Anda di halaman 1dari 18

KEPERAWATAN ANAK

PENYAKIT HIV/AIDS

KELOMPOK 1 :
AGNES IRMADANI
CARITA INTAN PERTIWI
CHETRIN IGA
DEWI AGUS
DWI NOVIANTI
ENDAH SUMINAR
FITRI NUR IKA
KRISTINA RATIH
RETNO SARI
SAFRIA
SISKA RISA ROSALINA
STEPHINA SARI B
WINDRA
YOHANES TOMMY
DEFINISI
Human immunodeficiency
virus (HIV) adalah virus yang
merusak sistem kekebalan
tubuh manusia yang tidak
dapat hidup diluar tubuh
manusia. Kerusakan sistem
kekebalan tubuh ini akan
menyebabkan kerentanan
terhadap infeksi penyakit.
DEFINISI
AIDS (Acquired Immune
Deficiency Syndrome)
merupakan kumpulan
gejala penyakit akibatnya
menurunya sistem
kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh HIV.
ETIOLOGI
Sindrom
immunodefisiensi
didapat pediatrik (AIDS)
disebabkan oleh virus
immunodefisiensi
manusia / Human
Immunodeficiency virus
(HIV) tipe 1 (HIV-1) yang
melekat dan memasuki
limfosit T helper CD4+.
Stadium Infeksi
1. Stadium infeksi akut
• Flu, panas dan rasa lelah yang
berlangsung selama 1-2 minggu.
• Bisul dengan bercak kemerahan
• Sakit kepala
• Sakit pada otot-otot
• Sakit tenggorokan
• Pembengkakan kelenjar
• Diare (mencret)
• Mual – mual
• Muntah
2. Stadium infeksi kronis
Infeksi kronis mulai 3-6 minggu
setelah tubuh terinfeki.
Walaupun tidak menunjukkan
gejala yang spesifik, sistem
imunitas penderita semakin
menurun.
3. Stadium AIDS
• Selalu merasa lelah
• Pembengkakan kelenjar pada
leher atau lipatan paha
• Panas lebih dari 10 hari
• Keringat malam
• Penurunan berat badan
• Bercak keunguan pada kulit yang
tidak kunjung hilang
• Pernafasan memendek
• Diare berat yang berlangsung lama
• Mudah memar/perdarahan yang
tidak bisa dijelaskan penyebabnya.
GEJALA KLINIK
• Gejala Mayor :
 Penurunan berat badan atau kegagalan
pertumbuhan.
 Diare kronik (lebih dari 1 bulan)
 Demam yang berkepanjangan (lebih dari 1 bulan)
 Infeksi saluran pernafasan bagian bawah yang
parah dan menetap

• Gejala Minor :
 Limfadenopati yang menyeluruh atau
hepatosplenomegali
 Kandidiasis mulut dan faring
 Infeksi ringan yang berulang (otitis media,
faringitis
 Batuk kronik (lebih dari 1 bulan)
 Dermatitis yang menyelurh
 Ensefalitis
KOMPLIKASI
• Tuberkulosis • Infeksi Oportunistik
• MAC (Mycobacterium Lainnya
Avium Complex) • Lipodistrofi
• Pneumocystis Pneumonia • Demensia
• CMV (Cytomegalovirus) • Kanker
• Sindrom Wasting
Pada AIDS
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
• Elisa : Enzyme-linked imunosorbent assay (uji awal
yang umum) – mendeteksi antibodi terhadap antigen
HIV (umumnya dipakai untuk skrining HIV pada
individu yang berusia lebih dari 2 tahun).
• Western blot (uji konfirmasi yang umum) –
mendeteksi adanya antibodi terhadap beberapa
protein spesifik HIV.
• Kultur HIV – standar emas untuk memastikan
diagnosis pada bayi.
• Reaksi rantai polimerase (polymerase chain reaction
[PCR]) – mendeteksi asam deoksiribonukleat (DNA)
HIV (uji langsung ini bermanfaat untuk mendiagnosis
HIV pada bayi dan anak.
• Uji antigen HIV – mendeteksi antigen HIV.
• HIV, IgA, IgM – mendeteksi antibodi HIV yang
diproduksi bayi (secara eksperimental dipakai untuk
mendiagnosis HIV pada bayi).
TEMUAN LABORATORIUM
YANG TERINFEKSI HIV
 Penurunan rasio CD4 terhadap CD8.
 Limfopenia.
 Anemia, trombositopenia.
 Hipergammaglobulinemia (IgG, IgA,
IgM).
 Penurunan respon terhadap tes kulit
(candida albican, tetanus).
 Respon buruk terhadap vaksin yang
didapat (dipteria, tetanus, morbili )
 Haemophilus influenzae tipe B
 Penurunan jumlah limfosit CD4+
absolut.
 Penurunan persentase CD4+.
PENATALAKSANAAN
MEDIS
Penalaksanaan perinatal Penatalaksanaan bayi/anak
terhadap bayi yang yang telah tertular
dilahirkan dari ibu yang
terbukti terinfeksi HIV.
• Pembersihan bayi segera • Terhadap Etiologi
setelah lahir terhadap  Diberikan obat-obat
segala cairan yang berasal antiretroviral
dari ibu baik darah maupun  Pada pemberian
cairan-cairan lain, pengobatan dengan
antiretroviral sebagai
sebaiknya segala tindakan indikator pemakaian/
terhadap si bayi dikerjakan kemajuan sering
secara steril. Penting untuk dipakai perhitungan
senantiasa memonitor anti jumlah CD4 serta
HIV menghitung beban
viral (viral load).
Mengatasi Neoplasma Mengatasi Status Defisiensi
Immun
• Neoplamsa yang • Pada umumnya pemberian
terpenting adalah sarkoma obat-obatan pada keadaan
kaposi. Kalau masih bersifat ini tidak banyak
lokal, diatasi dengan eksisi memberikan keuntungan.
dan radio terapi, kalau Immunomodulator
sudah lanjut, hanya misalnya isoprinosine.
radioterapi, dikombinasi
dengan kemoterapi /
interferron.
Pemberian Vaksinasi
• Kemampuan ini menurun
setelah berusia di atas 2
tahun, bahkan ada yang
mengatakan menghilang
pada umur 4 tahun. Karenanya vaksinasi rutin
sesuai dengan “Program
Pengembangan Immunisasi
yang ada di Indonesia
dapat tetap diberikan,
dengan pertimbangan yang
lebih terhadap pemberian
vaksin hidup, terutama BCG
dan Polio.
PENCEGAHAN WANITA
HAMIL YANG TERINFEKSI
• Pemberian zidovudin • Bayi baru lahir mendapat
selama kehamilan efektif terapi antivirus selama 6
dalam menurunkan resiko minggu ( sirup zidovudin
infeksi janin dosis 2 mg/kg setiap 6
• Saat persalinan obat jam ) mulai pada 8-12 jam
diberikan secara intravena ; pascalahir. Hal ini
dosis awal 2 mg/kg mengakibatkan
diberikan selama 1 jam dan penurunan resiko relatif
disertai dengan infus sebesar 67,5% .
sebanyak 1 mg/kg/jam
hingga bersalin.

Anda mungkin juga menyukai