Anda di halaman 1dari 74

Penyakit Infeksi Emerging

dan PD3i
Dr Ahmad Saifudin SpA.,M.Kes
PD3I
Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
Tujuan Imunisasi
Melindungi seseorang terhadap
penyakit tertentu (intermediate goal)

Menurunkan prevalensi penyakit


(mengubah epidemiologi penyakit)

Eradikasi penyakit
(final goal)
Cara Penularan
1. Melalui UDARA : percikan ingus, ludah, riak  masuk ke saluran nafas 
bisa masuk ke aliran darah  menyebar ke organ tubuh (otak dll)
• tbc, difteri, batuk rejan (pertusis), campak, influenza, flu burung, radang paru
(pnemonia), radang otak (meningitis)

2. Melalui AIR: tinja, air, tangan, alat-alat makan-minum, lalat, makanan,


minuman  masuk ke saluran cerna  darah:
• muntah berak, disentri, polio, demam tifoid, hepatitis A

3. Melalui BINATANG : gigitan, kotoran, lendir


• Rabies, demam berdarah, malaria, flu burung, leptospirosis, pes, Ensefalitis JB

4. Melalui DARAH : hepatitis B, C, HIV- AIDS, dll

5. Melalui KONTAK KULIT : cacar, kanker leher rahim

6. Melalui HUBUNGAN SEKSUAL : HIV AIDS, gonorhoe, sifilis, herpes, kanker


leher rahim
Upaya Pencegahan Penyakit Bayi dan Balita

• Pencegahan UMUM, TIDAK SPESIFIK (promotif,


preventif)
• Kesehatan ibu hamil, Keluarga Berencana
• ASI, makanan pendamping ASI, perbaikan gizi
• Kebersihan perorangan, sumber air, lingkungan
• Pencegahan Spesifik : Vaksinasi / Imunisasi
• Effisien, effektif terhadap penyakit berbahaya
• Tuberkulosis, Polio, Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak
Upaya Pencegahan Penyakit Bayi dan Balita

• Pencegahan UMUM, TIDAK SPESIFIK (promotif,


preventif)
• Kesehatan ibu hamil, Keluarga Berencana
• ASI, makanan pendamping ASI, perbaikan gizi
• Kebersihan perorangan, sumber air, lingkungan
• Pencegahan Spesifik : Vaksinasi / Imunisasi
• Effisien, effektif terhadap penyakit berbahaya
• Tuberkulosis, Polio, Difteri, Pertusis, Tetanus, Campak
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN
IMUNISASI

Berdasarkan jenis penyelenggaraannya,


Imunisasi dikelompokkan menjadi :
Imunisasi Program dan Imunisasi Pilihan.
Imunisasi Program

Diwajibkan kepada seseorang sebagai bagian dari masyarakat dalam

rangka melindungi yang bersangkutan dan

masyarakat sekitarnya dari penyakit yang dapat dicegah


dengan imunisasi.
Imunisasi Pilihan

imunisasi yang dapat diberikan kepada


seseorang sesuai dengan kebutuhannya dalam
rangka melindungi yang bersangkutan dari
penyakit tertentu.
Imunisasi Program

terdiri atas:

a. Imunisasi rutin;
b. Imunisasi tambahan; dan
c. Imunisasi khusus.
Imunisasi rutin

dilaksanakan secara terus menerus dan


berkesinambungan.
terdiri atas Imunisasi dasar dan Imunisasi
lanjutan.
Imunisasi dasar diberikan pada bayi sebelum
berusia 1 (satu) tahun.

terdiri atas Imunisasi terhadap penyakit:


1. Hepatitis B
2. Poliomyelitis
3. Tuberkulosis
4. Difteri
5. Pertusis
6. Tetanus
7. Pneumonia dan meningitis karena hemophilus influenza tipe b
(hib); dan
8. Campak – Rubella
9. Pneumokokus
10.Rota virus
Imunisasi lanjutan

merupakan ulangan Imunisasi dasar untuk


mempertahankan tingkat kekebalan dan untuk
memperpanjang masa perlindungan anak yang
sudah mendapatkan Imunisasi dasar.
Imunisasi lanjutan diberikan
pada:

a. anak usia bawah dua tahun (Baduta);


b. anak usia sekolah dasar; dan
c. wanita usia subur (WUS).
Imunisasi lanjutan
 pada Baduta terdiri atas Imunisasi terhadap penyakit difteri,
pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia dan meningitis yang
disebabkan oleh Hemophilus Influenza tipe b (Hib), serta
campak-rubella
 pada anak usia sekolah dasar terdiri atas Imunisasi terhadap
penyakit campak, tetanus, dan difteri
 Pada usia sekolah dasar diberikan pada bulan imunisasi anak
sekolah (BIAS) yang diintegrasikan dengan usaha kesehatan
sekolah.
Imunisasi tambahan

