Anda di halaman 1dari 11

Teori Culture Care Leininger

Disusun Oleh :

Nama : Nur Indriyani Saputri

Kelas : S1 Keperawatan A

NIM : 4002200027

STIKES DHARMA HUSADA BANDUNG


2020
PEMBAHASAN

2.1 Biografi

Madeleine Leininger Madeleine lahir di Sutton, Nebraska pada 13 Juli 1925, di sebuah lahan
pertanian hidup dengan empat saudara laki-laki dan seorang saudari. Tahun 1945, dia bersama
saudarinya menjadi kadet di korps perawat dan mengambil program diploma di sekolah perawat
St. Anthony, Denver. Hal yang juga mendorong dia menjadi seorang perawat di karenakan
salah satu bibinya menderita penyakit jantung bawaan, dia ingin membuat suatu perbedaan
dalam kehidupan manusia, khususnya di bidang perawatan. Tahun 1948, menyelesaikan
diploma keperawatan. Tahun 1950, menerima gelar sarjana dalam ilmu biologi, ilmu filsafat dan
humaniora dariBenedictine College di Atchison, Kansas. Membuka pelayanan keperawatan dan
program pendidikan jiwa di Creighton University di Omaha , Nebraska. Tahun 1953, Menerima
gelar master dalam ilmu keperawatan dari University chatolik of America, di Washington DC,
pindah ke Cincinnati dan memulai program pendidikan jiwa pertama di Amerika. Tahun antara
1954-1960, menjadi professor keperawatan dan direktur program pasca sarjana di Universitas
Cincinnati. Juga menerbitkan buku tentang keperawatan psikiatrik, di sebut Konsep Dasar
Keperawatan Jiwa, dalam sebelas bahasa dan digunakan di seluruh dunia. Tahun 1965,
Madeleine menjadi perawat pertama mendapat gelar Ph.D dalam antropologi, di Washington
University. sebagai bagian dari proses beliau mencari penyelesaian masalah tidak cukup
adekuat intervensi kejiwaan tradisional menjawab kebutuhan anak-anak dengan latar belakang
budaya yang berbeda-beda. Tahun 1966, di tunjuk sebagai professor keperawatan dan
antropologi di University of Colorado, di mana untuk pertama kalinya perawatan transkultural di
perkenalakan di dunia keperawatan. Tahun 1969-1974, sebagai dekan,professor keperawatan
dan dosen antropologi di University Of Washington school of Nursing. Tahun 1974-1980,
menjabat sebagai dekan dan professor Utah University dan membuka program pertama untuk
master dan doktoral transkultural keperawatan. Tahun 1981, professor dan direktur pusat
penelitian kesehatan di Wayne State University.

Saat berkarya di sini Madeleine mendapat beberapa penghargaan, antara lain :

• Penghargaan bergengsi dari Presiden dalam keunggulan dalam mengajar.

• The Board of Governor’s Distinguished Faculty Award.

• Gershenson’s Research Fellowship Award.

Tahun 1990, di angkat sebagai “the Women in Science Award” oleh California State University.
Tahun 1991, sebagai seoarang ahli teori keperawatan beliau menerbitkan teorinya tentang
perawatan keanekaragaman budaya dan universal dan menciptakan istilah “culturally congruent
care’ sebagai tujuan dari teorinya. Teori ini diuraikan dalam buku keanekaragaman budaya
perawatan dan universal. Mengembangkan metode Ethnonursing dan melakukan penelitian di
lapangan dengan membaur hidup bersama suku Gadsup di dataran tinggi Timur di New Guinea
tentang perawatn transkultural. Sepanjang karianya sebagai perawat terlebih ahli dalam teori
keperawatan mulai mengadakan sertifikasi gelar perawatan transkultural dan telah mendirikan
organisasi organisasi professional termasuk perawatan transkultural Masyarakat pada tahun
1974, asosiasi perawatan manusia internasional pada tahun1978 dan menjabat sebagai
presiden secara penuh pertama dari American Association of Colleges of Nursing. Mendirikan
dan menjabat editor pertama dari Journal of Transkultural Nursing pada tahun 1989-1995.
Penghargaan terakhir yang di terima adalah anugerah Lifetime Achievement Award untuk
kualitatif metodologi. Dr. Madeleine Leininger adalah Guru besar yang terkenal di seluruh dunia,
penulis, pengembang teori, penelitidan pembicara publik. Menjadi professor dari sekitar 70
perguruan tinggi, menulis 25 buku dan menerbitkan lebih dari 220 artikel yang sekarang bisa
kita lihat sebagai arsip di Wayne State University digunakan juga sebagai bahan
penelitian.Memberikan lebih dari 850 kuliah umum di seluruh dunia dan telah mengembangkan
software sendiri untuk perawat. Bidang keahliannya adalah keperawatan transkultural,
perawatan manusia komparatif, teori perawatan budaya, budaya di bidang keperawatan dan
kesehatan, antropologi dan masa depan dunia keperawatan. Magnificent Achievement.

