Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL RONDE KEPERAWATAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Ujian Praktikum Manajemen


Keperawatan

Di susun oleh Kelompok/Sesi 1 Ujian Praktikum

Danena Putri Nurwandini 4002200053


Defi Yulianti 4002200007
Fadilatunisa 4002200037
Fita Dahulai 4002200012
M. Jihan Febi. K 4002200040

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

DHARMA HUSADA BANDUNG

NOVEMBER, 2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas sesuai
dengan visi dan misi Rumah Sakit tidak terlepas dari proses manajemen,
yang merupakan suatu pendekatan dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Di dalam organisasi keperawatan,
pelaksanaan manajemen dikenal sebagai manajemen keperawatan.
Tingkatan terendah dari pelaksanaan manajemen keperawatan dalam
tatanan pelayanan yakni melaksanakan asuhan keperawatan. Ada beberapa
metode sistem pemberian asuhan keperawatan kepada pasien. Tetapi
model yang umum digunakan di rumah sakit adalah asuhan keperawatan
total, keperawatan tim, dan keperawatan primer. (Nursalam, 2015).
Dalam pelaksanaan model keperawatan profesianal dikenal dengan
penggunaan metode keperawatan primer merupakan salah satu metode
pemberian pelayanan keperawatan dimana salah satu kegiatannya adalah
ronde keperawatan, yaitu suatu metode untuk menggali dan membahas
secara mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dan
kebutuhan pasien akan keperawatan yang dilakukan oleh perawat primer/
associate, konselor, kepala ruangan, dan seluruh tim keperawatan dengan
melibatkan pasien secara langsung sebagai fokus kegiatan. (Nursalam,
2015). Menurut Woolley et al. (dalam Hasibuan, 2013) bahwa “Salah satu
strategi yang disarankan untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
adalah dengan pelaksanaan program ronde keperawatan yang merupakan
salah satu implementasi dari Relationship Based Care. Salah satu konsep
yang mendasari Relationship Based Care adalah konsep Human Care yang
dikembangkan oleh Watson dengan berfokus kepada hubungan timbal
balik antara perawat dan pasien (Watson, 1999). Ronde keperawatan
memungkinkan perawat untuk melakukan hubungan timbal balik dengan
pasien secara teratur dan sistematis untuk menunjukkan keberadaan
perawat dalam membantu mengantisipasi kebutuhan dan memberikan
kenyamanan serta perlindungan bagi pasien”.
Laporan dari Studer Group (2007) menyatakan berdasarkan hasil
temuan pada tahun 2006 bahwa institusi yang melaksanakan ronde
keperawatan secara berkala dan sistematik meningkatkan kepuasan pasien
hingga mencapai 8.9% dan menurunkan angka pasien jatuh hingga
mencapai 60%. Selain itu terdapat 2 dari 12 rumah sakit yang menerapkan
ronde keperawatan secara berkala dan sistematis memperoleh peningkatan
rating pelayanan yang excellent mencapai 41,85% (Hasibuan, 2013).
Ronde keperawatan penting untuk dilakukan karena secara alamiah dapat
memberikan kontribusi yang positif terhadap peningkatan mutu
pelayananan keperawatan dan apabila dilakukan secara reguler dan
berkesinambungan akan menjadi komponen kunci keunggulan program
layanan rimah sakit. Ronde keperawatan merupakan suatu metode dalam
pelayanan keperawatan yang berguna untuk meningkatkan pelayanan
kepada pasien dan memberikan masukan kepada perawat tentang asuhan
keperawatan yang dilakukan. (Saleh, 2012). Menurut penelitian Saleh dkk
(2011) bahwa:” juga mempublikasikan hasil pengaruh penerapan sistem
ronde keperawatan terhadap angka kejadian pasien jatuh, angka kejadian
luka tekan dan kepuasan pasien. Hasil penelitian mereka menunjukkan
bahwa angka pasien jatuh menurun secara drastis dari 25 angka kejadian
menjadi 4 angka kejadian, sedangkan angka kejadian luka tekan menurun
hingga mencapai 50 % dan kepuasan pasien meningkat sampai 7,5%”.
(Hasibuan, 2013)
Ronde keperawatan merupakan komponen kunci dari program service
excellent yang akan menghasilkan peningkatan kualitas pelayanan
keperawatan. Peningkatan kualitas pelayanan keperawatan tersebut dapat
dilihat dari beberapa outcomes yaitu peningkatan kepuasan pasien,
peningkatan kepuasan perawat,berkurangnya hari rawatan yang lama,
berkurangnya komplain dari pasien dan keluarga. Untuk itu rumah sakit
perlu mempertimbangkan ronde keperawatan sebagai salah satu program
yang dapat diterapkan di ruang rawat inap. Penerapan ronde keperawatan
dalam suatu ruangan dapat dihubungkan dengan beberapa faktor, yaitu
pengetahuan, pendidikan, beban kerja, motivasi perawat. Menurut
Wiryawan (2012) bahwa “tingkat pengetahuan perawat tentang ronde
keperawatan dengan pelaksanaan ronde keperawatan ada hubungan yang
signifikan dan cukup kuat hal ini dikarenakan pelaksanaan ronde
keperawatannya rata-rata dalam kategori baik, kondisi demikian dapat
membantu rumah sakit dalam pelayanan kesehatan pada pasien”. Oleh
karena itu pengetahuan dapat didukung melalui pendidikan, pendidikan
tinggi keperawatan menimbulkan perubahan yang berarti terhadap tatanan
pelayanan kesehatan (Nursalam, 2002). Dalam peningkatan pelayanan
kesehatan yang optimal dibutuhkan motivasi kerja yang dapat dijadikan
dorongan untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan (Simamora,
2014). Untuk mencapai tujuan pelayanan dibutuhkan indikator yang
menunjukkan besarnya kebutuhan tenaga kerja disuatu tempat kerja
berdasarkan beban kerja, sehingga relokasi akan lebih mudah dan rasional.
(Nursalam, 2015).
1.2 Tujuan Penulisan
Setelah dilakukan ronde keperawatan di harapkan masalah
pasien dapat teratasi.
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Ronde Keperawatan


Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat
dengan pasien atau keluarga terlibat aktif dalam diskusi dengan
membahas masalah keperawatan serta mengevaluasi hasil tindakan
yang telah dilakukan. Ronde keperawatan akan menjadi media perawat
untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor,
kepekaan dan cara berpikir kritis perawat akan tumbuh dan terlatih
melalui suatu transfer pengetahuan dan pengaplikasian konsep teori
kedalam praktik keperawatan. Pengetahuan perawat sangat diperlukan
dalam pelaksanaan ronde keperawatan (Agustina,murdiono,& Ibrahim,
2016)
2.2 Tujuan Ronde Keperawatan
a. Tujuan Umum : Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah pasien
melalui pendekatan berpikir kritis
b. Tujuan Khusus
1. Menumbuhkan cara berpikir kritis dan ilmiah.
2. Meningkatkan validasi datapasien.
3. Meningkatkan kemampuan untuk memodivikasi rencana
keperawatan.
4. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan
yang sesuai dengan masalah pasien.
5. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
2.3 Manfaat Ronde Keperawatan
1. Masalah pasien dapat teratasi.
2. Kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
3. Terciptanya komunitas keperawatan yang profesianal.
4. Terjalinnya kerjasama antar tim.
5. Perawat dapat melaksankan model asuhan keperawatan dengan tepat
dan benar
2.4 Kriteria Pasien Ronde Keperawatan
Menurut Nursalam (2014), mengatakan pasien yang dipilih untuk
dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang memiliki kriteria sbb :
a. Mempunyai Masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah
dilakukan tindakan keperawatan.
b. Pasien dengan kasus baru atau langka.
2.5 Peran Masing-masing Anggota Tim
1. Katim dan Perawat Associate (PA)
a. Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien.
b. Menjelaskan diagnosis keperawatan.
c. Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
d. Menjelaskan hasil yang didapat.
e. Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil.
f. Menggali masalah –masalah pasien yang belum terkaji.
2. Perawat Konselor
a. Memberikan justifikasi.
b. Memberikan reinforcement.
c. Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan
serta rasional tindakan.
d. Mengarahkan dan koreksi.
e. Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah dipelajari.
2.6 Langkah-langkah Kegiatan Ronde Keperawatan
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Infeksi Saluran Kemih (ISK)


Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme pathogen yang naik dari uretra ke kandung kemih dan
berkembang biak serta meningkat jumlahnya sehingga menyebabkan
infeksi pada ureter dan ginjal. Menurut WHO, Infeksi Saluran Kemih
(ISK) adalah penyakit infeksi kedua tersering pada tubuh sesudah infeksi
saluran pernafasan sebanyak 8,3 juta kasus dilaporkan per tahun. Infeksi
ini juga lebih sering dijumpai pada wanita dari pada laki-laki (Safitri,
2013). Ditambahkan oleh (Hooton, 2012), Infeksi saluran kemih adalah
suatu keadaan patologis yang sudah sangat lama dikenal dan dapat
dijumpai di berbagai pelayanan kesehatan primer sampai subspesialistik.
Infeksi ini juga merupakan infeksi bacterial tersering yang di dapat pada
praktik umum dan bertanggung jawab terhadap mordibitas khususnya pada
wanita dalam kelompok usia seksual aktif.
3.2 Etiologi Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi saluran kemih disebabkan oleh beberapa faktor resiko. (Suharyanto
dan Madjid (2013)) faktor resiko yang umum pada kejadian infeksi saluran
kemih adalah ketidakmampuan atau kegagalan kandung kemih untuk
mengosongkan isinya secara sempurna, penurunan daya tahan tubuh, dan
peralatan yang dipasang pada saluran kemih seperti kateter dan prosedur
sistoskopi. Sedangkan Setiati (2014) mengatakan bahwa faktor-faktor yang
berhubungan dengan infeksi saluran kemih adalah jenis kelamin, usia,
genetik, kelainan refluks, diabetes melitus, penggunaan kateter, aktivitas
seksual, kebiasaan menahan buang air kecil (BAK), dan kurang minum air
putih.
3.3 Manifestasi Klinik Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Secara klinis tanda dan gejala yang berhubungan dengan infeksi saluran
kemih bervariasi. Separuh dari klien yang ditemukan adanya bakteri dalam
urin (bakteriuria) tidak menunjukkan adanya gejala. Gejala yang sering
ditemukan pada infeksi saluran kemih adalah nyeri dan rasa panas ketika
berkemih (disuria), polakisuria, dan terdesak ingin berkemih, sulit
berkemih dan disertai kejang otot pinggang, rasa nyeri dengan keinginan
mengosongkan kandung kemih meskipun telah kosong, kecenderungan
sering buang air kecil pada malam hari dan kesulitan memulai berkemih
(Suharyanto dan Madjid, (2013). Dalam penelitian ini diperoleh
pernyataan bahwa seluruh pasien mengalami sakit ketika buang air kecil
dan sakit di area pinggang serta kesulitan ketika berkemih. Kedua keluhan
ini cocok dengan tanda klinis yang sering muncul pada kasus infeksi
saluran kemih.
3.4 Komplikasi Infeksi Saluran Kemih (ISK)
ISK pada pria dan anak laki-laki harus dianggap complicated sampai
evaluasi yang tepat membuktikan sebaliknya. Ada peningkatan yang
signifikan dalam morbiditas dan mortalitas yang terkait dengan infeksi
komplikasi, mulai dari hilangnya fungsi ginjal hingga sepsis dan kematian.
ISK dapat memperumit penyakit batu yang ada saat kalkulus menjadi
kolonisasi sekunder dan bertindak sebagai nidus untuk uropatogen dan
atau menyebabkan penyumbatan saluran kemih. Batu yang terkolonisasi
paling sering diterjemahkan secara klinis menjadi ISK berulang atau
pielonefritis. Jika elemen obstruksi berkembang, skenario klinis dapat
menjadi serius, ditandai dengan sepsis atau bahkan pembentukan abses.
Pasien dapat datang dengan disuria, urgensi dan frekuensi, hematuria,
nyeri panggul, mual dan muntah, demam, atau
ketidakstabilan hemodinamik.
BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. H
Umur : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No. Medrec : 102642
Diagnosis Medis : Infeksi Saluran Kemih
Tanggal Masuk : 7 November 2022. 10.45
Tanggal Pengkajian : 7 November 2022. 11.15
Alamat : Jl. Kadipaten No. 12
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. D
Umur : 34 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Sarjana Pendidikan
Pekerjaan : Guru SD
Hubungan dengan Klien : Suami
