Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


KEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN

FASILITATOR :
ROSALINA, S.KP., M.KES

DISUSUN OLEH :
Avent Lino Rido Putra Sahu (011191104)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2020/2021

A. KONSEP ANATOMI DAN FISIOLOGI


Kenyamanan adalah konsep sentral tentang kiat keperawatan. Konsep kenyamanan memiliki
subjektivitas yang sama dengan nyeri. Setiap individu memiliki karakteristik fisiologis, sosial,
spiritual, psikologis dan kebudayaan yang mempengaruhi cara mereka menginterprestasikan dan
merasakan nyeri. Kolcaba (1992) mendefinisikan kenyamanan dengan cara yang konsisten pada
pengalaman subjektif klien. Kolcaba mendefinisikan kenyamanan sebagai suatu keadaan telah
terpenuhi kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan ketentraman (suatu
kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan
transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah atau nyeri).
Nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang bertujuan untuk melindungi diri. Apabila
seseorang mersakan nyeri, maka perilakunya akan berubah. Apabila seseorang merasakan nyeri,
maka perilakunya akan berubah. Nyeri merupakan tanda peringatan bahwa terjadi kerusakan
jaringan, yang harus menjadi pertimbangan utama keperawatan saat mengkaji nyeri (Clancy dan
Mc Vicar, 1992).
Menurut Potter perry (2006 : 1504) nyeri merupakan campuran reaksi fisik dan perilaku cara yang
paling baik untuk memahami pengalaman nyeri akan membantu untuk menjelaskan tiga komponen
fisiologis, yaitu:
1. Resepsi : semua kerusakan sadar yang disebabkan oleh stimulus termal, mekanik,
kimiawi/stimulus listrik menyebabkan pelepasan subtansi seperti histamine, bradikinin, dan
kalium yang bergabung dengan lokasi reseptor di nosiseptor untuk memulai transmisi neurol
yang di kaitkan dengan nyeri.
2. Persepsi : titik kesadaran seseorang terhadap nyeri. Stimulus nyeri di transmisikan naik ke
medulla spinalis ke thalamus dan otak tengah dari thalamus serabut mentransmisikan pesan
nyeri ke berbagai area otak termasuk korteks sensori dan korteks asosiasi (di kedua lobus
parsetalis), lobus frontalis dan sistem limbic.
3. Reaksi : reaksi terhadap nyeri berupa respon fisiologis dan perilaku yang terjadi setelah
mempersepsikan nyeri.
B. DEFINISI
1. Pengertian aman dan nyaman
Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga
keadaan aman dan tentram (Potter & Perry, 2005).
Nyaman adalah suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia
yaitu kebutuhan akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan
sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang
sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri) (Potter & Perry, 2005).
2. Pengertian nyeri
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Smatzler & Bare, 2002).
Nyeri adalah suatu sensori subyektif dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau
yang dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan IASP (Potter &
Perry, 2005).
Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya
orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan
tersebut (Long, 1996)
3. Klasifikasi nyeri
Nyeri dapat diklasifikasikan kedalam beberapa golongan berdasarkan pada
tempat, sifat , berat ringannya nyeri, dan waktu lamanya serangan.
a. Nyeri berdasarkan tempatnya :
1) Pheriperal pain : nyeri yang terasa pada permukaan tubuh misalnya pada kulit,
mukosa.
2) Deep pain : nyeri yang terasa pada permukaan tubuh ang lebih dalam atau
pada organ-organ tubuh visceral.
3) Refered pain : nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit organ/struktur
dalam tubuh yang ditransmisikan kebagian tubuh di daerah yang berbeda,
bukan daerah asal nyeri.
4) Centrai pain : nyeri ang terjadi karena perangsangan pada sistem saraf pusat,
spinal cord, batang otak, thalamus, dan lainnya.
b. Nyeri berdasarkan sifatnya :
1) Incidental pain : nyeri tumbuh sewaktu-waktu lalu hilang.
2) Steady pain : nyeri yang timbul dan menetap dirasakan dan dalam waktu yang
lama.
3) Paroxymal pain : nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali.
Nyeri tersebut biasana menetap kurang lebih 10-15 menit, lalu menghilang
kemudian timbul lagi.
c. Nyeri berdasarkan berat ringannya
1) Nyeri ringan : nyeri dengan intensitas rendah
2) Nyeri sedang : nyeri yang menimbulkan reaksi
3) Nyeri berat : nyeri dengan intensitas yang tinggi
d. Nyeri berdasarkan waktu lamina serangan
1) Nyeri akut : nyeri yang dirasakan dalam waktu singkat dan berakhir kurang
dari enam bulan, sember dan daerah nyeri diketahui dengan jelas.Rasa nyeri
mungkin sebab akibat dari luka,seperti luka oprasi ataupun pada suatu
penyakit arteriosclerosis pada arteri koroner.
2) Nyeri kronis : nyeri yang dirasakan lebih dari enam bulan. Nyeri kronis
polanya beragam dan berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.
Ragam pola tersebut ada yang nyeri timbul dengan periode yang diselingi
interval bebas dari nyeri lalu timbul kembali lagi nyeri,dan begitu seterusnya.
Ada pula pola nyeri kronis yang konstan, artinya rasa neri yang dirasakan
secara terus-menerus, semakin lama semakin meningkat intensitasnya
walaupun telah diberikan pengobatan. Misalnya, nyeri karena neoplasma.