2.2 Sejarah

Teori Culture Care Madeline Leininger adalah pelopor keperawatan transkultural dan seorang
pemimpin dalam keperawatan transkultural serta teori asuhan keperawatan yang berfokus pada
manusia. Ia adalah perawat professional pertama yang meraih pendidikan doctor dalam ilmu
antropologi social dan budaya. Dia lahir di Sutton, Nebraska, dan memulai karir
keperawatannya setelah tamat dari program diploma di “St. Anthony’s School of Nursing” di
Denver. Tahun 1950 ia meraih gelar sarjana dalam ilmu biologi dari “Benedictine College,
Atchison Kansas” dengan peminatan pada studi filosofi dan humanistik. Setelah menyelesaikan
pendidikan tersebut ia bekerja sebagai instruktur, staf perawatan dan kepela perawatan pada
unit medikal bedah sererta membuka sebuah unit perawatan psikiatri yang baru dimana ia
menjadi seorang direktur pelayanan keperawatan pada St. Joseph’s Hospital di Omaha.
Selama waktu ini ia melanjutkan pendidikan keperawatannya di ”Creigthton University ” di
Omaha. Tahun 1954 Leininger meraih gelar M.S.N. dalam keperawatan psikiatrik dari ” Chatolic
University of America” di Washington, D. C. Ia kemudian bekerja pada ”College of Health” di
Univercity of Cincinnati, dimana ia menjadi lulusan pertama (M. S. N ) pada program spesialis
keperawatan psikiatrik anak . Ia juga memimpin suatu program pendidikan keperawatan
psikiatri di universitas tersebut dan juga sebagai pimpinan dalam pusat terapi perawatan
psikiatri di rumah sakit milik universitas tersebut. Pada tahun 1960, Leininger bersama C.
Hofling menulis sebuah buku yang diberi judul ” Basic Psiciatric Nursing Consept” yang
dipublikasikan ke dalam sebelas bahasa dan digunakan secara luas di seluruh dunia. Selama
bekerja pada unit perawatan anak di Cincinnati, Leininger menemukan bahwa banyak staff
yang kurang memahami mengenai faktor-faktor budaya yang mempengaruhi perilaku anak-
anak. Dimana diantara anak-anak ini memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda. Ia
mengobservasi perbedaan- perbedaan yang terdapat dalam asuhan dan penanganan psikiatri
pada anak-anak tersebut. Terapi psikoanalisa dan terapi strategi lainnya sepertinya tidak
menyentuh anak-anak yang memiliki perbedaan latar belakang budaya dan keutuhan. Leininger
melihat bahwa para perawat lain juga tidak menampilkan suatu asuhan yang benar-benar
adequat dalam menolong anak tersebut, dan ia dihadapkan pada berbagai pertanyaan
mengenai perbedaan budaya diantara anak-anak tersebut dan hasil terapi yang didapatkan. Ia
juga menemukan hanya sedikit staff yang memiliki perhatian dan pengetahuan mengenai
faktor-faktor budaya dalam mendiagnosa dan manangani klien. Pada satu ketika, Prof.
Margaret Mead berkunjung pada departemen psikiatri University of Cincinnati dan Leiniger
berdiskusi dengan Mead mengenai adanya kemungkinan hubungan antara keperawatan dan
antropologi. Meskipun ia tidak mendapatkan bantuan langsung, dorongan, solusi dari Mead ,
Leininger memutuskan untuk melanjutkan studinya ke program doktor (Ph.D) yang berfokus
pada kebudayaan, sosial, dan antropologi psikologi pada Universitas Washington. Sebagai
seorang mahasiswa program doktor, Leininger mempelajari berbagai macam kebudayaan dan
menemukan bahwa pelajaran antroplogi itu sangat menarik dan merupakan area yang perlu
diminati oleh seluruh perawat. Kemudian ia memfokuskan diri pada masyarakat Gadsup di
Eastern Highland of New Guinea, dimana ia tinggal bersama masyarakat tersebut selama
hampir dua tahun. Dia dapat mengobservasi bukan hanya gambaran unik dari kebudayaan
melainkan perbedaan antara kebudayaan masyarakat barat dan non barat terkait dengan
praktek dan asuhan keperawatan untuk mempertahankan kesehatan. Dari studinya yang dalam
dan pengalaman pertama dengan masyarakat Gadsup, ia terus mengembangkan teori
perawatan kulturalnya dan metode ethno nursing. Teori dan penelitiannya telah membantu
mahasiswa keperawatan untuk memahami perbedaan budaya dalam perawatan manusia,
kesehatan dan penyakit. Dia telah menjadi pemimpin utama perawat yang mendorong banyak
mahasiswa dan fakultas untuk melanjutkan studi dalam bidang anthropologi dan
menghubungkan pengetahuan ini kedalam praktik dan pendidikan keperawatan transkultural.
Antusiasme dan perhatiannya yang mendalam terhadap pengembangan bidang perawatan
transkultural dengan fokus perawatan pada manusia telah menyokong dirinya selama 4 dekade.
Tahun 1950-an sampai 1960-an, Leininger mengidentifikasi beberapa area umum dari
pengetahuan dan penelitian antara perawatan dan anthropologi formulasi konsep keperawatan
transkultural, praktek dan prinsip teori.