Alamat : Jl. Kadipaten No. 12
c. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama : Klien mengatakan nyeri
perut bagian bawah
Alasan Masuk Rumah Sakit : Keluarga pasien mengatakan
Ny. H merasa kesakitan di perut bagian bawah, sejak 5 hari sebelum
di bawa ke Rumah Sakit.
Riwayat Kesehatan Sekarang : Klien mengatakan nyeri saat
BAK dialami sejak kurang lebih 5 hari yang lalu. Kemudian klien
diantar ke Rumah Sakit Umum Dharma Husada Bandung dilakukan
perawatan selama 3 hari, klien mengatakan tidak ada perubahan
sehingga klien di rujuk ke Rumah Sakit Umum Bandung dan
dilakukan pemeriksaan oleh dokter, Saat dilakukan pemeriksaan
klien mengatakan nyeri abdomen bagian bawah dan nyeri pada saat
BAK, nyeri terasa saat berkemih, nyeri yang dirasakan seperti
ditusuk-tusuk, nyeri terasa dibagian perut dengan skala 7 (berat),
nyeri makin meningakat jika berkemih dan hilang pada saat
beristirahat, klien mengatakan susah tidur karena nyeri yang
dirasakan, klien mengatakan tidur 2 jam, klien mengatakan saat
beraktivitas Klien dibantu oleh keluarganya karena nyeri dibagian
perut ketika bangun.
Riwayat Kesehatan Dahulu : Pengkajian yang didapatkan
klien tidak memiliki riwayat penyakit seperti ini. Namun, Klien
memiliki riwayat imunisasi yang lengkap. Sebelumnya klien tidak
pernah dirawat di rumah sakit. Klien memiliki riwayat alergi
makanan seperti udang
Riwayat Kesehatan Keluarga : Dari pengkajian yang
didapatkan dalam keluarga, klien mengatakan tidak memiliki riwayat
penyakit seperti asma, bronchitis, TBC, hipertensi, penyakit jantung,
stroke, diabetes mellitus dan gangguan emosional.
d. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran Umum
1) Kesadaran : 15 (M6V5E4),
Composmentis
2) Penampilan : Pucat
Pemeriksaan Tanda Tanda Vital
1) Tekanan darah : 130/70 mmHg
2) Nadi : 88 x/menit
3) Respirasi : 20 x/menit
4) Suhu : 37’c
Pemeriksaan Head to toe
1) Kulit : kulit bersih, lembut dan
terlihat lembab
2) Kuku : CRT 3 detik
3) Kepala : simetris, tidak ada benjolan
4) Wajah : tidak ada benjolan
5) Mata : isokor, simetris, konjungtiva
pucat
6) Telinga : bentuk simetris, tidak ada
serumen, tidak ada benjolan
7) Hidung : tidak terdapat secret maupun
silia dan polip, berfungsi dengan baik
8) Mulut : lembab, tidak sariawan
9) Leher : tidak ada pembengkakan,
tidak ada peninggian vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar gettah bening dan kelenjar tiroid
10) Dada dan paru-paru : Pengembangan dada
simetris kanan dan kiri, pernapasan 20 x/menit. Saat dilakukan
vocal premitus terasa getaran yang kuat pada saat klien
menyebutkan tujuh puluh tujuh pada lapang paru kanan dan kiri.
Terdengar bunyi sonor pada seluruh lapang paru. Terdengar suara
vesikuler, tidak ada suara napas tambahan seperti ronchi dan
wheezing
11) Jantung : terdapat ictus cordis, tidak
ada bunyi nafas tambahan
12) Abdomen : bentuk simetris, tidak ada
pembesaran umbilicus, bising usus 21 x/menit, terdapat nyeri
tekan pada kuadran bawah
13) Ekremitas atas : simetris,
14) Ekremitas bawah : simetris,
15) Genital : tidak terdapat nodul, lesi
atau cairan, terpasang kateter
16) Anus : -
Pola Aktivitas Sehari-hari
No. Jenis Aktivitas Di rumah Di Rumah sakit
1. Nutrisi
a. Makan 3 x sehari, 1 porsi penuh 3 x sehari, nafsu
makan baik
b. Minum 1,5 liter dalam sehari Terpasang cairan
Nacl 0,9%
intravena 20 ttm
2. Eliminasi
a. BAK 4-6 kali sehari, tidak ada 8-12 kali per hari
kesulitan BAK dengan mengeluh
sakit saat kencing
b. BAB 2 kali sehari 2 kali sehari
3. Istirahat dan tidur
a. Siang 2 jam sehari 1 jam
b. Malam 8 jam sehari 3 jam
4. Personal hygiene
a. Mandi 2 kali sehari Di bantu keluarga
b. Berpakaian Berpakaian mandiri Di bantu keluarga
5. Mobilisasi dan Klien dapat melakukan klien melakukan
aktivitas aktivitas perawatan diri perawatan diri
dengan mandiri dengan cara
dibantu oleh
keluarganya

B. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium : pemeriksaan urine lengkap

b. Therapy : pemberian obat Ceftriaxon1 ampul /12 jam, Santagesik 1


ampul/ 12 jam, Nefrolith dosis 2x1 sehari, Antasida dosis 3x1 sehari
C. Analisa Data
1. DS : klien mengatakan sering BAK, namun sedikit.
DO : terlihat leukosit 2+, terlihat epitel 4,5.
Dx : Gangguan eliminasi urine
2. DS : Klien mengatakan nyeri saat BAK maupun BAB. Nyeri
terasa dengan skala 7 dan nyeri hilang timbul.
DO : klien terlihat meringis, terlihat pucat, lemah
Dx : Nyeri akut
3. DS : Klien mengatakan susah tidur karena nyeri yang
dirasakan. Klien mengatakan tidur hanya 2 jam.
DO : klien terlihat gelisah, pucat, konjungtiva anemis
Dx : Gangguan pola tidur
4. DS : Klien mengatakan melakukan aktivitas dibantu oleh
keluarganya
DO : Klien terlihat dibantu oleh keluarganya saat beraktivitas.
Dx : intoleransi aktivitas
D. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan eliminasi urine b.d penurunan kapasitas kemih
2. Nyeri akut b.d agen cidera biologis
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan
4. Gangguan pola tidur b.d kurangnya kontrol tidur
E. Intervensi, Implementasi, Evaluasi
1. Dx : gangguan eliminasi urine berhubungan dengan penurunan
kapasitas kandung kemih
Intervensi : 1) Pantau kebiasaan klien berkemih 2) Hindari faktor
pencetus inkontenesia urine seperti cemas 3) Kolaborasi dengan dokter
dalam pengobatan dan kateteriliasi 4) Berikan penjelasan tentang
pemasangan kateter
Implementasi : memantau kebiasaan klien berkemih, Menghindari
faktor pencetus inkontinesia urine seperti cemas, Mengkolaborasi
dengan dokter dalam pengobatan dan kateterilisasi, Memberikan
penjelasan tentang pemasangan kateter
Evaluasi : S: klien mengatakan saat ini bisa mengontrol kencingnya
dengan baik dan normal O: klien terlihat nyaman saat berkemih A:
masalah dapat teratasi P: intervensi dihentikan
2. Dx : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
Intervensi : 1) Kaji skala nyeri klien 2) Ajarkan nonfarmakologi (
theknik relaksasi napas dalam) 3) Obsevasi non verbal dari
ketidaknyamanan 4) Kolaborasi pemberian analgesic
Implementasi : mengkaji skala nyeri klien, Mengajarkan
nonfarmakologi, mengovservasi non verbal dari ketidaknyamanan,
Mengkolaborasi pemberian analgesic
Evaluasi : S: klien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah berkurang
dengan skala 3 (ringan) O: klien terlihat rileks saat nyerinya berkurang
A: masalah teratasi P: intervensi dihentikan
3. Dx : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Intervensi : 1) Beri lingkungan yang aman. 2) Batasi pergerakan
pasien
Implementasi : mengkaji kemampuan pasien untuk melakukan
aktivitas yang normal, memberikan lingkungan yang aman, membatasi
pergerakan pasien
Evaluasi : S: klien mengatakan sudah bisa melakukan aktivitas sehari-
hari secara mandri seperti berpindah tempat tanpa dibantu keluarganya
O: klien terlihat beraktivitas dan berpindah tempat tanpa dibantu oleh
kelarganya A: masalah teratasi P: intervensi dihentikan
4. Dx : Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurangnya kontrol
tidur
Intervensi : 1) Kaji pola tidur klien. 2) Identifikasi penyebab
gangguan tidur 3) Jelaskan pentingnya tidur yang adekuat 4) Ciptakan
lingkungan yang nyaman
Implementasi : mengkaji pola tidur klien, mengidentifikasi penyebab
gangguan tidur, menjelaskan pentingnya tidur yang adekuat,
menciptakan lingkungan yang nyaman.
Evaluasi : S : klien mengatakan sudah bisa beristirahat dengan nyaman
tanpa keluhan sebelumnya O: klien terlihat tidur dengan nyenyak dan
nyaman tanpa mengeluh nyeri A; masalah teratasi P: intervensi
dihentikan
DAFTAR PUSTAKA

Liza Fitri Lina. 2018. Analisis Pengetahuan Dengan Kejadian Infeksi Saluran
Kemih Pada Pasien di Poliklinik Urologi RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu. LPPM
Universitas Muhammadiyah Jember. Bengkulu

Maylina Sari. Vol. 12. 2018. Motivasi Perawat dan Gaya Kepemimpinan
Terhadap Ronde Keperawatan. STIKes Harapan Ibu Jambi.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
SURAT PERTUJUAN DILAKUKAN RONDE KEPERAWATAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Tn. Danis

Umur : 34 tahun

Alamat : Jl. Kadipaten No. 12

Adalah suami/istri/orang tua/anak dari pasien :

Nama : Ny. Heni Amara

Umur : 30 tahun

Alamat : Jl. Kadipaten No. 12

Ruang : Anggrek

No. RM : 102642

Dengan ini menyatakan setuju untuk dilakukan ronde keperawatan

Bandung,

Perawat yang menerangkan Penanggung jawab

……………………………….. …………………………..
Saksi-saksi Tanda Tangan
1. ………………………… …………………………..
2. ………………………… …………………………..
RENCANA PELAKSANAAN RONDE KEPERAWATAN PADA PASIEN
NY. H DENGAN MASALAH KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA
DIAGNOSIS INFEKSI SALURAN KEMIH (ISK)

Topik : Asuhan Keperawatan pada pasien dengan masalah keperawatan


nyeri akut pada diagnose medis infeksi saluran kemih (ISK)

Sasaran : Pasien Ny. H (30 tahun)

Hari/tanggal : Kamis, 11 November 2022

Waktu : 15 menit (Pkl. 09.00 – 09.15)

Tujuan

1. Tujuan Umum : Menyelesaikan masalah pasien yang belum teratasi yaitu


nyeri akut pada Ny. H
2. Tujuan Khusus :
a. Mengidentifikasi masalah pasien yang belum teratasi.
b. Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer, tim
kesehatan lainnya.
c. Menemukan alasan ilmiah terhadap masalah pasien.
d. Merumuskan intervensi keperawatan yang tepat sesuai masalah pasien.

Sasaran

Pasien Ny. H umur 30 tahun yang di rawat di kelas II, kamar 19, Ruang Perawatan
2 di Rumah Sakit Bandung.

