Anda di halaman 1dari 35

Vaksinasi Dewasa

Fazlurrahman
011.06.0024

Bab I
Pendahuluan
Latar Belakang

Indonesia dalam bidang kesehatan masih menghadapi


beban ganda utama

yaitu penyakit infeksi yang masih belum terkendali serta


peningkatan penyakit degeneratif. Bahkan kita saat ini
juga sedang menghadapi penyakit infeksi yang bangkit
kembali misalnya antraks dan penyakit infeksi yang baru
muncul seperti Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS), flu burung, influenza A H1N1 dan HIV.

Penyakit degeneratif cenderung meningkat


Kurang berolahraga,
Banyak mengonsumsi lemak
serta kebiasaan merokok dan minum alkohol.

Pencegahan penyakit menular:

Meningkatkan hygiene perorangan

Menyehatkan lingkungan, IMUNISASI

Imunisasi
salah satu intervensi kesehatan yang
paling sukses dan efektif dalam mencegah
penyakit.

Penurunan insidensi penyakit menular telah terjadi


berpuluh-puluh tahun yang lalu di negara maju
yang telah melakukan imunisasi secara teratur
dengan cakupan luas.

INDONESIA
PPI untuk anak (BCG, Polio, DPT,
Hepatitis B, dan Campak.)

Kebijakan imunisasi di Asia Tenggara khususnya Indonesia

Bayi dan
Anak-anak

Dewasa
terabaikan
dan kurang
tersosialisasi

Pada tahun 2003 PAPDI telah menghasilkan konsensus


imunisasi pada orang dewasa sehingga diharapkan
imunisasi pada orang dewasa di Indonesia akan lebih
digalakkan.

Bab II

Imunisasi ??

Sediaan biologis

kekebalan terhadap penyakit.

Vaksinasi ??

Tindakan pemberian vaksin (antigen) yang dapat


merangsang pembentukan imunitas (antibodi) dari
sistem imun dalam tubuh manusia.

Jenis Vaksin yang digunakan Untuk Imunisasi


1. Vaksin yang dilemahkan (Live attenuated vaccine)
Berasal dari keseluruhan organisme atau bagian dari
organisme yang viabilitas dan daya infeksinya telah
dilemahkan.
2. Vaksin yang telah dimatikan (Killed vaccine/
inactivated vaccine)
Berasal dari mikroorganisme yang telah dimatikan.
Respon imun yang timbul lebih lemah daripada pemberian
vaksin hidup sehingga biasanya memerlukan imunisasi
ulang.

3. Vaksin Subunit
Vaksin ini berasal dari bagian organisme, misalnya
komponen kapsul bakteri (Streptococcus pneumoniae).
Vaksin ini aman diberikan pada anak karena
virulensinya rendah.
4. Vaksin Toksoid
Vaksin dibuat dari bahan toksin bakteri yang sudah
tidak bersifat toksik.

5. Vaksin Konjugat
Vaksin
polisakarida
murni
kurang
bersifat
imunogenik untuk anak di bawah usia 2 tahun. Untuk
meningkatkan imunogenisitasnya, vaksin polisakarida
dikonjugasikan dengan protein karier sehingga dapat
meningkatkan respon imun.

Jadwal Imunisasi Pada Orang Dewasa


Kelompok Umur ?
Vaksin

19-26 tahun

50 59
tahun

27-49 tahun

60 64
tahun

Tetanus, defter,
pertusis (Tdap/Td)

Imunisasi primer diberikan dalam 3 dosis, Tdap diberikan


pada sala satu dosis dan Td pada 2 dosis lainnya.
Selanjutnya diberikan 1 dosis booster Td setiap 10 tahun

Human
Papolomavirus (HPV)

3 dosis
(bulan ke- 0, 1 atau 2, dan
6

Measles (campak),
Mumps (gondongan),
Rubella (campak
Jerman)/MMR
Varicella (cacar air)
Influenza
Pneumonia
Hepatitis A
Hepatitis B
Hepatitis A dan B
Meningitis
Zozter

