Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 3

Disusun oleh :
Agnes Irmadani (2201140654)
Juwita Puspitasari (2201140676)
Kristina Ratih Dwi Silvada (2201140677)
Lidia Nonon (2201140679)
Pamela Mardika (2201140682)
Siska Risa Rosalina (2201140686)
Stephina Sari Betho Doren (2201140687)
Windra Yuniria Ventik (2201140689)
Yohanes Tommy (2201140691)
JUDUL JURNAL
METODE SPEAK UP UNTUK
MENINGKATKAN
INTERPROFESIONAL
COLLABORATION PRACTICE
Jurnal Keperawatan Silampasari
Volume 5, Nomor 1, Desember 2021
E-ISSN : 2581-1975
P-ISSN : 2597 – 7482
LATAR BELAKANG JURNAL
• Permasalahan pasien yang komplek tidak dapat ditangani oleh satu
profesi medis melainkan melibatkan berbagai profesi. Kolaborasi
tidak hanya untuk keselamatan pasien tetapi juga meningkatkan
kepuasan profesi pemberi asuhan. Hubungan yang signifikan antara
lingkungan kerja rumah sakit dengan karakteristik perawat seperti:
lama kerja, pendidikan dan pelatihan yang didapat juga
mempengaruhi keselamatan pasien.
• Dalam hal ini Budaya Speak up sangat penting untuk keselamatan
pasien, namun masih ada profesional perawatan ragu untuk
menyuarakan keprihatinanya, manager keperawatan memiliki peran
penting dalam mempengaruhi staf keperawatan untuk speak up.
Speak up mengacu pada peningkatan perhatian professional
perawatan Kesehatan untuk kepentingan kualitas pelayanan dan
keselamatan pasien. Ketika karyawan tidak angakat bicara tentang
masalah maka akan kehilangan kesempatan peningkatan dan
pembelajaran
• Pandemi covid 19 memberi tantangan besar pada proses kolaborasi
antara petugas Kesehatan. Dalam penanganan pasien setiap profesi
harus berkoordinasi dengan profesi yang lain untuk memberi
pelayanan yang terbaik. Namun kendala yang dihadapi adalah
tekanan kerja yang mengakibatkan perubahan pola kerja serta
beban yang tinggi yang mengakibatkan meningkatnya tingkat
stress, baik psikis maupun fisik, akibatnya kondisi ini dapat
menimbulkan konflik dalam kolaborasi interprofesi.
MASALAH DARI JURNAL
• Mengidentifikasi dan menganalisa masalah terkait
pelaksanaan interprofessional collaboration practice dan
memberikan gambaran tentang persepsi kepuasan
perawat terhadap kompetensi, sikap dan praktik
implementasi interkolaborasi professional dalam asuhan
pasien serta memberikan penguatan kepada kepala ruang
dalam melakukan pengarahan kepada staf perawat
melalui metode speak up dalam praktik interkolaborasi di
RS
• Pada studi didapatkan data bahwa selama pandemi tidak
dijalankan Ronde bersama, hanya ada kegiatan geri- meet
yang membuat tindakan perawat belum terarah pada
kolaborasi terintegrasi yang berdampak pada kualitas
asuhan keperawatan. Kemampuan perawat untuk speak
up saat visite bersama belum maksimal, masih ada
perawat yang belum percaya diri. Hal ini menjadi urgency
karena speak up untuk keselamatan pasien diantara
professional perawatan kesehatan adalah penting karena
dapat berkontribusi pada pencegahan kejadian buruk
pada pasien.
SOLUSI DARI JURNAL
• Dari penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi permasalahan dan
menyusun strategi inprovement perawat untuk speak up dalam IPCP.
• Metode yang digunakan adalah program perbaikan berbasis pengembangan
inovasi dengan pendekatan pilot project
• Metode speak up dapat meningkatkan pelayanan keperawatan, citra profesi
keperawatan serta tercapainya keselamatan pasien.
• Dalam pengelolaan asuhan diruangan rawat inap menggunakan Model
Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) dimana dari pasien masuk sampai