Materi

1. Teori asuhan keperawatan pasien dengan Infeksi Saluran Kemih (ISK).


2. Masalah-masalah yang muncul pada pasien dengan Infeksi Saluran Kemih
(ISK) dan intervensi keperawatan pada pasien dengan Infeksi Saluran Kemih
(ISK) dengan masala nyeri akut.
Metode

Diskusi

Media

1. Dokumen /status pasien.


2. Sarana diskusi: Kertas, Bulpen.
3. Materi yang disampaikan secara lisan

Kegiatan Ronde Keperawatan

Kegiatan
Waktu Tahap Kegiatan Pelaksana Tempat
pasien
1 hari Pra Pra-Ronde.
sebelum Ronde 1. Menentukan
ronde kasus dan topic.
2. Menentukan tim
ronde.
3. Menentukan
literature.
4. Membuat
proposal.
5. Mempersiapkan
pasien.
6. Diskusi
pelaksanaan.
3 menit Ronde Pembukaan.
1. Salam pembuka. Kepala - Nurse
2. Memperkenalkan Ruang Station
tim ronde. (Karu)
3. Menyampaikan
identitas dan
masalah pasien.
4. Menjelaskan
tujuan ronde
4 menit Penyajian Masalah.
1. Memberi salam Mendengarkan Nurse
dan Station
memperkenalkan
pasien dan
keluarga kepada
tim ronde
2. Menjelaskan
riwayat penyakit
dan keperawatan
pasien.
3. Menjelaskan
masalah pasien
dan rencana
tindakan yang
telah
dilaksanakan dan
serta
menetapkan
prioritas yang
perlu
didiskusikan.
Validasi data
Memberikan
1. Mencocokkan R.
respon
dan Perawatan
dan
menjelaskan
menjawab
kembali data
pertanyaan
yang telah
disampaikan.
2. Diskusi antar
anggota tim dan
pasien tentang
masalah
keperawatan
tersebut
3. Pemberian
justifikasi oleh
perawat primer
atau konselor
atau kepala
ruang tentang
masalah pasien
serta rencana
tindakan yang
akan dilakukan.
4. Menentukan
tindakan
keperawatan
pada masalah
prioritas yang
telah ditetapkan
3 menit Pasca 1. Evaluasi dan
Ronde rekomendasi
intervensi
keperawatan.
2. Penutup.
Kriteria Evaluasi

1. Struktur
a. Ronde keperawatan dilaksanakan di Ruang Perawatan 2 di RS. Unipdu
b. Medika, Jombang.
c. Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
d. Pesriapan dilakukan sebelumnya.
2. Proses
a. Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde keperawatan sesuai
peran
c. yang telah ditentukan.
3. Hasil
a. Pasien puas dengan kegiatan.
b. Masalah pasien dapat teratasi.
4. Perawat dapat :
a. Menumbuhkan cara berfikir yang kritis dan sistematis.
b. Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
c. Meningkatkan kemampuan menentukan diagnose keperawatan.
d. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi
pada masalah pasien.
e. Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
f. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.

Pengorganisasian

1. Kepala Ruang : Defi Yulianti


2. Ketua Tim : Danena Putri Nurwandini
3. Perawat Pelaksana 1 : M. Jihan Febi
4. Perawat Pelaksana 2 : Fadilatunisa
5. DPJD : dr. Fita Dahulai
6. Dokter Penyakit Dalam : dr. Fita Dahulai
SKENARIO ROLEPLAY RONDE KEPERAWATAN

1. Kepala Ruang : Defi Yulianti


2. Ketua Tim : Danena Putri Nurwandini
3. Perawat Pelaksana 1 : M. Jihan Febi
4. Perawat Pelaksana 2 : Fadilatunisa
5. DPJD : dr. Fita Dahulai
6. Dokter Penyakit Dalam : dr. Fita Dahulai

Pra Ronde

Di lorong Rumah Sakit perawat Jihan sedang berdiskusi dengan perawat


Fadila mengenai kondisi Ny. H yang belum ada kemajuan hingga saat ini.

PP 1 : Kira-kira bagaimana ya dengan kondisi Ny. H sampai sekarang


belum ada kemajuan juga

PP 2 : Kondisi terbaru Ny. H saat ini bagaimana?

PP 1 : Ny. H masih mengeluh nyeri abdomen dan setiap aktivitasnya


beliau di bantu oleh keluarga dan mengeluh kalau kencing tidak puas karena
sedikit sedikit

PP 2 : Oh, Begitu. Bagaimana kalau kita laporkan saja ke ibu katim agar
ada jalan keluarnya?

PP 1 : Boleh, mari kita laporkan saja kepada ibu katim

Setelah diskusi dengan perawat Fadila, perawat Jihan dan perawat Fadila
bergegas ke ruang perawat untuk melaporkan kondisi Ny. H

PP 1 dan 2 : Assalamualaikum, permisi bu

Katim : Waalaikumsalam, ada apa? Silahkan masuk dan duduk


terlebih dahulu

PP 1 : Terimakasih bu, begini saya ingin melaporkan mengenai


kondisi Ny. H yang sampai saat ini belum ada kemajuan

Katim : Begitu, silahkan berhubung disini juga ada karu biar


sekalian saja

PP 1 : Ya bu, pasien Ny. H datang dengan keluhan nyeri dan


diagnose medis yang ditemukan adalah Infeksi Saluran Kemih. Setelah dirawat
selama 5 hari dan sudah diberi tindakan keperawatan dan tindakan medis ternyata
nyeri yang dialami H masih belum berkurang. Maka dengan ini kami meminta ijin
kepada ibu untuk mengadakan ronde keperawatan.