C. FAKTOR RISIKO DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI :


a. Stimulus Mekanik disebabkan adanya suatu penegangan akan penekanan
jaringan.
b. Stimulus Kimiawi disebabkan oleh bahan kimia.
c. Stimulus Thermal adanya kontak atau terjadinya suhu yang ekstrim panas yang
dipersepsikan sebagai nyeri 44°C - 46°C.
d. Stimulus Neurologik disebabkan karena kerusakan jaringan saraf.
e. Stimulus Psikologik adalah nyeri tanpa diketahui kelainan fisik yang bersifat
psikologis.
f. Stimulus Elektrik disebabkan oleh aliran listrik.
D. MASALAH YANG MUNCUL

a. Nyeri Akut (Carpenito, 2012)


1) Mayor :
a) Individu memperlihatkan atau melaporkan ketidaknyamanan tentang
kualitas nyeri dan intensitasnya
2) Minor :
a) Tekanan darah meningkat
b) Nadi meningkat
c) Pernafasan meningkat
d) Diaphoresis
e) Pupil dilatasi
f) Posisi berhati-hati
g) Raut wajah kesakitan
h) Menangis, merintih
b. Nyeri Kronis (Carpenito, 2012)
1) Mayor :
a) Individu melaporkan bahwa nyeri telah ada lebih dari 6 bulan.
2) Minor :
a) Gangguan hubungan social dan keluarga.
b) Peka rangsangan
c) Ketidakaktifan fisik dan imobilitas
d) Depresi
e) Menggosok kebagian yang nyeri.
f) Ansietas
g) Tampak lunglai
h) Berfokus pada diri sendiri
i) Tegangan otot rangka
j) Preokupasi somatic
k) Agitasi
l) Keletihan
m) Penurunan libido
n) Gelisah
Pohon Masalah

Pelepasan mediator biokimia


(prostaglandin, bradikinin, histaminm, substansi P)
Stimulus Mekanik Stimulus Kimiawi Stimulus Thermal Stimulus Neurologik

Stimulus Psikologik StimulusNociceptor


Elektrik menerima
rangsangan

Rangsangan ditransmisi ke medulla spinalis,


thalamus, dan korteks sensorik somatik

Nyeri
Nyeri Akut Nyeri Kronis

Meringis kesakitan, Merasa


cemas dan takut akan
penyakitnya

Gangguan Rasa
Aman dan Nyaman

E. Pemerikasaan Diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium klinik
b. Sinar – X (Rontgen)
c. CT-Scan
d. MRI

