Anda di halaman 1dari 32

Sosialisasi program

bulan imunisasi anak sekolah


Mei neni
Keinginan semua orang tua
• Anak sehat (jasmani, spiritual, mental,
sosial) tidak sakit, tidak cacat
• Cerdas, Kreatif, berperilaku baik, Jujur,
Iman, Takwa
Penyebab Kematian Balita 0-59 bulan

Unknown5.5 % Tetanus, 1.5 %

Meningitis, 5.1 %

Kelainan bawaan4.9 %
Bayi baru lahir
36 %
Radang paru 13.2 %

diare, 17.2 % Dicegah dg


imunisasi
Sumber : Riskesdas 2007
Bagaimana mencegah sakit
• pencegahan umum
– ASI ekslusif 6 bulan, diteruskan 2 tahun
– MP ASI bergizi
– Kebersihan cuci tangan, mengindari asap
rokok
 Tidak mampu melindungi kalau kuman
banyak dan berbahaya

• IMUNISASI  pencegahan spesifik untuk


penyakit tertentu yang berbahaya
imunisasi
• Memberikan vaksin (bakteri/ virus hidup yang sdh
sangat2 lemah, mati, komponen) supaya tumbuh
membentuk kekebalan tanpa menderita sakit
sehingga bila terpapar oleh kuman tersebut tidak
sakit atau sakit ringan
• Aman: obat yang paling tinggi syarat keamanannya
• manfaat >>>>> efek samping (Ringan dan membaik
sendiri)
Tujuan Imunisasi
Melindungi seseorang terhadap
penyakit tertentu yang berat ((intermediate goal)

Cakupan imunisasi tinggi (>90%)


(kekebalan komunitas)
Menurunkan prevalensi penyakit
Cakupan rendah
outbreak
menghilangkan penyakit ( tujuan akhir)
cacar, Insya Allah POLIO
Herd Immunity? Scenario 1
Kebal/Imun Rentan Penderita Sudah Divaksin tapi SAKIT

Kekebalan Populasi Rendah


Kemungkinan penderita kontak dengan yang rentan sangat tinggi
Penyakit menyebar dengan cepat. Transmisi terus terjadi. KLB
sering terjadi
Herd Immunity? Scenario 2
Kebal/Imun Rentan Penderita

Kekebalan Populasi Tinggi


Kekebalan Populasi yang Tinggi (95%) kemungkinan penderita kontak
dengan yang rentan adalah kecil.
Penyebaran penyakit terbatas. KLB jarang terjadi. Populasi disini
mempunyai Herd immunity
Prinsip Imunisasi
• Penerima imunisasi harus sehat
– Tidak boleh sedang sakit sedang atau berat
– Tidak boleh dalam keadaan akan menjadi sakit kalau
diimunisasi
– Berat badan harus diatas 2.000 gram pada bayi prematur (atau
berat badan lahir rendah)

IMUNISASI

harus tetap sehat

• Tata laksana imunisasi harus mengikuti SOP


– Safe injection: tehnik, aseptik, dosis
– Jadwal; kontraindikasi
– cold chain
– Persiapan alat resusitasi
10/25/2023
Prinsip vaksin
• Diberikan pada anak sehat  aman: tidak boleh
menyebabkan sakit
• Potent/ efektif  menimbulkan kekebalan, mencegah sakit
berat
• Manfaat Imunisasi jauh lebih besar daripada risikonya
• pembuatan vaksin mengikuti persyaratan global dan diawasi
secara berkala dengan teratur oleh WHO
• Tahapan penelitian uji klinis
• Ijin : FDA, B POM
• pemantauan: lembaga (kemenkes, litbang, satgas imunisasi
IDAI, Universitas, KOMNAS KIPI: berbagai disiplin ilmu
Penyakit yang bisa dicegah dengan
imunisasi (P3DI)
Vaksin program: Vaksin non program
• Invansive Pneumococcus
• TBC berat disease (IPD)
• Hepatitis B • Diare Rotavirus
• Dipteri, Pertusis (batuk • Cacar air (varicela)
• Parotitis (gondongen), Rubela
rejan), Tetanus
(cacar jerman)
• Polio • Influensa
• Campak • Hepatitis A
• Tipus
• Haemofilus influensa
• Meningokoccus
tipe B
• Kanker rahim
VAKSIN
KEMENKES
• Dasar (bayi): LIL lima imunisasi dasar lengkap
– Hep B1 (lahir)
– BCG: 0-3 bulan
– DPT-hep B-Hib (Pentabio) 2, 3 dan 4 bulan
– IPV: 2, 3 dan 4 bulan
– Campak: 9 bulan
• Boster (ulangan):
– 18 bulan : pentabio dan campak 24 bulan
– Bias:
• Klas 1: campak dan DT
• Klas 2 dan 3: Td
Kenapa booster penting