keluar ditanggungjawab oleh seorang Perawat Premier (PP) Dengan dibantu
oleh beberapa Perawat Associate (PA) yang dibentuk dalam satu tim. Dalam
berdinas PP dan kepala ruangan berkolaborasi dalam pelayanan system
asuhan keperawatan (care plan), PA melakukan kegiatan diverifikasi oleh PP,
ini yang dimaksud dengan interkolaborasi professional
• Dari Hasil pengumpulan data dan Analisa masalah terkait pelaksanaan praktik
interkolaborasi antar profesi atau interprofessional collaboration,didapatkan
perlunya penguatan kesadaran perawat untuk speak up atau angkat bicara
ketika diketahui resiko keselamatan. Perawat harus ada dalam posisi untuk
mencegah banyak kesalahan dan meningkatnya outcome pasien, perawat
harus melakukan speak up jika melihat sesuatu yang tidak aman, perawat ada
disamping pasien dekat dengan masalah dan memiliki solusi kreatif. Speak up
mengacu pada pada peningkatan perhatian professional perawatan kesehatan
untuk kepentingan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien.
• Upaya penguatan kesadaran perawat untuk speak up dalam IPCP dilakukan
pilot project dengan menyiapkan informasi teknologi terkait speak up dan
saran edukasi ipcp dan speak up yang belum tersedia, dan hal ini butuh
dukungan low manager sampai dengan top manager.
SOLUSI UNTUK JURNAL
• Untuk meningkatkan speak up bisa dilakukan evaluasi dengan diadakan
rapat ruangan 1 bulan sekali , diharapkan dapat memperkuat
kekompakan tim sehingga ada rasa percaya diri untuk melakukan
speak up.
• Memberdayakan perawat untuk speak up sangat di perlukan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien. Dengan
praktik kolaboratif yaitu bekerja secara tim untuk mencapai tujuan
organisasi. Dengan melakukan ronde keperawatan memberikan
kesempatan kepada pasien untuk mendiskusikan masalah
keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah
di terima, sehingga kita perlu melakukan ronde keperawatan dengan
PPA (profesional pemberi asuhan) yaitu dokter, perawat, ahli gizi dan
apoteker agar bisa mendiskusikan masalah keperawatan pasien yang
bertujuan menumbuhkan cara berpikir kritis, menumbuhkan pemikiran
tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah pasien,
meningkatkan validitas data pasien, menilai kemampuan justifikasi,
meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja, meningkatkan
kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan. Dengan di
lakukan ronde keperawatan diharapkan dapat meningkatkan speak up
perawat, karena perawat sudah mendapatkan data yang lebih valid dari
pasien dan sudah berkolaborasi dengan PPA untuk mencari solusi dari
masalah keperawatan pasien.
TANGGAPAN:
APAKAH JURNAL SUDAH SESUAI ATAU BELUM
1. Jurnal sudah sesuai:
• Ada hubungan yang signifikan antara lingkungan kerja
rumah sakit dengan karakteristik perawat.
• Penelitian menunjukan bahwa lingkungan kerja rumah
sakit dan karateristik perawat seperti: lama kerja,
pendidikan dan pelatihan yang didapatkan
mempengaruhi keselamatan pasien (Faridah et al., 2021)
• Kekuatan dan penerapan budaya keselamatan pasien
dalam praktik keperawatan adalah kerja tim dan unit,
pembelajaran organisasi dan perbaikan berkelanjutan,
dukungan managemen rumah sakit untuk keselamatan
pasien dan frekuensi kejadian yang dilaporkan.

2. Kelemahan jurnal:
• Tidak memberikan ruang bagi masyarakat untuk
memberikan respon
• Tidak mendorong dilakukannya penelitian lanjutan dan
evaluasi dari kegiatan ICPC

Anda mungkin juga menyukai