Fazlurrahman
011.06.0024
Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang
Imunisasi
salah satu intervensi kesehatan yang
paling sukses dan efektif dalam mencegah
penyakit.
INDONESIA
PPI untuk anak (BCG, Polio, DPT,
Hepatitis B, dan Campak.)
Bayi dan
Anak-anak
Dewasa
terabaikan
dan kurang
tersosialisasi
Bab II
Imunisasi ??
Sediaan biologis
Vaksinasi ??
3. Vaksin Subunit
Vaksin ini berasal dari bagian organisme, misalnya
komponen kapsul bakteri (Streptococcus pneumoniae).
Vaksin ini aman diberikan pada anak karena
virulensinya rendah.
4. Vaksin Toksoid
Vaksin dibuat dari bahan toksin bakteri yang sudah
tidak bersifat toksik.
5. Vaksin Konjugat
Vaksin
polisakarida
murni
kurang
bersifat
imunogenik untuk anak di bawah usia 2 tahun. Untuk
meningkatkan imunogenisitasnya, vaksin polisakarida
dikonjugasikan dengan protein karier sehingga dapat
meningkatkan respon imun.
19-26 tahun
50 59
tahun
27-49 tahun
60 64
tahun
Tetanus, defter,
pertusis (Tdap/Td)
Human
Papolomavirus (HPV)
3 dosis
(bulan ke- 0, 1 atau 2, dan
6
Measles (campak),
Mumps (gondongan),
Rubella (campak
Jerman)/MMR
Varicella (cacar air)
Influenza
Pneumonia
Hepatitis A
Hepatitis B
Hepatitis A dan B
Meningitis
Zozter
1 atau 2 dosis
? 65 tahun
1 dosis
booster Td
setiap 10
tahun
1 dosis
Direkomendasikan untuk semua orang sesuai usia di atas dan tidak memiliki bukti
bawa telah memiliki imunitas terhadap infeksi tersebut
Vaksin Hepatitis B
Dosis Vaksin hepatitis B yang diberikan ebih tinggi dan normal yang harus
sebelum hemodialisa dilakukan.
Vaksin influenza
Pemberian vaksin mati atau Inactivated Influenza Vaccine (TIV) secara rutin
pasien imunokompromais dianjurkan sedangkan pemberian hidup atau
Live,
Attenuated lnflenza Vaccine (LAIV) dikontraindikasikan.
dilengkapi
pada
4. Diabetes
5. Sirosis Alkoholik
6. HIV
Vaksin polio in-aktif yang dikuatkan ditujukan untuk pasien HIV. Vaksin
pneumokok diindikasikan untuk semua pasien HIV usia lebih dari 2
tahun.
2. Pneumonia
3. Herpes Zoster
Vaksinasi herpes zoster direkomendasikan untuk orang
berusia di atas 60 tahun termasuk orang yang pernah
menderita zoster.
Dapat melalui air dan bahan mentah makanan yang tercemar feses,
serta penyaji makanan yang menderita hepatitis A.
2. Demam Tifoid
3. Kolera
3 Demam tifoid
4. Difteri
Dengan adanya epidemi difteri yang terjadi pada Negara
bekas Uni Soviet, Thailand, Algeria dan Ekuador, dianjurkan
dilakukan imunisasi difteri untuk wisatawan yang bepergian
ke daerah tersebut dan tetap melakukan booster secara
rutin.
5. Hepatitis A
6. Hepatitis B
Risiko wisatawan terinfeksi hepatitis B meningkat sejalan dengan
lamanya tinggal di wilayah tersebut, terpapar pada pasien kelompok
dengan angka karier hepatitis B tinggi, petugas kesehatan, pekerja
laboratorium, dan pengguna obat suntik, dan individu dengan bergantiganti pasangan.
7. Influenza
Influenza terjadi di seluruh dunia, pada negara tropis,
penularannya terjadi mulai Desember sampai Maret di
belahan dunia utara dan April sampai September di belahan
dunia selatan. Wisatawan yang bepergian selama waktuwaktu tersebut disarankan melakukan vaksinasi influenza,
khususnya bila mempunyai faktor risiko yang dapat
meningkatkan komplikasi
8. Japanese Encephalitis
Japanese encephalitis merupakan penyebab ensefalitis viral
di Asia dan di transmisi oleh nyamuk. Risiko pada wisatawan
rendah yaitu 1 per 1 juta, atau 1 per 5000 per bulan pada
daerah endemik. Umumnya wisatawan tidak memiliki
imunitas terhadap penyakit ini. Risiko meningkat pada
individu yang mengadakan perjalanan selama musim yang
tinggi terhadap transmisi dan tingggal di daerah endemik
untuk waktu tertentu.
9. Kolera
Risiko untuk terinfeksi kolera sangat kecil bagi para
wisatawan, diperkirakan 1 per 500.000 wisatawan.
Pencegahan utama penyakit kolera adalah menghindari
makanan dengan risiko tinggi, seperti seafood. Air yang tidak
terklorinisasi juga merupakan sumber infeksi.
10. Meningokokus
11. Pertusis
Pertusis
menjadi
penyakit
yang
penting,
yang
mempengaruhi lebih dari 50 juta individu dan
menyebabkan 500.000 kematian. Vaksin pertusis aseluler
sekarang tersedia di berbagai negara. Seharusnya anakanak dilengkapi dengan vaksinasi serial atau diberikan
booster sebelum perjalanan. Sekarang orang dewasa tidak
diberikan vaksinasi pertusis.
12. Polio
13. Rabies
Risiko untuk tertular rabies pada wisatawan sulit
diperkirakan. Kasus rabies yang terjadi di dunia disebabkan
gigitan anjing di daerah endemis. Sebuah penelitian
retrospektif melaporkan 10 % wisatawan terinfeksi selama
perjalanan 17 hari. Angka kejadian rabies tinggi di Asia,
Amerika Tengah dan Selatan dan Afrika. Wisatawan harus
diinformasikan mengenai risiko rabies di daerah tempat
tujuan dan disarankan untuk menghindari kontak dengan
binatang karier, khususnya anjing, kucing, beruang, dan
kelelawar.
KESIMPULAN
TERIMA KASIH