Bukunya yang berjudul Nursing and anthropology : Two Words to Blend ; yang merupakan buku
pertama dalam keperawatan transkultural, menjadi dasar untuk pengembangan bidang
keperawatan transkultural, dan kebudayaan yang mendasari perawatan kesehatan. Buku yang
berikutnya, ”Transcultural Nursing : Concepts, theories, research, and practise (1978 )” ,
mengidentifikasi konsep mayor, ide-ide teoritis, praktek dalam keperawatan transkultural, bukti
ini merupakan publikasi definitif pertama dalam praktek perawatan treanskultural. Dalam
tulisannya, dia menunjukkan bahwa perawatan treanskultural dan anthropologi bersifat saling
melengkapi satu sama lain, menkipun berbeda. Teori dan kerangka konsepnya mengenai
Cultural care diversity and universality dijelaskan dalam buku ini. Sebagai perawat profesional
pertama yang melanjutkan pendidikan ke jenjang doktor dalam bidang antropologi dan untuk
memprakarsai beberapa program pendidikan magister dan doktor, Leininger memiliki banyak
bidang keahlian dan perhatian. Ia telah memepelajari 14 kebudayaan mayor secara lebih
mendalam dan telah memiliki pengalaman dengan berbagai kebudayaan. Disamping perawatan
transkultural dengan asuhan keperawatan sebagai fokus utama , bidang lain yang menjadi
perhatiannya adalah administrasi dan pendidikan komparatif, teori-teori keperawatan, politik,
dilema etik keperawatan dan perawatan kesehatan, metoda riset kualitatif, masa depan
keperawatan dan keperawatan kesehatan, serta kepemimpinan keperawatan. Theory of Culture
Care saat ini digunakan secara luas dan tumbuh secara relevan serta penting untuk
memperoleh data kebudayaan yang mendasar dari kebudayaan yang berbeda.

