Anda di halaman 1dari 25

Neonatal Pneumonia

Itsna Luthfi Kholisa


Kelompok Keilmuan Keperawatan Anak
PSIK FK UGM
2014
Tujuan Pembelajaran:
Mahasiswa akan mampu:
• Menjelaskan mengenai etiologi, patofisiologi dan
manifestasi klinis Pneumonia Neonatorum
• Menjelaskan dan menganalisis diagnosis banding
Pneumonia Neonatorum
• Menganalisis asuhan keperawatan yang tepat untuk
neonatus dengan pneumonia
Definisi
• Inflamasi pada parenkim paru
• Onset bisa dalam beberapa jam setelah
dilahirkan atau setelah 7 hari
• Disebabkan oleh mikroorganisme atau
penyebab noninfeksius.
• Penyebab noninfeksius: aspirasi makanan atau
asam lambung, reaksi hipersensitivitas
terhadap benda asing.
Onset Penyakit
• Onset cepat
Merupakan bagian dari sepsis general yang
muncul saat atau beberapa jam setelah
kelahiran.

• Onset lambat
Terjadi setelah usia anak mencapai 7 hari
Etiologi Pneumonia oleh Agen
Infeksius
I. Transplacental- bakteri masuk ke tubuh
janin ketika masih dalam kandungan
melalui pertukaran darah ibu-janin di
plasenta
II. Perinatal- Infeksi terjadi di jalan lahir
saat bayi bersentuhan dengan cairan
vaginal di jalan lahir.
III. Postnatal- Infeksi agen patogen bisa dari
Ibu tetapi infeksi baru terjadi setelah
bayi lahir.
Agen yang Terlibat sesuai dengan Waktu
Perolehan/akuisisi
I. Transplacental- CMV, HSV, Rubella virus, T.
pallidum, VZV, Group B streptococcus atau GBS
(paling sering ditransmisikan ke janin in utero).

II. Perinatal- Anaerobic bacteria, Chlamydia, CMV,


Enteric bacteria, GBS, H. influenza, HSV, L.
monocytogenes, Mycoplasma.

III. Postnatal- Adenovirus, Candida sp., Coagulase-


negative staph, CMV, Echo virus, Enterics,
Influenza viruses A,B, Parainfluenza,
Pseudomonas, S. Aureus, dan respiratory syncytial
virus/RSV (virus yang paling sering diisolasi).
Penyebab Lain:
• Hospital-acquired pneumonia (HAP)
– Pneumonia occurring 48 hours post-hospital
admission

• Ventilator-associated pneumonia (VAP)


– Pneumonia occurring 48-72 hours post-intubation

• Health care-associated pneumonia (HCAP)


– Includes HAP and VAP
– Hospitalized for 2 days in an acute care facility
within 90 days of infection
– Receiving immunosuppressive
therapy or wound care within 30 days of infection
Patofisiologi
Infeksi kuman patogen ( bakteri / virus )  terganggunya parenkhim paru
brochiolitis
gangguan interstisiil

kerusakan epitel

pembentukan mukus muntah infiltrat ke duktus alveolus

penyumbatan bronkhus kerusakan alveolus


Dx: Gangguan pertukaran gas

gangguan fungsi paru

Dx:
- Bersihan jalan nafas tidak efektif
- Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- Perubahan pola nafas
Tanda dan Gejala
• Awal- tanda dan gejala nonspesifik:
nafsu makan kurang, letargi, iritabilitas,
sianosis, ketidakstabilan suhu, dan tanda
serta gejala umum yang menunjukkan
bahwa anak tidak sehat.

• Lanjut- Gejala spesifik pernafasan:


– suara mendengkur (stridor), takipnea (>60
kali/menit), tarikan dinding dada, nafas
cuping hidung, apnea, sianosis, gagal nafas
progresif (bradipnea: RR <25 kali/menit).
– Perkusi: perkusi tumpul, perubahan suara
nafas dan adanya suara nafas rales/rhonchi
tetapi sangat sulit dideteksi pada
neonatus.
– Pemeriksaan darah: WBC, C-reactive
protein cenderung meningkat dari rentang
nilai normal
Kondisi yang Meningkatkan Risiko terjadinya
Pneumonia Neonatorum

• Kelahiran preterm
• Demam maternal
• Cairan amnion yang berbau tidak sedap
• Infeksi pada saluran genitourinaria ibu
saat hamil
• Infeksi saluran urinaria maternal
berulang
Diagnostik