F. Penatalakasanaan Medis

a. Pemberian obat analgesik


Pemberian obat analgesik, yang dilakukan guna mengganggu dan
memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi dengan cara
mengurangi nyeri. Jenis analgesiknya adalah narkotika dan bukan narkotika.
Jenis narkotika digunakan untuk menurunkan tekanan darah dan menimbulkan
depresi pada fungsi vital,seperti respirasi. Jenis bukan narkotika yang paling
banyak ditemukan dimasyarakat adalah aspirin, asetaminofen, dan bahan
antiinflamasi nosteroid. Golongan aspirin (asetysalicylic acid) digunakan untuk
memblok rangsangan pada sentral dan perifer,kemungkinan menghambat
sintesis prostaglandin yang memiliki khasiat setelah 15-20 menit dengan efek
puncak obat sekitar 1-2 jam. Aspirin juga menghambat agregasi trombosit dan
antagonis lemah terhadap vitamin K, sehingga dapat meningkatkan waktu
peredaran darah dan protombin bila diberikan dalam dosis yang tinggi.
Golongan asetaminofen sama seperti aspirin,akan tetapi tidak menimbulkan
perubahan kadar protombin dan jenis Nonsteroid Anti Inflammatory Drugs
(NSAID), juga dapat menghambat prostaglandin dan dosis rendah dapat
berfungsi sebagai analgesi.Kelompok obat ini meliputi ibuprofen, mefenamic
acid, fenoprofen, naprofen, zomepirac, dan lain-lain.

Jenis Obat Analgesik

Nama Generik Nama Dosis Cara Serangan Puncak Lama


Dagang Pemberi Khasiat
an
Morphin - 5-20 SC, IM 5-10 60 4-6 jam
mg per menit menit
3-4
jam
Codein sulfat - 15-60 SC, PO 5-30 30-60 3-4 jam
mg per menit menit
3-4
jam

Hydromorphone Dilaudid 2-4 mg IV, IM, 5-15 1 jam 4-6 jam


hydrochloride per 4-6 SC, PO menit
jam
Meperidine Demeral 50-150 IV, IM, 10-15 30-60 2-4 jam
hydrochloride mg per SC, PO menit menit
3-4
jam
Methadone Dolophine 2,5-10 IM, SC, 10 menit 1-2 jam 4-6 jam
mg per PO
3-4
jam
Pentazocine Talwin 50-100 PO
mg per
3-4
jam

b. Pemberian stimululator listrik


Pemberian stimululator listrik, yaitu dengan memblok atau mengubh
stimulus nyeri dengan stimulus yang kurang dirasaka.Bentuk stimulator metode
stimulus listrik meliputi :
1) Transcutaneus electrical stimulator (TENS), digunakan untuk
mengendalikan stimulus manual daerah nyeri tertentu dengan menempatkan
beberapa electrode diluar.
2) Percutaneus implanted spinal cord epidural stimulator merupakan alat
stimulator sumsum tulang belakang dan epidural yang diimplankan di
bawahkulit dengan transitor timah penerima yang dimasukan kedalam
kulit pada daerah epidural dan columna vertebrae.
3) Stimulator columna vertebrae, sebuah stimulator dengan stimulus alat
penerima transistor dicangkok melalui kantong kulit intraclavicula atau
abdomen, yaitu electrode ditanam melalui pembedahan pada dorsum
sumsum tulang belakang.