Katim : Baik, kalau begitu apa kamu sudah menyiapkan siapa saja
yang akan kamu ajak untuk menjadi tim ronde keperawatan dan menetapkan
waktu pelaksanaanya ?

PP 2 : Sudah bu, rencananya besok akan dilakukan ronde


keperawatan kemudian saya mengajak Perawat Fadila, ibu sebagai katim dan dr.
Fita sebagai DPJP dan dokter spesialis penyakit dalam.

Katim : Baiklah, jika sudah siap kita lihat dulu kondisi Ny. H baru
setelah itu kita melakukan informed consent. Bagaimana ibu karu, apakah ada
tambahan?

Karu : Betul ibu katim, kita cek kondisi Ny. H terlebih dahulu
baru kita melakukan informed consent

Setelah selesai melakukan diskusi bersama katim dan karu, perawat Jihan,
Perawat Fadila, karu beserta katim mengunjungi kamar pasien Ny. H untuk
melakukan Informed Consent.

Karu : Assalamualaikum, selamat pagi pak, bu

Pasien dan Kel : Waalaikumsalam, selamat pagi sus

Karu : Bagaimana kondisi ibu saat ini, apa sudah sarapan?

Pasien : Sudah sus, seperti biasa masih terasa nyeri didaerah sini
(menunjuk bagian sympisis pubis) sampai kesini (menunjuk daerah pinggang)

Karu : Begini ya bu, untuk menindak lanjuti masalah penyakit


yang masih dirasakan ibu maka kami berencana untuk mengadakan ronde
keperawatan

Kel. Pasien : Ronde keperawatan itu apa ya sus?

Karu : Ronde keperawatan ini adalah suatu pemecahan masalah


keperawatan yang belum terselesaikan yang nantinya pemasalahan ini akan
diberikan solusi oleh perawat, dokter dan tim medis lainnya. Tujuan tindakan
ronde keperawatan ini adalah untuk menyelesaikan permasalah yang masih
dirasakan ibu heni saat ini. Untuk itu saya meminta ijin kepada ibu untuk
mengadakan ronde keperawatan besok pagi dan mohon ibu untuk mengisi
formulir persetujuan tindakan ronde keperawatan jika ibu setuju
Pasien : Saya setuju saja asalkan nyeri saya bisa segera sembuh,
untuk pengisian formulirnya saya serahkan kepada suami saya

Kel. Pasien : Baik, dimana saya harus tanda tangan?

PP 1 : Disini. (sambil menunjukkan bagian inform concent untuk


ditanda tangani)

Karu : Baiklah pak, bu… terima kasih atas persetujuan anda dan
saya permisi dahulu.
pasien dan kel : baik, terimakasih sus

Setelah masalah perijinan sudah selesai Karu, Katim, PP dan tim ronde
keperawatan berkumpul di ners station.

Karu : Assalamualaikum, terima kasih atas kehadirannya dan


partisipasinya. Hari ini kita akan mengadakan ronde keperawatan. Tujuannya
untuk menyelesaikan permasalah yang masih dirasakan ibu heni saat ini. Sebelum
itu, saya akan memperkenalkan tim ronde kali ini, yaitu perawat Jihan dan
perawat fadila sebagai PP, Perawat danena sebagai Katim, dan dr. Fita sebagai
DPJP serta dokter spesialis penyakit dalam. Setelah saya validasi kemarin Ny. H
berusia 30 tahun, masih merasakan nyeri daerah abdomen bawah yang menjalar
ke bagian punggung. Baik, selanjutnya saya persilahkan kepada perawat Danena
sebagai untuk menyampaikan permasalahan yang dialami pasien Ny. H.

Katim : Terima kasih. Assalamu’alaikum wr. Wb.


Permasalahannya adalah pasien Ny. H 30 tahun sudah dirawat selama 5 hari
dengan diagnose infeksi saluran kemih dan keluhan yang masih dirasakan pasien
adalah nyeri masih ada di daerah abdomen bawah yang menjalar ke daerah
punggung. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit ataupun alergi makanan
sebelumnya.

PP 1 : Sebelumnya juga Ny. H sudah diberikan tindakan


keperawatan berupa mengkaji skala nyeri dan penyebaran nyeri serta memberikan
masasse pada daerah nyeri dan juga tindakan medis lainnya.

Dr. Fita : Baiklah kalau begitu saya akan melihat pasien bernama
Ny. H untuk menyamakan data yang sudah ada bersama perawat Jihan dan
perawat Fadila

Karu : Baik, silahkan

Ronde
Karu, katim, PP dan dr. Fita mendatangi Ny. H untuk memvalidasi data

PP 1 : Assalamu’alaikum, permisi bu kami dari tim ronde


keperawatan bermaksud untuk menanyakan perihal yang masih dirasakan ibu saat
ini.