kekebalan

Ambang
kekebalan

waktu
campak
• Penyakit berbahaya, virus, sangat menular
• Komplikasi:
– Radang paru, radang otak  kematian
– Diare, infeksi mata
– Daya tahan rendah -aktivasi TBC, pertusis
– Semakin muda (< 1 tahun) komplikasi semakin berat
• Cara penularan :
– Virus menular melalui jalan pernapasan (bersin, batuk,
pernapasan  menular ke orang lain
– Ditularkan 1-3 hari sebelum panas dan batuk
– Daya tular menurun secara cepat segera timbulnya rash
• Masa inkubasi 8-13 hari (rata-rata : 10 hari)
Gejala Klinis :

• Tahap prodomal (berlangsung selama 3-7 hari):


Seperti flue: panas, lesu, batuk pilek, mata merah,
sariawan
• Tahap erupsi/ keluar bercak merah : saat demam
masih tinggi, keluar bercak kemerahan muka, badan,
lengan kaki
• penyembuhan :
– bercak kemerahan berkurang, bekas hitam-hitam,
mengelupas
– suhu turun menjadi normal, kecuali ada
komplikasi
– batuk masih sering ada
Jumlah Kasus Campak (+) Rutin (CBMS) per Go-
longan Umur Th 2010-2011

110
90
70 2010
50 2011
30
10
< 1 th 1-4 th 5-9 th 10-14 th > 14 th Total
2010 6 8 8 3 14 39
2011 7 48 29 7 49 140
Pertusis (batuk 100 hari)
• Penyakit sal nafas , sangat
menular, melalui saluran napas
• Penyebab Bordetella pertussis
• Penularan melalui kontak
penderita yang batuk
• Angka kesakitan meningkat
pada bayi yang belum
mendapatkan vaksinasi
• Penyebab kesakitan dan
kematian di negara
berkembang  pneumonia
Epidemiologi Pertusis

• 40 juta kasus/tahun
• 360,000 kematian/tahun
• Anak remaja dan dewasa sering
menjadi sumber penularan bagi bayi
muda
Gejala klinis Pertusis
• Inkubasi 7-10 hari
• Stadium katarhal: 1-2 minggu:
– seperti flu: demam tidak tinggi, batuk tidak berat /
tidak ngikil, pilek
• Stadium Paroxysmal: 1-6 minggu:
– Batuk berat, sering, ngikil, disertai muntah, kadang
sampai sianosis, apneu
– Batuk dipicu: menangis, tersedak, aktifitas
• penyembuhan: beberapa bulan
– Anak rentan terhadap penyakit ISPA berulang
• Komplikasi:
– Dehidrasi, perdarahan konjungtiva, hernia,
pneumothorak
– Pneumonia, Kejang, encepalopati
Jumlah Kasus Pertusis Per-Gol Umur 2011 Prov. DIY
(STP-RS)

27.5

22.5

17.5
Jumlah

12.5

7.5

2.5

<1 1-4 5-14 15-24 25-44 > 45


R.Inap 1 1 6 0 1 8
R.Jalan 1 30 15 0 0 0
Perjalanan penyakit Difteria
Tertular penyakit
masa inkubasi 1-5 hari
Gejala awal
● Gelisah
● Aktifitas menurun
● Bintik eksudat di pharynx