Pengkajian Keperawatan

Pengkajian nyeri yang akurat penting untuk upaya penatalaksanaan nyeri yang
efektif. Karena nyeri merupakan pengalaman yang subjektif dan dirasakan secara
berbeda pada masing-masing individu, maka perlu dikaji semua faktor yang
mempengaruhi nyeri, seperti faktor fisiologis, psikologis, emosional, dan
sosiokultural. Pengkajian dapat dilakukan dengan PQRST : P (provoking) atau
pemicu, yaitu faktor yang memicu timbulnya nyeri, Q (quality) atau kualitas dari
nyeri, apakah tajam, tumpul, atau tersayat, R (region) atau daerah, yaitu daerah
perjalanan nyeri, S (severity) adalah keparahan atau intensitas nyeri, T (time) atau
waktu adalah lama/waktu serangan atau frekunsi nyeri.
e. Riwayat Nyeri
1) Lokasi
Untuk menentukan lokasi nyeri yang spesifik, minta klien untuk menunjukan
area nyerinya.
2) Intensitas nyeri
3) Penggunaan skala intensitas nyeri adalah metode mudah dan terpercaya untuk
menentukan intensitas nyeri klien. Skala nyeri menurut Hayward (1975)
1 : tidak nyeri
1 – 3 : nyeri ringan
4 – 6 : nyeri sedang
10 – 9 : sangat nyeri, tapi masih bisa dikontrol

10 : sangat nyeri dan tidak bisa dikontrol


4) Kualitas nyeri
Minta pasien untuk menjelaskan nyeri yang dirasakan, apakah seperti dipukul-
pukul atau ditusuk-tusuk, dan sebagainya
5) Pola nyeri
Pola nyeri meliputi waktu, durasi, dan kekambuhan atau interval nyeri.
6) Faktor presipitasi
Terkadang aktivitas tertentu dapat memicu timbulnya nyeri. Seperti
aktivitas fisik yang berat dapat memicu timbulnya nyeri dada. Selain itu,
lingkungan, stresor fisik, dan emosional juga dapat memicu timbulnya nyeri.
7) Gejala yang menyertai
Gejala ini meliputi mual, muntah, pusing, dan diare. Gejala tersebut dapat
disebabkan oleh awitan nyeri atau nyeri itu sendiri.
8) Pengaruh pada aktivitas sehari-hari
Dengan mengetahui sejauh mana nyeri mempengaruhi aktivitas klien akan
membantu memahami perspektif klien tentang nyeri. Beberapa aspek
kehidupan yang dikaji terkait nyeri adalah tidur, nafsu makan, konsentrasi,
pekerjaan, hubungan interpersonal, hubungan pernikahan, aktivitas di rumah,
aktivitas di waktu senggang, serta status emosional.
9) Sumber koping
Setiap individu memiliki strstegi koping yang berbeda-beda dalam
menghadapi nyeri. Strategi tersebut dapat dipengaruhi oleh pengalaman nyeri
sebelumnya atau pengaruh agama atau budaya.
10) Respons afektif
Respons afektif klien terhadap nyeri bervariasi, bergantung pada situasi,
derajat dan durasi nyeri, interpretasi tentang nyeri, dan banyak faktor lainnya.
Perlu dikaji adanya ansietas, takut, lelah, depresi, atau perasaan gagal pada
diri klien.
f. Observasi respons prilaku dan fisiologis
Banyak respon nonverbal yang bisa dijadikan indikator nyeri. Salah satu
yang paling utama adalah ekspresi wajah. Perilaku seperti menutup mata rapat-
rapat atau membukanya lebar-lebar, menggigit bibir bawah, dan seringai wajah
dapat mengindikasikan nyeri. Selain ekspresi wajah respons nyeri dapat berupa
vokalisasi (mengerang, menangis, berteriak), mobilisasi bagian tubuh yang
mengalami nyeri, gerakan tubuh tanpa tujuan (menendang-nendang, membolak-
balikan tubuh di kasur), dll.
Sedangkan respon fisiologis untuk nyeri bervariasi, bergantung pada
sumber dan durasi nyeri. Pada awal nyeri akut, respons fisiologis dapat meliputi
peningkatan tekanan darah, nadi dan pernafasan, diaphoresis serta dilatasi pupil
akibat terstimulasinya sistem saraf simpatis. Jika nyeri berlangsung lama dan saraf
simpatis telah beradaprasi, respon fisiologis tersebut mungkin akan berkurang
atau mungkin tidak ada.

