Anda di halaman 1dari 3

Madeleine Leininger (lahir pada tanggal 13 Juli 1925 di Sutton, Nebraska, Amerika Serikat

dan meninggal di Omaha, Nebraska 10 Agustus 2012). Leininger adalah perintis teori
keperawatan, pertama kali diterbitkan pada tahun 1961. Kontribusinya untuk teori keperawatan
melibatkan diskusi tentang apa itu peduli. Terutama, ia mengembangkan konsep keperawatan
transkultural, membawa peran faktor budaya dalam praktek keperawatan ke dalam diskusi tentang
bagaimana terbaik hadir untuk mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan. Dr Madeleine
Leininger menempuh pendikan dan memegang gelar akademis berikut dengan judul Tahun 1945
mengambil program diploma di sekolah perawat St. Anthony, Denver CO dan menyelesaikanya
pada tahun 1948, Tahun 1950 menyelesaikan pendidikan di St. Scholastica College dan mendapat
gelar sarjana dalam ilmu biologi, ilmu filsafat dan humaniora dan BSN dari Benedictine College,
Atchison, KS.M., Tahun 1953 memperoleh MSc Keperawatan dari Catholic University America,
Washington, DC., tahun 1954-1960, menjadi professor keperawatan dan direktur program pasca
sarjana di Universitas Cincinnati., Tahun 1965, menjadi perawat pertama mendapat gelar Ph.D
Doctor of Philosophy (Antropologi budaya dan sosial), Tahun 1966, di tunjuk sebagai professor
keperawatan dan antropologi di University of Colorado, di mana untuk pertama kalinya perawatan
transkultural di perkenalakan di dunia keperawatan, Tahun 1969-1974, sebagai dekan,professor
keperawatan dan dosen antropologi di University Of Washington school of Nursing, tahun 1974-
1980, menjabat sebagai dekan dan professor Utah University dan membuka program pertama
untuk master dan doktoral transkultural keperawatan.
Tahun 1981, professor dan direktur pusat penelitian kesehatan di Wayne State University.
Saat berkarya di sini Madeleine Leininger mendapat beberapa penghargaan, antara lain :
Penghargaan bergengsi dari Presiden dalam keunggulan dalam mengajar, - The Board of
Governor’s Distinguished Faculty Award, Gershenson’s Research Fellowship Award. - Certified
Transcultural Nurse CTN - Perawat Transcultural Bersertifikat. - FRCNA - Fellow of the Royal
College of Nursing in Australia FRCNA.
Madeline Leininger adalah seorang antropolog perawat perintis. Menjabat dekan dari
University of Washington, Sekolah Keperawatan pada tahun 1969, dia tetap dalam posisi itu
sampai 1974. Janji nya mengikuti perjalanan ke New Guinea pada tahun 1960 yang membuka
matanya untuk kebutuhan perawat untuk memahami pasien dan latar belakang budaya mereka
dalam rangka untuk menyediakan perawatan. Dia dianggap oleh beberapa orang sebagai "Margaret
Mead keperawatan" dan diakui di seluruh dunia sebagai pendiri keperawatan transkultural, sebuah
program yang dia menciptakan di Sekolah pada tahun 1974. Menjadi professor dari sekitar 70
perguruan tinggi, dia telah menulis atau menyunting 27 buku dan menerbitkan lebih dari 220
artikel, sekarang bisa kita lihat sebagai arsip di Wayne State University digunakan juga sebagai
bahan penelitian. Memberikan lebih dari 850 kuliah umum di seluruh dunia dan telah
mengembangkan software sendiri untuk perawat. Bidang keahliannya adalah keperawatan
transkultural, perawatan manusia komparatif, teori perawatan budaya, budaya di bidang
keperawatan dan kesehatan, antropologi dan masa depan dunia keperawatan.
Tahun 1969, Leininger menjadi Dekan dan Guru Besar Perawat dan mengajar Antropologi
di Universitas Washington (Seatle). Tahun 1974, menjadi Dekan dan Guru Besar Perawat di
Fakultas Keperawatan dan asisten Guru Besar Antropologi di Universitas Utah (Salt Lake). Tahun
1981, direkrut Universitas Wayne State (Detroit) dan menjadi Guru Besar Perawat dan asisten
Guru Besar Antropologi dan menjadi Direktur Keperawatan Transcultural sampai dengan pension
tahun 1995. Tahun 1996, Universitas Madonna memberikan penghargaan kepadanya atas
dedikasinya dengan meresmikan Leininer Book Collection dan membuat ruangan Membaca
khusus untuk koleksi buku-bukunya yang terkenal dibidang keperawatan, ilmu social dan
kemanusiaan.