2.3 Paradigma keperawatan

• Manusia

Manusia adalah individu atau kelompok yamg memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang
diyakini dan berguna untuk menentukan pilihan serta melakukan tindakan. Menurut Leininger,
manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat
dimanapun ia berada.
• Kesehatan

Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan secara kultural memiliki
nilai dan praktek serta merefleksikan kemampuan individu maupun kelompok untuk
menampilkan kegiatan budaya mereka sehari-hari, keuntungan dan pola hidup.

• Lingkungan

Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau pengalaman-pengalaman
yang memberikan arti bagi perilaku manusia, interpretasi, dan interaksi sosial dalam lingkungan
fisik, ekologi, sosial politik, dan atau susunan kebudayaan.

• Keperawatan

Keperawatan mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik dan profesi keilmuan serta
disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan fenomena perawatan manusia yang bertujuan untuk
membantu, memberikan dukungan, menfasilitasi, atau memampukan individu maupun
kelompok untuk memperoleh kesehatan mereka dalam cara yang menguntungkan yang
berdasarkan pada kebudayaan atau untuk menolong orang-orang agar mampu menghadapi
rintangan dan kematian.

2.4 Teori Keperawatan Leininger

Teori ini diambil dari disiplin ilmu antropologi dan keperawatan. Ia mendefinsikan keperawatan
transkultural sebagai bagian utama dari keperawatan yang berfokus pada studi perbandingan
dan analisa perbedaan budaya serta bagian budaya di dunia dengan tetap menghargai nilai-
nilai asuhan, pengalaman sehat sakit dan juga kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakat.

2.4.1 Konsep Utama dan definisi teori Leininger

- Care mengacu kepada suatu fenomena abstrak dan konkrit yang berhubungan dengan
pemberian bantuan, dukungan, atau memungkinkan pemberian pengalaman maupun perilaku
kepada orang lain sesuai dengan kebutuhannya dan bertujuan untuk memperbaiki kondisi
maupun cara hidup manusia.

- ”Caring”, mengacu kepada suatu tindakan dan aktivitas yang ditujukan secara langsung
dalam pemberian bantuan, dukungan, atau memungkinkan individu lain dan kelompok didalam
memenuhi kebutuhannya untuk memperbaiki kondisi kehidupan manusia atau dalam
menghadapi kematian.

- Kebudayaan merupakan suatu pembelajaran, pembagian dan transmisis nilai, keyakinan,


norma-norma, dan gaya hidup dalam suatu kelompok tertentu yang memberikan arahan kepada
cara berfikir mereka, pengambilan keputusan, dan tindakkan dalam pola hidup.

- Perawatan kultural mengacu kepada pembelajaran subjektif dan objektif dan transmisi nilai,
keyakinan, pola hidup yang membantu, mendukung, memfasilitasi atau memungkinkan ndividu
lain maupun kelompok untuk mempertahankan kesjahteraan mereka, kesehatan, serta untuk
memperbaiki kondisi kehidupan manusia atau untuk memampukan manusia dalam menghadapi
penyakit, rintangan dan juga kematian.

- Cultural care diversity (perbedaan perawatan kultural) mengacu kepada variabel-variabel,


perbedaan-perbedaan, pola, nilai, gaya hidup, ataupun simbol perawatan di dalam maupun
diantara suatu perkumpulan yang dihubungkan terhadap pemberian bantuan, dukungan atau
memampukan manusia dalam melakukan suatu perawatan.

- Cultural care universality (Kesatuan perawatan kultural) mengacu kepada suatu pengertian
umum yang memiliki kesamaan ataupun pemahaman ang paling dominan, pola-pola, nilai-nilai,
gaya hidup atau simbol-simbol yang dimanifestasikan diantara banyak kebudayaan serta
mereflesikan pemberian bantuan, dukungan, fasilitas atau memperoleh suatu cara yang
memungkinkan untuk menolong orang lain (Terminlogy universality) tidak digunakan pada suatu
cara yang absolut atau suatu temuan statistik yang signifikan.

