berulang, penurunan berat
badan secara mendadak, sering
sariawan di mulut dan terjadi
pembengkakan didaerah kelenjar getah
bening.
4. Stadium IV → Stadium AIDS, dengan
munculnya pembesaran kelenjar getah
bening diseluruh tubuh dengan jumlah CD4
<200. dan mulai mengalai gejala HIV
wasting syndrome, Infeksi bakteri yang
berat, Infeksi herpes >1 bln, Toxoplasma
cerebral, Encephalophaty HIV.

Gejala HIV/AIDS rata-rata baru timbul ±10 tahun


sesudah infeksi, bahkan dapat lebih lama lagi.
Klasifikasi HIV/AIDS
1. Infeksi Akut ( CD4 : 750 – 1000 )
Timbul setelah masa inkubasi 1-3
bulan.
Gejala → influenza, demam, atralgia,
anereksia, malaise, gejala kulit
(bercak-bercak merah, urtikarta),
gejala syaraf (sakit kepada, nyeri
retrobulber, gangguan kognitif dan
apektif), gangguan gas trointestinal
(nausea, diare).

Mazami Enterprise © 2009


2. Infeksi Kronis Asimtomatik (CD4 >
500/ml)
Setelah infeksi akut, penderita tampak
baik saja, meskipun sebenarnya terjadi
replikasi virus dalam tubuh.
Beberapa diantaranya mengalami
pembengkakan kelenjar limfe (limfa
denopatio LEP)
Hal ini berlangsung selama 5 tahun
3. Infeksi Kronis Simtomatik (setelah 5 tahun
terkena HIV), berdasarkan tingkat
imunitas:
a. Penurunan Imunitas sedang : CD4 200 –
500 → timbul penyakit-penyakit ringan
misalnya reaktivasi dari herpes zoster
atau herpes simpleks
b. Penurunan Imunitas berat : CD4 < 200
→ terjadi infeksi oportunistik, mengalami
viremia dan tubuh sudah dalam
kehilangan kekebalannya.
Cara penularan HIV dari ibu ke bayi

Periode transmisi Risiko


•Kehamilan 5 - 10 %
•Persalinan 10 - 20 %
•Menyusui 10 - 15 %
Total 25 - 45 %

Risiko tertinggi

Mazami Enterprise © 2009


Persalinan resiko penularanya paling tinggi,
karena :
Bayi bisa menelan darah
ataupun lendir ibu.
Saat persalinan terjadi
percampuran darah ibu
dan darah bayi.
Terutama persalinan
pervaginam yang
berlangsung lama.
Terjadi KPD >4 jam.
Penggunaan alat bantu
pada kepala janin
Faktor lain :
Hubungan seksual yang
tidak aman dengan orang
yang terinfeksi virus.
Jarum dan alat suntik yang
tidak steril, atau benda
tajam lain yang menusuk
atau menyayat kulit.
Transfusi darah, bila darah
tersebut belum diperiksa
apakah bebas dari HIV.
Darah terinfeksi yang
masuk ke dalam sayatan
atau luka terbuka orang
lain.
Informasi saat konseling bagi ibu hamil
dengan HIV/AIDS
Metode Keuntungan Kerugian
Seksio Risiko penularan Lama perawatan ibu
sesarea rendah Perlu fasilitas &
(SC) Terencana sarana pendukung
Biaya mahal
Per Mudah dilakukan di Risiko penularan
vagina sarana kesehatan tinggi
m terbatas (kecuali bila ibu minum ARV
teratur & VL tidak terdeteksi)
Biaya murah
Persalinan dengan HIV/AIDS
Seksio sesarea (SC) elektif
Merupakan cara persalinan
yang memiliki risiko transmisi
terkecil
Akan mengurangi risiko
penularan HIV dari ibu ke bayi
sebesar 50-66%
Mengurangi resiko penularan
87% apabila juga diberikan
terapi ARV

Mazami Enterprise © 2009


Persalinan pervaginam
Risiko penularan meningkat
apabila terjadi Proses
Persalinan (inpartu) dan
Ketuban Pecah Dini
Bila terjadi KPD 4 jam atau
lebih, dianjurkan persalinan
pervaginam
Bayi terpapar darah dan lendir
serviks pada saat melewati
jalan lahir
Bayi kemungkinan terinfeksi
karena menelan darah dan
lendir serviks pada saat
resusitasi
Mazami Enterprise © 2009
Penanganan
 Sampai saat ini belum ada obat/vaksin untuk
mengobati HIV, yang ada hanya pemberian obat
untuk memperbaiki daya tahan tubuh dan
meningkatkan kualitas hidup.
 Cara memperbaiki daya tahan tubuh adalah:
1. Terapi Antiretrovirus (ARV)
Penanganan dengan highly active antiretroviral
therapy (HAART) ini sangat bermanfaat bagi orang
yang terinfeksi HIV dengan menggunakan protease
inhibitor. Dengan menurunkan angka kesakitan
(morbiditas) dan tingkat kematian (mortalitas)
karena HIV. serta meningkatkan waktu bertahan
pasien selama 4 sampai 12 tahun.
2. Penanganan eksperimental
dengan menggunakan vaksin
yang menahan epidemik
global (pandemik), vaksin
memiliki biaya yg lebih murah
dari biaya pengobatan lainnya,
tapi setelah 20 tahun
penelitian vaksin ini masih
belum bisa mengurangi
penyebaran virus HIV
3. Pengobatan alternatif
akupuntur digunakan untuk
meringankan beberapa gejala
dan meningkatkan kualitas
hidup HIV/AIDS, tapi memiliki
efek terhadap mortalitas dan
morbiditas
Cara pencegahan
Melakukan ANC
terpadu untuk
meminimalisir apabila
terinfeksi HIV
Tidak melakukan seks
bebas atau hubungan
seks pra nikah
Saling setia, hanya
melakukan hubungan
seks dengan
pasangan yang sah
Hindari transfuse darah
kecuali untuk keadaan
darurat
Jangan menggunakan alat
cukur, sikat gigi, tempat
makan, jarum suntik
secara bergantian
Jangan menyentuh darah
orang lain/luka terbuka
tanpa perlindungan
(Maxwell, 2000)
Biasakan memakai
kondom apabila pasangan
terinfeksi HIV Kondom Perempuan Kondom Laki-laki

Hindari melakukan
sayatan/lubang pada kulit
tubuh dengan alat yang
belum dicuci atau tidak
steril
Terima
kasih

Anda mungkin juga menyukai