Madeline Leininger adalah pelopor keperawatan transkultural dan seorang pemimpin
dalam keperawatan transkultural serta teori asuhan keperawatan yang berfokus pada manusia. Ia
adalah perawat professional pertama yang meraih pendidikan doktor dalam ilmu antropologi sosial
dan budaya. Dia lahir di Sutton, Nebraska, dan memulai karir keperawatannya setelah tamat dari
program diploma di “St. Anthony’s School of Nursing” di Denver.
Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan oleh Dr. M. Leininger dikembangkan
dalam konteks keperawatan. Leininger mendefinsikan keperawatan transkultural sebagai bagian
utama dari keperawatan yang berfokus pada studi perbandingan dan analisa perbedaan budaya
serta bagian budaya di dunia dengan tetap menghargai nilai-nilai asuhan, pengalaman sehat sakit
dan juga kepercayaan yang dimiliki oleh masyarakat.
Transkultural Nursing adalah suatu area/wilayah keilmuwan budaya pada proses belajar
dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya
dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan
dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya
atau keutuhan budayakepada manusia.
Tujuan keperawatan Transkultural ialah penggunaan keperawatan transkultural adalah
untuk mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik
keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal. Kultur yang spesifik adalah kultur dengan
nilai-nilai norma spesifik yang tidak dimiliki oleh kelompok lain, seperti bahasa. Sedangkan kultur
yang universal adalah nilai atau norma yang diyakini dan dilakukan hampir oleh semua kultur
seperti budaya berolahraga membuat badan sehat, bugar; budaya minum teh dapat membuat tubuh
sehat.
Leininger beranggapan bahwa sangatlah penting memperhatikan keanekaragaman budaya
dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut diabaikan oleh
perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock. Cultural shock akan dialami oleh klien
pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya dan
kepercayaan. Hal ini dapat menyebabkan munculnya rasa ketidaknyamanan, ketidakberdayaan
dan beberapa mengalami disorientasi. Kebutaan budaya yang dialami oleh perawat ini akan
berakibat pada penurunan kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan.
Dalam melaksanakan praktik keperawatan yang bersifat humanis, perawat perlu
memahami landasan teori dan praktik keperawatan yang berdasarkan budaya. Budaya yang telah
menjadi kebiasaan tersebut diterapkan dalam asuhan keperawatan transkultural, melalui tiga
strategi intervensi yaitu mempertahankan, bernegosiasi dan merestrukturisasi budaya.
Konsep utama dan definisi teori Leininger:1) “Care” 2) ”Caring”, 3) “Culture”
4) “Culture Care” (Perawatan kultural) 5) “Cultural Care Diversity” (keragaman perawatan
kultural) 6) “Cultural care universality” (Kesatuan perawatan kultural) 7) Keperawatan
mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik dan profesi keilmuan serta disiplin 8) “World
View” (Pandangan dunia) 9) “Culture and Social Struktere Demensions” (Dimensi struktur
sosial dan budaya) 10) Lingkungan 11) “Enviromental Contect, Languange & Etnohistory” 12)
“Generic Care System” Sistem perawatan pada masyarakat tradisional 13) “Profesional Sistem”
perawatan profesional 14) Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan 15) “Culture Care
Preservation/maintenance” Mempertahankan perawatan kultural 16) “Culture Care
Acomodation/negotiation” tehnik negosiasi atau akomodasi perawatan kultural 17) Culture Care
Repattering/restructuring Restrukturisasi perawatan transkultural 18) Culturally Congruent Care
for Health Perawatan kultural yang konggruen
Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagai cara pandang,
keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya asuhan keperawatan yang sesuai
dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep sentral keperawatan yaitu : manusia, sehat,
lingkungan dan keperawatan. Model konseptual yang dikembangkan oleh Leininger dalam
menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari
terbit (sunrise model)

Anda mungkin juga menyukai