1 atau 2 dosis

? 65 tahun

1 dosis
booster Td
setiap 10
tahun

1 dosis

2 dosis (0, 4 8 minggu kemudian)


1 dosis per tahun
1 dosis per tahun
1 dosis per 5 tahun
1 dosis
2 dosis (bulan ke- 0, 6 12)
3 dosis (bulan ke- 0, 1 2, 4 6)
3 dosis (bulan Ke- 0, 1,6)
1 dosis per 5 tahun
1 dosis

Direkomendasikan untuk semua orang sesuai usia di atas dan tidak memiliki bukti
bawa telah memiliki imunitas terhadap infeksi tersebut

Direkomendasikan bila terdeteksi adanya faktor resiko

Vaksinasi Pada Keadaan Khusus


A. Vaksinasi pada Pasien Imunokompromais
1.

Vaksinasi Pada Pasien Hemodialisa dan Penyakit Ginjal Kronik

Vaksin Hepatitis B

Dosis Vaksin hepatitis B yang diberikan ebih tinggi dan normal yang harus
sebelum hemodialisa dilakukan.

Vaksin influenza

Pemberian vaksin mati atau Inactivated Influenza Vaccine (TIV) secara rutin
pasien imunokompromais dianjurkan sedangkan pemberian hidup atau
Live,
Attenuated lnflenza Vaccine (LAIV) dikontraindikasikan.

dilengkapi

pada

Vaksin Pneumokok (PPV23)

Pemberian vaksin pneumokok direkomendasikan pada pasien imukompromais.


Pengulangan dapat diberikan pada mereka yang berisiko tinggi terkena infeksi neumokok

2. Asplenia fungsional dan Anatomi

Memiliki risiko tinggi terinfeksi oleh bakteri yang tidak


berkapsul, contohnya: S. pneumoniae (pneumokokus), N.
meningitidis (meningkokus), dan Hib. Sehingga pemberian
vaksin pneumokok dan meningokok di rekomendasikan.

3. Pengguna Terapi Immunosupresan (kortikosteroid)

untuk mengetahui derajat penurunan sistem imunitas.

4. Diabetes

Pada pasien diabetes kronik yang memiliki gangguan pada


jantung, ginjal, dan organ Iainnya dinekomendasikan
pembenian vaksinasi pneumokokdan influenza secana rutin.

5. Sirosis Alkoholik

Pasien alkoholisme memiliki risiko tinggi terkena infeksi

Diperlukan pemberian vaksin pneumokok dan influenza secara rutin.

6. HIV

seharusnya tidak diberikan vaksi hidup.

Vaksin yang direkomendasikan adalah Polio in-aktif, pneumokok,


influenza HPV pada wanita

Vaksin MMR direkomendasikan untuk semua anak dan orang dewasa


yang terindikasi tanpa mempertimbangkan status HIV.

Vaksin polio in-aktif yang dikuatkan ditujukan untuk pasien HIV. Vaksin
pneumokok diindikasikan untuk semua pasien HIV usia lebih dari 2
tahun.

B. Vaksinasi Pada Usia Lanjut


1. Influenza

untuk semua orang yang berusia lebih dari 65 tahun

Vaksinasi dianjurkan untuk penderita penyakit jantung dan


serebrovaskular

Jenis vaksin influenza yang tersedia di Indonesia sampai saat mi


adalah vaksin inaktif seperti Vaxigripa (Sanofi Pasteur),
Fluarix(GSK), Agnippal(Combiphar), Dosis untuk lansia sama seperti
dewasa yaitu 0,5 ml disuntikkan intramuskular di otot deltoid.

2. Pneumonia

Efektif terutama untuk melindungi usia lanjut sehat


terhadap invasive disease (pneumonia yang berpenyulit
meningitis, septikemia dan pneumococcal pneumonia).
WHO

Jenis vaksin yang tersedia adalah Pneumo-23 (Sanofi


Pasteur). Dosis untuk lansia sama seperti dewasayaitu 0,5
ml disuntikan subkutan atau intramuskular.