- Keperawatan mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik dan profesi keilmuan serta
disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan fenomena perawatan manusia yang bertujuan untuk
membantu, memberikan dukungan, menfasilitasi, atau memampukan individu maupun
kelompok untuk memperoleh kesehatan mereka dalam suatu cara yang menguntungkan yang
berdasarkan pada kebudayaan atau untuk menolong orang-orang agar mampu menghadapi
rintangan dan kematian.

- Pandangan dunia mengacu kepada cara pandang manusia dalam memelihara dunia atau
alam semesta untuk menampilkan suatu gambaran atau nilai yang ditegakkan tentang hidup
mereka atau lingkungan di sekitarnya.

- Dimensi struktur sosial dan budaya mengacu pada suatu pola dinamis dan gambaran
hubungan struktural serta faktor-faktor organisasi dari suatu bentuk kebudayaan yang meliputi
keagamaan, kebudayaan, politik, ekonomi, pendidikan, teknologi , nilai budaya dan faktor-faktor
etnohistory serta bagaimana faktor-faktor ini dihubungkan dan berfungsi untuk mempengaruhi
perilaku manusia dalam lingkungan yang berbeda.

- Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau pengalaman-
pengalaman yang memberikan arti bagi perilaku manusia, interpretasi, dan interaksi sosial
dalam lingkungan fisik, ekologi, sosial politik, dan atau susunan kebudayaan

- ”Etnohistory ” mengacu kepada keseluruhan fakta-fakta pada waktu yang lampau, kejadian-
kejadian, dan pengalaman individu, kelompok, kebudayaan serta suatu institusi yang
difokuskan kepada manusia/masyarakat yang menggambarkan, menjelaskan dan
menginterpretasikan cara hidup manusia dalam suatu bentuk kebudayaan tertentu dalam
jangka waktu yang panjang maupun pendek.

- Sistem perawatan pada masyarakat tradisional mengacu kepada pembelajaran kultural dan
transmisi dalam masyarakat tradisional (awam) dengan menggunakan pengetahuan dan
keterampilan tradisonal untuk memberikan bantuan, dukungan atau memfasilitasi tindakan
untuk individu lain, kelompok maupun suatu institusi dengan kebutuhan yang lebih jelas untuk
memperbaiki cara hidup manusia atau kondisi kesehatan ataupun untuk menghadapi rintangan
dan situasi kematian.
- Sistem perawatan profesional mengacu kepada pemikiran formal, pembelajaran, transmisi
perawatan profesional, kesehatan, penyakit, kesejahteraan dan dihubungkan dalam
pengetahuan dan keterampilan praktek yang berlaku dalam institusi profesional biasanya
personil multi disiplin untuk melayani konsumen.

- Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan secara kultural memiliki
nilai dan praktek serta merefleksikan kemampuan individu maupun kelompok untuk
menampilkan kegiatan budaya mereka sehari-hari, keuntungan dan pola hidup

- Mempertahankan perawatan kultural mengacu kepada semua bantuan, dukungan, fasilitas


atau pengambilan keputusan dan tindakan profesional yang memungkinkan yang dapat
menolong orang lain dalam suatu kebudayaan tertentu dan mempertahankan nilai perawatan
sehingga mereka dapat memperthanakan kesejahteraannya, pulih dari penyakit atau
menghadapi rintangan mapun kematian.

- Negosiasi atau akomodasi perawatan kultural mengacu pada semua bantuan, dukungan,
fasilitas, atau pembuatan keputusan dan tindakan kreatifitas profesional yang memungkinkan
yang menolong masyarakat sesuai dengan adaptasi kebudayaan mereka atau untuk
bernegosiasi dengan fihak lain untuk mencapai hasil kesehatan yang menguntungkan dan
memuaskan melalui petugas perawatan yang profesional

- Restrukturisasi perawatan transkultural mengacu pada seluruh bantuan, dukungan, fasilitas


atau keputusan dan tindakan profesional yang dapat menolong klien untuk mengubah atau
memodifikasi cara hidup mereka agar lebih baik dan memperoleh pola perawatan yang lebih
menguntungkan dengan menghargai keyakinan dan nilai yang dimiliki klien sesuai dengan
budayanya.

