Anda di halaman 1dari 2

HIV

HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh,
dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan,
kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang berbagai penyakit.

Orang dengan HIV dan AIDS berisiko mengalami kanker limfoma. Limfoma adalah bentuk
kanker darah yang memengaruhi kelenjar getah bening. Bahaya kanker ini dapat memengaruhi
bagian tubuh mana pun dari pengidap HIV/AIDS yang terdapat kelenjar getah bening, seperti di
sumsum tulang, amandel, dan juga saluran pencernaan.

Lalu Penyakit HIV menghancurkan sel darah putih, T CD4, yang sangat berperan bagi tubuh
dalam melawan penyakit. Semakin sedikit sel T CD4, berarti semakin lemah pula sistem imun
tubuh.

Jika seseorang mengidap HIV dan tidak mendapatkan pengobatan, virus tersebut akan
melemahkan sistem kekebalan tubuh. Pada akhirnya, infeksi tersebut akan berubah menjadi
AIDS (acquired immunodeficiency syndrome) dan tubuh akan sulit melawan infeksi.

Pada dasarnya, HIV dapat ditularkan melalui cairan tubuh, termasuk darah, air mani, cairan
vagina, dan air susu ibu yang terinfeksi HIV. Siapa pun dari segala usia, ras, maupun jenis
kelamin bisa terinfeksi HIV, termasuk bayi yang lahir dari ibu dengan HIV.

Beberapa metode penularan HIV antara lain adalah melalui:

1. Penggunaan jarum suntik

HIV dapat ditularkan melalui jarum suntik yang terkontaminasi darah orang yang terinfeksi HIV.
Berbagi pakai jarum suntik atau menggunakan jarum suntik bekas membuat seseorang berisiko
sangat tinggi tertular penyakit, termasuk HIV.

2. Kehamilan, persalinan atau menyusui

Seorang ibu yang terinfeksi HIV dan mengandung atau menyusui berisiko tinggi untuk
menularkan HIV kepada bayinya. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika Anda adalah
penderita HIV yang tengah hamil agar risiko penularan HIV pada bayi bisa ditekan.

3. Transfusi darah

Dalam sebagian kasus, penularan HIV juga bisa terjadi melalui transfusi darah. Namun,
kejadian ini semakin jarang terjadi karena adanya penerapan uji kelayakan donor, termasuk
donor darah, organ ataupun donor jaringan tubuh. Dengan pengujian yang layak, penerima
donor darah memiliki risiko yang rendah untuk terinfeksi HIV.
Sampai saat ini belum ada obat ataupun vaksin yang dapat mencegah dan menyembuhkan
infeksi HIV/AIDS. Namun bagi Anda yang menderita infeksi HIV, ada upaya yang dapat
dilakukan untuk mengendalikan infeksi tersebut, yaitu mengonsumsi obat antiretroviral sesuai
dosis yang disarankan dokter.

Obat tersebut akan membantu menekan aktivitas virus dalam tubuh, sehingga penderita HIV
memiliki harapan untuk berumur lebih panjang, hidup lebih sehat, dan mampu memperkecil
risiko dalam menularkan HIV kepada pasangan.

Anda mungkin juga menyukai