• Kultur darah – dilakukan untuk


mengisolasi agen etiologis tetapi
biasanya negatif.
• Chest Xray - adanya konsolidasi atau
infiltrat pada paru.
• Sulit membedakan dengan sindroma
distress pernafasan terutama pada
neonatus preterm
Gambaran konsolidasi paru infiltrasi Gambaran konsolidasi paru di kedua
ke bagian tengah lobus kanan pada lobus paru pada pneumonia bakterial
pneumonia bakterial
Penanganan
• Onset awal infeksi (7 hari pertama kehidupan):
Ampicillin + Aminoglycosides (Gentamicin)/
Cefotaxime
• Antibiotik spesifik setelah sensitivitas
organisme diketahui:
– Group B Streptococcus (GBS)- Penicillin G
– Meticylin-Resistant staphyllococcus Serius
(MRSA)- Vancomycin
– Pseudominas – Aminoglycosides +
Ceftazidime/ Piperacillin/ Ticarcillin/
Cabernicillin
– C. trachomatis- Erythromycin/ TMP-SX
Penanganan
• Terapi oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen dalam batas normal
• Continuous Positive Airways Pressure (CPAP)
untuk ventilasi yang adekuat  untuk
pasien yang mengalami kegagalan
pernafasan.
Fokus Asuhan Keperawatan
Pengkajian
• Data Umum: Jenis kelamin, usia, BB
• Riwayat Kelahiran dan Maternal
• Kondisi anak saat ini: review sistem (demam,
perubahan sensori, batuk, sianosis,
hematuria, kejang)
• Riwayat kesehatan keluarga
• Riwayat Pertumbuhan dan perkembangan
Pengkajian Sistemik
• Sirkulasi
Gejala : riwayat adanya
Tanda : takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat.
• Neurosensori
Gejala : sakit kepala daerah frontal (influenza)
Tanda : kesadaran (lethargis)
• Pernafasan
Gejala : adanya riwayat ISK kronis pada ibu, takipnea (sesak
nafas), dispnea.
Tanda : perkusi: pekak datar area yang konsolidasi, bunyi
nafas menurun, warna: pucat/sianosis bibir dan kuku
Fokus Asuhan Keperawatan
Diagnosis
• Ketidakefektifan Pola Nafas b.d.
Proses penyakit
• Defisit Volume Cairan b.d Penurunan
intake cairan
• Diskontinuitas pemberian ASI b.d.
Penyakit
• Hipertermia b.d. penyakit,
peningkatan laju metabolisme
Rencana Asuhan Keperawatan
• Dx: Ketidakefektifan Pola Nafas b.d. Infeksi Paru
• NOC: Status ventilasi: Ventilasi tidak terganggu
dengan indikator:
– Kedalaman inspirasi dan kemudahan bernafas
– Ekspansi dada simetris
– Tidak ada suara nafas tambahan
– Tidak ada bradipnea dan takipnea
• NIC:
– Manajemen Jalan Nafas
– Pemantauan pernafasan
– Ventilasi Mekanik
Rencana Asuhan Keperawatan
• Dx: Defisit Volume Cairan b.d Penurunan
intake cairan
• NOC:
– Keseimbangan cairan dan elektrolit
– Hidrasi
– Status Nutrisi: Asupan makan dan cairan
• NIC:
– Pemantauan cairan/elektrolit
– Manajemen Cairan
– Manajemen elektrolit
– Pemantauan nutrisi
Rencana Asuhan Keperawatan
• Dx: Diskontinuitas pemberian ASI b.d. Penyakit bayi
• NOC:
– Pemeliharaan pemberian ASI
– Pengetahuan: Pemberian ASI
– Perlekatan Orang Tua-Bayi
• NIC:
– Promosi perlekatan
– Konseling Laktasi
– Pemberian makan (ASI) melalui OGT
Rencana Asuhan Keperawatan
• Dx: Hipertermia b.d. Penyakit, peningkatan
laju metabolisme
• NOC:
– Termoregulasi: Neonatus, kriteria:
• Bayi akan tidak mengalami gawat nafas, gelisah atau letargi
• Bayi akan menggunakan sikap tubuh untuk mengurangi panas

• NIC:
– Terapi demam
– Perawatan bayi baru lahir
– Pemantauan suhu
Implementasi
• Intervensi sebaiknya meliputi aspek:
– Pengkajian
– Penyuluhan untuk pasien/keluarga
– Aktivitas mandiri
– Aktivitas kolaboratif
• Antibiotik
• Terapi oksigen
• Antipiretik
• CPAP
Evaluasi
• Tanda vital bayi
• Tanda dan gejala distres pernafasan
• Perlekatan Ibu-bayi
• Pemahaman Ibu
• Pemahaman orang tua tentang tentang
perawatan bayinya
Referensi
• Virkki R, Juven T, Mertsola J, Ruuskanen O. Radiographic follow-up of pneumonia in
children. Pediatr Pulmonol. Sep 2005;40(3):223-7. [Medline].
• Wahlgren H, Mortensson W, Eriksson M, Finkel Y, Forsgren M, Leinonen M. Radiological
findings in children with acute pneumonia: age more important than infectious agent. Acta
Radiol. Jul 2005;46(4):431-6. [Medline].
• Olsen E OE, Sebire NJ, Jaffe A, Owens CM. Chronic pneumonitis of infancy: high-resolution CT
findings.Pediatr Radiol. Jan 2004;34(1):86-8. [Medline].
• Wassia HL, Hussein H, Binyaheb S. CT scan diagnosis of extralobar pulmonary sequestration:
angiography not required. Saudi Med J. May 2003;24(5 Suppl):S35.
• Kuhn JP, Brody AS. High-resolution CT of pediatric lung disease. Radiol Clin North Am. Jan
2002;40(1):89-110. [Medline].
• Bober K, Swietlinski J. Diagnostic utility of ultrasonography for respiratory distress syndrome
in neonates.Med Sci Monit. Oct 2006;12(10):CR440-6. [Medline].
• Markowitz RI. Radiologic assessment in the pediatric intensive care unit. Yale J Biol Med. Jan-
Feb 1984;57(1):49-82. [Medline].
• Marini C, Bulleri A, Cambi L, Marinari A, Bernardini M, Bartalena L, et al. [The neonatal
respiratory insufficiency syndrome: the role of the chest radiogram]. Radiol Med (Torino).
Nov 1997;94(5):463-7.[Medline].

Anda mungkin juga menyukai