- Perawatan kultural yang konggruen mengacu kepada kemampuan kognitif untuk membantu,
mendukung, menfasilitasi atau membuat suatu keputusan dan tindakan yang dapat
memperbaiki kondisi individu, atau kelompok dengan nilai budaya, keyakinan dan cara hidup
yang berbeda, yang bertujuan untuk memperoleh kesejahteraan dan kesehatan.

2.4.2 Asumsi Mayor

Asumsi mayor untuk mendukung teory cultural care : diversity and universality yang dikemukan
oleh Leininger :

- “Care” adalah esensi keperawatan serta focus yang mempersatukan perbedaan sentral dan
dominant dalam suatu pelayanan.

- Perawatan (Caring) yang didasarkan pada kebudayaan adalah sutau aspek esensial unuk
memperoleh kesejahteraan, kesehatan, pertumbuhan dan ketahanan, serta kemampuan untuk
enghadapi rinangan maupun kematian.

- Perawatan yang berdasarkan budaya adalah bagian yang paling komprehensif dan holistic
untuk mengetahui, menjelaskan, menginterprestasikan dan memprediksikan fenomena asuhan
keperawatan serta memberikan panduan dalam pengambilan keputusan dan tindakan
perawatan.

- Keperawatan traskultural adalah disiplin ilmu perawatan humanistic dan profesi yang memiliki
tujuan utama untuk melayani individu, dan kelompok.

- “Caring” yang berdasarkan kebudayaan adalah suatu aspek esensial untuk mengobati dan
menyembuhkan dimana pengobatan tidak akan mungkin dilakukan tanpa perawatan,
sebaliknya perawatan dapat tetap eksis tanpa pengobatan.

- Konsep keperawatan cultural, arti, ekspresi, pola-pola, proses dan struktur dari bentuk
perawatan transkultural yang beragam dengan perbedaan dan persamaan yang ada.

- Setiap kebudayaan manusia memiliki pengetahuan dan praktek perawatan tradisional serta
praktik professional yang bersifat budaya dan individual.

- Praktek perawatan keyakinan dan nilai budaya dipengaruhi oleh dan cenderung tertanam
dalam pandangan dunia, bahasa, filosofi, agama, kekeluargaan, sosial, politik, pendidikan,
ekonomi, teknologi, etnohistory, dan lingkungan kebudayaan.

- Keuntungan, kesehatan dan kepuasan terhadap budaya perawatan mempengaruhi kesehatan


dan kesejahteraan individu, keluarga, kelompok, komunitas di dalam lingkungannya. -
Kebudayaan dan keperawatan yang konggruen dapat terwujud apabila pola-pola, ekspresi dan
nilai-nilai perawatan digunakan secara tepat, aman dan bermakna. Perbedaan dan persamaan
perawatan cultural tetap berada diantara masyarakat tradisioal dan professional pada setiap
kebudayaan manusia.

- Konflik cultural, beban praktek kebudayaan, stress kultural merefleksikan kurangnya


pengetahuan perawatan kultural untuk memberikan perawatan, rasa aman, tangung jawab yang
koggruen dengan kebudayaan.

- Metode penelitian kualitatif ethnonursing memberikan intepretasi dan temuan yang penting
mengenai pemberian asuhan keperawatan dengan kebudayaan komplek yang berbeda.

2.4.3 Esensi keperawatan dan kesehatan

- Perbedaan-perbedaan interkultural terhadap keyakinan kepetrawatan, nilai dan praktek akan


merefleksikan perbedaan kemampuan identifikasi dan praktek asuhan keperawatan yang
bersifat umum.

- Kebudayaan yang memiliki nilai iindividualisme yang tinggi dengan model independen akan
menunjukan tanda-tanda dari nilai dan praktek keperawatan diri, dimana kebudayaan yang
tidak memiliki nilai individualisme dan independen akan menunjukan tanda terbatas dan praktek
keperawatan diri.
- Jika terdapat hubungan yang erat antara praktek dan keyakinan pemberi dan penerima
pelayanan praktek keperawatan , hasil yang diperoleh klien akan dapat ditingkatkan dan lebih
memuaskan .