4. Daftar Diagnosis Keperawatan


a. Nyeri akut
b. Nyeri kronis

5. Intervensi Keperawatan

Hari/ Diagnosis Keperawatan Tujuan Intervensi


Tgl/Jam
Nyeri akut Kontrol Nyeri (1400)Manajemen
Definisi: pengalaman sensori Definisi: Tindakan pribadi Nyeri
dan emosional tidak untuk mengontrol nyeri 1. Observasi adanya
menyenangkan berkaitan Kriteria hasil yang petunjuk non verbal
dengan kerusakan jaringan diharapkan atau skala target mengenai ketidak
aktual atau potensial, atau outcome nyamanan
yang di gambarkan sebagai di pertahankan pada 2. Lakukan pengkajian
kerusakan (international .........ditingkatkan ke........... nyeri secara
Association for the study of Slaka 1-5 ( Tidak, jarang, komprehensif
pain) awitan yang tiba-tiba kadang-kadang, sering, meliputi
atau lambat dengan intensitas konsisten ) lokasi,karakteristik,o
ringan hingga berat dengan a. (160502 )Mengenali kapan nset/durasi,frekuensi,
berakhirnya dapat di nyeri terjadi kwalitas
antisipasi atau diperbaiki, dan b. (160501 )menggambarkan intensitas/beratnya
dengan durasi kurang dari 3 faktor penyebab nyeri dan faktor
bulan. c. (160503 ) menggunakan pencetus
Batasan karakteristik : tindakan pencegahan 3. Tentukan akibat dari
a. Expresi wajah nyeri d. (160504 )Menggunakan pengalaman nyeri
b. Dilatasi pupil pengurangan nyeri tanpa terhadap kwalitas
c. Diaforesis analgesik hidup ( tidur,nafsu
d. Perubahan posisi (2102) Tingkat Nyeri makan,perasaan,hub
menghindari nyeri Definisi: Keparahan dari ungan )
e. Sikap melindungi area nyeri yang diamati atau di 4. Gali pengetahuan
nyeri laporkan dan kepercayaan
f. Perubahan selera makan Kriteria hasil yang pasien mengenai
g. Putus asa diharapkan atau skala target nyeri
outcome 5. Berikan informasi
Faktor yang berhubungan : di pertahankan pada mengenai nyeri
a. Agen cidera fisik .........ditingkatkan ke........... penyebab
b. Agen cidera biologis Skala 1-5 ( berat, cukup 6. Ajarkan penggunaan
c. Agen cidera kimia berat, sedang, ringan, tidak tekhnik non
ada ) farmakologi
a. (210201) Nyeri yang di (2210 )Pengaturan
laporkan Analgesik
b. (210204) Panjangnya 1. Monitor tanda vital
episode nyeri sebelum dan sesudah
c. (210217) Mengerang dan pemberian obat
menangis ( narkotik )
d. (210206) Expresi nyeri 2. Tentukan pilihan
wajah obat analgesik
e. (210215) Kehilangan 3. Cek adanya alergi
nafsu makan obat
f. (210215) Ketegangan otot 4. Kolaborasi dokter
pemberian analgetrik

Nyeri Kronik Kontrol Nyeri Manajemen Nyeri


Definisi: pengalaman sensori Definisi: Tindakan pribadi
1. Observasi adanya
dan emosional tidak untuk mengontrol nyeri
menyenangkan dengan Kriteria hasil yang petunjuk non verbal
kerusakan jaringan aktual diharapkan atau skala target
mengenai ketidak
atau potensial yang di outcome
gambarkan sebagai di pertahankan pada nyamanan
kerusakan awitan yang tiba2 .........ditingkatkan ke...........
2. Observasi adanya
atau lambat dengan intensitas Slaka 1-5 ( Tidak, jarang,
dari ringan hingga berat kadang-kadang, sering, petunjuk nonverbal
terjadi konstan atau berulang konsisten )
mengenai
tanpa akhir yang dapat di a. (160502) Mengenali kapan
antisipasi atau prediksi dan nyeri terjadi ketidaknyamanan
berlangsung lebih 3 bulan. b. (160501) Menggambarkan
3. Lakukan pengkajian
faktor penyebab
Batasan karakteristik : c. (160503) Menggunakan nyeri secara
a.Anorexia tindakan pencegahan.
komprehensif meliputi
b.Expresi wajah nyeri d. (160504) Menggunakan
c.Fokus pada diri sendiri pengurangan nyeri tanpa lokasi,karakteristik,on
d.Hambatan kemampuan analgesik
set/durasi,frekuensi,
meneruskan aktifitas (2102) Tingkat Nyeri
sebelumnya Definis: Keparahan dari kwalitas
e.Perubahan pola tidur nyeri yang diamati atau di
intensitas/beratnya
laporkan
Faktor yang Kriteria hasil yang nyeri dan faktor
Berhubungan : diharapkan atau skala target
pencetus
a. Cedera medula spinalis outcome
b. Gangguan imun di pertahankan pada 4. Berikan informasi
c. Infiltrasi tumor .........ditingkatkan ke........... mengenai nyeri
d. Kerusakan sistem syaraf Skala 1-5 ( berat,cukup
penyebab
e. Gangguan iskemik berat,sedang,ringan,tidak ada
f. Otot ) 5. Ajarkan penggunaan
g. Malnutrisi a. (210201) Nyeri yang di
tekhnik non
laporkan
b. (210204) Panjangnya farmakologi
episode nyeri
6. Ajarkan prinsip2
c. (210217) Mengerang dan
menangis manajemen nyeri
d. (210206) Expresi nyeri
7. Kolaborasi dokter
wajah
e. (210215) Kehilangan pemberian
nafsu makan
farmakologi
f. (210209) Ketegangan otot
(1306 ) Nyeri : Respon (2380)Manajemen
psikologis tambahan
obat
Definisi: Keparahan dari
respon koqnitif dan 1. Tentukan obat apa
emosional yang di laporkan
yang di tentukan
terhadap adanya nyeri fisik .
Kriteria hasil yang 2. Monitor efektifitas
diharapkan atau skala target
cara pemberian obat
outcome
di pertahankan pada 3. Monitor efek samping
.........ditingkatkan ke...........
obat
Skala 1-5 ( berat, cukup
berat, sedang, ringan, tidak 4. Anjurkan pasien
ada)
mengenai kapan harus
a. ( 130601) Proses berpikir
yang lambat mencari bantuan
b. (130603) Adanya
medis
gangguan pada konsentrasi
c. (130605) Distres nyeri 5. Tentukan kemampuan
pasien untuk
mengobati diri sendiri
6. Pertimbangkan
faktor2 yg dapat
menghalangi pasien
minum obat

6. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan dilaksanakan sesuai dengan intervensi.
7. Evaluasi
Evaluasi dapat dibedakan atas evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi
proses dievaluasi setiap selesai melakukan perasat dan evaluasi hasil berdasarkan
rumusan tujuan terutama kriteria hasil. Hasil evaluasi memberikan acauan tentang
perencanaan lanjutan terhadap masalah nyeri yang dialami oleh pasien.

G. KONSEP MAP ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keprawatan : Nyeri Akut


Intervensi :
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan
factor presipitasi.
- Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.
- Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
menentukan dukungan.

MASALAH KEPERAWATAN UTAMA : NYERI PRIORITAS


KEPERAWATAN : Nyeri Akut, Nyeri Kronis
Diagnosa Keperawatan : Nyeri Kronis
Intervensi :
Pain Manajemen
- Monitor kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri.
- Tingkatkan istirahat dan tidur yang adekuat.
- Jelaskan pada pasien penyebab nyeri.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 13. Jakarta:
EGC.

Herdman, T Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta:


EGC

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi


Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Mubarak, W.I., Chayatin, Nurul. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori &
Aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.

Potter, Patricia A., Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses Dan Praktik Edisi 4. Jakarta : EGC.

Bare & Smeltzer.2002.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart Edisi 8
vol.3. Jakarta :EGC

Anda mungkin juga menyukai