3. Herpes Zoster
Vaksinasi herpes zoster direkomendasikan untuk orang
berusia di atas 60 tahun termasuk orang yang pernah
menderita zoster.

Vaksinasi Pada Tenaga Kesehatan

Vaksinasi pokok yang direkomendasikan

Yang termasuk dalam kategori ini adalah vaksin Hepatitis


B, Influenza, MMR (Measles, Mmups, Rubela), dan Varicela.

c. Vaksinasi Untuk Tenaga Penyaji Makanan


1. Hepatitis A

Dapat menular karena makanan yang terkontaminasi virus tersebut

Dapat melalui air dan bahan mentah makanan yang tercemar feses,
serta penyaji makanan yang menderita hepatitis A.

2. Demam Tifoid

Ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi feses dan


urin baik dari penderita demam tifoid atau karier. Air yang tercemar
ini merupakan sumber penularan tifoid yang paling banyak. Selain itu,
kerang-kerangan, sayuran, susu dan produk susu yang terkontaminasi
juga merupakan sumber infeksi.

3. Kolera

Penyakit ini umumnya ditularkan lewat air maupun


makanan yang tercemar tinja manusia.

Vaksinasi Untuk Orang Bepergian


(Wisatawan)
1. Bocille Calmette Guerin
Vaksin Baccile Calmette Guerin (BCG) tersedia di berbagai negara
dengan efikasi yang berbeda-beda.
2. Campak
Dua pertiga kasus campak yang dilaporkan di Amerika serikat pada tahun
1996 mempunyai riwayat perjalanan internasional ke Eropa atau Asia.
lndividu yang mempunyai rencana perjalanan ke daerah yang prevalensi
campaknya tinggi seharusnya mendapatkan vaksinasi campak 2 dosis,
yaitu vaksin MMR.

3 Demam tifoid

Tifoid merupakan vaksin kedua tersering untuk


pencegahan penyakit pada wisatawan. Risiko tertular
tifoid tergantung dari jarak perjalanan dan lingkungan
sekitar.

4. Difteri
Dengan adanya epidemi difteri yang terjadi pada Negara
bekas Uni Soviet, Thailand, Algeria dan Ekuador, dianjurkan
dilakukan imunisasi difteri untuk wisatawan yang bepergian
ke daerah tersebut dan tetap melakukan booster secara
rutin.

5. Hepatitis A

Penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi. Wisatawan yang


melakukan perjalanan dalam waktu pendek (2 minggu - 1 bulan) ke
area endemis hepatitis A, mempunyai risiko tertular 3-109 per 1000
wisatawan.

6. Hepatitis B
Risiko wisatawan terinfeksi hepatitis B meningkat sejalan dengan
lamanya tinggal di wilayah tersebut, terpapar pada pasien kelompok
dengan angka karier hepatitis B tinggi, petugas kesehatan, pekerja
laboratorium, dan pengguna obat suntik, dan individu dengan bergantiganti pasangan.

7. Influenza
Influenza terjadi di seluruh dunia, pada negara tropis,
penularannya terjadi mulai Desember sampai Maret di
belahan dunia utara dan April sampai September di belahan
dunia selatan. Wisatawan yang bepergian selama waktuwaktu tersebut disarankan melakukan vaksinasi influenza,
khususnya bila mempunyai faktor risiko yang dapat
meningkatkan komplikasi

8. Japanese Encephalitis
Japanese encephalitis merupakan penyebab ensefalitis viral
di Asia dan di transmisi oleh nyamuk. Risiko pada wisatawan
rendah yaitu 1 per 1 juta, atau 1 per 5000 per bulan pada
daerah endemik. Umumnya wisatawan tidak memiliki
imunitas terhadap penyakit ini. Risiko meningkat pada
individu yang mengadakan perjalanan selama musim yang
tinggi terhadap transmisi dan tingggal di daerah endemik
untuk waktu tertentu.

9. Kolera
Risiko untuk terinfeksi kolera sangat kecil bagi para
wisatawan, diperkirakan 1 per 500.000 wisatawan.
Pencegahan utama penyakit kolera adalah menghindari
makanan dengan risiko tinggi, seperti seafood. Air yang tidak
terklorinisasi juga merupakan sumber infeksi.