- Klien dari kebudayaan yang berbeda dapat mengidentifikasi nilai caring dan non caring
mereka serta keyakinan terhadap ethnonursing.

- Perbedaan utama antara nilai perawatan tradisional dengan perawatan profesional,


merupakan tanda dari konflik budaya antara pemberi pelayanan kesehatan profesional dan
klien.

- Praktek dan tindakan caring yang diterapkan dengan menggunakan teknologi berbeda secara
kultural dan memiliki perbedaan terhadap hasil dalam pencapaian kesehatan dan kesejahteraan
klien.

- Tanda terpenting dari ketergantungan perawat terhadap teknologi merupakan tanda dari
depersonalisasi asuhan keperawatn humanistik pada klien.

- Bentuk simbolis dan fungsi ritual dari praktek dan perilaku asuhan keperawatan memiliki hasil
dan makna berbeda dalam kebudayaan yang berbeda.

- Politik, agama, ekonomi, hubungan kekeluargaan, nilai budaya dan lingkungan memberikan
pengaruh yang besar terhadap praktek budaya untuk mencapai kesejahteraan individu,
keluarga dan kelompok.

2.4.4 Konsep kebudayaan menurut Leininger

- Kebudayaan yang mempersepsikan penyakit ke dalam bentuk pengalaman tubuh internal dan
bersifat personal (contohnya yang disebabkan oleh kondisi fisik, genetic,stress dalam tubuh)
lebih cenderung menggunakan teknik dan metode keperawatan diri secara fisik dari pada
melakukan perawatan berdasarkan budaya yang memandang penyakit sebagai suatu
keyakinan kultural dan ekstra personal serta pengalaman budaya secara langsung.

- Budaya sangat menekankan proses, prilaku dan nilai perawatan (caring), memegang peranan
yang lebih cenderung dilakukan wanita daripada pria.

- Kebudayaan yang menekankan pada prilaku dan proses pengobatan (caring) cenderung
dilaksanakan oleh pria daripada wanita.

- Klien (masyarakat umum / tradisional) yang membutuhkan pelayanan keperawatan (caring),


pertama sekali cenderung untuk mencari bantuan dari pihak keluarga maupun relasinya dalam
mengatasi masalahnya, baru kemudian mencari pemberi pelayanan kesehatan professional
apabila orang-orang terdekatnya tidak mampu memeberikan kondisi yang efektif, keadaan klien
semakin memburuk atau jika terjadi kematian.
- Kegiatan perawatan yang banyak dipraktekkan di masyarakat (ethno caring activities), yang
memiliki keuntungan terapeutik bagi klien dan keluarganya, kurang dipahami oleh kebanyakan
perawat professional di Werstern.

- Jika terdapat prilaku perawatan yang efektif dalam suatu kebudayaan maka kebutuhan
pengobatan dan pelayanan dari petugas professional akan berkurang.

- Perbedaan mendasar antara praktek keperawatan tradisional dan professional mengakibatkan


konflik budaya dan membebani praktek keperawatan.

- Perawatan transkultural akan mempersiapkan perawat untuk dapat menyusun asuhan


keperawatan pada setiap budaya yang berbeda, dan dapat menentukan hasil yang tepat sesuai
dengan kebudayaan klien tersebut.

- Keberhasilan dalam perawatan kesehatan akan sulit dicapai apabila pemberi pelayanan
tersebut tidak menggunakan pengetahuan dan praktek yang didasarkan atas keyakinan dan
nilai budaya klien.

2.4.5 The Sunrise Model ( Model matahari terbit)

Sunrise Model dari teori Leininger dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Matahari terbit sebagai lambang/ symbol perawatan. Suatu kekuatan untuk memulai pada
puncak dari model ini dengan pandangan dunia dan keistimewaan struktur sosial untuk
mempertimbangkan arah yang membuka pikiran yang mana ini dapat mempengaruhi
kesehatan dan perawatan atau menjadi dasar untuk menyelidiki berfokus pada keperawatan
profesional dan sistem perawatan kesehatan secara umum.