Pasien : Waalaikumsalam silahkan sus

PP 1 : Bagaimana kondisi ibu saat ini apakah masih merasa nyeri


atau ada keluhan tambahan?

Pasien : Iya ners, saya masih merasa sedikit nyeri didaerah sini
(menunjuk bagian sympisis pubis) tembus disini ners (menunjuk daerah
pinggang).

PP 2 : Baik, permisi ya bu. Saya akan memeriksa kondisi ibu


(melakukan pemeriksaan fisik, TTV dan menanyakan segala hal yang diperlukan
untuk menunjang data yang sudah ada)

Pasien : Iya, silahkan

Dr. Fita : Mohon maaf ibu saya cek abdomen bawahnya ya kalau
dirasa sakit ibu bilang. (melakukan palpasi dalam abdomen)

Pasien : Nah, itu dok yang perut bawah saya sakit bisa sampe ke
punggung biasanya jadi kadang saya suka susah gerak karena sakit kalau tidur
juga saya gak nyaman

Dr. fita : Baik kalau begitu, nanti akan saya rencanakan tindakan
apa yang harus dilakukan kepada ibu

PP 2 : Baik, sebelum kami meninggalkan ruangan ini apakah ada


yang ingin ibu tanyakan?

Pasien : Sudah cukup sus

PP 1 : Baik kalau begitu saya izin pamit dulu

Setelah validasi data dari pasien, tim ronde kembali ke ners station untuk
menindak lanjuti dan membahas masalah yang ada.

Karu : Assalamu’alaikum.. baik, untuk mempersingkat waktu


saya persilahkan kepada perawat Jihan dan Fadila, katim, dan Dr. Fita untuk
memberikan solusi atau intervensi lanjutan yang akan diberikan kepada Ny. H
PP 1 : Setelah saya melakukan validasi data kepada pasien secara
langsung, saya mendapatkan bahwasannya nyeri yang dirasakan pasien masih
terasa dan terpasang cairan RL. Untuk TTV, tekanan darahnya normal 120/80
mmHg, Suhu Tubuh 36,70C, dan Nadinya 22 x/menit.

PP 2 : Menurut dokter bagaimana cara mengatasi masalah yang


dikeluhkan oleh pasien Ny. H

Dr. Fita : Sebenarnya penyebab nyeri Ny. H karena disebabkan oleh


distensi yang berlebihan atau infeksi pada saluiran kemih. Maka dari itu diberikan
intervensi pemasangan kateter untuk membantu pengosongan kandung kemih
serta kaji nyeri yang dikeluhkan Ny. H.

PP 2 : Baiklah, dari tindakan keperawatan kami akan mengkaji


nyeri Ny. H lebih lanjut. Lalu bagaimana untuk mengatasi nyerinya dapat
berkurang?

Dokter : Untuk sementara tetap lakukan masasse pada daerah nyeri


dan berikan terapi medis yang telah saya anjurkan

PP 1 dan 2 : Baik dok, terimakasih

Karu : Baiklah saya rasa sudah cukup pelaksanaan ronde


keperawatan ini dan terima kasih atas partisipasinya

Pasca Ronde

Menyampaikan hasil ronde keperawatan pada Karu dan DPJP serta PP dan
PA dinurse station.

Karu : Assalamu’alaikum, Alhamdulillah setelah dilakukan ronde


keperawatan maka kami persilahkan kepada perawat Jihan untuk menyampaikan
hasilnya dari pasien Ny. H.

PP 1 : Dari hasil pelaksanaan ronde keperawatan pada Ny. H


Dokter penyakit dalam menyarankan untuk tetap mengkaji nyeri Ny. H dan
mempertahankan intervensi yang telah diberikan kepada Ny. H untuk mengurangi
nyeri, oleh karena itu kami akan menegakkan diagnosa keperawatan nyeri akut.
Karu : Dan untuk perawat Fadila, apa sudah tahu tindakan apa
yang harus dilakukan pada pasien Ny. H?

PP 2 : Iya bu

Karu : Baiklah itulah hasil dari pelaksanaan ronde keperawatan


kali ini, mungkin dari DPJP ronde keperawatan ada yang ingin anda sampaikan?
Dr. Fita : Iya, terima kasih saya ucapkan kepada seluruh tim ronde
kali ini. Untuk teman-teman sudah mampu bekerja sama dengan baik. Semoga
kita semua diberi kelancaran sehingga masalah pasien Ny. H ini segera
terselaikan.

Karu : Baiklah, terima kasih atas penyampaiannya, dari perawat


palaksana ronde keperawatan semoga bisa dijadikan pembelajaran dan lebih
tingkatkan lagi, dan saya ucapakan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr. Wb

All tim ronde : Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatu.

Anda mungkin juga menyukai