2–3 hari
Gejala akut
Hari-
● Membran tebal berwarna abu-abu di pharynx
bulan
● Pembengkaan dan pengerasan kelenjar limfe di leher
● Peradangan dan pembengkaan jaringan lunak di sekitar
pharynx nampak sebagai “bull-neck”
● Nadi cepat
7 hari
Membran menghilang, gejala Komplikasi
infeksi akut mereda
Kematian pada
3,5–12% kasus
Penyembuhan
Penyakit Difteri
• Di DIY, terakhir dilaporkan tahun
1992. Th 2010 gejala klinis mulai
dilaporkan kembali di GK 2 kasus,
2011 : 1 kasus di KP
• Tahun 2010 sd saat ini beberapa
provinsi di Indonesia mengalami
KLB Difteri (terutama Jatim)
• KLB Difteri biasanya terjadi pada
daerah dengan cakupan
imunisasi rendah (kantong
imunisasi)
Efek samping vaksin
• Ringan (demam, rewel, menangis, kemerahan)
• sementara (1-2 hari)
• Respon wajar: makan pedes  perut mules
• Dipantau ketat oleh
– Vaccine Adverse Event Reporting System
(VAERS) FDA
– KOMNAS KIPI (kejadian ikutan paska imunisasi)
menganalisis semua kejadian ikutan paska imunisasi
• Pemerintah menjamin keamanan vaksin: bila ada KIPI
dan perlu pengobatan/perawatan  gratis di klas 3
KIPI
• Ringan
38,787 kasus / 4,2 juta bayi = 0,9 % wajar
• Lebih banyak cedera karena kecelakaan sepeda
motor, mobil, daripada karena KIPI
• Dilakukan analisis: sebagian KIPI karena faktor
kebetulan
• Tidak ada negara yang menghentikan
program vaksinasi
Vaksin vs AUTIS
• Tidak menyebabkan autism
• Wakefield: ahli bedah  sampel 18 pasien,
metodologi tidak sahih, memalsukan data
BMJ 2011; 343 doi: 10.1136/bmj.d7284
(Published 9 November 2011) “Wakefield :
Institutional research misconduct”
• 2010, izin praktiknya dicabut di Inggris
maupun di AS
e
i sm
u t MMR umur 24 bl
A
vs MMR umur 17 bl

R
M
M Jumlah
Kasus Autisme

Loring Dales, Hammer SJ, Smith NJ.


JAMA 2001;285:1184
Kadar etil merkuri dalam vaksin sangat rendah
• Vaksin • Etil merkuri (mcg)
BCG,OPV-0, HB-1 25
DwPT-1, OPV-1, HB-2 50
DwPT-2,OPV-2 25
DwPT-3,OPV-3.HB-3 50

Jumlah 150 mcg / 6 bln


Pd umur 6 bl bayi mendapat 150 mcg Hg
Rata-rata 1 bulan mendapat 150:6= 25 mcg Hg
Apabila berat badan rata2 bayi 5 kg
Rata2 per bulan mendapat Hg 25:5= 5 mcg
per minggu mendapat Hg 5:4 = 1.25 mcg/kgBB/mgg

Batas WHO 159 mcg/BB/minggu, EPA 34 mcg/kgbb/mgg


Vaksin mengandung lemak babi?
Tidak !
• Vaksin tidak dibiakkan dalam sel babi, sel
manusia atau anjing
• Beberapa vaksin (OPV dan IPV) dalam proses
pembuatannya (supaya bisa dipanen dari
pembibitannya) menggunakan katalisator tripsin
babi, tetapi sudah dilakukan pencucian berkali-
kali sehingga produk akhir tidak lagi mengandung
komponen tripsin
• MUI membolehkan vaksin yang ada sekarang,
tidak melarang , sampai ada penggantinya
• Negara islam banyak yang memakai
Nara sumber “pakar” anti imunisasi: bukan
pakar imunisasi
• Tidak pernah : meneliti, publikasi hasil
penelitian, atau menyajikan data pakar
secara lengkap
• Hanya berdasar beberapa laporan kasus
• Mengutip beberapa kalimat tulisan orang
lain,
• Interpretasi salah atau sengaja diplintir
• Sumber tidak bisa dilacak
Pengguna vaksin
• 194 negara sampai sekarang terus
melakukan program imunisasi, dengan
cakupan 85 – 98 %
– Negara maju
– Negara sedang berkembang
– Negara muslim
• Vaksin biofarma:
– Diekspor ke 120 negara, termasuk 36 negara
mayoritas muslim (Mesir, Jordan, Libia, Malaysia,
Afganistan, Pakistan dll)

Anda mungkin juga menyukai