Anak panah berarti mempengaruhi tetapi tidak menjadi penyebab atau garis hubungan. Garis
putus-putus pada model ini mengindikasikan sistem terbuka. Model ini menggambarkan bahwa
tubuh manusia tidak terpisahkan/tidak dapat dipisahkan dari budaya mereka. Suatu hal yang
perlu diketahui bahwa masalah dan intervensi keperawatan tidak tampak pada teori dan model
ini.

Tujuan yang hendak dikemukakan oleh Leininger adalah agar seluruh terminologi tersebut
dapat diasosiasikan oleh perawatan profesional lainya. Intervensi keperawatan ini dipilih tanpa
menilai cara hidup klien atau nilai-nilai yang akan dipersepsikan sebagai suatu gangguan,
demikian juga masalah keperawatan tidak selalu sesuai dengan apa yang menjadi pandangan
klien. Model ini merupakan suatu alat yang produktif untuk memberikan panduan dalam
pengkajian dan perawatan yang sejalan dengan kebudayan serta penelitian ilmiah.

Leininger Sunrise Model merupakan pengembangan dari konseptual model asuhan


keperawatan transkultural. Terdapat 7 (tujuh) komponen dalam sunrise model tersebut, yaitu :

1. Faktor Teknologi ( Technological Factors ) Teknologi kesehatan adalah sarana yang


memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat penawaran untuk menyelesaikan
masalah dalam pelayanan kesehatan. Berkaitan dengan pemanfatan teknologi kesehatan,
maka perawat perlu mengkaji berupa persepsi individu tentang penggunaan dan pemanfaatan
teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini, alasan mencari kesehatan,
persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan.

2. Faktor keagamaan dan falsafah hidup ( Religous and Philosofical Factors) Agama adalah
suatu sistem simbol yang mengakibatkan pandangan dan motivasi yang realistis bagi para
pemeluknya. Agama memberikan motivasi kuat sekali untuk menempatkan kebenarannya di
atas segalanya bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang perlu dikaji perawat
seperti : agama yang dianut, kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan,
berikhtiar untuk sembuh tanpa mengenal putus asa, mempunyai konsep diri yang utuh.

3. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (Kinship and Social Factors) Faktor sosial dan
kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat : nama lengkap dan nama panggilan dalam
keluarga, umur atau tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan
keputusan dalam anggota keluarga, hubungan klien dengan kepala keluarga, kebiasaan yang
dilakukan rutin oleh keluarga.

4. Faktor nilai budaya dan gaya hidup (Cultural Values and Lifeways) Nilai adalah konsepsi-
konsepsi abstrak di dalam diri manusia mengenai apa yang dianggap baik dan buruk. Hal-hal
yang perlu dikaji berhubungan dengan nilai-nilai budaya dan gaya hidup adalah posisi dan
jabatan, bahasa yang digunakan, kebiasaan membersihkan diri, kebiasaan makan, makan
pantang berkaitan dengan kondisi sakit, sarana hiburan yang dimanfaatkan dan persepsi sakit
berkaitan dengan aktivitas sehari-hari.

5. Faktor peraturan dan kebijakan (Polithical and Legal Factor) Peraturan dan kebijakan yang
berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan
keperawatan transkultural. Misalnya peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam
berkunjung, jumlah anggota keluarga yang menunggu.

6. Faktor ekonomi ( Economical Faktor ) Klien yang dirawat dapat memanfaatkan sumber-
sumber material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Sumber ekonomi
yang ada pada umumnya dimanfaatkan klien antara lain asurannsi, biaya kantor, tabungan.
Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat antara lain seperti pekerjaan klien, sumber biaya
pengobatan.

7. Faktor pendidikan (Educational Factor) Latar belakang pendidikan individu adalah


pengalaman individu dalam menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi
pendidikan individu, maka keyakinannya harus didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional
dan dapat beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya. Perawat
perlu mengkaji latar belakang pendidikan meliputi tingkat pendidikan, jenis pendidikan, serta
kemampuan belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang
kembali.

Anda mungkin juga menyukai