merupakan jenis Imunisasi tertentu yang


diberikan pada kelompok umur tertentu yang
paling berisiko terkena penyakit sesuai dengan
kajian epidemiologis pada periode waktu
tertentu.
Pemberian Imunisasi tambahan dilakukan
untuk melengkapi Imunisasi dasar dan/atau
lanjutan pada target sasaran yang belum
tercapai.
Pemberian Imunisasi tambahan tidak
menghapuskan kewajiban pemberian Imunisasi
rutin
Imunisasi khusus

dilaksanakan untuk melindungi seseorang dan


masyarakat terhadap penyakit tertentu pada
situasi tertentu.
Imunisasi Pilihan adalah Imunisasi terhadap penyakit:

a. pneumonia dan meningitis disebabkan pneumokokus


b. diare yang disebabkan rotavirus
c. Influenza
d. cacar air (varisela)
e. gondongan (mumps)
f. campak jerman (rubela)
g. demam tifoid
h. hepatitis A
i. kanker leher rahim disebabkan Human Papillomavirus
j. Japanese Enchephalitis
k. herpes zoster
l. hepatitis B pada dewasa dan
m.demam berdarah.
Kenapa jadwal harus diatur
• Mendapat respon yang optimal
• Mengurangi resiko reaksi vaksin
Campak

• Reservoir: manusia
5 • Transmisi: respiratorik, antar manusia,
melalui udara
• penularan: peralihan musim hujan ke
kemarau
• maksimum 4 hari sebelum sampai 4 hari
sesudah timbulnya ruam
Campak / measles / morbillie
DEFINISI

Campak (Rubeola, Campak 9 hari) adalah suatu infeksi


virus yang sangat menular, yang ditandai dengan
demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput ikat
mata/konjungtiva) dan ruam kulit.
Perjalanan penyakit Campak
Penyulit/komplikasi
1. Laringitis akut
2. Bronchopeumonia
3. Enteritis
4. Otitis meia
5. SSPE (subakut sclerosing panencephalitis)
6. Kejang demam
7. Encephalitis
8. Konjunctivitis
9. Sistem cardiovaskuler (sementara)
Koplik spot (bintik koplik)
Rash di muka penderita
RUBELLA
(SINDROMA RUBELLA KONGENITAL)
RUBELLA
German Measles= Campak Jerman

• Merupakan penyakit pada anak, ringan


• bila menyerang ibu hamil trimester I dapat
berakibat kelainan congenital pada janin atau
Congenital Rubella Syndrome (CRS)
• Tidak semua janin akan tertular
• Ibu hamil terinfeksi saat usia kehamilannya <12
minggu  risiko janin tertular 80-90%
• Usia kehamilan 15-30 minggu  risiko janin
tertular 10-20%
• Menyebabkan kematian janin atau CRS
• WHO  236.000 kasus Sindrom Rubella
Kongenital terjadi setiap tahun di negara
berkembang (meningkat 10x lipat saat terjadi
epidemi)
Klinis:
• Masa inkubasi 14 – 23 hari
• Demam ringan sekitar 37,5 – 38,5 C atau lebih rendah
• Sakit kepala
• Terkadang disertai Hidung tersumbat atau meler (pilek)
• Mata merah meradang
• Pembesaran kelenjar getah bening di bagian belakang leher dan di belakang telinga.
• 2-3 hari kemudian timbul ruam merah muda yang dimulai pada wajah dan menyebar
dengan cepat ke bawah hingga lengan dan kaki, kemudian menghilang dengan urutan
yang sama pula.
• Nyeri sendi, terutama pada wanita muda..

Transmisi : inhalasi droplet, intra uterine


Health and Medical Information -
Wordpress.com
Komplikasi Rubella
Sekitar 90 persen bayi yang dilahirkan dari ibu yang mengidap
rubella selama trimester pertama kehamilan mengakibatkan
satu atau beberapa gangguan, antara lain:
•Retardasi pertumbuhan
•Kecacatan
• Mata : Katarak dll
• Telinga: Ketulian
• Jantung: Cacat jantung bawaan
• Cacat pada organ lain
• Keterbelakangan mental.

http://www.medkes.com
Vaksin Campak / MR dan
Alergi telur
• Vaksin Campak (MR) dibiakkan dalam media fibroblast
embrio ayam
• Dari penelitian terbukti aman bagi mereka yang
alergi telur
• Walaupun alergi telur, tidak pernah anafilaksis dapat
diberi vaksinasi campak / telur
Poliomyelitis
6 • Sangat infeksius
• Penyebab: enterovirus
• Sering pada anak usia muda
• Virus menyebar melalui
kontak

Polio virus
POLIOMIELITIS
– 0.1 - 2% :
polio
paralitik
(kelainan
yang paling
serius)
Manifestasi Klinis
Imunisasi Polio

Anda mungkin juga menyukai