10. Meningokokus

Risiko wisatawan untuk terinfeksi meningokokus rendah,


sekitar 0,4 perjuta wisatawan per bulan yang tinggal pada
negara berkembang. Wisatawan yang akan bepergian ke
negara daerah meningitis belt (sub Saharan Afnika) dan
orang yang akan terpapar dengan masyarakat setempat
memiliki nisiko tinggi dan mendapatkan banyak manfaat
bila diimunisasi.

11. Pertusis

Pertusis
menjadi
penyakit
yang
penting,
yang
mempengaruhi lebih dari 50 juta individu dan
menyebabkan 500.000 kematian. Vaksin pertusis aseluler
sekarang tersedia di berbagai negara. Seharusnya anakanak dilengkapi dengan vaksinasi serial atau diberikan
booster sebelum perjalanan. Sekarang orang dewasa tidak
diberikan vaksinasi pertusis.

12. Polio

Seseorang yang melakukan perjalanan ke belahan dunia


yang masih terdapat kasus polio, seharusnya mengetahui
status imunitasnya terhadap polio. Bila tidak terdapat
catatan status imunitas awal, individu tersebut harus
divaksin sebelum berangkat.

13. Rabies
Risiko untuk tertular rabies pada wisatawan sulit
diperkirakan. Kasus rabies yang terjadi di dunia disebabkan
gigitan anjing di daerah endemis. Sebuah penelitian
retrospektif melaporkan 10 % wisatawan terinfeksi selama
perjalanan 17 hari. Angka kejadian rabies tinggi di Asia,
Amerika Tengah dan Selatan dan Afrika. Wisatawan harus
diinformasikan mengenai risiko rabies di daerah tempat
tujuan dan disarankan untuk menghindari kontak dengan
binatang karier, khususnya anjing, kucing, beruang, dan
kelelawar.

14. Tick Borne Encephalitis

Penyakit ini dilaporkan di Eropa. Risiko bergantung pada


musim yg terjadi pada saat perjalanan, terpajan pada
area perhutanan, transmisi yang tertinggi berlangsung
pada bulan Mei sampai Juni dan September sampai
Oktober.

15. Yellow Fever

Sejak tahun 1970 - 2002, tercatat 9 kasus yellow fever


pada wisatawan yang tidak di vaksinasi yang melakukan
perjalanan dari Amerika Serikat dan Eropa ke Afrika Timur
(5 kasus) atau Amerika Selatan (4 kasus).

Vaksinasi Untuk Jemaah Haji


1. Vaksin Meningokok
Cara pemberian vaksin berupa dosis tunggal 0,5 ml disuntikan subkutan di daerah
deltoid atau glutea.
2. Vaksin Influenza
Cara pemberian vaksin berupa penyuntikan intramuskular di otot deltoid
sebanyak 0,5 ml. Respons antibodi yang diperoleh dari vaksin influenza timbul
setelah 2 minggu dan sistem kekebalan ini bertahan sampai 1 tahun.

KESIMPULAN

Vaksinasi adalah tindakan pemberian vaksin (antigen) yang


dapat merangsang pembentukan imunitas (antibodi) dari
sistem imun dalam tubuh manusia. Vaksinasi yang
danjurkan pada orang dewasa antara lain tetanus dan
difteri, MMR, influenza, pneumokok, hepatitis A,
hepapatitis B, meningokok, varisela zoster, herpes zoster,
demam tifoid, yellow fever, japanese encephalitis, rabies,
dan Human Papiloma Virus (HPV).

Selain itu, orang dewasa pada keadaan khusus perlu


diberikan
vaksinasi,
misalnya
pada
pasien
immunokompromais, pada usia lanjut, pada masa
kehamilan, vaksinasi untuk tenaga kesehatan, vaksinasi
untuk tenaga penyaji makanan, vaksinasi untuk orang
bepergian (Wisatawan), maupun vaksinasi untuk jemaah
haji.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai