Disusun Oleh :
2021/2022
A. Anatomi Fisiologi
Pusat termoregulator hipotalamus merupakan sekelompok saraf pada area preoptik dan
hipotalamus posterior yang befungsi sebagai termostat. Termostat hipotalamus semacam
memiliki titik kontrol yang disesuaikan untuk mempertahankan suhu tubuh:
1. Termoreseptor perifer, terletak didalam kulit, mendeteksi perubahan suhu kulit dan
membran mukosa tertentu serta mentransmisikan informasi tersebut ke hipotalamus
2. Termoreseptor sentral, terletak diantara hipotalamus anterior, medulla spinalis, organ
abdomen dan struktur internal lainnya, juga mendeteksi perubahan suhu darah.
B. Definisi
Termoregulasi adalah mekanisme fisiologi dan perilaku mengatur keseimbangan antara
panas yang hilang dan dihasilkan oleh tubuh diatur oleh hipotalamus yang terletak
diantara hemister otak. (Potter&Perry, 2006)
Suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi panas dan
kehilangan panas sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan.
C. Faktor Yang Mempengaruhi
1. Variasi di luar
Kegiatan tubuh sepanjang hari dapat bervariasi. Penggunaan energi dalam
metabolisme selalu timbul panas. Kegiatan otot (organ yang paling banyak pada
tubuh manusia) banyak menimbulkan panas, sistem saraf yang paling berperan pada
waktu kegiatan jasmani meningkat. Biasanya pada siang hari suhu tubuh lebih tinggi
daripada malam hari.
2. Umur
Pada bayi yang baru lahir, suhu tubuh masih belum mantap. Dalam masa inisuhu
tubuhnya masih mudah dipengaruhi oleh lingkungan,pada usia dewasa suhu tubuh
lebih mantap, dan pada usia lanjut suhu tubuh akan lebih rendah sehubungan dengan
laju metabolisme pada golongan umur.
3. Jenis kelamin
Sesuai dengan kegiatan metabolisme, suhu tubuh pria lebih tinggi dari suhu tubuh
wanita. Disamping itu juga suhu wanita juga dipengaruhi oleh siklus menstruasi.
Pada waktuterjadi ovulasi suhu menurun 0,2˚C sedangkan setelah haid suhu tubuh
naik 0,1˚C-0,6˚C.
4. Gizi
Pada keadaan kurang gizi atau puasa, suhu tubuh lebih rendah.
5. Kerja jasmani
Sesudah kerja jasmani (olahraga) suhu tubuh akan naik. Hasil salah satu penelitian
menunjukkan suhu rektum naik 41˚C setelah lari maraton.
6. Lingkungan
Suhu lingkungan yang tinggi akan meningkatkan suhu didalam tubuh, serta akibatnya
pada metabolisme. Udara lingkungan yang lembab yang menyebabkan hambatan
pada penguapan keringat akan meningkatkan suhu tubuh.
D. Masalah Yang Muncul Dan Kriteria
1. Hipertermia
Yaitu suhu tubuh inti diatas kisaran normaldiurnal karena kegagalan termoregulasi.
2. Hipotermia
Yaitu suhu tubuh inti dibawah kisaran normaldiurnal karena kegagalan
termoregulasi.
3. Ketidakefektifan termoregulasi
Yaitu fluktuasi suhu diantara hipertermia dan hipotermia.
E. Penatalaksanaan
1. Suhu inti untuk menggambarkan suhu organ-organ dalam
2. Suhu perifer mencerminkan suhu kulit dan jaringan subkutan
3. Suhu tubuh rata-rata dapat dihitung secara kasar dengan rumus suhu rata-rata= 0,7
suhu inti +0,3 suhu perifer
F. Pemeriksaan Penunjang
Untuk mendapatkan gambaran suhu tubuh dilakukan pengukuran yang dapat dipilih:
1. Suhu ketiak
Pengukuran suhu ketiak dilakukan dengan cara meletakkan termometer ke ketiak
selama 5 menit, lengan atas didekapkan erat-erat kebadan, jangan lupa ketiak harus
dikeringkan terlebih dahulu. Suhu ketiak biasanya 0,2˚-0,4˚C lebih rendah dari suhu
mulut 0,5˚-1˚C di bawah suhu rektum.
2. Suhu mulut
Pengukuran suhu mulut dilakukan dengan cara meletakkan termometer dibawah
lidah dengan mulut tertutup. Makanan, minuman, merokok mudah mempengaruhi
suhu mulut, sehingga dapat mengecoh suhu tubuh. Suhu mulut biasanya 0,3˚-0,5˚C di
bawah suhu rektum.
3. Suhu rektum
Hu rektum dilakukan dengan cara memasukkan termometer sedalam 5-6cm, sehingga
yang diukur benar-benar suhu didalam rektum. Suhu rektum lebih dapat lebih
dipercaya sebagai ukuran suhu dibandingkan suhu ketiak dan suhu mulut, namun
demikian suhu rektum jarang dilakukan karena dianggap kurang etis.
G. Konsep Map